Anda di halaman 1dari 37

Abortus

Incomplete

Oleh:
dr. Af’idatul Mudzakir

Pembimbing:
dr. Ririen Indah P, Sp.OG
dr. Rachmad Juni T

RS GAMBIRAN KOTA KEDIRI


2019
Identitas Pasien

 Nama : Ny. B T
 Umur : 39 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Alamat : Wates
 Tanggal MRS : 05 Januari 2019
 Nomor RM : 402xxx
Keluhan Utama

keluar darah dari jalan lahir


Riwayat Penyakit Sekarang
2 HSMRS: seorang ibu G3P2002 uk 10-11 minggu mengeluh keluar flek-flek
dari jalan lahir, pusing (-), mual (-), demam (-), nyeri perut (-)
1 HSMRS: nyeri perut mulai dirasakan (nyeri seperti saat menstruasi) intensitas
nyeri ringan, keluar flek darah (+)
HMRS:
 05.45: nyeri perut bertambah, keluar darah segar dari jalan lahir, periksa ke
IGD, KRS dengan abortus iminens, diberikan obat penguat dan diminta
kontrol 1 minggu (plasminex 3x1tab, nairet 2x1/2tab, asam mefenamat 3x1)
 12.00: dikatakan keluar gumpalan agak putih + nyeri perut (+), tidak periksa
 16.00: dikatakan keluar gumpalan putih agak kemerahan
 20.15: periksa ke IGD, ku baik, nyeri perut (+), keluar darah pervaginam
Riwayat Obsteri
 HPMT : 28 Oktober 2018
 HPL : 4 Agustus 2019

 I : 17 tahun, Lahir aterm, persalinan normal, laki-laki,


BBL : 2700 gram
 II : 16 tahun, Lahir aterm, persalinan normal, laki-laki,
BBL : 2800 gram
 III : hamil ini  kehamilan yang diinginkan
Riwayat Kontrasepsi
 KB suntik ± 7 tahun
 9 tahun terakhir tidak KB

Riwayat Menstruasi
 Menarche : 13 tahun
 Siklus : 28 - 30 hari
 Durasi : 7 hari
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat keluhan serupa (-)
 Riwayat sakit saat hamil (-), minum jamu/obat/pijat (-)
 Riwayat operasi (-) dan keganasan (-)
 Riwayat alergi dan penyakit lain disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


 Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan serupa
 Riwayat keganasan dan infertilitas disangkal
 Riwayat DM, HT, jantung, asma dan alergi disangkal
Pemeriksaan Fisik (5 Januari 2019, 20.15)
STATUS GENERALISATA
 KU : CM, tampak sakit sedang
 Vital sign :
• TD : 110/60 mmHg
• N : 88 kali/menit
• R : 20 kali/menit
• S : 36,50C
• Skor nyeri : 6
 Kepala : CA (-), SI (-)
 Leher : lnn. tidak teraba
Pemeriksaan Fisik
 Cor :  Pulmo :
I : IC tak tampak di LMCS SIC V I : Ketinggalan gerak (-), simetris
P : IC teraba pada LMCS SIC V P : Fremitus taktil ka=ki
P : kesan kardiomegali (-) P : Sonor +/+
A : S1S2 reguler, murmur (-) A : Vesikuler +/+, rhonki -/-,
wheezing -/-

 Ekstremitas :
Edema (-)
akral hangat, nadi kuat, CRT <2dtk
Pemeriksaan Obstetri

Inspeksi = dinding perut sejajar dengan dinding dada,


tak tampak pembesaran
Auskultasi = peristaltik (+) normal
Palpasi = supel, nyeri tekan , TFU tak teraba
PD = VT Ø 1cm, teraba stolsel dikeluarkan
Pemeriksaan Penunjang
DARAH RUTIN Hasil Nilai Rujukan Satuan
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
HGB 14,3 11,0 – 14,7 g/dL
BUN 7 < 20 mg/dl
HCT 39,9 35,2 – 46,7 %
PLT 238.000 150.000 - 450.000 /uL Creat 0,6 0,5 – 1,2 mg/dl

