HIFEMA
Dilla Amilia
Maulidya Rahmi
Lorensia Fitra Dwita
Neovaskularisasi iris
Patofisiologi
Trauma tumpul yang mengenai mata memindahkan volume
cairan ke perifer sehingga menyebabkan peningkatan
tekanan hidrolik pada lensa, akar iris dan trabekular
meshwork. Jika tekanan ini melebihi kekuatan tarik dari
struktur okular maka pembuluh darah di iris perifer dan
permukaan badan siliar dapat pecah menyebabkan
terjadinya hifema. Hal ini dapat menyebabkan ruptur
sklera, biasanya di limbus dan di insersi otot dibagian
posterior, dimana sklera lebih tipis dan tidak dilindungi
oleh tulang orbital. Trauma berat dapat menyebabkan
subluksasi lensa, dialisis retina, avulsi saraf optik
dan/atau perdarahan vitreous.1
Klasifikasi
• Berdasarkan penyebabnya hifema dibagi
menjadi:
– Hifema traumatika
– Hifema akibat tindakan medis
– Hifema akibat inflamasi yang parah pada iris dan
badan silier,
– Hifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh
darah
– Hifema akibat neoplasma
• Berdasarkan waktu terjadinya, hifema dibagi
atas 2 yaitu:
– Hifema primer, timbul segera setelah trauma
hingga hari ke 2.
– Hifema sekunder, timbul pada hari ke 2-5 setelah
terjadi trauma
• Berdasarkan tampilan klinisnya dibagi
menjadi beberapa grade (Sheppard)
• Tingkat 1: kurang dari ¼ volume bilik mata depan yang
terlihat.
• Tingkat 2: ¼ sampai ½ dari volume bilik mata depan
yang terlihat
• Tingkat 3: ½ sampai ¾ dari volume bilik mata depan
yang terlihat
• Tingkat 4: pengisian sempurna dari bilik mata depan
yang terlihat. (“Eight ball” hifema)
Gejala klinis
• Konservatif
– Tirah baring (bed rest total).
– Bebat mata
• Pemakaian obat-obatan
• Koagulansia
• Midriatika Miotika
• Ocular Hypotensive Drug
• Kortikosteroid dan Antibiotika
• Obat-obat lain
• Analgetik
• Operasi
– Perawatan cara ini akan dikerjakan bilamana ditemukan
glaukoma sekunder, tanda imbibisi kornea atau
hemosiderosis cornea. Dan tidak ada pengurangan dari
tingginya hifema dengan perawatan non-operasi selama 3 -
5hari.
– Untuk mencegah atrofi papil saraf optik dilakukan
pembedahan bila tekanan bola mata maksimal lebih dari
50 mmHg selama 5 hari atau tekanan bola mata maksimal
lebih dari 35 mmHg selama 7 hari.
– Untuk mencegah imbibisi kornea dilakukan pembedahan
bila tekanan bola mata rata-rata lebih dari 25 mmHg
selama 6 hari atau bila ditemukan tanda-tanda imbibisi
kornea.
– Tindakan operatif dilakukan untuk mencegah
terjadinya sinekia anterior perifer bila hifema total
bertahan selama 5 hari atau hifema difus bertahan
selama 9 hari.
– Untuk cegah timbulnya hemosiderosis kornea dan
tidak ada pengurangan dari tingginya hifema dengan
perawatan non operasi selam 3-5 hari. Atas dasar di
atas Darr menentukan cara pengobatan traumatic
hyphaema, sedang Rakusin menganjurkan tindakan
operasi setelah hari kedua bila ditemukan hyphaema
dengan tinggi perdarahannya ¾ bilik depan bola
mata.
• Intervensi bedah biasanya diindikasikan pada atau setelah 4
hari. Dari keseluruhan indikasinya adalah sebagai berikut :
– Empat hari setelah onset hifema total
– Microscopic corneal bloodstaining (setiap waktu)
– Total dengan dengan Tekanan Intra Okular 50 mmHg atau lebih
selama 4hari (untuk mencegah atrofi optic)
– Hifema total atau hifema yang mengisi lebih dari ¾ COA selama
6 hari dengan tekanan 25 mmHg (untuk mencegah corneal
blood staining)
– Hifema mengisi lebih dari ½ COA yang menetap lebih dari 8-9
hari (untuk mencegah peripheral anterior synechiae)
– Pada pasien dengan sickle cell disease dengan hifema
berapapun ukurannya dengan tekanan Intra ocular lebih dari 35
mmHg lebih dari 24 jam
Berikut in komplikasi yang ada dari Hifema
• Perdarahan sekunder
• Glaukoma sekunder
• Hemosiderosis kornea
• Sinekia Posterior
• Atrofi optik
• Uveitis
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Nazaruddin
Nomor MR : 795362
Pekerjaan : Pemotong rumput
Umur : 58 tahun
Negeri Asal : Padang
Anamnesis
• Seorang pasien laki-laki berusia 58 tahun datang
ke IGD RSUP Dr M Djamil - Padang pada tanggal
12 Agustus 2012 dengan :
Keluhan Utama :
• Mata kanan tidak bisa melihat sejak 2 jam
sebelum masuk RS
Keluhan Utama :
• Mata kanan tidak bisa melihat sejak 2 jam sebelum
masuk RS
Palpebra : superior Edema (+), Hiperemis (-), Edema (-), Hiperemis (-),
ptosis (-) ptosis(-)
inferior Edema (-), Hiperemis (-), Edema (-), Hiperemis (-),
Palpebra : superior Edema (+), Hiperemis (-), Edema (-), Hiperemis (-),
ptosis (-) ptosis(-)
inferior Edema (-), Hiperemis (-), Edema (-), Hiperemis (-),
Gambar
Diagnosis kerja
• Hifema traumatika OD grade IV
• Ruptur konjungtiva OD
• Astigmatisma Miopia simpleks OS
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan LED
Pemeriksaan tonografi
USG Mata
Hasil pemeriksaan penunjang
1. USG (14 Agustus 2012)
• Perdarahan vitreous (+)
• Ablasio retina OD ec traumatic
• Anjuran : observasi