Anda di halaman 1dari 29

ACUTE CORONARY SYNDROME

( Sindrom Koroner Akut )

Adillafitra Evand, S.Ked


Masyitah, S.Ked

Pembimbing:
dr. Illum Anam, Sp.PD, KGEH
Definisi Sindrom Koroner Akut

Sekumpulan gejala klinis yang


biasanya disebabkan oleh trombosis
/ aterosklerotik pada pembuluh
koroner menyebabkan sumbatan
sebagian atau seluruh lumen
pembuluh tersebut sehingga
menyebabkan ketidak seimbangan
antara kebutuhan oksigen
miokardium dan aliran darah.
Penyebab Sindrom Koroner Akut
1. Plak aterosklerotik dan •Faktor risiko
vasospasme arteri koroner Male
2. Alternatif penyebab Diabetes mellitus (DM)
lainnya: Merokok sejarah
• Ventrikel hipertrofi karena Hipertensi
hipertensi, penyakit katup, Peningkatan usia
atau cardiomyopathy Hiperkolesterolemia
• Oklusi emboli dari arteri Hiperlipidemia
koroner Cerebro vaskular Accident
• Hipoksia, seperti dalam (CVA) Pasien-pasien ini
keracunan karbon monoksida
merupakan 7,5% dari pasien
atau gangguan paru akut
• Kokain dan amfetamin, yang dengan ACS dan memiliki fitur
meningkatkan permintaan berisiko tinggi.
oksigen miokard dan dapat Warisan gangguan metabolisme
menyebabkan vasospasme Menggunakan
koroner Methamphetamine
• Anemia berat yang Mendasari Pekerjaan stres
penyakit arteri koroner, Penyakit jaringan ikat
• Peradangan arteri epicardial
• Diseksi arteri koroner
Klasifikasi

Infark miokard Infark miokard


Angina pektoris
dengan elevasi dengan non
tidak stabil
segmen ST elevasi segmen
(UAP)
(STEMI) ST (NSTEMI)
DETERMINAN STEMI NSTEMI
Infark miokard dengan elevasi segmen Infark miokard non ST elevasi
Definisi
ST (STEMI) yang ditegakkan (NSTEMI) yang ditegakkan
berdasarkan keluhan angina pektoris berdasarkan keluhan angina tipikal
akut yang dapat disertai elevasi yang dapat disertai dengan perubahan
segmen ST yang persisten di dua EKG spesifik, dengan atau tanpa
sadapan yang bersebelahan. peningkatan marka jantung.
 Angina tipikal  Angina tipikal yang persisten
Gejala Rasa tertekan/ berat daerah retrosternal,
selama > 20 menit
klinis menjalar kelengan kiri, leher, rahang, area
 Angina awitan baru (de novo)
interskapular, bahu/ epigastrium.
Dapat berlangsung intermitten/ beberapa  Angina stabil yang mengalami
menit atau persisten (>20 menit) destabilitas (angina progresif
 Angina atipikal atau kresendo); menjadi lebih
Nyeri didaerah penjalaran angina tipikal, sering, lebih lama, atau
rasa gangguan pencernaan (indigestion), menjadi makin berat
sesak napas yang tidak dapat diterangkan,
 Angina pascainfark-miokard:
atau rasa lamah mendadak sulit diuraikan
Sering dijumpai pada pasien muda (25-40 angina yang terjadi dalam 2
tahun) atau usia lanjut (> 75 tahun), wanita, minggu setelah infark
penderita diabetes, gagal ginjal menahun/ miokard
demensia.
DETERMINAN STEMI NSTEMI
Diagnosis Ditegakkan jika terdapat keluhan Ditegakkan jika terdapat keluhan
angina pektoris akut disertai angina pektoris akut TANPA
elevasi segmen ST yang elevasi segmen ST yang persisten
persisten di dua sadapan yang di dua sadapan yang
bersebelahan bersebelahan.

Elevasi segmen ST yang  Depresi segmen ST dan/ Inversi gelombang


EKG T; dapat disertai dengan elevasi segmen ST
persisten di dua sadapan yang yang tidak persisten (<20 menit)
berbeda  Gelombang T yang datar (inversi)
 Gelombang T pseudo-normalization
• Perubahan EKG pada
NSTEMI & UAP

• Perubahan EKG pada STEMI


DETERMINAN STEMI NSTEMI
LAB Peningkatan marka jantung, Peningkatan marka jantung,
seperti Troponin I/T atau seperti Troponin I/T atau CK-MB
CK-MB
• Tatalaksana Awal
1. Evaluasi dan penanganan awal pada pasien dengan nyeri dada
atau diduga suatu iskemia atau infark jantung
 Lakukan ABC, pemasangan monitor, siapkan alat resusitasi
& defibrilasi
 O2 , Nitrogliserin sublingual / spray, aspirin dosis awal (160 –
325mg), Morfin IV bila diperlukan
 EKG 12 Sandapan, bila ditemukan STEMI, persiapkan terapi
reperfusi.

