Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEM KONFLIK

DAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAGI PENGELOLA KEPERAWATAN

OLEH
SUMIATUN, ETN, SST, SPd
I. PENDAHULUAN

Konflik tidak bisa dihindari

Dapat menghambat produktivitas


kerja

Motivasi kerja menurun

Menguasai konsep
manajemen konflik
II. PENGERTIAN
Konflik : Perbedaan pandangan atau ide antara
seseorang dengan orang lain. (Gillies, 1989)

Konflik : Masalah internal dan eksternal yang


terjadi akibat dari perbedaan pendapat, nilai-nilai
atau keyakinan dari dua orang atau lebih (Marquis
dan Huston, 1998)

Masalah : Ketidak cocokan yang ada antara apa


yang sebenarnya dengan apa yang terjadi,ada
penyimpangan yang terjadi.(Baily dan Claus)

Masalah Suatu perubahan yang menimbulkan


penyimpangan dari standar atau yang dianggap
normal.
LANJUTAN….

Manajer harus punya 2 asumsi :


1. Konflik adalah suatu yang tidak dapat
dihindari dalam suatu organisasi.

2. Konflik jika dikelola dengan baik, maka akan


menghasilkan suatu kualitas produksi,
penyelesaian yang kreatif dan berdampak
terhadap peningkatan dan pengembangan
III. KATEGORI KONFLIK

Disediakan menjadi 3 jenis :


1. Intrapersonal
Konflik terjadi pada individu sendiri.

2. Interpersonal
Konflik terjadi antara dua orang atau lebih,
dimana nilai, tujuan, dan keyakinan berbeda.

3. Intergroup
Konflik terjadi antara dua orang atau lebih dari
kelompok orang, Departemen atau Organisasi.
IV. PROSES KONFLIK
1. Konflik Laten
Terjadi terus menerus
Contoh : Kondisi tentang keterbatasan staf.

2. Felt Konflik (konflik yang dirasakan)


Terjadi karena adanya yang dirasakan sebagai
ancaman, ketakutan, tidak percaya dan marah.

3. Konflik nampak / sengaja dimunculkan


Tujuan untuk mencari solusi.
LANJUTAN….

4. Resolusi Konflik
Penyelesaian masalah dengan cara memuaskan
semua orang yang terlibat dengan prinsip “Win
Win Solution”

5. Konflik Aftermath
Terjadi akibat dari tidak terselesaikannya
konflik pertama, akan bisa menjadi konflik
besar.
V. PENYEBAB
1. Interaksi dengan orang lain.
2. Tingginya saling ketergantungan antara tenaga
keperawatan dengan orang lain.
3. Perbedaan persepsi.
4. Uraian tugas tidak jelas.
5. Perbedaan atau masalah pribadi.
6. Keterbatasan SDM.
7. Persaingan.
8. Informasi yang tidak jelas.
9. Harapan yang tidak terwujud.
10. Hambatan komunikasi.
VI. DAMPAK
Dampak negatif dari konflik :
1. Hambatan dalam pencapaian tujuan (menolak
kerja sama, terjadi kompetensi tidak sehat,
mendominasi).
2. Dapat merusak kesatuan unit kerja.

Dampak positif dari konflik :


Menyelesaikan masalah dalam melakukan
perubahan-perubahan
VII. PERKEMBANGAN KONFLIK
Upaya mengontrol terjadinya konflik, pengelola
harus mengenal dengan baik tahap dan terjadinya
konflik. Konflik merupakan siklus yang mencakup :

1. Tahap awal
Konflik mulai mengembangkan rasa curiga atau
perasaan bersalah terhadap orang lain, tetapi
tidak jelas faktor atau tanda perbedaan
pandangan tersebut.

2. Tahap kedua
Rasa bermusuhan akan disampaikan secara
verbal atau melalui perilaku.
LANJUTAN…..
3. Tahap ketiga
Personal yang terlibat, mulai menarik diri atau
menghindar dari upaya penyelesaian konflik.

4. Tahap akhir
Terjadi konflik total dan rasa bermusuhan.
Dalam tindakan untuk menyelesaikan konflik
lebih efektif dilakukan pada tahap awal.
VIII. TIPE KONFLIK
1. Konflik Langsung
Disebabkan perbedaan pandangan, gangguan
hubungan interpersonal.

