Anda di halaman 1dari 86

Blok Obgyn Terbimbing

Pertemuan 8
Nisrina Afifah
1418011153
KONTRASEPSI, INFERTILITAS, DAN
AKI
Kontrasepsi
Hormonal Non hormonal

- Metode Amenore Laktasi - Kontrasepsi kombinasi


- Metode keluarga berencana (hormone estrogen dan
alamiah progesterone)
- Senggama terputus
- Pil kombinasi
- Metode barier
- Suntikan kombinasi
- Kondom
- Diafragma
- Kontrasepsi progestin
- Spermisida - Suntikan progestin
- Intrauterine devices (IUDs) (alat - Pil progestin (mini pil)
kontrasepsi dalam rahim)
- Implant
- Sterilisasi
- AKDR dengan progestin
- Tubektomi (Metoda operasi
wanita/MOW) - Transdermal patches
- Vasektomi (Metoda Operasi
Pria/MOP)
Metode Amenore Laktasi
• Ibu memberikan • Efektivitas tinggi (keberhasilan
98% pada 6 bulan pasca
ASI secara rutin persalinan)
kepada bayinya Keuntungan • Tidak mengganggu senggama
• Tidak ada efek samping sistemik
• Belum haid • Tidak perlu pengawasan medis
• Metode ini efektif • Tidak perlu obat atau alat
• Tidak perlu biaya
digunakan sampai
bayi berusia 6
bulan
• Ibu tidak terpisah
dari bayi selama 6
jam dalam sehari • Perlu persiapan sejak awal
kehamilan agar segera menyusui
• Harus dilanjutkan dalam 30 menit pascapersalinan
dengan pemakaian Keterbatasan • Efektivitas tinggi hanya sampai
kembalinya haid atau sampai 6
kontrasepsi bulan
lainnya.
Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
KBA adalah metode kontrasepsi dengan cara menghindari
senggama pada masa subur ibu. Metode ini baru efektif bila
dilakukan secara tertib dan ibu mengetahui kapan masa
suburnya berlangsung.

Coitus Interruptus (senggama terputus)


Adalah metode kontasepsi tradisional dimana jakulasi
dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor
kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah
keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat
mengeluarkan alat kelaminnya sebelum ejakulasi terjadi.
Metode Barier

Kondom Diafragma Spermisida

Lingkaran cincin
Kondom bekerja dilapisi karet fleksibel
menghalangi yang akan menutup Bahan kimia aktif
pertemuan sperma mulut rahim bila untuk 'membunuh'
dengan sel telur dipasang dalam liang sperma, berbentuk
dengan cara vagina 6 jam sebelum cairan, krim atau tisu
menahan sprema senggama. vagina yang harus
diujung selubung Efektivitasnya sangat dimasukkan ke dalam
karet sehingga tidak kecil, karena itu harus vagina 5 menit
mengarak ke dalam digunakan bersama sebelum senggama.
saluran reproduksi spermatisida untuk Efektivitasnya 70%.
wanita mencapai efektivitas
80%.
Vaginal Contraceptive Film (VCF)

VCF adalah suatu kertas semi transparan


yang larut air dan efisien membunuh
sperma saat kontak. Ketika VCF
dimasukan ke dalam vagina, segera
meresap ke dalam mukosa vagina. VCF
bukanlah suatu metode kontrasepsi
hormonal, karena zat yang terkandung
di dalamnya bukan hormon melainkan
spermisida. Efek kerja VCF muncul 15
menit setelah pertama kali dimasukan
ke dalam vagina dan bertahan selama
selama 3 jam.
Intra Uterine Devices (IUD)
IUD dapat di insersikan kedalam uterus kapan saja, tetapi
lebih sering pada saat mentruasi dimana mulut serviks
berdilatasi. Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang
(dapta sampai 10 thaun). Haid menjadi lebih lama dan lebih
banyak. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia
reproduksi.
Sterilisasi (MOW dan MOP)/Kontrasepsi mantap
Tubektomi
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas seorang
wanita secara permanen.
Mekanismenya adalah mengoklusi tuba (mengikat dan memotong atau memasang
cincin) sehingga sperma tidak bisa bertemu ovum.

Keuntungan
 Sangat efektif
 Tidak mempengaruhi proses menyusui
 Tidak mengganggu senggama
 Merupakan kontrasepsi pilihan bagi pasien apabila hamil merupakan resiko
kesehatan yang serius
 Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual atau produksi hormone

Keterbatasan
 Pembedahan sederhana memerlukan anstesi local dilakukan oleh dokter yang
terlatih (diperlukan dokter spesialis ginekologi atau spesialis bedah untuk
laparoskopi)
 Tidak melindungi diri dari IMS termasuk HIV dan HBV
 Tuba dapat bergabung dan menjadi fertile kembali (jarang terjadi)
Vasektomi
Vasektomi adalah oklusi vasa deferens sehingga alur trasnportasi
sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.

Keuntungan kontrasepsi
 Sangat efektif dan permanen
 Tidak ada efek samping jangka panjang
 Tindakan lebih aman dan sederhana

Keterbatasan
 Terdapat kondisi-kondisi yang memerlukan perhatian khusus untuk
vasektomi diantaranya adalah: infeksi kulit daerah operasi, infeksi
sistemik, hidrokel atau varikokel besar, hernia inguinalis, filariasis,
undensensus testikularis, masa intraskrotalis, anemia berat,
gangguan pembekuan darah hebat atau sedang menggunakan
antikoagulansia.
 Efektif setelah 2 bulan paska operasi atau 15-20 kali ejakulasi (tes
semen negative)
Tubektomi Vasektomi
Kontraseepsi Kombinasi
Pil Kombinasi
Pil kontrasepsi berisi estrogen maupun progesterone
(progestagen, gestagen). Dosis estrogen ada yang
0,05; 0,08; dan 0,1 mg pertablet. Sedangkan dosis
dan jenis progesteronnya bervariasi dari masing-
masing pabrik pembuatnya.
Jenis Pil Kombinasi
 Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet,
mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam
dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

 Bifasik : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet,


mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam
dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon
aktif.

 Trifasik : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet,


mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam
tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon
aktif.
Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo
medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol
Sipionat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali
(Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg
Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M. sebulan
sekali.
Keuntungan dan kerugian suntikan kombinasi
Keuntungan
- efektivitas tinggi (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama
tahun pertama pengunaan
- sederhana pemakaiannya cukup
- cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak
Kerugian
 Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur,
perdarahan bercak/spotting, atau perdarahan sela sampai 10
hari.
 Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini
akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
 Penambahan berat badan.
 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi
menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
 Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian.
infertilitas
• Ketidakmampuan pasangan usia subur untuk
menjadikan kehamilan dan kelahiran anak
hidup, setelah pasangan itu dihadapkan pada
kemungkinan terjadinya kehamilan/konsepsi
dalam waktu 1 tahun
Klasifikasi
1. Infertilitas primer  terjadi pada wanita yang
belum pernah sama sekali hamil
2. Infertilitas sekunder  sudah pernah hamil
sebelumnya

Penyebab infertilitas
• Secara umum : faktor pria, faktor wanita, atau
keduanya
• Fertilitas dan infertilitas merupakan kemampuan
pasangan suami-istri sebagai suatu kesatuan
biologik.
FAKTOR WANITA FAKTOR PRIA

KELAINAN : 1. GANGGUAN PRODUKSI


1 ) Hormonal SPERMA
• Penyakit Testis ( hipoplasi testis,
2 ) Obstruksi infeksi, dll )
3 ) Infeksi ( GO dan • Penyakit endokrin
Chlamydia )
4 ) Kongenital 2. GANGGUAN TRANSPORT
SPERMA
5 ) Metabolisme
• Impotensi
6 ) Imunologi ( Sperma • ED ( Ejakulasi Dini )
Antibodi ) • Penutupan duktus deferens
• Fimosis
• Hipospadia
FAKTOR – FAKTOR PENGARUHI
INFERTILITAS
1 ) PERILAKU SEXUAL
- ) Prevalensi infeksi
- ) Abortus provokatus

2 ) SOSIAL EKONOMI
Mempengaruhi higiena yang bersumber dari perilaku.

