Oleh :
Hary Satrisno, SKM,MPH
Tantangan Penyakit Menular di
Indonesia
Masih banyak jenis penyakit potensial wabah/
KLB spt : DIFTERI, keracunan makanan, campak,
rabies, antraks, diare, kolera, malaria, dll
(Permenkes 1501/2010) cenderung menyebar
antar daerah/ Kabupaten/ Provinsi.
Mobilisasi Manusia meningkatkan risiko
penyebaran suatu penyakit penguatan SE di
POE dan wilayah
Penguatan SKDR di unit Yankes spt Puskesmas
dan Rumah Sakit serta di LABOROTORIUM
Prinsip Manajemen Program Pengendalian
Penyakit
1. Reduksi
Upaya menurunkan angka insiden, prevalen, dan atau
kematian sampai pada tingkat tertentu di suatu
daerah/lokasi
2. Eliminasi
Upaya menurunkan angka insiden menjadi “nol” atau
sangat kecil untuk penyakit dan daerah tertentu
3. Eradikasi
Upaya menghilangkan angka insiden dan penularan di
dunia
Komitmen Global
1. Eradikasi Polio
FOKUS 2. Eliminasi Campak
3. Difteri*
Peran Surveilans :
• Menentukan daerah Rawan/Risiko Tinggi
• Memantau Kemajuan Penanggulangan
• Rekomendasi kegiatan penanggulangan
HIV
Hemophillus Pneumonia Human Papiloma Rubella rotavirus
Malaria
Influenzae type B Virus
DENGUE
Dengue
SURVEILANS
ANCAMAN NASIONAL, UPAYA TUJUAN
REGIONAL, GLOBAL PENANGGULANGAN
Penyakit
Surveilans
Penyakit Potensial epidemiologi
wabah :
Mencegah
PD3I : Difteri, Campak, Kekarantinaan
masuk dan
Polio
Pengendalian dampak
keluarnya
Penyakit Baru kesehatan lingkungan ancaman
masalah
Penyakit yang Muncul
Pelayanan kesehatan di
kembali
kesehatan negara dan
wilayah
Penyakit yang
tereliminasi Pengawasan
OMKABA
Bioterorisme
Unsur Biologi, Kimia Pengamanan
dan Radiasi Nubika
Pedoman Penyelenggaraan Penyelenggaraan
Sistem Surveilans PMK No. Surveilans
Epidemiologi Penyakit 45/2014 Kesehatan
Menular & Penyakit Tidak
Menular Terpadu
Eradikasi
Polio
thn 2020
Eliminasi
Tetanus
Neonatal
Kriteria Mencapai Komitmen Global
Eradikasi polio
• Tidak ditemukan Virus polio selama 3 tahun berturut-turut
yang dibuktikan dengan Surveillans AFP sesuai standar
sertifikasi
Eliminasi Campak
• Tidak ditemukan wilayah endemis campak selama >12 bulan,
dengan pelaksanaan surveillance campak yang adekuat. (Regional
consultation on Measles , SEARO, New Delhi, 25 – 27 August 2009 & WHA, May 2010)
Eliminasi TN
• Insiden/angka kejadian tetanus pada masyarakat kurang dari 1
tetanus neonatorum (TN) dalam 1000 kelahiran hidup pada
setiap Kabupaten/kota.
Capaian di Indonesia Saat ini
Kegiatan
Utama
Dinkes
LAB
Laboratorium
Provinsi Polio
FP1 Nasional
FPL
W1
FPS
Dinkes
Kab./Kota FP-PD Rumah Sakit
Puskesmas
Lisan
Masyarakat
: umpan balik
: laporan
Surveilans Campak
Surveilans Campak Berbasis Individu
Case Based Measles Surveillance - CBMS
• Identitasnya secara individual, meliputi data: Nama, umur,
jenis kelamin, tanggal laporan diterima, tanggal pelacakan,
pengambilan sampel, status imunisasi dan riwayat sakitnya.
• Semua tersangka KLB campak harus dilakukan penyelidikan
PE
• Menggunakan Format C1 (rutin & KLB).
• Melakukan pemeriksaan serologis minimal 50% kasus
selama 1 tahun.
• Pelaksanaan surveilans campak diintegrasikan dengan
surveilans AFP.
Surveilans Campak & Rubella
Memperkuat sistem pada daerah dengan kasus
surveilans ke arah
surveilans individu sedikit
Memeriksakan Konfirmasi
Menigkatkan sensitifitas dengan serum dari campak atau
identifikasi seluruh kasus klinis campak beberapa kasus rubella
Menganalisis
Pencarian data untuk
Mangemen kasus Investigasi kasus
dan pemberian mengetahui
vitamin A KLB tambahan penyebab
KLB
KLB
1. KLB dg “Fully investigated” : 100 %
2. KLB Pasti yang diperiksa Virology : 100 %
3. Kelengkapan laporan C- KLB : ≥ 90 %
Surveilans Difteri
Pengertian
UPT
Feedback
Verifikasi/ Validasi
Kabupaten
alert Kabupaten
Penyelidikan
Epidemiologi Provinsi
Ke Field
SMS alert Provinsi
Pusat/Surveilans
alert
Server SKDR
Kemkes
Rencana Pengembangan
Feedback
Terima kasih