2. Konflik Tidak Langsung


Perbedaan antara individu dengan organisasi
(protap tidak sesuai / ekspresi tidak langsung /
sering tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan)
IX. PROSES PENYELESAIAN KONFLIK
Analisa situasi konflik
 Permasalahan
 Sumber penyebab / konflik
 Personal yang terlibat
 Tahap konflik
 Tipe konflik

Klarifikasi dan validasi

Persamaan pandangan

Penyelesaian Konflik
X. STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK
1. Menghindar
Metode ini tidak asertif dan tidak kooperatif karena
membiarkan konflik terjadi, mengabaikan perselisihan dan
tidak terbuka / terus terang.
2. Memaksa
Metode ini biasanya digunakan seseorang untuk mencapai
tujuan pribadinya, sehingga menimbulkan rasa takut, tidak
respek atau rasa benci.
3. Kolaborasi
Metode ini membutuhkan sikap asertif dan kooperatif yang
tinggi, dan masing-masing pihak mempunyai komitmen
untuk menyelesaikan masalah, sehingga kedua belah pihak
sama-sama puas dan tidak ada yang dirugikan.
Merupakan strategi Win-Win Solution
LANJUTAN…
Karakteristik seseorang yang menggunakan metode
kolaborasi dalam penyelesaian konflik adalah di bawah ini :
a. Memandang konflik sebagai suatu yang alamiah terjadi
dalam melakukan hubungan interpersonal dan perlu
dilakukan penyelesaian yang tepat.
b. Percaya orang lain dan bersikap terbuka.
c. Meyakini bahwa kelompok yang terlibat dalam konflik,
masing-masing mempunyai peran yang sama dalam
penyelesaian konflik.
d. Menyelesaikan konflik dengan membuat kepuasan ada
masing-masing pihak yang terlibat.
e. Tidak mengorbankan satu orang untuk kepentingan.
LANJUTAN…
4. Kompromi atau negosiasi
Metode ini membutuhkan sikap asertif yang sedang,
karena penyelesaian konflik dilakukan dengan negosiasi
atau tawar menawar. Strategi ini sering diartikan
sebagai lose-lose situation, menyepakati hal-hal yang
telah dibuat, sering digunakan middle & top manager
keperawatan.
5. Kompetisi
Dapat diartikan sebagai Win – Lose, penyelesaian konflik
menekankan hanya ada satu orang / kelompok yang
menang tanpa mempertimbangkan yang kalah.
Akibat negatif : kemarahan, putus asa.
6. Smoothing
Dengan mengurangi komponen emosional dalam
konflik individu yang terlibat berupaya mencapai
kebersamaan daripada perbedaan dengan penuh
kesadaran dan instropeksi diri. Diterapkan
konflik yang ringan.
XI. PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan


merupakan kegiatan utama bagi setiap individu.
Sebagai dasar pengambilan keputusan memerlukan :
1. Informasi untuk mendapat data yang akurat.
2. Tidak menggunakan asumsi atau opini
3. Terlalu cepat mengambil kesimpulan
4. Kesalahan menentukan sebabnya
5. Keputusan yang diambil tidak bisa dilaksanakan.
LANJUTAN….
Ada tiga tipe pengambilan keputusan :
1.Terprogram/Terstruktur
Berulang-ulang dan rutin
Contoh : Pemesanan barang, penagihan hutang, dan lain-
lain.
2. Setengah terprogram
 Keputusan sebagian terprogram
 Rumit butuh analisis
 Tidak berulang, misalnya sistem komputer
3. Tidak terprogram
Keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang, tidak
selalu terjadi
LANJUTAN….

Pengambilan keputusan :
1. Bisa diputuskan sendiri
2. Bisa diputuskan dengan kelompok
3. Bisa diputuskan dengan orang ketiga
Soal

Perawat X pindahan dari bagian anak diberikan tugas untuk


mengelola bagian R. bersalin (Rooming in). Perawat X tidak
tahu apa yang harus dilakukan, karena tidak menguasai
bagaimana melakukan asuhan keperawatan pada bayi baru
lahir sehingga perawat X mengajukan keberatan.
Sebagai kepala ruang, anda menilai bahwa perawat X orang
yang kompeten terhadap tugas yang diberikan. Dalam situasi
tersebut, anda mengalami konflik personal dan profesional.

Pertanyaan :

Pilih strategi penyelesaian konflik yang sesuai dan beri alasan


rasional terhadap tindakan anda
XII. KESIMPULAN
Pada situasi tertentu, dimana sesorang mempunyai
perbedaan minat, motivasi, kemampuan dan perilaku
yang harus bekerja sama dalam situasi yang kompleks
sering menyebabkan konflik. Pada institusi pelayanan
konflik dapat terjadi antara perawat dan perawat
institusi dengan tim kesehatan lain, dengan klien, dan
keluarga harus memilih metode yang tepat.
Dibutuhkan peningkatan kesadaran diri, sensitivitas
dan asertif serta kooperatif. Pengelola Keperawatan
harus mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan
konflik dan pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai