MLLJ
MLLJ
Perang Dunia 2
Terdapat bukti nyata bahwa penggunaan peralatan
yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia
untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak
dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang.
KONSEP ERGONOMI
Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan
efektifitas dan efisiensi kerja serta peningkatan
Ergonomi memfokuskan diri pada
nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan
keselamatan kerja, pengurangan rasa lelah dan manusia dan interaksinya dengan
sebagainya. produk, peralatan, fasilitas, prosedur
dan lingkungan dimana sehari-hari
manusia hidup dan bekerja.
Tujuan Fokus
Pendekatan
Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi
mengenai keterbatasan-keterbatasan manusia,
kemampuan, karakteristik tingkah laku dan
motivasi untuk merancang prosedur dan
lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut (Mc Coinick 1993) yang dikutip dalam Sucipto (2014)
sehari-hari.
TUJUAN ERGONOMI
1 2 3
Biaya
Stress akibat
pengobatan
kerja berkurang
berkurang
Rasa aman
Kepuasan kerja
bebas dari
meningkat
cedera
RUANG LINGKUP ERGONOMI
Fisik (Aktivitas Anatomi tubuh (otot
Teknik Pengalaman psikis
fisik,Postur kerja) dan sendi)
Kognitif (Mental,
Fisiologi (Suhu,
Sosiologi Desain ingatan, persepsi,
Oksigen up take)
reaksi)
Prinsip
Menempatkan peralatan agar selalu berada
dalam jangkauan. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi Melakukan gerakan, olah raga, dan
tubuh peregangan saat bekerja
Membuat agar display dan contoh mudah
Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan dimengerti
• Pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis.
Treatment
Beban Kerja
Beban kerja harus dianalisa agar sesuai dengan kemampuan dari pekerja itu sendiri.
Analisis Beban Kerja ini banyak digunakan diantaranya dapat digunakan dalam penentuan kebutuhan
pekerja (man power planning), analisis ergonomi, analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
hingga ke perencanaan penggajian, dan sebagainya.
Pengambilan keputusan
Merupakan suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan
suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia.
Dihubungkan dengan ergonomi kognitif, pekerja akan berpikir terlebih dahulu untuk melakukan suatu
pekerjaan.
Dalam mengambil suatu keputusan untuk menerima pekerjaan atau beban kerja, pekerja akan
menimbang untung dan ruginya, begitu juga dengan perusahaan.
ERGONOMI ORGANISASI
Dalam ergonomi ini bisa dilihat mengenai komunikasi di dalam lingkungan pekerjaan,
perancangan waktu kerja, organisasi diperusahaan yang membuat pekerja merasa
nyaman dalam bekerja.
ERGONOMI LINGKUNGAN
Ergonomi lingkungan : berkaitan dengan pencahayaan, udara ruangan, kebisingan, dan getaran.
Pencahayaan
• Kadar cahaya
• Distribusi Cahaya
• Sinar yang Menyilaukan
• Jangan ada sumber cahaya pada bidang visual dari operator.
• Sumber sinar yang tidak tersaring jangan dipakai di ruang kerja
• Penyaringan harus sedemikian rupa sehingga rata-rata terangnya tidak melebihi 0.3 Sb (umum) dan 0.2
Sb (ruang kerja)
Udara ruangan
• Suhu
• Debu
• Desain ruang kerja
CONTOH KASUS ERGONOMI
Terdapat beberapa kasus dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Kasus-kasus tersebut antara lain:
a) Dalam pengukuran performansi atlet, pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki
efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atu duduk.
b) Pengukuran variabilitas kerja. Contohnya: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau operator komputer.
c) Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan er
gonomis dalam memerlukan interaksi manusia.
d) Kasus bekerja sambil duduk: Seorang pekerja yang setiap hari menggunakan komputer dalam bekerja dengan posisi yang tidak nyaman, maka sering
kali ia merasakan keluhan bahwa tubuhnya sering mengalami rasa sakit/nyeri, terutama pada bagian bahu, pergelangan tangan, dan pinggang.
e) Kasus manual material handling: Kuli panggul di pasar sering sekali mengalami penyakit herniadan juga low back pain akibat mengangkut beban di
luar recommended weighting limit (RWL).
f) Kasus information ergonomic atau kognitive ergonomic: Operator reaktor sulit untuk membedakan beraneka macam informasi yang disampaikan ole
h display terutama pada saat situasi darurat/emergency. Hal ini disebabkan karena informasi tersebut sulit dimengerti oleh operator tersebut. Kejadian
yang serupa sering juga dialami oleh pilot, dimana harus menghadapi banyak display pada waktu yang bersamaan.
CONTOH KASUS ERGONOMI
Kondisi berikut menunjukkan beberapa tanda-tanda suatu sistem kerja yang tidak ergonomik:
Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan
Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan
Pekerja sering melakukan kesalahan (human error)
Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang
Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja
Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang
Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok
Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup
Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan
Komitmen kerja yang rendah
Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan
bahkan keapatisan
MASALAH YANG TERJADI PADA KASUS TIDAK
ERGONOMI
Masalah terbesar yang dihadapi para pekerja setelah melakukan pekerjaannya adalah kelelahan
Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja
Sebab-sebab kelelahan yang utama adalah pekerjaan yang monoton, beban dan lama kerja terlalu berat,
lingkungan pekerjaan, sakit dan gizi yang buruk, dan kurangnya waktu istirahat (Nurmianto, 2003).
Dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli membedakan/membaginya
sebagai berikut :
a. Kelelahan fisik