Disusun oleh :
Anindya Andoko 1815019
Alya Piana 1815060
Diabetik retinopati merupakan penyulit penyakit
DM yang paling ditakuti karena insidensinya yang
cukup tinggi dan prognosisnya buruk untuk
penglihatan. Retinopati diabetik merupakan
penyebab kebutaan paling sering ditemukan pada
usia 20 hingga 74 tahun. Orang dengan diabetes
memiliki risiko 25 kali lebih mudah mengalami
kebutaan dibanding orang non diabetes. Seseorang
yang mengalami retinopati diabetik biasanya tidak
merasakan gejala hingga kerusakan retina menjadi
lebih parah.
Retina adalah jaringan saraf berlapis yang tipis
dan semitransparan, yang melapisi 2/3 bagian
dalam posterior dinding bola mata. Retina
membentang ke anterior sejauh korpus siliaris
dan berakhir pada ora serata dengan tepi yang
tidak rata. Di sebagian besar tempat, retina dan
epitel pigmen retina mudah terpisah sehingga
dapat terbentuk suatu ruang yang disebut
subretina. Akan tetapi pada diskus optikus dan
ora serata, retina dan epitel pigmen retina
saling melekat kuat
Terdiri dari 10 lapisan terpisah, terdiri dari
fotoreseptor (sel batang dan kerucut) dan
neuron, beberapa di antaranya (sel ganglion)
bersatu membentuk serabut saraf optik.
Bertanggungjawab untuk mengubah cahaya
menjadi sinyal listrik.
Sel kerucut bertanggung jawab untuk
penglihatan siang hari. Subgrup dari sel kerucut
responsif terhadap panjang gelombang pendek,
menengah, dan panjang (biru, hijau, merah) sel –
sel ini terkonsentrasi di fovea yang bertanggung
jawab untuk penglihatan detil seperti membaca
huruf kecil.
Sel batang berfungsi untuk penglihatan malam.
Sel – sel ini sensitif terhadap cahaya dan tidak
memberikan sinyal informasi panjang gelombang
(warna). Sel batang menyusun sebagian besar
fotoreseptor di retina bagian lainnya
Membentuk mikrovili yang menonjol di antara lempeng segmen
luar sel batang dan sel kerucut dan menyeimbanginya.
Memfagosit sisa segmen eksternal sel batang dan kerucut
Memfasilitasi pasase nutrient dan metabolit antara retina dan
koroid
Berperan dalam regenerasi rodopsin dan opsin sel kerucut,
pigmen visual fotoreseptor yang mengolah kembali vitamin A
Granula melanin yang mengabosrpsi cahaya yang terpencar
N. Opticus (N. Chiasma Tractus
II) opticus Opticus
Corpus
Coliculus
Radiatio Optica Geniculatum
Superior
lateral
Tractus
Cortex cerebri
Geniculatum
(area 17,18,19)
Calcarina
Retinopati merupakan kelainan pada retina
yang tidak disebabkan radang.
Dikenal berbagai bentuk seperti retinopati
akibat anemia, diabetes mellitus, hipotensi
hipertensi dan retinopati leukemia.
Definisi
◦ Kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada
penderita diabetes mellitus.
Insidensi
◦ Sebanyak 40-50% penderita diabetes,
◦ Di Amerika terdapat kebutaan 5000 orang pertahun
akibat retinopati diabetes
◦ Di Inggris merupakan penyebab kebutaan nomor 4
Faktor Risiko
◦ Lamanya pasien menderita diabetes. Setelah 10
tahun, 60% pasien mengalami retinopati, dan
setelah 15 tahun, 80% pasien mengalami retinopati.
◦ Hiperglikemia
◦ Peningkatan kadar lipid serum;
◦ Kehamilan;
◦ Hipertensi;
◦ Nefropati;
◦ Lain-lain (merokok, usia, jenis diabetes, inaktivitas
fisik, dan penggunaan penghambatan ACE)
Klasifikasi
Retinopati Diabetik Nonproliferatif – Nonproliferative Diabetic Retinopathy (NPDR)
Ringan Hanya ada mikroaneurisma
Sedang Adanya temuan patologis lain selain mikroaneurisma namun lebih ringan
dibandingkan/tidak memenuhi criteria NPDR berat.
