Anda di halaman 1dari 17

Penyelenggaraan

Kesehatan Haji
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

UU 13 Tahun 2008
BAB III tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji BAB VIII
Pasal 6 Pasal 31
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
UU 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
BAB VI
Pasal 47

Upaya Kesehatan diselenggarakan dalam


bentuk kegiatan dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang dilaksanakan secara
terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan
Tujuan penyelenggaraan kesehatan haji

a. Mencapai kondisi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji;


b. Mengendalikan faktor risiko kesehatan haji;
c. Menjaga agar Jemaah Haji dalam kondisi sehat selama di Indonesia,
selama perjalanan, dan Arab Saudi;
d. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa
keluar dan/atau masuk oleh Jemaah Haji; dan
e. Memaksimalkan peran serta masyarakat dalam Penyelenggaraan
Kesehatan Haji.
Penyelenggaraan Kesehatan Haji
1. Pembinaan kesehatan :
Upaya Kesehatan Dalam Bentuk Promotif Dan Preventif, Dilakukan
Kepada Perorangan Atau Kelompok Jemaah Haji Pada Seluruh Tahap
Penyelenggaraan Ibadah Haji.

2. Pelayanan Kesehatan:
Upaya kesehatan dalam bentuk kuratif dan rehabilitatif, dilakukan
kepada Jemaah Haji pada seluruh tahap penyelenggaraan ibadah haji .

3. Perlindungan Kesehatan :
Upaya kesehatan dalam bentuk tanggap cepat dan perlindungan
spesifik untuk melindungi keselamatan Jemaah Haji pada seluruh
tahapan penyelenggaraan ibadah haji.
Masa persiapan di Indonesia Masa Operasional
Petugas Kesehatan Tim Promotif
Kab/Kota, PPIH Embarkasi Preventif (TPP)
Petugas Kesehatan Tim Gerak Cepat (TGC)
Petugas Kesehatan bidang
Puskesmas dan RS Tim Kuratif
RS dan Puskesmas Kesehatan Rehabilitatif (TKR)
Nomor

SELAMA PENERBANGAN
PENDAFTARAN

porsi Pembinaan Pembinaan


Kesehatan Kesehatan

SAUDI ARABIA

SURVEILANS
DEBARKASI
Pemeriksaan masa tunggu Pemeriksaan masa Pemeriksaa
Kesehatan keberangkatan n Kesehatan
Kesehatan
Tahap I Tahap II Tahap III

PENETAPAN ISTITHAAH
Status: KESEHATAN Status Kesehatan:
1. Memenuhi syarat
1. Risiko tinggi 1. Laik terbang
2. Memenuhi syarat dg
(Risti) Pendampingan 2. Tidak laik
2. Non Risti 3. Tidak memenuhi syarat terbang
sementara
4. Tidak memenuhi syarat
SISKOHATKES

JKN JKN
TIM PROMOTIF PREVENTIF (TPP)

a. TPP terdiri dari dokter, perawat, farmasi, sanitasi,


surveilans dan tenaga pendukung kesehatan.
b. Berbasis di KKHI.
c. Secara Tupoksi Tim berada dibawah pimpinan Kasie
TPP.
d. Konsep Kerja  tim secara mobile pro aktif ke
jemaah di Madinah, Makkah dan Armina.
e. Jenis layanan: deteksi dini, promosi kesehatan,
perlindungan jemaah, pelaporan.
TIM KURATIF REHABILITATIF (TKR)

a. Tim Kuratif dan Rehabilitatif sebagai pemberi pelayanan


kesehatan kuratif rehabilitatif di KKHI.
b. Terdiri dari dokter, perawat, farmasi, tenaga kesehatan lain
dan tenaga pendukung kesehatan.
c. Tersebar di 2 Daerah kerja : Madinah, Makkah, dan Masa
kerja saat Arafah, Musdalifah Dan Mina (Armina).
d. Jenis layanan meliputi; rawat jalan, rawat inap, rawat inap
intensif, rujukan RSAS, evakuasi dan safari wukuf jemaah
sakit, visitasi RSAS dan kloter, kefarmasian, penunjang
medis, pelaporan.
TIM GERAK CEPAT (TGC)

a. TGC terdiri dari dokter, perawat, farmasi, dan tenaga


pendukung kesehatan.
b. Berbasis di Sektor saat di Makkah dan Madinah, di Pos
Kesehatan Arafah Mina dan jalur Jamarot saat Armina.
c. Secara Tupoksi Tim berada dibawah pimpinan Kasie TGC.
d. Konsep Kerja  Mendekatkan askes layanan,
mempercepat respon emergensi.
e. Jenis layanan: visitasi, emergensi respon, penanganan
dini, triase, rujukan, pelaporan dan komunikasi.
Jemaah Haji Risiko Tinggi (Risti) Kesehatan
(Hasil Pemeriksaan Kesehatan Tahap 1)

2016 2017
RISTI : 104.030 RISTI : 128.666
(67%) (63,4%)
ISTITHAAH KESEHATAN HAJI BERDASARKAN KATEGORI
(Hasil Pemeriksaan Kesehatan Tahap 2)

2017

Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi


Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi
Istithaah dengan Syarat Istithaah untuk
Istithaah Syarat Istithaah
Pendampingan Sementara

70,61% 29,01% 0,30% 0,08%

2016

Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi


Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi
Istithaah dengan Syarat Istithaah untuk
Istithaah Syarat Istithaah
Pendampingan Sementara

71,45% 28,5% 0,03 % 0,006 %


Peran Pelatih/Fasilitator
a. Menciptakan petugas
1. Yang mempunyai nilai nilai (SHAR’I)
2. Berjiwa melayani, tidak mengeluh
3. Beradaptasi terhadap situasi dan kondisi di Arab Saudi
4. Taat atau patuh pada komando
5. Kerja sama dan siap dimobilisasi
6. Waspada terhadap kondisi kesehatan jemaah haji
7. Mampu mengerjakan tugas tugas lain
8. Siap dimobilisasi sesuai kebutuhan operasional
b. Update terhadap kebijakan penyelenggaraan kesehatan haji
c. Tidak bercerita pengalaman pengalaman masa lalu.
Pasca Pelatihan
Petugas
1. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota dan
Puskesmas.
2. Masuk kedalam Sistem Informasi Haji Terpadu Kesehatan
(SISKOHATKES).
3. Aktif melakukan pembinaan kesehatan jemaah haji di wilayahnya.
Kebijakan untuk dikoordinasikan

1. Istithaah dijadikan syarat pelunasan BPIH sesuai SE Dirjen PHU


Nomor 4001 Tahun 2018.
2. Kartu Kesehatan Haji digunakan diseluruh embarkasi (Penguatan
Siskohatkes, BKJH tidak dicetak lagi).
3. Gelang Risti hanya memiliki satu warna.
4. Penguatan kerjasama Kemitraan dengan Organisasi Profesi dan
Universitas.
5. Percepatan Rekruitmen PKHI.
PESERTA LATIH CALON TKHI
TAHUN 1439 H/ 2018 M
Health awareness ambassador 2016 Health awareness ambassador 2017

Anda mungkin juga menyukai