Anda di halaman 1dari 18

By Andika

TEORI PERKEMBANGAN Nurwijaya

ERIK ERIKSON
 Erik erikson menjelaskan tahap perkembangan manusia mulai
dari lahir hingga lanjut usia, satu hal yang tidak dilakukan
oleh Freud
 Teori Erikson membawa aspek kehidupan sosial dan fungsi
budaya sehingga dianggap lebih realistis.
 Teori ini juga menyusun teori perkembangan manusia yang
melingkupi seluruh rentang siklus kehidupan, mulai dari masa
bayi dan masa anak-anak sampai masa lanjut usia.
DE LA PAN TA H A P P E RKE M BANG AN YA N G DI LA LUI OLE H SE T I AP
M A N USIA M E N URUT E RI KSON A DA LAH SE BAG AI BE RI KUT
TRUST VS MISTRUST (KEPERCAYAAN VS
KECURIGAAN)
 Masa bayi ((0-1)- (1-1 ,5) tahun) / masa oral
Perilaku didasari dorongan mempercayai/tidak mempercayai
orang sekitar
 Tidak percaya sama orang lain dan juga
benda,tempat,suara,perlakuan asing menagis
 Yang harus dilakukan untuk menumbuhkan &
mengembangkan rasa kepercayaan tanpa menekan hadirnya
suatu ketidakpercayaan (dorongan oralis terpuaskan)

• Tidur tenang
• Makan dengan nyaman dan tepat waktu
• Buang kotoran sepuasnya

Merasa aman, dicintai, dan terlindungi dan Menganggap dunia


sosial tempat yang aman untuk didiami
 Orang tua jangan teralu melindungi anak maladaptif
(salah penyesuaian indrawi)
 Jika anak tidak mendapat dorongan kepuasan
Mudah
• Curiga terus menerus
dibohongi
• Merasa terancam
(frustasi,marah,sinis/depresi)
Pada tahap ini bayi mengalami ritualisasi di mana hubungan
yang terjalin dengan ibunya dianggap sebagai sesuatu yang
keramat (numinous).
 Terjalin baik
• mudah komunikasi
• penuh penerimaan, penghargaan,
• tanpa ada ancaman & perasaan takut

 Terjalin tidak baik

• merasa terasing dan


terbuang
• idolism (pemujaan)
OTONOMI VS PERASAAN MALU DAN
RAGU-RAGU
 Masa kanak-kanak awal (early childhood)
 Pada masa ini anak sudah bisa berdiri sendiri, duduk, berdiri,
berjalan, bermain, minum dari botol, tetapi di pihak lain dia
telah mulai memiliki rasa malu.
Tahap 2
 Tahap anus-otot (18 bln- (3-4)th)
 Apabila menjalin relasi antara anak dan orangtuanya baik,
maka menghasilkan kemandirian
 Begitu juga sebaliknya (malu dan ragu)
Hal yang harus diperhatikan dalam asuh anak harus
diperhatikan:

 Biarkan anak mengeksplor dan mengubah lingkungannya


(mandiri & tidak tergantung)

 Biarkan terhadap pengalaman baru, jangan dilarang (tegas


namun toleran) sehingga bisa kontrol diri dan harga diri.
 Tidak malu & tidak ragu Maladaptif (impulsiveness)

 Selalu malu & ragu malignansi

Jika dapat mengatasi krsisis antara kemandirian dengan rasa


malu&ragu ragu seimbang nilai + (kemauan&kebulatan
tekad) sehingga bisa menerima aturan hukum&kewajiban
INISIATIF VS KESALAHAN

 Masa pra sekolah (Preschool Age)

 Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan tapi


masi terbatas,kadang melakukan kesalahan yang
menyebabkan tidak mau berinisiatif/berbuat

 Tahap ketiga/tahap kelamin-lokomotor (genetal-locomotor


stage) atau tahap bermain (usia 3-5/6 tahun)

 Pada masa ini anak belajar mememiliki gagasan (inisiatif)


tanpa terlalu banyak melakukan kesalahan
 Pada fase ini orang tua harus mendorong anak untuk
mewujudkan gagasan/ide

 Tetapi, akan gagal apabila tujuan dari anak pada masa


genital ini mengalami hambatan (merasa berdosa, merasa
bersalah/menyalahkan diri sendiri)

.
 Ketidakpedulian (ruthlessness) merupakan hasil dari
maladaptif yang keliru,ini terjadi saat anak memiliki sikap
inisiatif yang berlebihan atau terlalu rendah

 Sikap inisiatif yang tinggi akan sangat bermanfaat apabila


bisa diolah menjadi suatu rencana baik seperti mengenai
sekolah, cinta, atau karir.

 Pola asuh yang salah akan menyebabkan anak selalu merasa


bersalah sehingga akan mengalami malignansi yaitu akan
sering berdiam diri (inhibition).
 Apabila kecenderungan atau krisis antara keduanya dapat
diseimbangkan, maka akan lahir suatu kemampuan
psikososial yaitu tujuan (purpose).

 Ritualisasi yang terjadi pada masa ini adalah masa dramatik


dan impersonasi.

.
Dramatik interaksi yang terjadi pada seorang anak dengan memakai
fantasinya sendiri untuk berperan menjadi seseorang yang berani.

Impersonasi fantasi yang dilakukan oleh seorang anak namun tidak


berdasarkan kepribadiannya
 Oleh karena itu, kata yang tepat untuk menggambarkan masa
ini

keberanian dan kemampuan untuk bertindak, tidak terlepas dari


kesadaran dan pemahaman mengenai keterbatasan dan kesalahan
yang pernah dilakukan sebelumnya
KERAJINAN VS INFERIORITAS

 Masa Sekolah (School Age)

 Tahap laten umur 6 -12 tahun

 Tugas yang diperlukan dalam tahap ini mengembangkan


kemampuan bekerja keras dan menghindari perasaan rasa
rendah diri

 Semua asspek memiliki peran penting (orang tua,guru,teman)

 Anak pada fase ini dituntut untuk merasakan berhasil


 Maladaptif = rajin&giat terlalu besar (keahlian sempit)

 Kurang rajin&giat belajar = Maligna (kelambanan)

Alfred Adler disebut dengan “masalah-masalah inferioritas”

(jika seseorang tidak berhasil pada usaha pertama, maka


jangan mencoba lagi)

 Usaha yang baik yaitu menyeimbangangkan supaya individu


punya kompetensi
 Dalam lingkungan mempergunakan cara maupun metode
yang standar, sehingga anak tidak terpaku pada aturan yang
berlaku dan bersifat kaku.

Pada pihak lain jika anak mampu mengerjakan segala sesuatu


dengan cara atau metode yang sesuai dengan aturan untuk
memperoleh hasil sempurna, anak akan memiliki sikap kaku
dan hidupnya sangat terpaku pada aturan yang berlaku
Pada pihak lain jika anak mampu mengerjakan segala sesuatu
dengan cara atau metode yang sesuai dengan aturan untuk
memperoleh hasil sempurna, anak akan memiliki sikap kaku
dan hidupnya sangat terpaku pada aturan yang berlaku

Relasi dengan orang lain menjadi terhambat.(formalism.)

Anda mungkin juga menyukai