Anda di halaman 1dari 35

Oleh: Abdul Wahab, S.Kep.Ns.

1. Untuk memperoleh data dasar tentang otot,


tulang dan persendian.
2. Untuk mengetahui adanya mobilitas,
kekuatan atau adaya gangguan pada bagian
tertentu.
Inspeksi : persendian dan jaringan di sekitarnya
saat Anda memeriksa berbagai bagian tubuh
Identifikasi: apakah terjadi perubahan struktur
dan fungsi, dan lakukan pengkajian terhadap:
• Kesemetrisan
• Deformitas /kesejajaran tulang
• Perubahan jaringan lunak disekitarnya-
perubahan kulit, nodul, atrofi otot, krepitus
• Keterbatasan rentang gerak, kelemahan
• Perubahan kekuatan otot
1. Meteran
2. Goniometer
3. Buku catatan
 Pada pemeriksaan fisik sistem muskuloskeletal,
posisi klien tergantung pada kelompok otot
mana yang diperiksa, klien dapat duduk,
terbaring terlentang, ataupun dalam keadaan
berdiri.
 Pengkajian dimulai saat klien dalam keadaan
netral.
 Pengkajian juga bahwa otot dan sendi klien
terbuka dan bebas bergerak.
 Untuk dapat melakukan observasi secara
lengkap dan cermat, tubuh klien harus dapat
dilihat dengan jelas, dan perlu diperhatikan
tentang suhu ruangan harus cukup hangat.
Ruangan harus cukup luas
 Observasi gaya berjalan, cara berdiri dan
postur saat memsuki ruangan. Pengkajian
dimulai saat klien berada dalam posisi netral,
secara normal klien harus berjalan dengan
kedua lengan bergerak bebas di sisinya,
kepala mendahului tubuh, kedua ibu jari
mengarah tepat kedepan.
a. Minta klien untuk berjalan pada sebuah garis
lurus, minta klien untuk berdiri, perhatikan cara
berdiri dan postur tubuh klien.
- Posisi berdiri, pasien berdiri yang normal
adalah tegak lurus, dengan panggul dan bahu
berada dalam satu keselarasan
- Pada saat berjalan, observasilah:
# Gaya berjalan
# Gerakan ekstrimitas
# Adanya penegangan pada kaki
Penampilan klien secara keseluruhan:
fleksi secara umum
kepala dan leher mengarah kedepan,
kifosis dorsalis,
fleksi pada siku,
pergelangan tangan,
pinggul dan lutut,
berdiri pada dasar lebar.
Observasi klien dari samping, perhatikan:
- Kaji lengkung: * Spina
* Servikal
* Torakal
* Lumbal
- Kaji penyangga serta stabilitas penahan berat
badan
Penyimpangan dari normal:
- Adanya deformitas
- Lordosis
- Kifosis
- Skoliosis
b. Inspeksi kulit dan jaringan subkutan
dibawah otot, tulang dan sendi, terhadap:
- Adanya warna yang tidak normal
- Pembengkakan, atau
- Adanya massa
 Secara normal jaringan biasanya mengikuti
bentuk bagian tubuh tanpa pembengkakan
atau massa
c. Observasi Rentang Gerak Sendi
- Ukuran secara keseluruhan
- Adanya defomitas
- Pembesaran tulang
- Kesimetrisan
- Keselarasan, panjang terhadap posisi tubuh
 Dalam keadaan normal biasanya terdapat
simetris bilateral pada panjang, lingkar,
keselarasan posisi.
 Pada pemeriksaan rentang gerak sendi,
pertama buatlah tiap sendi mencapai rentang
gerak normal yang penuh, kemudian
bandingkan keselarasan sendi pada keduasisi
tubuh.
 Selanjutnya uji kedua rentang gerak aktif dan
pasif untuk masing-masing kelompok sendi
otot mayor yang berhubungan. Melakukan
uji rentang luas, sehingga gerakan kelompok
otot bebas, tiak terhambat jangan paksa sendi
bergerak kearah posisi yang menyakitkan.
 Pada saat melakukan uji rentang gerak sendi,
lakukan pemeriksaan baik secara inspeksi
maupun palpasi terhadap:
- Pembengkakan
- Deformitas
- Kondisi jaringan sekitar
- Kekakuan
- Ketidakstabilan gerak sendi
- Adanya rasa sakit/ Nyeri
- Krepitasi
- Nodul
 Bila sendi terlihat bengkak atau adanya
inflamasi, maka observasi kehangatan kulit
sekitar sendi tersebut.
 Pada saat pengukuran rentang gerak sendi
secara pasif, klien harus dalam keadaan rileks
untuk memungkinkan gerak sendi pasif
sampai akhir gerak sendi terasa.
 Bila diduga terjadi penurunan gerek sendi,
maka gunakan goniometer untuk
pengukuran yang tepat mengenai derajat
gerakan
Cara pengukuran dengan gonometri
1. Ukur sudut sendi sebelum rentang gerak
sendi secara penuh
2. Ukur sudut sendi setelah rentang gerak
sendi sejauh mungkin
3. Bandingkan hasilnya dengan derajat
normalgerakan sendi
Rahang
 Membuka dan menutup rahang.
Mampu untuk memasukan tiga jari.
 Gerakan rahang dari sisi ke sisi.