WBC 9.060 4 - 10 x 103 /uL GDA 134 80 – 125 mg/dl


BT 3’ 30” 2 – 9,5 Menit
DIFF COUNT Hasil Nilai Rujukan Satuan
CT 15’ 00” 6 – 17 Menit
EO 0,9 0–7 %
HbsAg NEGATIF Negatif
BASO 0,6 0–1 %
Anti HIV Non reaktif Non reaktif
NEUT 83,1 40 – 74 %
LYMPH 10,9 19 – 48 %
MONO 4,5 3–9 %
Diagnosis Kerja

G3P2002 uk 10-11 minggu abortus incomplete


Terapi

 Inf. drip oxytocin:methergin = 2:1 amp


 Inj. Anbacym 3 x 1 gram
 Pro curetage 7/1/19
 Observasi TTV dan keluhan
Follow-Up
Tanggal Perjalanan penyakit Terapi
6/1/2019 Inf. drip oxytocin:methergin
=
2
S : masih keluar darah sedikit dari jalan lahir, pusing (-), nyeri :
perut (+) 1
O : KU: cukup, CM, TD: 100/70 mmHg, HR: 86 kpm, RR: 18 a
kpm, t: 36,5 °C, skor nyeri 3, darah pervag (+) sedikit m
A : G3P2002 uk 10-11 minggu abortus incomplete p
Inj. Anbacym 3 x 1 gram
Pro curetage 7/1/19
Follow-Up
Tanggal Perjalanan penyakit Terapi
8/1/2019 S : masih keluar darah sedikit dari jalan lahir, pusing (-), nyeri KRS
perut (-) PO: Cefadroxyl 2x500mg
O : KU: baik, CM, TD: 110/70 mmHg, HR: 88 kpm, RR: 18 Asam mefenamat 3x500mg
kpm, t: 36,5 °C, skor nyeri 2, CA (-/-), lochea (+) sedikit Methergin 3x1tab
A : P2012 post curetage H-1 a/i abortus incomplete
Tinjauan Pustaka

Abortus
Epidemiologi

– Insidensi abortus spontan adalah 15-20%.


– Risiko keguguran meningkat pada ibu dengan riwayat
keguguran sebelumya, mencapai 40% setelah tiga
kali keguguran berturut-turut dengan prognosis yang
bertambah buruk sesuai meningkatnya usia ibu.
Patofisiologi

– Lebih dari separuhnya disebabkan oleh anomali


kromosom.
– Keguguran dini disertai perdarahan ke dalam desidua
basalis dan nekrosis jaringan sekitar, sehingga ovum
terlepas dan merangsang kontraksi uterus yang
menyebabkan ekspulsi.
Faktor Predisposisi
Diagnosis

– Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah banyak


– Perut nyeri dan kaku
– Pengeluaran sebagian produk konsepsi
– Serviks dapat tertutup maupun terbuka
– Ukuran uterus lebih kecil dari yang seharusnya
Tata Laksana Umum
Nilai keadaan umum ibu (vital sign)
 Evaluasi tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi,
tekanan sistolik <90mmHg).
–Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok.
–Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan
kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi
mengenai kondisi ibu karena kondisinya dapat memburuk
dengan cepat.
Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan
emosional dan konseling kontrasepsi pasca keguguran.
Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus.
Abortus Imminens
Penanganan :
• Pertahankan kehamilan.
• Tidak perlu pengobatan khusus
• Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual.
• Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada pemeriksaan
antenatal termasuk pemantauan kadar Hb dan USG panggul serial setiap 4
minggu. Lakukan penilaian ulang bila perdarahan terjadi lagi.
• Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG. Nilai
kemungkinan adanya penyebab lain

Rawat inap :
• Untuk menunjang bedrest
• Observasi jika berlanjutmenjadi Ab insipiens, inkomplit, atau komplit.
Abortus Insipiens
Lakukan konseling untuk menjelaskan kemungkinan risiko dan
rasa tidak nyaman selama tindakan evakuasi.

