Anda di halaman 1dari 32

CASE REPORT

“Seorang Perempuan 31 Tahun Dengan Selulitis Preseptal”

Pembimbing :

Dr. Denti Puspasari Sp.M

Oleh :

Afifah Ulinnuha (J510185090)

Rachmawati Dwi Puspita (J510185087)

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN MATA

RSUD DR HARDJONO S. PONOROGO


IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. S
Usia : 31 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Pemeriksaan : 25 Oktober 2018
ANAMNESA

Keluhan Utama : kelopak mata kiri bengkak


Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD DR.Harjono ponorogo dengan keluhan
mata kiri bengkak. Keluhan dirasakan sejak 20 hari yang lalu dengan diawali
dengan benjolan kecil seperti jerawat dan semakin lama benjolan semakin
membesar. Tiga hari sebelum datang, pasien merasakan kepala pusing dan
kemudian benjolan tersebut pecah berisikan nanah. Pasien tidak merasakan mata
berair, keluar kotoran, badan demam ataupun rasa nyeri pada mata kiri. Pasien
mengakui bahwa tidak pernah mengalami benturan ataupun luka pada mata
kirinya, tidak disertai dengan sakit gigi dan batuk pilek. Sebelum keluhan
dirasakan, pandangan pasien sudah kabur untuk melihat jauh. Pasien mengaku
memiliki riwayat penyakit gula sejak 3 tahun yang lalu dan tidak rutin kontrol
berobat. Pagi hari sebelum ke poliklinik mata, pasien mengecek gulanya di
puskesmas dengan hasil 409. Pasien mengaku sudah berobat ke dokter mata dan
tidak ada perbaikan.
ANAMNESA
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan yang sama : disangkal
Riwayat menggunakan kacamata : disangkal
Riwayat sakit mata : disangkal
Riwayat Trauma di mata : disangkal
Riwayat operasi di mata : disangkal
Riwayat penyakit DM : diakui
Riwayat penyakit hipertensi : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan yang sama : disangkal
Riwayat menggunakan kacamata : disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Aktifitas: Normoaktif

Kooperatif : Kooperatif

Tanda vital : Tidak dilakukan

Status Gizi : Cukup


Status opthalmologi

OD OS
No. Pemeriksaan OD OS

1. Visus 6/60 5/30

2. Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

3. Palpebra Superior Edema (-) Edema (+)  fluktuatif


Hiperemis (-) (+)
Pseudoptosis (-) Hiperemis (+)
Massa (-) Hangat (+)
Pseudoptosis (+)
Laserasi (+)
4. Palpebra Inferior Edema (-) Edema (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Pseudoptosis (-) Pseudoptosis (-)
Massa (-) Massa (-)

5. Konjungtiva palpebra : Folikel (-) Hiperemis (+)


Hiperemis (-) Sekret (-)
Sekret (-)

6. Konjungtiva bulbi : Injeksi siliar dan Injeksi siliar (-) dan


konjungtiva (-) konjungtiva (+)
Sekret (-) Sekret (-)
Kornea : Jernih Jernih
Ukuran normal Ukuran normal
Infiltrat (-) infiltrat (-)

COA : Cukup Cukup


- Kedalaman Hipopion (-) Hipopion (-)
Hifema (-) Hifema (-)
Iris : Sinekia (-) Sinekia (-)
Coklat tua Coklat tua
Pupil :
- Bentuk Bulat Bulat
- Diameter ±3 mm ±3 mm
- Reflek +N +N
Lensa Jernih Jernih
Funduskopi - -
Pemeriksaan penunjang:

• Tidak dilakukan

DIAGNOSIS BANDING

• Selulitis preseptal
• Selulitis orbital
• Blefaritis

DIAGNOSIS KERJA

• OS selulitis preseptal
PENATALAKSANAAN
Amoxiclav 625 mg/ 8 jam
Parasetamol 500 mg/ 8 jam3 prn
Gentamisin eye drop 1 tetes/ 4 jam
Inj Insulin Levemir 16 unit/ pagi
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanam : Bonam
Quo ad visam : Bonam
Quo ad cosmeticam : Bonam
EDUKASI

Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan rencana pengobatan.