3 ) LINGKUNGAN
Faktor promotor, bukan merupakan faktor inisiator karena multifaktorial
penyebab infertilitas.
- ) Suhu ( optimum sperma 35 derajat celsius )
- ) Pestisida
- ) Alkohol
- ) Rokok
- ) Radiasi
- ) Drug abuse
DIAGNOSA
Merupakan “couple disease”, sehingga
pemeriksaan yang dilakukan harus kedua
belah pihak.
Diagnosis ditegakkan dengan :
1 ) Anamnesis
2 ) Pemeriksaan Fisik
3 ) Pemeriksaan Penunjang
PROSEDUR DIAGNOSA RUTIN
1 ) Anamnesis
- ) Riwayat infeksi ( asimptomatis )
- ) Gangguan siklus menstruasi.
- ) Frekwensi hubungan seksual serta ada atau tidaknya disfungsi
sexual.
2 ) Analisa Semen
- ) Setelah 2 – 7 hari abstinensi dan harus sampai di lab tidak lebih
dari 1 jam
- ) Pemeriksaan meliputi
^ ) Koagulasi, visikositas, rupa ( warna & bau ), volume,pH,fruktosa
^ ) Mikroskopis :
* ) JUMLAH ( >40 juta = 85 %,
<10 juta = 5 % )
* ) MOTILITAS ( Gerak > 60 % setalah 4 jam keluar )
* ) BENTUK ( Abnormal < 25 % )
KELAINAN MIKROSKOPIS
- ) Oligospermia : Jumlah kurang dari
normal.
- ) Astenospermia : Motilitas kurang dari
normal.
- )Teratospremia : Bentuk kurang dari
normal.
3 ) Pencatatan suhu basal tubuh
Tentukan waktu ovulasi
4 ) Postcoital Test ( Spermapenetrasimeter )
Menilai kemampuan sperma menembus lendir cervix
dan adanya sperma antibodi.
5 ) Uji Rubin ( Insuflasi Tuba )
Untuk memeriksa patensi tuba
Menggunakan karbondioksida an dipperiksa
tekanan aliran gas
6 ) Histerosalpingografi ( mirip Uji Rubin tapi mneggunakan
contras )
7 ) Biopsi endometrium
PROSEDUR DIAGNOSA LANJUT
1 ) LAPAROSKOPI ( periksa organ genital interna
dan peritoneum)
2 ) ULTRASONOGRAFI
3 ) PEMERIKSAAN HORMONAL ( FSH, LH, dan
estrogen serum atau urin.
TERAPI
Pada prinsipnya tidak semua penyebab infertilitas
dapat diterapi karena penyebab pasti tidak dapat
ditemukan. Sehingga terapi disesuaikan dengan
kelainan yang timbul.
1 ) Pengobatan Hormonal
Pada hambatan ovulasi atau spermatogenesis.
2 ) Pembedahan
Pada sumbatan tuba / vas deferen, mioma,dll.
3 ) Pengobatan infeksi
4 ) Dll.
AKI
AKI merupakan kematian wanita sewaktu hamil,
melahirkan atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya
kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi
kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan
dengan kehamilan atau penanganannya, tetapi tidak
secara kebetulan atau oleh penyebab tambahan lainnya
(Sarwono,2002:22).
Penyebab kematian maternal

Faktor
Faktor obstetri
reproduksi

Faktor
pelayanan
kesehatan
Faktor reproduksi
1. Usia
Usia paling aman untuk kehamilan dan persalinan
adalah 20-30 tahun
2. Paritas
Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman
3. Kehamilan tidak diinginkan
(Cenderung melakukan tindakan -)
Faktor obstetri
1. Perdarahan pada abortus
2. Kehamilan ektopik
3. Perdarahan pada kehamilan trimester III
4. Perdarahan post partum
5. Infeksi nifas
Faktor pelayanan kesehatan
1. Kurangnya kemudahan untuk pelayanan
kesehatan maternal
2. Asuhan medic yang kurang baik
3. Kurangnya tenaga terlatih dan obat-obat
penyelamat jiwa.
Upaya pencegahan AKI
1. Pencegahan: Keluarga berencana,
pemeriksaan kehamilan dan pelayanan
rujukan
2. Perbaikan pelayanan gawat darurat
3. Perbaikan jaringan pelayanan kesehatan
TUMOR JINAK REPRODUKSI
TUMOR JINAK VULVA
TUMOR KISTIK
Kista Bartholini
• Terjadi akibat radang
• Gejala : umumnya asimptomatik
− Infeksi akut → penyumbatan, indurasi,
peradangan → nyeri sentuh & dyspareunia
− Tahap supuratif → dinding kista kemerahan,
tegang, & nyeri
− Tahap eksudatif → terjadi abses → nyeri &
ketegangan dinding kista berkurang disertai
penipisan dinding di area yg lebih putih dari
sekitarnya
• Terapi : Marsupialisasi
Kista Pilosebasea
• Pada labium mayora berasal dari kelenjar sebasea kulit
• Gejala :
- Berdiameter kecil
- Soliter
- Asimptomatik
• Terapi : Eksisi, bila : infeksi
ukuran > 0,5 – 1 cm
alasan kosmetik
Hidradenoma Papilaris
• Berasal dari kelenjar keringat

• Soliter & diameter < 1cm

 Umumnya asimptomatik, kecuali bila terjadi


Erosi → massa papiler, ulserasi, eksofitik
sehingga sering dikacaukan dg karsinoma
 Terapi : Eksisi
TUMOR JINAK VULVA
TUMOR PADAT
Fibroma
• Proliferasi dari jaringan fibroblast labium
mayus

• Gejala :

− Polipoid, bertangkai yg lembut & lunak

− Umumnya asimptomatik

• Terapi : Eksisi
Lipoma
• Berasal dari jaringan lemak

• Gejala : lunak,
tapi kadang-kadang keras bila
disertai dg jar. fibrous
• Terapi : Eksisi
Limfangioma Sirkumskriptum
• Malformasi mikrositik limfatik

• Berupa pulau-pulau dari sekumpulan nodul atau lepuh kecil yg


berisi cairan limfe menyerupai tonjolan-tonjolan kecil pd kulit
katak

• Terapi : Eksisi

Laser
Angiomiofibroblastoma
• Berasal dari jaringan lunak pelvis

• Gejala :

‒ Tonjolan padat diatas kulit vulva atau mukosa vagina

‒ Berbatas tegas & kenyal

• Terapi : Eksisi
Nevus Pigmentosus

• Penonjolan berwarna kehitaman dg permukaan papilomatosa yg

menyerupai kubah & hanya sedikit lebih tinggi dari permukaan

sekitarnya
TUMOR JINAK VAGINA
TUMOR KISTIK
Kista Inklusi
• Berasal dari jaringan epidermal yg berada dibawah lapisan
mukosa vagina

• Gejala klinis

Palpasi → tumor kistik dg batas yg tegas &

gerakan yg terbatas,

berisi massa berupa cairan musin yg kental

• Terapi : Eksisi
Kista Gartner
• Berasal dari sisa kanalis Wolfii

• Lokasi utama : bagian anterolateral


puncak vagina

 Ukurannya relatif kecil (tdk menimbulkan penonjolan) hingga


cukup besar

 Dilapisi epitel kuboid/kolumner

 Terapi : Eksisi
TUMOR JINAK VAGINA
TUMOR PADAT
• Fibroma Vagina

Proliferasi fibroblast di jaringan ikat & otot polos vagina

• Adenosis Vagina :

Terletak dekat serviks uteri, disebabkan pemberian dietilstilbestrol


atau estrogen sintetik lainnya. Dapat jadi adenocarcinoma

• Endometriosis Vagina

Lokasi paling sering : forniks posterior & bermnaifestasi sbg nodul


sub-epitel atau lesi yg selalu mengalami perdarahan ireguler
TUMOR JINAK SERVIKS
TUMOR KISTIK
Kista Nabothi (Kista Retensi)
• Epitel kelenjar endoserviks sangat
rentan thdp infeksi

• Inspekulo →

Penonkolan kistik di area endoserviks


dg batas yg relatif tegas &
berwarna lebih muda dari jaringan di
sekitarnya
TUMOR JINAK SERVIKS
TUMOR PADAT
Polip Serviks
• Penjuluran dari bagian endoserviks
atau intramukosal serviks
• Gejala :
‒ Single/multiple
‒ Berwarna merah terang → endoserviks
Berwarna lebih pucat → ektoserviks
‒ Rapuh
‒ Strukturnya menyerupai spons →
endoserviks
Strukturnya lebih kenyal → ektoserviks
• D&C
Mioma Serviks
• Kurangnya jumlah serabut otot polos di daerah serviks

• Gejala : umumnya asimptomatik

• Obstruksi → dyspareunia, dysuria, desakan ke rectum, &


obstruksi darah menstruasi

• Terapi : Ekstirpasi, eksisi, enukleasi, atau histerektomi


TUMOR JINAK MIOMETRIUM
TUMOR PADAT
Mioma Uteri
• Struktur utama : otot polos uterus

• Insidens : 20 – 25% usia produktif

• Klasifikasi :
1. Mioma subserosa
2. Mioma submucosa
3. Mioma intramural
• Gejala klinis :
— Perdarahan abnormal uterus
— Rasa nyeri
— Efek penekanan
— Infertilitas
• Terapi :

– Nyeri → OAINS

– Terapi hormonal

– Androgen → danazol, gestrinone

– GnRH agonis → triptorelin

– Terapi bedah

– Miomektomi → msh ingin punya anak

– Histerektomi → tdk ingin lagi punya anak


Adenomiosis
• Pertumbuhan endometrium menembus membrane
basalis

• Gejala klinis :
– Menoragi (50 %)
– Dismenorea (30 %)
– Subfertilitas
– Pada pemeriksaan dalam
• Pemeriksaan tambahan : USG, MRI, PA
Adenomiosis
• Terapi :

– Pengobatan hormonal GnRH agonis selama 6 bulan

– Pengobatan dg suntikan progesterone

– Penggunaan IUD yg mengandung hormone progesterone

– Histerektomi
TUMOR JINAK OVARIUM
TUMOR KISTIK
Kista Folikel

• Terjadi karena kegagalan ruptur folikel


atau folikel tidak menjalani atresia

 Stimulasi FSH berlebihan atau kurangnya LH surge

 Gejala (+) apabila ukuran > 2,5 cm


Kista Korpus Luteum

• Terjadi karena penumpukan cairan


hasil resorpsi darah dari korpus
hemoragikum menjadi korpus luteum

• Kegagalan disolusi korpus luteum

• Ukuran > 3 cm
Kista Teka Lutein

• Karena hipertrofi dan luteinisasi sel


teka ovarium akibat peningkatan beta
hCG dan GnRH

• Sering pada gestasi multipel, penyakit


trofoblastik, terapi GnRH

• Umumnya bilateral & berisi cairan


jernih kekuningan
Kista Serosum

• Berongga satu bisa multilokuler

• Warna putih keabu-abuan

• Potensi besar pertumbuhan papiler dalam ronda kista

• Isi kista cair, kuning, kadang coklat campur darah

• Berasal dari germinal epitelium


Kista Musinosum
• Multilokuler dg permukaan
lobulated

• Warna putih keabu-abuan

 Isi kista kental seperti


gelatin, melekat dan
berwarna kecoklatan
campur darah
Kista Dermoid
• Kista yg berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku,
rambut, gigi & lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua bagian
indung telur. Biasanya berukuran kecil & tidak menimbulkan gejala
Kista Endometroid
• Kista yg terjadi karena ada bagian endometrium yg berada diluar
rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan
endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat,
terutama saat menstruasi & infertilitas
TUMOR JINAK OVARIUM
TUMOR PADAT
• Fibroma

