DAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
OLEH
SUMIATUN, ETN, SST, SPd
I. PENDAHULUAN
Menguasai konsep
manajemen konflik
II. PENGERTIAN
Konflik : Perbedaan pandangan atau ide antara
seseorang dengan orang lain. (Gillies, 1989)
2. Interpersonal
Konflik terjadi antara dua orang atau lebih,
dimana nilai, tujuan, dan keyakinan berbeda.
3. Intergroup
Konflik terjadi antara dua orang atau lebih dari
kelompok orang, Departemen atau Organisasi.
IV. PROSES KONFLIK
1. Konflik Laten
Terjadi terus menerus
Contoh : Kondisi tentang keterbatasan staf.
4. Resolusi Konflik
Penyelesaian masalah dengan cara memuaskan
semua orang yang terlibat dengan prinsip “Win
Win Solution”
5. Konflik Aftermath
Terjadi akibat dari tidak terselesaikannya
konflik pertama, akan bisa menjadi konflik
besar.
V. PENYEBAB
1. Interaksi dengan orang lain.
2. Tingginya saling ketergantungan antara tenaga
keperawatan dengan orang lain.
3. Perbedaan persepsi.
4. Uraian tugas tidak jelas.
5. Perbedaan atau masalah pribadi.
6. Keterbatasan SDM.
7. Persaingan.
8. Informasi yang tidak jelas.
9. Harapan yang tidak terwujud.
10. Hambatan komunikasi.
VI. DAMPAK
Dampak negatif dari konflik :
1. Hambatan dalam pencapaian tujuan (menolak
kerja sama, terjadi kompetensi tidak sehat,
mendominasi).
2. Dapat merusak kesatuan unit kerja.
1. Tahap awal
Konflik mulai mengembangkan rasa curiga atau
perasaan bersalah terhadap orang lain, tetapi
tidak jelas faktor atau tanda perbedaan
pandangan tersebut.
2. Tahap kedua
Rasa bermusuhan akan disampaikan secara
verbal atau melalui perilaku.
LANJUTAN…..
3. Tahap ketiga
Personal yang terlibat, mulai menarik diri atau
menghindar dari upaya penyelesaian konflik.
4. Tahap akhir
Terjadi konflik total dan rasa bermusuhan.
Dalam tindakan untuk menyelesaikan konflik
lebih efektif dilakukan pada tahap awal.
VIII. TIPE KONFLIK
1. Konflik Langsung
Disebabkan perbedaan pandangan, gangguan
hubungan interpersonal.
Persamaan pandangan
Penyelesaian Konflik
X. STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK
1. Menghindar
Metode ini tidak asertif dan tidak kooperatif karena
membiarkan konflik terjadi, mengabaikan perselisihan dan
tidak terbuka / terus terang.
2. Memaksa
Metode ini biasanya digunakan seseorang untuk mencapai
tujuan pribadinya, sehingga menimbulkan rasa takut, tidak
respek atau rasa benci.
3. Kolaborasi
Metode ini membutuhkan sikap asertif dan kooperatif yang
tinggi, dan masing-masing pihak mempunyai komitmen
untuk menyelesaikan masalah, sehingga kedua belah pihak
sama-sama puas dan tidak ada yang dirugikan.
Merupakan strategi Win-Win Solution
LANJUTAN…
Karakteristik seseorang yang menggunakan metode
kolaborasi dalam penyelesaian konflik adalah di bawah ini :
a. Memandang konflik sebagai suatu yang alamiah terjadi
dalam melakukan hubungan interpersonal dan perlu
dilakukan penyelesaian yang tepat.
b. Percaya orang lain dan bersikap terbuka.
c. Meyakini bahwa kelompok yang terlibat dalam konflik,
masing-masing mempunyai peran yang sama dalam
penyelesaian konflik.
d. Menyelesaikan konflik dengan membuat kepuasan ada
masing-masing pihak yang terlibat.
e. Tidak mengorbankan satu orang untuk kepentingan.
LANJUTAN…
4. Kompromi atau negosiasi
Metode ini membutuhkan sikap asertif yang sedang,
karena penyelesaian konflik dilakukan dengan negosiasi
atau tawar menawar. Strategi ini sering diartikan
sebagai lose-lose situation, menyepakati hal-hal yang
telah dibuat, sering digunakan middle & top manager
keperawatan.
5. Kompetisi
Dapat diartikan sebagai Win – Lose, penyelesaian konflik
menekankan hanya ada satu orang / kelompok yang
menang tanpa mempertimbangkan yang kalah.
Akibat negatif : kemarahan, putus asa.
6. Smoothing
Dengan mengurangi komponen emosional dalam
konflik individu yang terlibat berupaya mencapai
kebersamaan daripada perbedaan dengan penuh
kesadaran dan instropeksi diri. Diterapkan
konflik yang ringan.
XI. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan :
1. Bisa diputuskan sendiri
2. Bisa diputuskan dengan kelompok
3. Bisa diputuskan dengan orang ketiga
Soal
Pertanyaan :