1. Air laut dipompa oleh sea 2. Pada waktu proses di
water pump diolah menjadi air desalination plant tersebut terjadi tawar dengan proses penguapan. Karena adanya vakum desalination. uap tersebut tertarik ke atas lebih cepat dan menyentuh pipa–pipa diatasnya yang dialiri oleh air laut yang temperaturnya lebih dingin sehingga terjadilah kondensasi disebut air distilate. 3. Kemurnian air distilate belum 4. Air distilate tsb. dipompa 100% karena masih mengandung dengan distilate water pump unsur-unsur garam (NaCl) yang kemudian ditampung di raw water terbawa uap air dan masih terbawa tank. Di PLTU unit 1-2 ada 4 raw garam, sehingga air distilate akan water tank, tangki 1 dan 2 dipakai diproses lagi di water treatment untuk service water sedangkan plant. tangki 3 dan 4 ini yang akan dipakai untuk water treatment plant. 5. Air dari raw water tank 3 dan 4 6. Air dari make-up water tank dipompa oleh supply water pump dipompa oleh make-up water melewati pre filter kemudian ke transfer pump untuk ditampung di mix bed. Di dalam mix bed ini ada hotwell kondensor. resin anion dan kation, dimana anion mengikat ion-ion positif yang selanjutnya melewati resin kation, dimana kation mengikat ion negatif. Setelah proses di mix bed selanjutnya hasilnya (demin water) di tampung di make-up water tank. 7. Air kondensat dipompa oleh 8. Setelah itu air dialirkan ke condensate pump melalui SJAE deaerator untuk dipanaskan secara dan GSC menuju LP 1 heater langsung dengan uap pemanas dari (pemanas awal tekanan rendah) extraction steam 3 turbin. Di kemudian ke LP 2 heater untuk deaerator ini gas-gas O2 dipanaskan lagi. dihilangkan dengan menginjeksikan hydrazine pada saat start-up unit kemudian ditampung di deaerator storage tank. 9. Level deaerator dipertahankan 10. Air dari deaerator dipompa oleh Level Control (LC). Pada oleh BFP (Boiler Feed Pump) kondisi air kondensat dialirkan ke untuk dialirkan ke HP heater. deaerator maka LV-53 akan membuka dan FV-23 menutup, namun jika air di deaerator sudah penuh maka FV-23 untuk membuka sehingga aliran air dikembalikan lagi ke hotwell. 11. HP 4 heater (pemanas tekanan 12. Air masuk ke economizer tinggi) memanaskan air tsb. untuk pemanasan terakhir kemudian ke HP 5 heater sehingga dimaksudkan untuk menaikkan temperatur air pengisi mendekati efisiensi boiler. Di economizer, air temperatur air dalam boiler. dipanaskan dengan gas panas buang ruang bakar (furnace) yang keluar dari superheater I sebelum dibuang ke atmosfir melalui cerobong. 13. Untuk mengontrol kebutuhan 14. Pembakaran di boiler air boiler, drum dipasang Level dilakukan secara kontinyu di Control (LC) sebelum air pengisi dalam furnace dengan dengan alat masuk ke HP heater yaitu FV-20. pembakar (burner) menggunakan Untuk mengontrol kualitas air, bahan bakar dan udara dari luar. drum boiler dipasang saluran injeksi bahan kimia dan saluran pembuangan (blowdown). Injeksi phosphat berfungsi untuk menaikkan pH air di drum jika terjadi penurunan pH air akibat kebocoran di sisi kondensor. 15. FDF (Forced Draft Fan) 16. HSD digunakan sebagai bahan menghisap udara dari atmosfir dan bakar pembakaran awal. Sedangkan dialirkan ke steam coil air heater residu digunakan sebagai bahan (SCAH). SCAH memanasi udara bakar utama yang disimpan dalam dengan uap dari HP aux steam RO. storage tank. header boiler sampai temperatur mencapai 115◦C. Kemudian udara panas dialirkan ke air heater untuk dipanasi dengan gas buang dari furnace. Setelah udara dipanasi di air heater kemudian masuk kedalam windbox dan selanjutnya didistribusikan ke tiap-tiap burner untuk proses pembakaran. 