Sindroma Meig’s. Umumnya bilateral & ukuran rata-rata 6 cm

• Tumor Brenner

• Tumor Sel Stroma

• Tumor Endometroid

Jaringan yg mirip dg endometrium didalam rongga pelvik. Bentuk yg


paling sering ditemukan : penonjolan berwarna merah kehitaman,
terutama pd ovarium & bagian belakang dinding uterus
TUMOR JINAK
TUBA UTERINA
TUMOR KISTIK
Kista Morgagni
• Lokasi tersering : pada/dekat ujung fimbrae

• Berdinding tipis & berisi cairan jernih

• Ukuran rata-rata 1 cm
Kanker Serviks

 Peringkat pertama dari seluruh


kanker di Indonesia ~ (34.4% dari
kanker perempuan)

 60 - 70% sudah STADIUM


LANJUT ( > Stadium IIB),
tingkat kesembuhan rendah 
kematian tinggi
Penapisan lesi prakanker
• Pap’s smear
• IVA = inspeksi visual asam asetat
• Gineskopi
• Servikografi
• Papnet
• Thin prep
• HPV
KANKER OVARIUM
SKRINING atau Deteksi Dini?

• Skrining belum ada yang baku,


• Karena tidak imbang BIAYA~MANFAAT nya

• UPAYA, DETEKSI DINI:


• Periksa dalam
• Ca 125
• USG transvaginal
• Gen BRCA 1,2
PENCEGAHAN KANKER OVARIUM :

KONDISI PROTEKTIF
• 1. Kontrasepsi Pill
• 2. Kehamilan
• 3. Diet carotene ~ Viet A

FAKTOR RISIKO:
• 1. Penggunaan bedak talk di genital
• Kontaminasi efek pada rongga perut
• 2. Hormon eksogen ~ efek gonadotropin
Kanker Rahim/Endometrium
FAKTOR RISIKO KANKER RAHIM

1. Postmenopause yang terpapar estrogen


2. Obese
3. Famili dengan riwayat kanker endometrium
/payudara/usus/ovarium
4. Menopause >52 tahun
5. Wanita premenopause dengan siklus anovulatori,
dengan riwayat polikistik ovarii
DETEKSI DINI KANKER RAHIM

• Percontohan sel atau kelompok sel


endometrium dengan KURET atau
mikrokuret

• Ultrasonografi :
tebal endometrium > 5 mm (menopause)
PELAKSANA I V A

• Bidan
• Perawat terlatih
• Dokter
• Dokter spesialis
ALAT / BAHAN IVA
 Meja ginekologi
(atau MEJA TULIS)
 Sumber cahaya yang
cukup
 Asam asetat 3 - 5 %
 Kapas lidi
 Sarung tangan bersih (
lebih baik steril)
 Spekulum vagina
TEKNIK IVA
Posisi litotomi,
tampilkan serviks, nilai:

4 langkah
1. Mencurigakan kanker, tidak
perlu IVA
2. SSK tampak seluruhnya?
(Jika tidak  IVA, beri catatan,
sebaiknya  tes Pap)
3. Lakukan IVA  tunggu 1
menit, timbul epitel putih? 
IVA (+)
4. Kandidat krioterapi ?
Kriteria penilaian IVA

I. Normal

II. IVA positif : ditemukan bercak putih

III. Kanker serviks


TAMPILAN I V A

I. NORMAL

OVULA NABOTI

EKTOPI SERVIKS
II. TAMPILAN I V A +
Tampak Bercak putih (Aceto White Epithelium)

LESI PRA KANKER


Lesi intra epitel serviks
derajat rendah ~ NIS I

III. KANKER SERVIKS


Invasif
PENANGANAN
Konservatif / non operatif
• Latihan otot dasar panggul
• Stimulasi otot dengan alat listrik
• Pesarium
Operatif
• Vaginal histerektomi
• Anatero / posterior repair 
kolporafi
• anterior - posterior

Anda mungkin juga menyukai