Berat Salah satu dari criteria berikut tanpa adanya tanda retinopati diabetik proliferative
1. Adanya perdarahan intravena berat dan mikroaneurisma pada masing – masing 4
kuadran;
2. Adanya beading vena pada 2 kuadran atau lebih
3. Intraretinal microvascular abnormalities (IRMA) sedang pada 1 atau lebih kuadran
Sangat Ditemukan lebih dari 2 kriteria berat
berat
Retinopati Diabetik Proliferatif – Proliferative Diabetic Retinopathy (PDR)
1. Adanya neovaskularisasi
2. Adanya perdarahan vitreus atau perdarahan praretina
(New vessel elsewhere)
New
vessel at
the disc
(NVD) New vessel
on the iris
(NVI)/
RUBEOSIS
IRIDIS
Klasifikasi retiopati diabetes menurut Bagian
Mata Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia/Rumah Sakit Dr.Cipto
Mangunkusumo
MIKROANEURISM
E
HIPOKSIA
RETINA
ISKEMIA RETINA
◦ Awalnya asimtomatis.
◦ Pada kasus yang lebih berat biasanya dapat
ditemukan penyempitan lapang pandang, floaters
(bercak hitam pada lapang pandang), penurunan
tajam penglihatan.
◦ Dikenal 3 bentuk:
Background: mikroaneuris mata, perdarahan bercak
dan titik (dot and blot), serta edema anular/sirsinar
Makulopati: edema retina dan gangguan fungsi makula
Proliferasi: vaskularisasi retina dan corpus vitreus
COTTON
WOOL
PATCHES HARD
(SOFT EXUDATE
EXUDATE)
Retinopati diabetik latar
belakang
Hard exudates
Flamed shaped
hemorrhage
Hard exudates
microaneurysm
1. Adanya perdarahan intravena berat dan
mikroaneurisma pada masing – masing 4
kuadran;
2. Adanya beading vena pada 2 kuadran atau
lebih
3. Intraretinal microvascular abnormalities
(IRMA) sedang pada 1 atau lebih kuadran
Venous beading
Proliferative Diabetic Retinopathy
(PDR)
Characteristics
1. Adanya
neovaskularisasi
2. Adanya perdarahan
vitreus atau
perdarahan
praretina
Cotton-wool
spot
Neovascularization
Neovascularization
Hard exudate
Blot hemorrhage
stereoscopic biomicroscopic menggunakan
lensa +90 dioptri
FFA
OCT (optical coherence tomography)
Urine rutin
Hematologi rutin
Fungsi ginjal
Profil lipid
Haemogram
HbA1C
Medikamentosa
Pengendalian glukosa: pengendalian
glukosa secara intensif pada pasien dengan
DM tergantung insulin (IDDM) menurunkan
insidensi dan progresi retinopathy DM.
ADA menyarankan bahwa semua diabetes
(NIDDM dan IDDM) harus mempertahankan
level HbA1c kurang dari 7% untuk
mencegah atau paling tidak meminimalkan
kompilkasi jangka panjang dari DM
termasuk retinopathy DM.
Non Medika mentosa
Diet
Diet makan yang sehat dengan makanan yang
seimbang.
Diet seimbang bisa membantu mencapai
pengontrolan berat badan yang lebih baik dan
juga pengontrolan diabetes.
Aktivitas
Mempertahankan gaya hidup sehat dengan olah
raga yang teratur penting untuk semua
individu.Hal ini dapat membantu meningkatkan
kontrol terhadap diabetes, dan dapat
menurunkan komplikasi dari diabetes dan
retinopathy DM.
Terapi Laser
http://www.aao.org/newsroom/release/20091030.cfm
Primary prevention
Strict glycemic control
Secondary prevention
Annual eye exams
Tertiary prevention
Retinal Laser photocoagulation
Vitrectomy
1. Rubeosis iridis progresif
Penyakit ini merupakan komplikasi
segmen anterior paling sering.
Neovaskularisasi pada iris (rubeosis
iridis) merupakan suatu respon terhadap
adanya hipoksia dan iskemia retina
akibat berbagai penyakit, baik pada mata
maupun di luar mata yang paling sering
adalah retinopati diabetik.
2. Glaukoma neovaskular
Glaukoma neovaskuler adalah glaukoma
sudut tertutup sekunder yang terjadi akibat
pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada
permukaan iris dan jaringan anyaman
trabekula yang menimbulkan gangguan
aliran aquous dan dapat meningkatkan
tekanan intra okuler
3. Perdarahan vitreus rekuren