17. Untuk kesempurnaan proses 18. Sebelum mengalirkan residu pembakaran, maka HSD yang dari RO. storage tank ke burner disemprotkan ke ruang bakar digunakan RO. preheater untuk diatomisasi (dikabutkan) dengan pemanasan awal kemudian menggunakan udara dari SAC dipompa dengan RO. transfer (Service Air Compressor). pump ke dalam RO. service tank. 19. Setelah itu residu dipompa 20. Sebagaimana pada HSD untuk dengan RO. pump dan dimasukkan kesempurnaan reaksi pembakaran, ke RO. heater untuk menurunkan maka residu diatomisasi dengan kekentalan residu agar dapat menggunakan uap dari HP disemprotkan ke ignition burner. auxiliary steam header boiler atau Pengaturan aliran residu ke extraction steam turbin secara ignition burner dengan katup mekanik pada burner. Jika beban pengatur (FV-26) dilakukan sudah tinggi maka atomisasi residu sebelum burner. menggunakan extraction steam dari turbin. 21. Uap dari drum boiler dengan 22. Apabila temperatur uap tekanan dan temperatur tertentu melebihi batas kerjanya, maka de dialirkan ke superheater I superheater spray (attemperator) (primary SH) dan ke superheater menyemprotkan air kondensat II (secondary SH), dan juga untuk menurunkan temperatur uap dialirkan ke outlet header yang sesuai dengan temperatur yang selanjutnya digunakan sebagai diijinkan (510◦ C) auxiliary steam. 23. Uap jenuh dari superheater 24. Uap tsb diatur oleh MSV dengan tekanan dan temperatur (Main Stop Valve) yang berfungsi tinggi mengalir melalui nozzle. sebagai katup penutup cepat jika Uap dengan tekanan 88 kg/cm2 turbin trip atau katup pengisolasi dan temperatur 510◦ C ini yang turbin terhadap uap masuk. MSV akan mendorong sudu-sudu turbin bekerja dalam dua posisi, yaitu sehingga mengakibatkan poros menutup penuh atau membuka turbin berputar. penuh. 25. Turbin harus dapat beroperasi 26. Uap jenuh yang masuk ke dengan putaran yang konstan pada turbin akan menggerakkan sudu- beban yang berubah-ubah. Untuk sudu turbin sehingga poros turbin membuat agar putaran turbin ikut berputar. Generator yang selalu tetap digunakan control dikopel langsung dengan turbin valve (load limit) yang bertugas akan menghasilkan tegangan untuk mengatur aliran uap masuk listrik ketika turbin berputar. turbin sesuai dengan bebannya. Governor valve tidak dipakai sehingga full open (membuka penuh). 27. Uap ekstraksi (extraction 28. Uap yang telah menggerakkan steam) turbin dibagi menjadi 5. sudu-sudu turbin, tekanan dan Extraction steam 1 dialirkan ke HP temperaturnya turun hingga 5 heater, extraction steam 2 kondisinya menjadi uap basah. dialirkan ke HP 4 heater, Uap tersebut dialirkan ke dalam extraction steam 3 dialirkan ke kondensor yang dalam keadaan deaerator, extraction steam 4 vakum. Posisi kondensor dialirkan ke LP 2 heater, dan umumnya terletak di bawah turbin extraction steam 5 dialirkan ke LP sehingga memudahkan aliran uap 1 heater. Hal tersebut bertujuan masuk. untuk meningkatkan efisiensi unit (heat balance). 29. Proses kondensasi (perubahan 30. Air di hotwell ini dipompa oleh fase dari fase uap ke fase air) di condensate pump menuju kondensor terjadi dengan deaerator melalui SJAE (Steam mengalirkan air pendingin dari Jet Air Ejector) dan GSC, LP 1 cooling water pump ke dalam heater dan LP 2 heater. Starting pipa-pipa kondensor sehingga uap- Ejector berfungsi untuk menarik uap dari turbin yang berada di luar vakum kondensor pada saat awal pipa-pipa terkondensasi menjadi hingga vakum kondensor air kondensat dan ditampung di mencapai 650 mmHg, kemudian hotwell. vakum di condenser ini dipertahankan oleh SJAE. 31. Uap panas di SJAE yang berasal 32. GSSR (Gland Steam Seal dari HP auxiliary steam header boiler Regulator) bekerja untuk mengatur ini bertemu dengan air kondensat tekanan uap yang berasal dari HP sehingga mengalami kondensasi auxiliary steam header boiler untuk kemudian air kondensasi ini dialirkan perapat turbin sesuai setting yaitu kembali ke hotwell condensor. 