Anda di halaman 1dari 13

SIFAT BAHAN KEDOKTERAN GIGI

SECARA KIMIA DAN BIOLOGI


Disusun oleh:
1. Ferani Yunita Nur Aini (201811054)
2. Fitria Sulistiyowat (201811057)
3. Gilang Ramadhan (201811060)
4. Hastrinadya Adisma Salsabila (201811063)
5. Jelita Bunga Chairunisa (201811066)
6. Jose Jevera Dandan (201811069)
7. Khanza Adiba (201811072)
8. Labriola Ichfadha Zayn (201811075)

KELAS : C
KELOMOPOK : 3
SIFAT KIMIA PADA BAHAN
KEDOKTERAN GIGI

● Sifat kimia salah satu faktor utama yang menetukan daya tahan bahan
yang digunakan dalam mulut adalah stabilitas kimianya. bahan- bahan
tidak boleh larut, terkikis atau terkorosi, juga tidak konstituen beracun
kedalam cairan oral.

kelarutan dan erosi:

● kelarutan suatu bahan yang hanyalah ukuran sejauh mana ia akan larut
dalam cairan yg diberikan, misalnya, air atau air liur. erosi, disisi lain dialah
yang menggabungkan proses kimia pembubaran dengan aksi mekanis
ringan.
EFEK TOKSIK PADA BAHAN KIMIA
Toksisitas adalah sifat relatif toksikan (zat toksik) berkaitan dengan
potensinya yang mengakibatkan efek negatif bagi makhluk hidup.

Toksisitas secara langsung: toksikan langsung masuk ke dalam tubuh melalui


saluran dalam tubuh sehingga menimbulkan gangguan proses biokimia

Toksisitas secara tidak langsung: toksikan tidak langsung menimbulkan gangguan


dengan cara mengubah kondisi fisik dan kimia lingkungannya.
Toksisitas tergantung dari beberapa
faktor:
A. Sifat fisik: gas, uap, debu, fume, asap mist/kabut atau fog

A. Sifat kimia: jenis senyawa, besar molekul, konsentrasi dan daya larut. Contohnya, gas yang
mudah larut dalam air (ammonia dan sulfuroksida) bila terhirup meskipun dengan kadar rendah
akan mengiritasi saluran nafas atas. Sedangkan gas tidak mudah larut dalam air (nitrogen
dioksida, ozon, dan fosgen) dapat mencapai saluran nafas yang lebih dalam.

A. Port d’entrée (cara masuk dalam tubuh). Zat kimia masuk ke dalam tubuh melalui saluran
pernafasan (per inhalasi), saluran cerna (per oral) dan kulit (per dermal). Inhalasi merupakan cara
masuk yang paling sering dalam industri.
bahan kedokteran gigi yang bersifat
kimia mencakup:

1. Bahan tersebut tidak larut dalam saliva


2. Bahan tersebut tidak membahayakan pulpa dan
jaringan lunak
3. Bahan tersebut tidak luntur dan berkarat
SIFAT BIOLOGI PADA BAHAN
KEDOKTERAN GIGI

Biokompatibilitas adalah kemampuan suatu bahan untuk menyesuaikan diri


dengan lingkungan dimana bahan tersebut diletakkan atau ditanamkan, tidak
membahayakan tubuh, dan non-toksik

Biokompatibilitas dari bahan kedokteran gigi merupakan topik kompleks yang


menggambarkan pengetahuan dari biologi, faktor resiko pasien, pengalaman klinik,
dan keahlian tekniknya.
Efek suhu
Setelah ditunjukkan bahwa fluktuasi suhu di rongga mulut dapat memecahkan bahan restoratif atau
menghasilkan perubahan dimensi yang tidak dapat disatukan di dalamnya selain perubahan suhu
yang disebabkan oleh minuman panas dan dingin dan cairan lain mungkin memiliki efek berbahaya
pada pulp.

Galvanisasi
Arus kecil yang dibuat setiap kali dua logam hadir di rongga mulut, misalnya berasumsi bahwa
restorasi amalgam ditempatkan pada permukaan gigitan gigi yang lebih rendah dan yang menentang
tatahan emas pada gigi atas. karena kedua restorasi basah dengan air liur, baterai kecil ada di antara
dua restorasi logam

Efek toksik dari bahan


Efek yang dapat dihasilkan oleh bahan gigi dari sudut pandang fisiologis beberapa jika ada bahan gigi
bahan oleh berbagai jenis semen gigi melibatkan penggunaan cairan asam phosporic. keasaman dari
bahan tersebut adalah iritasi pada pulp kecuali jika dilakukan perawatan yang tepat untuk
melindunginya dari cedera tersebut, selain itu efek yang tidak diinginkan pada pulp dapat dihasilkan
oleh reaksi kimia
Mikroleakage berkurang
seiring masa restorasi
campuran rongga mulut.
Bahan kedokteran gigi yang bersifat biologi
mencakup:
● Bahan tersebut tidak boleh merusak pulpa/ jaringan lunak.
● Bahan tersebut tidak boleh mengandung subtansi toksik yang larut dalam
air, yang dapat dilepaskan dan diserap ke dalam sistem sirkulasi sehingga
menyebabkan respon toksik sistematik.
● Bahan tersebut harus bebas dari bahan berpotensi menimbulkan sensitivitas
yang dapat menyebabkan suatu respon tersebut.
Uji kompatibilitas dibagi
menjadi 3 tingkatan:
Pemeriksaan iritasi

1. Uji primer Pemeriksaan implan

2.Uji sekunder

3. Uji penggunaan
pra-klinis
sifat-sifat umum dari bahan

1) Dimension change (perubahan dimensi)


2) Thermal dimension change (perubahan dimensi oleh suhu)
3) Thermal conductivity (penghantar panas)
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai