Anda di halaman 1dari 13

PENYUSUNAN ANGGARAN

Oleh:
Fitrotul Anisa (22)
Apa itu
Anggaran?

Anggaran adalah suatu rencana


yang disusun secara sistematis,
meliputi seluruh kegiatan
perusahaan, dinyatakan dalam
unit (kesatuan) moneter dan
berlaku untuk jangka waktu
(periode) tertentu yang akan
dating
UNSUR-UNSUR ANGGARAN

Rencana

Meliputi seluruh kegiatan perusahaan

Dinyatakan dalan unit (satuan) moneter

Jangka waktu tertentu yang akan datang.


KEGUANAAN ANGGARAN

Sebagai pedoman kerja

Sebagai alat
pengoordinasi kerja

Sebagai alat pengawasan


kerja/tolak ukur
FUNGSI ANGGARAN

PERENCANAAN KOORDINASI

ANGGARAN
SEBAGAI PENGAWASAN
PEDOMAN
KERJA
TIPE ANGGARAN
2. A Line-Item Budget
1. Ceiling Budget Tipe ini menggolongkan pengeluaran-
Tipe anggaran yang dipakai untuk pengeluaran berdasarkan jenis,
tujuan-tujuan pengawasan dinamakan digunakan untuk mengawasi jenis-
Ceiling Budget. jenis pengeluaran dan juga jumlah
totalnya

3. Performance and Program Budgets


Tipe ini berguna untuk menspesifikasi
aktivitas-aktivitas atau program-
program berdasarkan mana dana
digunakan, dan dengan cara demikian
membantu dalam evaluasinya.
ASAS ANGGARAN

1. Azas plafond 2. Azas pengeluaran 3. Azas tidak langsung


Bahwa anggaran berdasarkan mata Yaitu suatu ketentuan
anggaran Artinya bahwa bahwa setiap penerima
belanja yang diminta
anggaran pembelanjaan uang tidak boleh
tidak melebihi jumlah harus didasarkan atas digunakan secara
tertinggi yang telah mata anggaran yang langsung untuk sesuatu
ditentukan. telah ditetapkan. keperluan pengeluaran.
SIFAT ANGGARAN

Bertanggung Dapat
Fleksibilitas Terjamin
jawab dipercaya
Proses Penyusunan Anggaran
• Identifikasi dan Evaluasi Variabel Eksternal (trendwatching)
• Pengembangan Tujuan Umum Perusahaan
• Pengembangan Sasaran Khusus Bagi Perusahaan
• Pengembangan dan Evaluasi Strategi Perusahaan
• Instruksi Perencanaan Manajemen Eksekutif
• Persiapan dan Evaluasi Perencanaan Proyek
• Pengembangan dan Persetujuan Rencana Laba Strategis dan
Taktis
• Pelaksanaan Rencana Laba
• Penggunaan Laporan Kinerja Periodik
• Penggunaan Anggaran Biaya Fleksibel
• Penerapan Tindak Lanjut
Sistem Penerimaan Anggaran
• Seluruh penerimaan negara/daerah harus disetor ke
Rekening Kas Umum Negara/Daerah dan tidak
diperkenankan digunakan secara langsung oleh satuan
kerja yang melakukan pemungutan (Azas Bruto). Oleh
karena itu, penerimaan wajib disetor ke Rekening Kas
Umum selambat-lambatnya pada hari berikutnya.
Dalam rangka mempercepat penerimaan pendapatan,
Bendahara Umum Negara/Daerah (BUN/BUD) dapat
membuka rekening penerimaan pada bank. Bank yang
bersangkutan wajib menyetorkan penerimaan
pendapatan setiap sore hari ke Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.
PEMERIKSAAN PENYUSUNAN
ANGGARAN
• Pemeriksaan yang dilakukan BPK dapat berupa pemeriksaan keuangan (opini), pemeriksaan
kinerja (temuan, kesimpulan dan rekomendasi) dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu
(kesimpulan). Berkaitan dengan pertanggungjawaban keuangan negara, pemeriksaan BPK
dilakukan dalam rangka pemberian opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan pemerintah. Opini merupakan pernyataan profesional pemeriksa
mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah.
Adapun opini yang diberikan pemeriksa sebagai hasil pemeriksaan tersebut terdiri dari 4
(empat) jenis, yaitu:
• 1. Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), Opini wajar tanpa pengecualian,
menyatakan bahwa laporan keuangan pemerintah disajikan wajar secara material sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
• 2. Wajar dengan pengecualian (qualified opinion), Opini wajar dengan pengecualian,
menyatakan bahwa laporan keuangan pemerintah disajikan secara wajar dalam semua hal
yang material sesuai SAP, kecuali dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang
dikecualikan.
• 3. Tidak Wajar (adverse opinion), Opini tidak wajar, menyatakan bahwa laporan keuangan
pemerintah tidak disajikan secara wajar atas posisi keuangan sesuai dengan SAP.
• 4. Menolak Memberikan Pendapat atau Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer atau No
Opinion), Opini tidak menyatakan pendapat, menyatakan bahwa laporan keuangan
pemerintah tidak dapat diyakini wajar atau tidak dalam semua hal yang material sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
• https://andichairilfurqan.wordpress.com/tag/pelaksanaan-anggaran
PERTANGGUNGJAWABAN
PENYUSUN ANGGARAN
• Pemerintah wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBN/APBD,
baik dalam bentuk laporan keuangan (financial accountability) maupun
laporan kinerja (performance accountability). Pertanggungjawaban atas
pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan keuangan. Laporan keuangan
yang disampaikan ke DPR/DPRD adalah laporan keuangan yang telah
diperiksa oleh BPK. Laporan keuangan yang telah diaudit ini selambat-
lambatnya disampaikan kepada DPR/DPRD selambat-lambatnya 6 bulan
setelah tahun anggaran berakhir. Laporan keuangan tersebut setidak-
tidaknya terdiri dari :
• 1. Laporan Realisasi Anggaran,
• 2. Neraca,
• 3. Laporan Arus Kas, dan
• 4. Catatan atas Laporan Keuangan.
• Selain laporan keuangan tersebut, juga dilampirkan ikhtisar laporan
keuangan perusahaan negara/daerah dan satuan kerja lainnya yang
pengelolaanya diatur secara khusus, seperti: Badan Layanan Umum (BLU).

Anda mungkin juga menyukai