Sisi dasar gigi tumpang tindih dengan puncak


sisi gigi
 Gerakan rahang kedepan.
Puncak sisi gigi jatuh kebelakang gigi bawah
Leher
Menyentuhkan dagu ke sternum.
Fleksi 70º-90º
 Ekstensi leher dengan dagu mengarah keatap
Hipertekstensi 55º
 Menekuk leher secara lateral, telinga mengarah
Penekukakan lateral 35º kebahu
 Rotasi leher dengan telinga mengarah ke dada.
Rotasi 70º ke kiri dan kanan
Tulang belakang
 Menekuk ke depan pinggang.
Fleksi 75º
 Menekuk ke belakang
Ekstensi 30º
 Menekuk ketiap sisi.
Penekukan lateral 35º
Bahu
 Abduksi lengan lurus ke atas. Abduksi 180º

 Abduksi lengan kegaris tengah tubuh.


Abduksi 45º
 Abduksi lengan secara horisontal lurus
dengan lantai ;Tarik lengan belakang ke arah
tulang belakang dan kedepan menyilang
terhadap dada Fleksi horisontal 130º Ekstensi
horisontal 45º
 Fleksi kedepan atau elavasi dengan lengan
lurus Fleksi 180º
 Eksistensi kebelakang dengan lengan lurus
Eksistensi 60º
Siku
 Ekstensi lengan bawah ke batas terjauh normal
150º
 Fleksi lengan bawah kearah bisep. 150º
 Hiperekstensi lengan di luar batas normalnya

0º-10º
 Supinasi lengan bawah
Supinasi 90º
 Pronasi lengan bawah
Pronasi 90º
Pergelangan tangan
 Fleksi pergelangan kearah lengan bawah.