UK < 16 mg :
• Evakuasi konsepsi dg aspirasi vakum manual
• Jk tdk bisa : ergometrin 0,2 mg IM (dpt diulang tiap 15 menit jk perlu)
• Atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang tiap 4 jam jk perlu)
• Rencanakan evakuasi segera
UK ≥ 16 mg :
• Tunggu ekspulsi spontan  evakuasi sisa konsepsi
• Jk perlu, berikan oksitosin 40 IU dalam 1000cc NaCl 0,9% atau RL 40
tpm untuk mempercepat ekspulsi
Abortus Inkomplit
Abortus Komplit

 Tidak perlu evakuasi jaringan


 Observasi KU, VS, dan perdarahan
 Cek Hb post abortus  anemia ringan  SF 600 mg/hari selama 2 minggu
 Jika anemia berat (<7 gr/dl)  transfusi darah sampai Hb mencapai 10 mg/dl
 Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu
Missed abortion
Abortus rekuren/habituasi

Abortus spontan berturut-turut selama tiga kali atau lebih


Penyebab : paling banyak karena anomali kromosom
Abortus Septik
>> komplikasi pada abortus kriminalis
Tanda dan gejala :
• Demam
• Sekret vagina berbau
• AL > 11 rb atau < 4 rb
• Dapat terjadi syok septik
metritis, parametritis, hingga peritonitis
Penyebab : bakteri anaerob (>>), H. influenzae,
Campylobacter jejuni, streptokokus grup A
Abortus Septik

Terapi: evakuasi segera produk konsepsi, spektrum luas


parenteral, tangani syok jika terjadi.
Bila terdapat tanda-tanda abortus septik maka berikan
kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam untuk 48 jam:
– Ampicillin 2g IV/IM kemudian 1g diberikan setiap 6 jam
– Gentamicin 5mg/kgBB IV setiap 24 jam
– Metronidazol 500mg IV setiap 8 jam
Tatalaksana Pasca Evakuasi
•Lakukan evaluasi tanda vital pasca tindakan setiap 30 menit
selama 2 jam. Bila kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat.
•Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan
untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium.
•Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut
abdomen, dan produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa
kadar hemoglobin setelah 24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan
kadar Hb>8g/dl, ibu diperbolehkan pulang.
Daftar Pustaka
Cunningham FG, Lenevo KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. 23rded.
NewYork: McGraw-Hill Medical; 2010.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu
di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. 1sted. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Green Top Guideline No.17
The Investigation and Treatment of Couples with Recurrent First-trimester
and Second-trimester Miscarriage. 3rded. London: Royal College of
Obstetricians and Gynaecologists; 2011.
The International Federation of Gynecology and Obstetrics. Misoprostol
Recommended Dosages; 2012. Available from:
http://ta.mui.ac.ir/images/stories/MAMAEE/misoprostol_poster_2.pdf
TERIMA KASIH
Mohon Asupannya
Kontrasepsi Post Abortus
AKDR Pasca Keguguran
• Kesuburan dapat kembali kira-kira 14 hari setelah keguguran.
• Untuk mencegah kehamilan, AKDR umumnya dapat dipasang
secara aman setelah aborsi spontan atau diinduksi.
• Kontraindikasi pemasangan AKDR pasca keguguran antara lain
infeksi pelvik, abortus septik, atau komplikasi serius lain dari
abortus.
• Teknik pemasangan AKDR masa interval digunakan untuk
abortus trimester pertama.
• Jika abortus terjadi di atas usia kehamilan 16 minggu,
pemasangan AKDR harus dilakukan oleh tenaga yang mendapat
pelatihan khusus.

Anda mungkin juga menyukai