Menjelaskan perlunya kontrol minimal 5 hari kemudian
Bab II – Tinjauan Pustaka
ANATOMI
PALPEBRA

Otot retraktor palpebra


berfungsi membuka
palpebra.
Otot-otot ini dibentuk
oleh kompleks
muskulofasial, dengan
komponen otot rangka
dan otot polos 
kompleks levator
palpebra superior dan
fasiakapsulopalpebra di
palpebra inferior.
ANATOMI
ORBITA
ANATOMI
BOLA MATA
• Konjungtiva
• Sklera dan Episklera
• Kornea
• Uvea
• Lensa
• Humor Aquaeus
• Sudut Kamera Anterior
• Retina
• Vitreus
Klasifikasi Chandler

Grup I Inflamasi dan edema yang mempengaruhi jaringan lunak kelopak mata dan
selulitis preseptal struktursuperfisial
Grup II
selulitis orbital Inflamasi dan edema yang melibatkan jaringan adiposa periorbita dan orbita.
Grup III Kumpulan pus antara dinding orbit dan struktur sekitar periorbita
abses subperiosteal menyebabkan perpindahan bola mata ke arah lateral dan bawah.
Grup IV Abses pada subperiosteal yang pecah di bagian posterior dan masuk rongga
abses orbital orbitalmembentuk abses orbital sejati.
Grup V Perjalanan penyakit yang mengalami progresivitas hingga ke sinus kavernosus
thrombosis sinus kavernosus danmenimbulkan gejala pada mata sebelahnya dan meningitis.
Definisi
• Infeksi pada kelopak mata dan
permukaan jaringan lunak periorbital
tanpa keterlibatan orbital.
ETIOLOGI
Eksogen
(trauma, post operasi)

Endogen
(bacteremia)

selulitis preseptal
Perpanjangan struktur periorbital
(sinus paranasal, infeksi gigi,
intracranial)

Intraorbital
(endoftalmitis, dakrioadenitis)
Epidemiologi

 Tidak ada etnik tertentu


 Perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 2:1
 Lebih sering terjadi pada musim dingin dibandingkan dengan musim kemarau
 Dapat terjadi pada semua usia, tetapi terutama terjadi pada populasi pediatrik
 Selulitis preseptal lebih umum daripada selulitis orbital
 Beberapa penelitian menunjukkan tingkat mortalitas mulai dari 5% hingga 25% selulit
periorbital atau orbital dengan komplikasi intrakranial
Faktor risiko

1. Penyebaran infeksi dari jaringan lunak wajah dan adneksa okular


2. trauma, benda asing, gigitan serangga, infeksi kulit (impetigo), lesi kelopak mata (kalazium,
hordeolum)
3. Dalam tinjauan retrospektif dari 104 pasien dengan selulitis preseptal selama periode 15
tahun, etiologi predisposisi yang paling umum adalah dakriosistitis akut (32,6%),
sinusitis/infeksi saluran pernapasan atas (28,8%), dan trauma/operasi baru-baru ini (27,8%).
Patofisiologi
 Keadaan yang paling sering mendukung terjadinya selulitis preseptal termasuk sinusitis, penyebaran
hematogen, inokulasi langsung pada kulit seperti gigitan serangga, trauma periokular atau wajah, dan
impetigo.

 Patogen yang menyebabkan sinusitis, terutama ethmoiditis, menyebar ke jaringan di sekitarnya melalui
sistem vena mata tanpa katup atau lamina papyracea. Bahkan, komplikasi paling umum dari sinusitis
adalah keterlibatan preseptal atau orbital dan ekstensi intrakranial.

 Selulitis preseptal  selulitis orbital  abses subperiosteal, abses orbital, trombosis sinus kavernosus,
dan infeksi intrakranial seperti abses intraserebral, meningitis, empiema atau abses ruang epidural atau
subdural
MANFESTASI KLINIS
Edema kelopak mata

Eritema

Peradangan

Bola mata tidak terlibat  reaksi pupil, ketajaman visual, motilitas okular tidak
terganggu, nyeri pada gerakan mata dan kemosis juga tidak ditemukan.

Demam

Leukositosis
Anamnesis DIAGNOSIS
• Identitas pasien
Gejala Selulitis Preseptal
• Keluhan utama
• Riwayat penyakit sekarang
Proptosis Tidak ada
• Riwayat penyakit dahulu Gerak bola mata Normal

• Riwayat penyakit keluarga Nyeri gerak mata Tidak ada


Nyeri tekan orbita Tidak ada
• Riwayat pengobatan
Visus Normal
Reflex pupil Normal
Chemosis Jarang
Infeksi preseptal perlu dibedakan dari
infeksi orbita. Reflex kornea Normal
Keduanya  edema, eritema, Oftalmoskopi Normal
hyperemia, nyeri, dan leukositosis.
Gejala sistemik Ringan
Infeksi orbita  kemosis, proptosis,
pembatasan gerakan mata, dan
penurunan penglihatan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kultur bakteri

Pemeriksaan darah perifer lengkap

X-Ray PNS

• mendeteksi adanya sinusitis terkait

USG orbital

• mendeteksi adanya abses intraorbital

CT Scan

• peradangan

Punksi lumbal

• terdapat tanda- tanda keterlibatan meningel dan serebral


Diagnosis Banding
Selulitis preseptal Infeksi pada jaringan kelopak Bengkak kemerahan, kelopak mata
disekitar mata, disertai dengan tebal, gerakan otot ekstraokular
defek kulit lokal baik, tidak ada perubahan visus

Selulitis orbital Infeksi pada jaringan lunak mata, Bengkak kemerahan, kelopak mata
posterior keseptum orbital, sering tebal, keterbatasan gerak otot
terjadi karena penyebaran lokal ekstraokular akibat rasa nyeri atau
dari infeksi pada sinus edema otot, perubahan visus atau
diplopia, pada anak timbul demam
dan nyeri

Blefaritis Inflamasi pada dasar bulu mata Iritasi pada ujung kelopak mata atau
dan atau bagian distal dari bulu mata
kelopak mata, inflamasi kelenjar
lakrimalis
Tatalaksana

•Strategi utama dari terapi selulitis preseptal adalah dengan


memberikan antibiotik yang tepat
•Terapi dilakukan selama 7-10 hari.
•Pasien dengan respon yang gagal atau perburukan klinis harus
dipertimbangkan penggantian menuju terapi intravena.
•Pasien dengan selulitis preseptal umumnya tidak membutuhkan
intervensi bedah kecuali pada kasus yang berhubungan dengan
adanya benda asing ataupun abses pada kelopak mata. Drainase dan
debridemen pada abses kelopak mata dapat dilakukan dengan insisi
kecil di atas area fluktuasi.
KOMPLIKASI

Pada kasus yang jarang, infeksi dapat menyebar ke rongga


mata, jaringan di sekitar mata, dan bolamata sendiri (selulitis
orbital)
Perluasan infeksi juga dapat menyebabkan:
- trombosis sinus kavernosus
- abses orbital  proptosis non aksial
- meningitis
EDUKASI

Pasien harus diberitahukan bila terdapat hilangnya


pengelihatan, nyeri pada pergerakan mata merupakan
indikasi bahwa infeksi telah menyebar ke orbita dan
mungkin memerlukan intervensi bedah. Penambahan
edema dan eritema atau nyeri juga merupakan suatu tanda
yang perlu diperhatikan.
Daftar Pustaka

Babar TF, Zaman M, Khan MN, Khan MD, Risk Factor of Preseptal and Orbital Cellulitis. J Coll
Physicians Sur Pak. Jan 2009; 19 (1): pg: 39-42.
Bae, C. & Bourget, D., 2017. Periorbital Cellulitis. s.l.:StatPearls Publishing LLC.
Carlisle, R. T. & Digiovanni, J., 2015. Differential Diagnosis of the Swollen Red Eyelid. American
Academy of Family Physicians, 92(2), pp. 106-12.
Ilyas Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke 5. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2015
Lee, S. & Yen, M. T., 2011. Management of preseptal and orbital cellulitis. Saudi J Ophthalmol., 25(1), pp.
21-9.
Meara, D. J., 2012. Sinonasal Disease and Orbital Cellulitis in Children. 24(3), pp. 487-96.

Anda mungkin juga menyukai