Fleksi 80º-90º
 Ekstensi pergelangan kearah belakang.
Ekstensi 70º
 Simpangkan lateral pergelangan kearah radial
Penyimpangan kearah radial 20º
 Simpangkan lateral pergelangan kearah ulnar
Penyimpangan kearah ulnar 30º-50º
Jari- jari
 Fleksikan jari-jari membentuk sebuah kepalan
80º-100º (bervariasi tergantung pada
sendinya)
 Ekstensikan sampai datar.
Ekstensi 0º-45º
 Buka jari-jari hingga terpisah.
Abduksi antara jari-jari 20º
 Silangkan jari-jari bersamaan.
Abduksi (jari-jari bersentuhan)
 Oposisi setiap jari mampu menyentuh ibu jari.
Meliputi abduksi, rotasi, dan fleksi.
Panggul
 Naikkan tungkai dengan lutut lurus. Fleksi 90º
 Naikkan tungkai dengan lutut berfleksi. Fleksi
110º-120º
 Berbaring tengkurap, ekstensikan tungkai lurus ke
belakang Ekstensi 30º
 Abduksi sebagian tungkai yang fleksi kearah luar.
Abduksi 45º-50º
 Abduksi sebagian tungkai yang fleksi kearah dalam
Abduksi 20º-30º
 Fleksi lutut dan ayun kaki menjauhi garis tengah. Rotasi
internal 35º-40º
 Fleksi lutut dan ayun kaki ke arah garis tengah. Rotasi
eksternal 45º
Lutut
 Fleksi lutut dengan betis menyentuh paha.
Fleksi 90º
 Ekstensi lutut luar batas normal eksistensinya.
Hiperekstensi 15º
 Putar lutut dan tungkai bawah ke garis tengah.
Rotasi internal 10º
Tumit
 Dorsiflekkan kaki dengan ibu jari mengarah ke
kepala Dorsifleksi 20º
 Plantar kaki fleksi dengan ibu jari mengarah ke
bawah Plantar fleksi 45º
 Putar balik kaki menjauh dari garis tengah.
Eversi 20º
 Putar balik kaki mengarah dari garis tengah.
Inversi 30º
Ibu jari
 Lekukkan ibu jari ke bawah telapak Fleksi 35º-
60º (bervariasi tergantung sendinya
 Angkat ibu jari ke atas
Ekstensi 0º-90º (bervariasi tergantung pada
sendinya)
 Ibu jari direnggangkan
Bervariasi
Hasil Normal:
1. Sendi harus bebas dari kekakuan, ketidak
stabilan pembengkakan atau inflamasi
2. Bila dilakukan penekanan pada tulang dan
otot harus adanya ketidaknyamanan pada
daerah yang ditekan
3. Rentang gerakan dibanding dengan gerakan
pasif dan aktif harus setara untuk masing-
masing sendi dan diantara sendi-sendi
kontralateral
4. Sendi normal bisa bergerak tanpa ada rasa
sakit atau kerpitasi
 Tonus terdeteksi sebagai tahanan otot saat
ekstremitas rileks secara pasif, digerakan
melalui rentang geraknya. Periksalah tiap
kelompok otot dengan mengkaji kekuatan
otot dan membandingkan pada kedua sisi
tubuh.
 Tonus dan kekuatan otot dapat diperiksa
selama pengukuran rentanggerak sendi
a. Mintalah klien untuk membentuk suatu
posisi yang stabil
b. Minta klien untuk memfleksikan otot yang
akan diperiksa, kemudian suruh klien untuk
menahan tenaga dorong yang perawat
lakukan terhadap fleksinya
c. Periksa seluruh kelompok otot mayor,
kemudian bandingkan kekuatan secara
bilateral.
Pada Saat Melakukan Tahanan:
a. Minta klien untuk membentuk suatu posisi
kuatnya
b. Beri peningkatan tenaga dorong secara bertahap
terhadap kelompok otot
c. Mintalah klien untuk menahan dorongan, untuk
menggerakan sendi berlawanan dengan
dorongan tersebut
d. Klien menjaga tahanan sampai diminta untuk
menghentikannya
e. Sendi yang normal biasanya bergerak saat
pemeriksa memberi variasi kekuatan tenaga
Bila otot klien lemah, maka kemudian
dibandingkan dengan sisi yang berlawanan
SKALA KEKUATAN OTOT
5 Gerakan aktif, dapat melawan tahanan penuh
4 Gerakan aktif, hanya dapat menahan sebagian
tahanan
3 Gerakan aktif, dapat melawan gravitasi
2 Rentang gerak ( ROM ) pasif dapat
mengerakkan otot atau bagian yang lemah
sesuai perintah
1 Hanya terdapat kontraksi otot
0 Tidak terdapat kontraksi otot
Hasil Normal
1. Tonus otot normal menyebabkan tahanan
ringan dan datar terhadap gerakan pasif
selama rentang geraknya
2.Kekuatan otot secara bilateral simetris
terhadap tahanan tenaga dorong
3.Lengan dominan kemungkinan sedikit lebih
kuat dari lengan yang tidak dominan
Appereance length perbedaan jarak ukuran antara
pusat dan maleolus kiri dan kanan
True length perbedaan jarak antara SIAS dan
maleolus kiri dan kanan

Anda mungkin juga menyukai