Anda di halaman 1dari 29

MANAJEMEN KASUS

DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG

Jati Perdana Utama


Pembimbing: dr. Siswanto, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU PENYAKIT ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
IDENTITAS PASIEN
 Nama : An. A

 Umur : 1 tahun 6 bln

 Jenis Kelamin : laki-laki

 Dirawat : Bougenvil

 Nama ortu : Tn. E

 Pekerjaan : Swasta

 Agama : Islam
RIWAYAT PENYAKIT

 KELUHAN UTAMA : muntah-muntah

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Ibu pasien mengeluhkan pasien batuk disertai muntah sejak 1 minggu


yang lalu. Pasien sudah periksa ke dokter umum, namun keluhan tidak
membaik. Pasien muntah setiap diberi makan maupun minum. Sebelum
masuk rumah sakit, pasien sudah muntah 3x. Batuk (+) demam (-)
kepala pasien tampak sangat besar.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
- Tidak ada yang menderita keluhan serupa

 Kesan : baik
GENOGRAM

II

III
An. A
1 tahun 6bln
BB: 9 kg
Kesan : baik
RIWAYAT KEHAMILAN & PERSALINAN
 Riwayat Kehamilan
 G2P2A0
 Ibu hamil 2x dan partus 2x, tidak ada riwayat abortus

 Anc

 4 minggu sekali pada 28 minggu awal

 2 minggu sekali pada 28-36 minggu

 1 minggu sekali diatas 36 minggu

 Riwayat Persalinan
 ♂/ 8 bulan/ dokter/ spt/ 3500 gr/ 51 cm/ A: 8-9

 Kesan : baik
RIWAYAT PEMBERIAN MAKANAN
 Pasien mendapatkan asi eksklusif hingga usia 1 tahun
 Diberikan makanan pendamping asi saat usia 6 bulan 3-4x sehari
berupa bubur nasi tim ditambah dengan biskuit bayi

Kesan : baik
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
 Riwayat Kembang (Denver II)
 Persona Sosial
 Membuka pakaian(-), menggunakan sendok garpu(-), makan sendiri (-)

 Motorik Kasar
 Tidak dapat dinilai

 Bahasa
 6 kata (+), papa mama tidak spesifik (+)

 Adaptif-Motorik Halus
 Tidak dapat dinilai

Kesan : perkembangan terlambat


 Riwayat Tumbuh
Kms tidak dibawa oleh keluarga pasien
 BB lahir : 3500 gr
 Panjang lahir : 51 cm
 BB sekarang : 9 kg
 TB sekarang : 80 cm
 Lingkar Kepala : 53 cm

Kesan kurus
RIWAYAT IMUNISASI
Di posyandu sesuai dengan jadwal
 0 bulan : hepatitis B

 1 bulan : BCG dan polio

 2 bulan : DPT combo dan polio 2

 3 bulan : DPT combo 2 dan polio 3

 4 bulan : DPT combo 3 dan polio 4

 9 bulan : campak

Simpulan: Imunisasi dasar lengkap


RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 Pasien pernah mondok di rumah sakit saat operasi pemasangan
VP-shunt
 Pasien tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya

 Pasien tidak mempunyai riwayat alergi


KEBIASAAN DAN LINGKUNGAN

 Lingkungan : Pasien tinggal di daerah pedesaan dengan


lingkungan yang cukup baik. Sanitasi baik, kamar mandi sendiri.
ANAMNESIS SISTEM

 Cerebrovaskuler : pusing (-), demam (-), penurunan kesadaran (-)


 Respirasi : batuk (+), pilek (-), sesak (-)
 Kardiovaskuler : berdebar-debar (-), keringat dingin (-)
 Gastrointestinal : mual (-), muntah (+), BAB (+) cair, makan/minum
(-/-)
 Urogenital : BAK lancar, anyang-anyangan (-)
 Muskuloskeletal : nyeri sendi (-) pegal (-) kaku otot (-)
 Intergumentum : bercak kemerahan (-) gatal (-)
PEMERIKSAAN FISIK
 KU : lemah
 Kesadaran : compos mentis
 Pemeriksaan tanda vital
 Nadi : 110 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
 Suhu axila : 37,6°C
 Respirasi : 28 x/menit, reguler kedalaman cukup
 BB = 9 kg Tb = 80 cm
 Interpretasi Status Gizi
 BB/ U : 9/17 x 100 % = 79.4 % ( TB/U < p5 )
 TB/ U : 80/108 x 100% = 96.2% ( BB/U < p5 )
 BB/TB : 9/18.5 x 100% = 72.9% ( BB/TB < p5 )

