Anda di halaman 1dari 50

ASPEK HUKUM

REKAM MEDIS ELEKTRONIK


Poltekes Kemkes
Malang, 24 Maret 2018

BASIRUN, Amd.PK, SKM


NIP, 197812082006041003
KOMPUTERISASI
KEUNTUNGAN :
• EFISIENSI PENGISIAN DATA
• EFISIENSI PENYIMPANAN DATA
• PERCEPAT TRANSFER DATA
• DAPAT DIPAKAI SERENTAK

KELEMAHAN :
• RELATIF TERBUKA
• AWAL PELAKSAAN SULIT
UU PRATEK KEDOKTERAN
TAHUN 2004. Pasal 46 ayat (3)
• PENJELASAN:
– APABILA DALAM PENCATATAN REKAM
MEDIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI
INFORMASI ELEKTRONIK, KEWAJIBAN
MEMBUBUHI TANDATANGAN DAPAT
DIGANTI DENGAN MENGGUNAKAN
NOMOR IDENTITAS PRIBADI (PIN)
PERMENKES NO 269 TAHUN
2008 TENTANG REKAM MEDIS
BAB 2,
JENIS DAN ISI REKAM MEDIS
PASAL 2
1) Rekam Medis harus dibuat secara tertulis
lengkap dan jelas atau secara elektronik
2) Penyelenggaraan rekam medis dengan
menggunakan teknologi informasi elektronik
diatur lebih lanjut dengan peraturan
tersendiri
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN
2008
TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
Pasal 5
• 1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat
bukti hukum yang sah.
• 2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari
alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara
yang berlaku di Indonesia.
• 3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik dinyatakan sah apabila menggunakan
Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-• Undang ini.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11
TAHUN 2008
TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Pasal 6
• Dalam hal terdapat ketentuan lain selain
yang diatur dalam Pasal 5 ayat (4) yang
mensyaratkan bahwa suatu informasi harus
berbentuk tertulis atau asli, Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
dianggap sah sepanjang informasi yang
tercantum di dalamnya dapat diakses,
ditampilkan, dijamin keutuhannya, dan
dapat dipertanggungjawabkan sehingga
menerangkan suatu keadaan.
Pasal 11
(1)Tanda Tangan Elektronik memiliki kekuatan
hukum dan akibat hukum yang sah selama
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. data pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait
hanya kepada Penanda Tangan;
b. data pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada
saat proses penandatanganan elektronik hanya
berada dalam kuasa Penanda Tangan;
c. segala perubahan terhadap Tanda Tangan
Elektronik yang terjadi setelah waktu
penandatanganan dapat diketahui;
d. segala perubahan terhadap Informasi
Elektronik yang terkait dengan Tanda Tangan
Elektronik tersebut setelah waktu
penandatanganan dapat diketahui;
e. terdapat cara tertentu yang dipakai untuk
mengidentifikasi siapa Penandatangannya; dan
f. terdapat cara tertentu untuk menunjukkan
bahwa Penanda Tangan telah memberikan
persetujuan terhadap Informasi Elektronik yang
terkait.
Pasal 16
(1)Sepanjang tidak ditentukan lain oleh undang-
undang tersendiri, setiap Penyelenggara Sistem
Elektronik wajib mengoperasikan Sistem Elektronik
yang memenuhi persyaratan minimum sebagai
berikut:
a. dapat menampilkan kembali Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik secara utuh sesuai
dengan masa retensi yang ditetapkan dengan
Peraturan Perundangundangan;
b. dapat melindungi ketersediaan, keutuhan,
keotentikan, kerahasiaan, dan keteraksesan
Informasi Elektronik dalam Penyelenggaraan
Sistem Elektronik tersebut;
c. dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau
petunjuk dalam Penyelenggaraan Sistem
Elektronik tersebut;
d. dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk
yang diumumkan dengan bahasa, informasi,
atau simbol yang dapat dipahami oleh pihak
yang bersangkutan dengan Penyelenggaraan
Sistem Elektronik tersebut; dan
e. memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk
menjaga kebaruan, kejelasan, dan
kebertanggungjawaban prosedur atau petunjuk.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82
TAHUN 2013 TENTANG SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
PASAL 1

AYAT 1.Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat
AYAT 2. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS
adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan
engintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan
koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi
secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan.
AYAT 3. Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data,
informasi, indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan sumber daya manusia
yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan
Atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan
PASAL 2

Pengaturan SIMRS bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja,


serta akses dan pelayanan Rumah Sakit.

PASAL 3

AYAT (1) Setiap RumahSakit wajib menyelenggarakan SIMRS


AYAT(2) Penyelenggaraan SIMRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menggunakan aplikasi dengan kode sumber terbuka (open source) yang disediakan oleh
Kementerian Kesehatan atau menggunakan aplikasi yang dibuat oleh Rumah Sakit.
AYAT(3) Aplikasi penyelenggaraan SIMRS yang dibuat oleh Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), harus memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan oleh
Menteri.
PASAL 4

AYAT (1) Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan
SIMRS.
AYAT(2) Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SIMRS sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus mampu meningkatkandan mendukung proses pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit yang meliputi:
a. kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan efisiensi, kemudahan
pelaporan dalam pelaksanaan operasional;
b. kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan identifikasi masalah dan
kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan manajerial; dan
c. budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman sistem dan pengurangan
biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi.
PASAL 5

AYAT(1) SIMRS harus dapat diintegrasikan dengan program Pemerintah dan Pemerintah
Daerah serta merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan.
AYAT(2) Pengintegrasian dengan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk kemampuan
komunikasi data (interoperabilitas).
AYAT(3) SIMRS harus memiliki kemampuan komunikasi data (interoperabilitas) dengan:
a. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN);
b. Pelaporan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS);
c. Indonesia Case Base Group’s(INACBG’s);
d. aplikasi lain yang dikembangkan oleh Pemerintah; dan
e. sistem informasi manajemen fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
AYAT(4) Kemampuan komunikasi data (interoperabilitas) dengan Sistem Informasi dan
Manajemen Barang Milik Negara (SIMAK BMN) sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf a, paling sedikit mencakup pengkodean barang.
PASAL 6

AYAT(1) Arsitektur SIMRS paling sedikit terdiri atas:


a. kegiatan pelayanan utama (front office);
b. kegiatan administratif (back office); dan
c. komunikasi dan kolaborasi
AYAT(2) Selain arsitektur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Rumah Sakit dapat
mengembangkan SIMRS dengan menambahkan arsitektur pendukung yang
berupa Picture Archiver System (PACS), Sistem Manajemen Dokumen
(Document Management System), Sistem Antar Muka Peralatan Klinik, serta
Data Warehouse dan Bussines Intelegence.
PASAL 7

SIMRS yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit harus


memenuhi 3 (tiga) unsur yang meliputi keamanan secara
fisik, jaringan, dan sistem aplikasi.

PASAL 8
DENGAN KETENTUAN
• AUTHORIZED PERSONNEL (hak akses,
siapa yang berwenang, harus diatur
• SECURITY LEVEL (tingkat keamanan)
• ID CODE, PASSWORD
• Jejak, history)
• KOREKSI ? : ADDENDUM
• PRINT : LIMITED
• RELEASED : PATIENT APPROVAL
(persetujuan pasien)
• PEMUSNAHAN DATA SEIJIN DOKTER
BIASANYA MASIH DALAM
BENTUK PAPER

• CONSENT (signature
elektronik/memungkinkan)
• GRAFIK PEMANTAUAN TANDA VITAL
• GRAFIK TERAPI
• RESEP ( asuransi, pajak, dll)
• KUITANSI
Bentuk Data Dalam
Implmentasi Penerapan RME
• Terdapat 2 bentuk:
– Born digital data: diketik langsung dalam
bentuk digital, dapat diubah, dapat dijadikan
“data base”
– Scanned/image: digital format records:
aslinya paper, kemudian dijadikan digital-
format, tak dapat diubah. Dengan teknik
khusus dapat dibuat menjadi “data base”
PENERAPAN RME
DI RSJ Dr. RADJIMAN W.
LAWANG
MENU PENDAFTARAN (lanjutan)
MENU LIST DATA PASIEN
MENU KUNJUNGAN PASIEN
MENU LAPORAN REKAM MEDIS
TUGAS KELOMPOK

1. BAGAIMANA DENGAN LEGALITAS/ASPEK HUKUM


DENGAN REKAM MEDIS ELEKTRONIK?

2. APAKAH BOLEH MENGGUNAKAN REKAM MEDIS


SECARA ELEKTRONIK, KENAPA?

3. KALAU TIDAK BOLEH, KENAPA?

Anda mungkin juga menyukai