Anda di halaman 1dari 44

Long Case Ramadhiana M Tuasikal

03013162
RETINOPATI DIABETIK
Pembimbing:
dr. Hariindra Pandji Soediro Sp.M
IDENTITAS
Nama : Tn. Y
No. RM : 01116567
Usia : 53 Tahun
Alamat : Cipinang Muara No. 29 Jakarta timur
Status : Menikah
Pekerjaan : Pensiun
Keluhan utama Os mengeluh Penglihatan semakin buram sejak 
3 minggu yang lalu pada kedua mata

Keluhan Tambahan  Pasien terkadang merasa pusing,


kaki kesemutan, tangan terasa baal, dan penglihatan
seperti berkabut
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

- Pasien datang ke Poli Mata - Pasien mengaku


RSUD Budhi Asih dengan penglihatan pada mata kiri
keluhan penglihatan semakin lebih buram jika
buram sejak  3 minggu yang dibandingan dengan mata
lalu kanan.
- Keluhan penglihatan buram
sudah dirasakan sejak 2 tahun
yang lalu tetapi tidak separah
sekarang karena pasien
dapat menyetir mobil.
-Pasien mengatakan pernah -Tidak terdapat keluarga - Pasien mengatakan sudah
RPD

RPK

R. Kebiasaan
seperti ini sebelumnya, yang mengalami keluhan tidak bekerja semenjak
berobat di klinik nusantara serupa penglihatan buram.
dan dianjurkan untuk - Tidak terdapat riwayat Aktivitas sehari-hari hanya
operasi tetapi pasien keluarga yang pernah di rumah saja. Pasien tidak
menolak. mengalami diabetes mengonsumsi obat-obatan,
- Pasien mengatakan melitus, hipertensi, asma ataupun minuman
memiliki penyakit DM sejak dan alergi makanan serta beralkohol. Pasien jarang
5 tahun yang lalu tetapi obat-obatan. berolahraga.
rutin minum obat sekitar  2
bulan terakhir. GDS terakhir
400 (3 minggu yang lalu
saat di rawat). Riwayat
hipertensi (-). Riwayat asma
atau alergi disangkal.
R. Pengobatan:
Pasien mengaku biasanya membeli obat tetes mata untuk mengatasi keluhannya.
Tetapi saat ini obat tetes mata sudah tidak lagi mengurangi keluhan pasien
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis

Keadaan umum: tampak


sakit ringan
Kesadaran:
compos mentis
Status Oftalmologi

OD OS
6/120 PH (-) Visus 6/120 PH (-)
Ortoforia Kedudukan Bola Mata Ortoforia

Pergerakan Bola Mata

Gerak bola mata bebas (+) Gerak bola mata bebas (+)
Edema(-) Hiperemis(-) Ptosis(-) Lagoftalmus(-) Entropion(-) Edema (-) Hiperemis (-) Ptosis (-) Lagoftalmus (-) Entropion (-)
Ektropion(-) Trikiasis(-) Distrikiasis(-) Massa(-) Ektropion (-) Trikiasis (-) Distrikiasis (-) Massa (-) Sekret/Krusta
Sekret/Krusta(-) Nyeri Tekan(-) Palpebra Superior (-) Nyeri Tekan (-)

Edema(-) Hiperemis(-) Entropion(-) Ektropion(-) Trikiasis(-) Edema(-) Hiperemis(-) Entropion(-) Ektropion(-) Trikiasis(-)
Distrikiasis(-) Massa(-) Sekret/Krusta(-) Nyeri Tekan(-) Distrikiasis(-) Massa(-) Sekret/Krusta(-) Nyeri Tekan(-)
Palpebra Inferior

Hiperemis(-) Folikel(-) Papil(-) Pseudo/membran(-) Massa(-) Hiperemis(-) Folikel(-) Papil(-) Pseudo/membran(-) Massa(-)
Sekret(-) Konjungtiva Tarsalis Superior Sekret (-)
Injeksi Konjungtiva (-) Injeksi Siliar (-) Injeksi Injeksi Konjungtiva (-), Injeksi Siliar (-), Injeksi
Subkonjungtiva (-) Kemosis (-) Jar. Konjungtiva Bulbi Subkonjungtiva (-), Kemosis (-), Jar.
Fibrovaskular (-) Fibrovaskular (-)
Hiperemis (-) Folikel (-) Papil (-) Hiperemis (-), Folikel (-), Papil (-), Pseudo/membran
Pseudo/membran (-) Massa (-) Sekret (-) Konjungtiva Tarsalis Inferior (-), Massa (-), Sekret (-)

Jernih Jernih
Edema(-) Infiltrat(-) Sikatriks(-) Edema(-), Infiltrat (-) , Sikatriks (-), Neovaskularisasi
Kornea
Neovaskularisasi(-) Corpus alienum(-) Keratic (-), Corpus alienum (-), Keratic Presipitat (-)
Presipitat(-)
Dalam Hipopion (-) Hifema (-) Dalam , Hipopion (-) Hifema (-)
COA
Sel (-) Flare (-) Sel (-) Flare (-)
Warna cokelat, Gambaran kripta baik, Sinekia (-) Warna cokelat, Gambaran kripta baik, Sinekia (-),
Iris
Iridodialisis (-) Atropi (-) Iridodialisis (-), Atropi (-)
Bulat, Diameter 3 mm, Isokor, Refleks Cahaya Bulat, Diameter 3 mm, Isokor, Refleks Cahaya
Langsung (+), Refleks Cahaya Pupil Langsung (+), Refleks Cahaya, Tidak Langsung (+)
Tidak Langsung (+)
keruh, Shadow test (+) Lensa keruh, Shadow test (+)
Jernih Vitreous Humor Jernih
Refleks fundus (+) Refleks fundus (+)
Papil batas tegas, warna tidak pucat, Bentuk bulat(+), Papil batas tegas, warna tidak pucat,
Ratio AV 2:3, bentuk bulat,
Funduskopi
Refleks makula (+), Ratio AV 2:3
Eksudat (+), Refleks makula (+)
Eksudat (+)
16,6 mmHg TIO 14,0 mmHg
RESUME
Pasien datang ke Poli Mata RSUD Budhi Asih dengan keluhan penglihatan buram sudah
dirasakan sejak 2 tahun yang lalu dan memberat sejak  3 minggu yang lalu. Penglihatan
pada mata kiri pasien lebih buram jika dibandingkan dengan mata kanan. Selain mata
buram pasien juga mengeluhkan terkadang merasa pusing, kaki sering kesemutan, tangan
terasa baal, dan penglihatan seperti berkabut. Paisen mengakui memiliki penyakit DM sejak 5
tahun yang lalu tetapi baru terkontrol  2 bulan terakhir, GDS terakhir 400 (3 minggu yang
lalu saat di rawat). Selain itu pasien juga mengakui memliki riwayat penyakit hipertensi (-).
Riwayat asma atau alergi disangkal. Pasien mengaku biasanya membeli obat tetes mata
untuk mengatasi keluhannya. Tetapi saat ini obat tetes mata sudah tidak lagi mengurangi
keluhan pasien.
Status oftalmologi didapatkan. Pemeriksaan visus OD 6/120 PH (-) dan OS 6/120 PH (-).
Tidak terdapat hiperemis pada konjungtiva tarsalis superior dan inferior. Pemeriksaan lensa
ditemukan kekeruhan pada lensa mata kiri dan kanan serta hasil shadow test positif pada
kedua lensa. Pada pemeriksaan TIO OD didapatkan 16,6 mmHg dan TIO OS 14,0 mmHg.
Pada hasil pemeriksaan fundus didapatkan gambaran cotton wool spot.
Diagnosis
• Retinopati DM banding
ODS
• Katarak senilis • Retinopati
imatur ODS hipertensi
Diagnosis
kerja
TATALAKSANA
Retivit plus 1 dd tab -Edukasi kepada pasien mengenai
medikamentosa

Non medikamentosa
- penyakit yang dialami pasien dan
I / p.c komplikasi yang mungkin terjadi
-Edukasi mengenai diet makanan yang

-Transamin
sehat dengan makanan yang seimbang
karena dapat membantu mencapai
pengontrolan berat badan yang lebih
-Obat diabetes baik dan juga pengontrolan diabetes
Kontrol kembali ke poli mata 2 minggu
dilanjutkan ke depan untuk evaluasi pengobatan
Operatif:
laser argon focal
• Glukosa puasa dan Hemoglobin A1c (HbA1c)
• Angiografi Fluoresensi fundus (Fundus Fluorescein Angiography (FFA))
Pemeriksaan • Optical Coherence Tomography (OCT)
penunjang

• Ad vitam : dubia ad bonam


• Ad fungsionam : dubia ad malam
prognosis • Ad sanationam : dubia ad malam
ANALISIS KASUS
RETINA
Jaringan transparan yang melapisi 2/3 posterior dinding bola mata
Membentang ke anterior sejauh korpus siliar dan berakhir pada ora serrata
dibagi menjadi pars pigmentosa & pars nervosa
0,1-0,5 mm
MAKULA
Macula lutea atau bintik kuning merupakan bagian dari retina yang banyak
mengandung pigmen xantophil
secara histologis digambarkan sebagai area yang terdiri atas 2 atau lebih lapisan
ganglion dengan diameter 5-6 mm dan berada ditengah antara arcade vascular
nasal dan temporal
1 mm ke lateral, 0.8 mm ke atas dan di bawah fovea
0.3 mm dibawah meridian horizontal serta 3.5 mm ke arah tepi nervus optik
FOVEA
Daerah sentral dari macula berukuran ± 1,5 mm (fovea atau fovea sentralis) yang
secara anatomis dan komposisi sel fotoreseptornya merupakan daerah untuk
ketajaman penglihatan dan penglihatan warna
Pada bagian tengah fovea di kenal sebagai foveola, berukuran diameter 0.35 mm
daerah yang berisi sel sel cone ramping yang tersusun rapat
FISIOLOGI RETINA
Sel batang &sel kerucut sel kerucut lebih banyak Sel batang berfungsi untuk
menangkap stimulus cahaya pada bagian makula (fovea) melihat warna hitam- putih
lalu mentransmisikan impuls berfungsi untuk melihat dan saat malam hari
Lapisan fotoreseptor melalui nervus optikus ke warna dan saat siang hari sehingga bagian perifer
korteks visual bagian sehingga fovea bertanggung bertanggung jawab untuk
oksipital jawab pada penglihatan penglihatan gelap pada
warna dan cahaya malam hari
RETINOPATI DIABETIK
DEFINISI
Retinopati diabetik adalah suatu mikroangiopati
progresif yang ditandai oleh kerusakan dan
sumbatan pembuluh-pembuluh halus,meliputi arteriol
prekapiler retina, kapiler-kapiler dan vena-vena.
EPIDEMIOLOGI
• menempati urutan ke empat setelah katarak, glaucoma, dan degenerasi
macula (AMD atau Age-related Macular Degeneration)

• Di Asia diramalkan diabetes akan menjadi “epidemi” karena pola makan


masyarakatyang disertai dedngan kurangnya berolahraga

• Angka kejadian retinopathy DM dipengaruhi tipe diabetes mellitus dan


durasi penyakit
ETIOLOGI

Penyebab pasti belum di ketahui


lamanya terpapar pada hiperglikemia (kronis)
menyebabkan perubahan fisiologi dan biokimia
yang akhirnya menyebabkan kerusakan endotel
pembuluh darah.
PATOFISIOLOGI
Dinding Kapiler Retina
Sel Perisit
• Mempertahankan struktur kapiler
• Mengatur kontraktilitas
• Membantu mempertahankan fungsi barrier dan transportasi
• Mengendalikan proliferasi endotel

Membran Basalis

• Sebagai barrier  mempertahankan permeabilitas kapiler agar tidak bocor

Sel endotel

• Bersama dengan matriks ekstrasel membran basalis--> barrier --> selektif


terhadap beberapa protein dan molekul kecil
PATOFISIOLOGI
 MIKROANGIOPATI OKULER AKIBAT GGANGGUAN METABOLIK YANG MEMPENGARUHI 3
PROSES BIOKIMIA

Jalur Poliol
oHiperglikemi lama  produksi berlebihan dan akumulasi dr poliol
oSifat poliol: tidak dapat melewati m. basalis  tertimbun  meningkatnya tek. Osmotik 
gangguan morfologi dan fisiologi sel.

 Glikasi Non enzimatik


oMenghambat aktivitas enzim dan keutuhan DNA
oProtein yang terglikosilasi  radikal bebas  perubahan fungsi sel

 Protein Kinase C
oPengaruh terhadap permeabilitas vaskulat, kontraktilitas, sintesis m. basalis, proliferasi sel vaskular
oHiperglikemi  aktivitas PKC di retina dan sel endotel meningkat
Perubahan Mikrovaskular

Oklusi mikrovaskular

Hipoksia

Iskemi retina

area hipoksia luas dan kebocoran darah atau


plasma melalu endotel yang rusak

cotton wool spot dan dot hemorrhage


KLASIFIKASI RETINOPATI DIABETIK
Retinopati Diabetik Non-Proliferatif Retinopati Diabetik Proliferatif

1 Retinopati nonproliferatif minimal : terdapat ≥ 1 tanda berupa dilatasi 1 Retinopati proliferatif ringan (tanpa risiko tinggi) : bila ditemukan

. vena, mikroaneurisma, perdarahan intraretina yang kecil atau eksudat . minimal adanya neovaskular pada diskus yang mencakup <1/4 dari

keras. daerah diskus tanpa disertai perdarahan preretina atau vitreus, atau

2 Retinopati nonproliferatif ringan sampai sedang : terdapat ≥ 1 tanda neovaskular dimana saja di retina tanpa disertai perdarahan preretina

. berupa dilatasi vena derajat ringan, perdarahan, eksudar keras, eksudat atau vitreus.

lunak atau IRMA. 2 Retinopati proliferatif risiko tinggi : apabila ditemukan 3 atau 4 dari
. faktor resiko sebagai berikut, a) ditemukan pembuluh darah baru
dimana saja di retina, b) ditemukan pembuluh darah baru pada atau
3 Retinopati nonproliferatif berat : terdapat ≥ 1 tanda berupa perdarahan
dekat diskus optikus, c) pembuluh darah baru yang tergolong sedang
. dan mikroaneurisma pada 4 kuadran retina, dilatasi vena pada 2
atau berat yang mencakup > ¼ daerah diskus, d) perdarahan vitreus.
kuadran, atau IRMA pada 1 kuadran.
Adanya pembuluh darah baru yang jelas pada diskus optikus atau
setiap adanya pembuluh darah baru yang disertai perdarahn,

4 Retinopati nonproliferatif sangat berat : ditemukan ≥ 2 tanda pada merupakan dua gambaran yang paling sering ditemukan pada

. retinopati non proliferative berat. retinopati proliferatif dengan resiko tinggi.


Klasifikasi retinopati DM Tanda pada pemeriksaan mata

Derajat 1 Tidak terdapat retinopati DM


Derajat 2 Hanya terdapat mikroneurisma
Derajat 3 Retinopati DM non-proliferatif derajat ringan –
sedang yang ditandai oleh mikroneurisma dan satu
atau lebih tanda:

 Venous loops
 Pendarahan
 Hard exudates
 Soft exudates
 Intraretinal microvascular abnormalities (IRMA)
 Venous beading
Derajat 4 Retinopati DM non-proliferatif derajat sedang-berat
yang ditandai oleh:

 Pendarahan derajat sedang-berat


 Mikroneurisma
 IRMA
Derajat 5 Retinopati DM proliferatif yang ditandai oleh
neovaskularisasi dan pendarahan vitreous
MANIFESTASI KLINIS
gejala subjektif
Kesulitan membaca
Penglihatan kabur
Penglihatan menurun tiba-tiba pada satu mata
Melihat lingkaran cahaya
Melihat bintik gelap dan kelap-kelip
GEJALA OBJEKTIF
• penonjolan dinding kapiler terutama daerah vena dengan bentuk berupa
bintik merah kecil yang terletak dekat pembuluh darah terutama polus
Mikroaneurisma posterior

• infiltrasi lipid ke dalam retina. Gambarannya kekuning-kuningan, pada


permulaan eksudat pungtata, membesar kemudian bergabung. Eksudat ini
Hard exudate dapat muncul dan hilang dalam beberapa minggu

Soft exudate • bercak kuning bersifat difus dan berwarna putih. Biasanya terletak dibagian
(cotton wool spot
/ patches)
tepi daerah nonirigasi dan dihubungkan dengan iskemia retina
• Tampak seperti pembuluh darah yang berkelok-kelok, dalam,
berkelompok, dan ireguler. Mula-mula terletak pada jaringan
retina, kemudian berkembang ke arah preretinal, kebadan
Neovaskularisasi kaca

• hilangnya gambaran retinaterutama daerah makula sehingga


sangat mengganggu tajam penglihatan
Edema retina
DIAGNOSIS
Anamnesis
otahap awal retinopati DM tidak didapatkan keluhan
otahap lanjut dari perjalanan penyakit pasien dapat mengeluhkan penurunan tajam
penglihatan serta pandangan yang kabur.
omenanyakan tentang riwayat penyakit diabetes dan hipertensi pada pasien
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
NPDR PDR

Mikroaneurisma (+) Mikroaneurisma (+)

Perdarahan intraretina (+) Perdarahan intraretina (+)

Hard eksudat (+) Hard eksudat (+)

Oedem retina(+) Oedem retina (+)

Cotton Wool Spots (+) Cotton Wool Spots (+)

IRMA (+) IRMA(+)

Neovaskularisasi (-) Neovaskularisasi (+)

Perdarahan Vitreous (-) Perdarahan Vitreous (+)

Pelepasan retina secara traksi (-) Pelepasan retina secara traksi (+)
Laboraturium : Glukosa puasa dan hemoglobin A1c (HbA1c) merupakan tes
laboraturium yang sangat penting yang dilakukan untuk mendiagnosis diabetes
Fundal Fluorescein Angiography (FFA): Pemeriksaan dengan fundal fluorescein
angiography (FFA) merupakan metode diagnosis yang paling dipercaya. Namun
dalam klinik, pemeriksaan dengan oftalmoskopi masih dapat digunakan untuk
skrining
Optical Coherence Tomography (OCT) : pemeriksaan dengan menggunakan cahaya.
Uji ini dilakukan untuk menentukan ketebalan retina dan ada atau tidaknya
pembengkakan didalam retina akibat tarikan vitreomakular. Dapat digunakan untuk
diagnosis dan penatalaksanaan edema makular diabetik atau edema makular yang
signifikan secara klinis.
DIAGNOSIS BANDING
Branch Retinal Vein Occlusion: sumbatan vena retina cabang
Central Retinal Vein Occlusion: merupakan kegawatdaruratan karena
penglihatan turun mendadak dan dapat menyebabkan kebutaan
Macular drussen: Bilateral, titik kekuningan focal yang dapat di salah
artikan sebagai hard exudate. Namun pada kelainan ini, titik-titik tersebut
tidak membentuk sebagai rosette.
Hypertensive retinopathy: terdapat tanda khas yang berupa oedema retinal
bilateral, terdapat eksudat keras dan flame shapped haemorrages dan
dapat bersamaan dengan adanya background diabetic retinopathy. Namun
hard exudates membentuk macular star dan tidak membentuk cincin.
Retinal artery macroaneurysm: terdapat oedem retina, hard exudates, dan
haemorrhages, namun biasanya unilateral dan perubahan lebih terlokalisir.
TATALAKSANA
Pengendalian glukosa : untuk mencegah atau paling tidak meminimalkan komplikasi
jangka panjang dari DM termasuk retinopati DM
Diet : diet makanan yang sehat dengan makanan yang seimbang, Diabetes
seimbang bias membantu mencapai pengontrolan berat badan yang lebih baik dan
juga pengontrolan diabetes
Aktivitas: mempertahankan gaya hidup sehat ddengan olahraga yang teratur
penting untuk semua individu, terutama individu dengan diabetes
Foto Koagulasi
Fotokoagulasi

Scatter (panretinal) photocoagulation = PRP

PRP, dilakukan pada kasus dengan kemunduran visus


yang cepat atau retinopati diabetik resiko tinggi dan
untuk menghilangkan neovaskular dan
mencegah neovaskularisasi progresif

Tahap-tahap PRP
o focal photocoagulation  Teknik ini mengalami bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan edema macula.
o Grid photocoagulation, Teknik penggunaan sinar laser dimana pembakaran dengan bentuk
kisi-kisi diarahkan pada daerah edema yang difus

Panretinal fotokoagulasi pada PDR Grip fotokoagulasi untuk diabetik makular edema
 Injeksi Anti VEGF  Bevacizumab (Avastin) adalah rekombinan anti-VEGF manusia
 Vitrektomi  Vitrektomi dini perlu dilakukan pada pasien yang mengalami
kekeruhan (opacity) vitreus dan yang mengalami neovaskularisasi aktif.
KOMPLIKASI
Rubeosis iridis progresif
Penyakit ini merupakan komplikasi segmen anterior paling sering.
Neovaskularisasi pada iris (rubeosis iridis) merupakan suatu respon terhadap adanya hipoksia
dan iskemia retina akibat berbagai penyakit, baik pada mata maupun di luar mata yang paling sering
adalah retinopati diabetik.

Glaukoma neovaskular
Glaukoma neovaskuler adalah glaukoma sudut tertutup sekunder yang terjadi akibat
pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada permukaan iris dan jaringan anyaman trabekula yang
menimbulkan gangguan aliran aquous dan dapat meningkatkan tekanan intra okuler
Perdarahan vitreus rekuren
Perdarahan vitreus sering terjadi pada retinopati diabetik proliferatif.
Perdarahan vitreus terjadi karena terbentuknya neovaskularisasi pada retina hingga
ke rongga vitreus.
Pembuluh darah baru yang tidak mempunyai struktur yang kuat dan mudah rapuh
sehingga mudah mengakibatkan perdarahan.

Anda mungkin juga menyukai