2. Terapi Reperfusi segera, wajib pada STEMI dalam 12 jam


pertama setelah awitan nyeri dada.
 Terapi fibrinolitik
Streptokinase (1,5jt U/100mL D5% / NaCl 0,9% 30 – 60 menit. )
Alteplase (tPA) (15 mg IV bolus; 0,75mg/KgBB 30 menit,
0,6mg/KgBB 60menit)
 Intervensi Percutaneuous Coronary Intervention atau CABG
Langkah-Langkah Terapi Reperfusi
3. Tatalaksana awal NSTEMI dan UAP
• Terapi anti-iskemia
• Nitrogliserin sublingual 0,4mg tiap 5 menit
• Nitrogliserin IV dosis awal 5µg/menit - 20µg/menit
• ISDN IV 1mg/jam ditingkatkan tiap 3 – 5 menit →
10mg/jam
• Terapi nyeri dada
• Morfin IV 2 – 4 mg
• β- Blocker untuk mengurangi kebutuhan O2 jantung
(menurunkan laju jantung, kontraktilitas & tekanan
darah)
4. Inisiasi terapi antitrombotik
• Antiplatelet
• COX – 1 Inhibitor : aspirin dosis awal 162 – 325mg
PO, maintenance 75 – 162mg
• P2Y12 Inhibitor : clopidrogrel dosis awal 300 – 600
mg PO, maintenance 75mg/hari

• Antikoagulan
• Trombin Indirek Inhibitor : Heparin IV 60 – 70
U/KgBB , dilanjutkan infus 12 – 15 U/KgBB
Tatalaksana Jangka Panjang SKA

• Modifikasi gaya hidup


• Kontrol tekanan darah & penyakit penyerta (DM,
dislipidemia)
• Meneruskan medikamentosa
• Antiplatelet, sesuai indikasi pasien.
• β- Blocker
• ACE Inhibitor atau ARB
• Antagonis aldosteron
• Rehabilitasi & aktivitas fisik yang sesuai
Diagnosis Banding Nyeri Dada
Cardiovaskul Gangguan pada
Pulmonary Gastrointestinal dinding toraks
ar

Refluks Servical
Perikarditis Emboli paru gastrointestinal
esofageal radiculitis

Temponade
Infark paru Ulkus peptikum
jantung

Aritmia Abses paru

Pneumotoraks

Pleuritis
Komplikasi
 Gagal jantung
 Syok kardiogenik
 Udema paru akut
 Aritmia
 Perikarditis
 Emboli paru
 Komplikasi mekanik :
1. Ruptur korda
2. Ruptur septum ventrikel
3.Ruptur dinding bebas
Prognosis
 Ad Vitam

Kelas Killip Karakteristik Klinis Mortalitas 30 Hari (%)


I Tidak ada tanda kongesti 5,1
II Ronki basah kasar, distensi vena 13,6
jugularis, atau S3
III Edema paru 32,2
IV Syok kardiogenik 57,8
Prognosis (GRACE Score)
Prediktor Skor
Usia dalam tahun
< 40 0
40 – 49 18
50 – 59 36
60 – 69 55
70 – 79 73
≥80 91
Laju denyut jantung (x/menit)
< 70 0
70 – 89 7
90 – 109 13
110 – 149 23
150 – 199 36
≥ 200 46
Prognosis (GRACE Score)
Prediktor Skor Prediktor Skor
Tekanan darah Sistolik (mmHg) Kreatinin (µmol/L)
< 80 63 0 – 34 2
80 – 99 58 35 – 70 5
100 – 119 47 71 – 105 8
120 – 139 37 106 – 140 11
140 – 159 26 141 – 176 14
160 – 199 11 177 – 353 23
≥ 200 0 ≥ 354 31

 Resiko kematian menurut skor GRACE  Resiko kematian 6 Bulan keluar RS

 ≤ 108 : resiko rendah (<1%)  ≤ 88 : resiko rendah (<3%)

 109 – 140 : resiko menengah (1 – 3 %)  89 – 118: resiko menengah (3 – 8%)

 > 140 : resiko tinggi (>3 %)  >118 : resiko tinggi (>8%)


TINDAKAN INTERVENSI NON BEDAH
(PERCUTANIOUS CORONARY
INTERVENSION)
TINDAKAN INTERVENSI NON
BEDAH (PCI)
PERCUTANIOUS TRANSCORONARY
ANGIOPLASTY (PTCA)
PTCA+STENT (RING)
By-pass (CABG)

Anda mungkin juga menyukai