0.08 kg/cm2, sehingga tekanan selalu konstan dan tidak terjadi kebocoran- kebocoran, yaitu pada sisi tekanan tinggi (HP) untuk mencegah uap dari turbin bocor keluar dan dari sisi tekanan rendah (LP) untuk mencegah udara luar masuk ke exhaust turbin karena vakum. 33. Uap perapat yang telah dipakai 34. Untuk sistem air pendingin, air turbin tadi ditarik oleh GSEB (Gland laut disaring melalui bar screen Steam Exhaust Blower) agar tidak untuk memisahkan air dari terjadi kondensasi di labirin-labirin sampah/kotoran laut, kemudian air turbin dan karena uap perapat tsb. laut diinjeksi dengan chlorine untuk menyentuh pipa-pipa yang dialiri air melemahkan biota laut agar tidak kondensat maka terjadilah berkembangbiak di dalam kondensor terkondensasi di GSC (Gland Steam sebelum air laut disaring lagi melalui Condenser) dan kondensasinya traveling screen untuk menyaring dialirkan ke hotwell. Sedangkan uap kotoran-kotoran yang lolos dari bar yang tidak terkondensasi di GSC screen sebelum dipompa oleh dihisap oleh GSEB di buang ke circulating water pump. atmosfer. 35. Saringan traveling screen 36. CWP (Circulating Water Pump) dibersihkan secara otomatis dengan akan mengalirkan air melalui kanal atau water spray yang dihasilkan oleh screen pipa-pipa besar yang dilapisi karet wash pump yang dikontrol oleh timer masuk ke kondensor untuk proses tiap 4 jam selama 25-40 menit kondensasi, selain itu juga dilairkan ke beroperasi atau perbedaan tinggi CWHE (Cooling Water Heat permukaan air sebelum dan sesudah Exchanger) untuk mendinginkan air saringan. tawar sebagai cooling water. Air tawar dari CWHE ini dipompa oleh cooling water pump untuk digunakan sebagai pendingin auxiliary machines seperti condensate pump, boiler feed pump, circulating water pump, air heater, forced draft fan, service air compressor, instrument air compressor, lube oil cooler, dan H2 gas generator cooler. 37. Proses konversi energi di dalam 38. Untuk menjaga agar tegangan generator adalah dengan memutar keluaran generator stabil, maka medan magnet di dalam kumparan. diperlukan AVR (Automatic Voltage Rotor generator sebagai medan Range) untuk mengontrol tegangan magnet menginduksi kumparan yang keluar generator selalu tetap dipasang pada stator sehingga timbul walaupun beban berubah-ubah tegangan diantara kedua ujung sekaligus menjaga mesin berada kumparan generator. Untuk membuat dalam sinkronisme. rotor agar menjadi medan magnet, maka dialirkan arus DC ke kumparan rotor. Sistem pemberian arus DC kepada rotor agar menjadi magnet ini disebut eksitasi. 39. Untuk menyalurkan energi 40. PLTU tidak dapat dijalankan listrik yang dihasilkan dari (start) atau shutdown tanpa adanya generator, maka generator harus pasokan dari luar. Dalam kondisi dihubungkan ke sistem jaringan operasi normal, suplai listrik untuk (transmisi) yang disebut kebutuhan alat-alat bantu sinkronisasi. (auxiliary common) diambil dari starting transformer. 41. Kebutuhan listrik untuk start disuplai dari luar (ke jaringan sistem) melalui main transformer, sedangkan kebutuhan listrik untuk operasi normal (pemakaian sendiri) disuplai dari generator melalui auxiliary transformer.