 Kesan gizi buruk


PEMERIKSAAN KEPALA
 megaencephali
 Lingkar kepala : 53

 Rambut: hitam, tidak mudah patah, tidak merah

 Ubun-ubun : menutup

 Mata : anemis (-) ikterik (-)

 Hidung : cuping hidung (-)

 Mulut : stomatitis (-) perdarahan gusi (-)

 Tenggorokan : hiperemis (-)

 Gigi : karies (-)


 Pemeriksaan leher
o Pembesaran kelenjar getah bening (-)
PEMERIKSAAN
THORAKS
Anterior Posterior
Inspeksi Simetris (+), massa (-), Simetris (+), massa (-), bekas
bekas luka (-), retraksi (-), luka (-), retraksi (-), tampak
tampak ruam merah (-) ruam merah (-)

Palpasi Pengembangan simetris (+), Pengembangan simetris (+),


massa (-), nyeri tekan (-), massa (-), nyeri tekan (-) ,

Perkusi sonor sonor

Auskultasi Vesikuler (-), Rhonki(-), Vesikuler (-), Rhonki(-),


whezing (-) whezing (-)
PEMERIKSAAN JANTUNG
 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : ictus cordis teraba
 Perkusi : batas jantung normal
 Auskultasi : suara jantung I-II regular, murmur (-) gallop
(-)
PEMERIKAAN ABDOMEN
 Inspeksi : perut setara dada, massa (-) bekas luka (-)
ruam merah (-)
 Auskultasi : bising usus (+) meningkat
 Perkusi : timpani
 Palpasi : supel, massa (-) nyeri tekan (-) hepar dan
spleen tak teraba
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
WBC : 13.5
Hb : 13.7
Hmt : 40.9
PLT : 567
PEMERIKSAAN EKSTREMITAS

 Ekstremitas : akral hangat,

Arteri dorsal pedis kuat, CRT <2 detik

 Integumentum : kemerahan pada kulit (-), turgor kulit <2 detik


DIAGNOSIS KERJA
─ Obs.vomiting dengan hidrosefalus

─ DIAGNOSIS BANDING
 Vomitting dengan dehidrasi sedang
TERAPI
 Inf RL 8tpm
 Cefotaxim 3x300

 Ranitidin 2x10

 Ondancentron 3x2
Terima Kasih
HIDROSEFALUS
Hidrosefalus adalah pelebaran ventrikel otak disertai
peningkatan tekanan intrakranial akibat meningkatnya jumlah
cairan serebrospinal (CSS). Hidrosefalus terjadi karena 3 hal yaitu
obstruksi aliran CSS di sistem ventrikel otak, absorbs CSS di vili
arakhnoid yang menurun dan produksi CSS di pleksus koroid yang
abnormal
ETIOLOGI

Hidrosefalus terjadi karena gangguan sirkulasi likuor di


dalam sistem ventrikel atau oleh produksi likuor yang berlebihan.
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran likuor pada
salah satu tempat, antara tempat pembentukan likuor dalam sistem
ventrikel dan tempat absorpsi dalam ruang subarakhnoid. Akibat
penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS di bagian proksimal
sumbatan. Tempat yang sering tersumbat dan terdapat dalam klinis
adalah foramen Monro, foramen Luschka dan Magendi, sisterna
magna dan sisterna basalis. Penyebab penyumbatan aliran CSS
yang sering terdapat pada bayi dan anak yaitu kelainan bawaan,
infeksi, neoplasma dan perdarahan.
KLASIFIKASI

 Hidrosefalus Obstruktif (Non-komunikans)


 Hidrosefalus Komunikans

 Hidrosefalus kongenital

 Hidrosefalus didapat
TERAPI

 VP shunt

Anda mungkin juga menyukai