Anda di halaman 1dari 26

ANESTESI BEDAH DARURAT TF

PENDAHULUAN
Pada umumny masalah yang dihadapi oleh dokter anestesi pada kasus emergency antara lain :
1. waktu
2. Pasien dalam kondisi takut dan gelisah
3. Lambung penuh
4. Hemodinamik yang terganggu
5. Keadaan umum tidak stabil
6. Multiple trauma
7. Adanya penyakit penyerta

Keadaan ini yang menyebabkan mortalitas pasien bedah darurat menjadi 8x lebih tinggi dibandingkan
dengan bedah elektif
(Imarengiaye, 2005)
CONT...
Perbedaan pokok dari anestesi untuk pembedahaan elektif dengan anestesi untuk
pembedahan darurat adalah
bahaya aspirasi dari lambung yang penuh (meningkat 4.5 x pada darurat
(Landreau, 2009)
Gangguan pernafasan, hemodinamik dan kesadaran yang tidak selalu dapat
diperbaiki sampai optimal
Terbatasnya waktu persiapan untuk mencari data penyerta dan perbaikan fungsi
tubuh sedangkan penundaan pembedahaan akan membahayakan jiwa dan
menyebabkan kehilangan anggota tubuh (Imarengiaye, 2005)
CONT...
Banyak bedah gawat darurat yang masih dapat ditangguhkan pembedahannya
selama 1 jam atau lebih untuk persiapan yang lebih baik/optimalisasi keadaan
umum, kecuali pada keadaa :
1. Kegawatan janin
2. Perdarahan yang dapat terkendalikan
3. Gangguan pernapasan yang sangat berat
4. Cardiac arrest
5. Emboli arteria
(Imarengiaye, 2005)
PERSIAPAN
Persiapan pasien
Pengobatan terhadap kelainan medis yang menyertai
Persiapan kamar bedah
Persiapan alat-alat anestesi

(Miller, 2000)
PENILAIAN PASIEN
Evaluasi awal harus meliputi 3 komponen
1. Penilaian cepat
2. Primery survey
3. Secondary survey

(Morgan, 2006)
EVALUASI PASIEN
Evaluasi pasien meliputi :
Sistem kardiovaskuler
Sistem neurologis
Sistem respirasi

(Morgan, 2006)
PERSIAPAN PASIEN
I. Lambung penuh
Aspirasi isi lambung ketika induksi anestesi atau ketika akan sadar kembali harus dicegah :
Keterlambatan pengosongan asam lambung dipengaruhi oleh
1. status nyeri
2. Jenis makanan
3. stress/cemas
4. peningkatan hormon katekolamin
5. obstruksi gastrointestinal
6. riwayat pemberian opioid
7. kehamilan
8. Diabetes
9. Penurunan kesadaran

Puasa belum tentu dapat menjamin pengosongan isi lambung (Miller, 2000)
CONT...
Berat efek aspirasi isi lambung dipengaruhi oleh :
pH cairan
Volume cairan
Partikel-partikel dari cairan aspirasi
CONT...
Terdapat tiga cara untuk mengatasi masalah lambung penuh dan aspirasi selama
anestesi antara lain :
Induksi inhalasi dengan kepala diekstensikan kebelakang dan penderita dimiringkan
Intubasi secara dengan kontrol anestesi lokal
GA RSI
(Miller, 2000)
CONT...
Tatalaksana aspirasi isi lambung
Head down
Segera intubasi, suction dan ventilasi positif
Bronkus dibilas dengan larutan garam steril 3-5 cc kemudian disuction
Antibiotik spektrum luas
Berikan hidrokortison 1 gram, aminofilin 240 mg yang dilarutkan dalam D5% 250 cc bila terjadi spasme bronchial
Foto Rontgen dan diulang setelah 6-8 jam kemudian jika hasil pertama negatif karena ada kemungkinan delayed aspirasi
dan terjadinya akut pneumonia

(morgan, 2006)
II. HIPOTENSI
Hipotensi adalah penurunan 30-35% dari MAP normal
Sebagian besar penderita bedah darurat mengalami gangguan hemodinamik berupa perdarahan atau fluid loss
Secara umum kehilangan darah 10 % dari EBV dapat ditolerir tanpa perubahan yang serius
Kehilangan darah > 10% memerlukan penggantian cairan kristaloid dengan jumlah cairan 2-4 x dari total perdarahan
Batas antar penggantian kristaloid dengan darah adalah
o Kehilangan darah > 20%
o HMT berkurang sampai 28 % atau Hemoglobin ± 8 gr%

Nilai normal EBV


Dewasa : 75 ml/kg (laki-laki) dan 65 ml/kg (wanita)
Infant : 80 ml/kg
Neonatus : 95 ml/kg (prematur) dan 85 ml/kg (full term)
(morgan, 2006)
HIPOTENSI
Hipotensi dapat disebabkan oleh kehilangan darah yang dapat diukur berdasarakan tanda klinis

Preshock : kehilangan darah darah sampai dengan 10%

Shock ringan : kehilangan darah darah sampai dengan 10-20%

Shock sedang : kehilangan darah darah sampai dengan 20-30%

Shock berat : kehilangan darah darah sampai dengan > 35 %

kehilangan darah juga dapat diukur berdasarkan penyebabnya

Fraktur humerus : kehilangan darah darah sampai dengan 2000 ml

Fraktur antebrachii : kehilangan darah darah sampai dengan 500-750 ml

Fraktur persendian patella : kehilangan darah darah sampai dengan 2000 ml

Fraktur tungkai femur : kehilangan darah darah sampai dengan 500-2000 ml


Fraktur tungkai bagian bawah: kehilangan darah darah sampai dengan 500-1000 ml

Fraktur telapak kaki : kehilangan darah darah sampai dengan 250-500 ml


HIPOTENSI
Hipotensi juga dapat disebabkan oleh fluid loss yang menyebabkan kekurangan
cairan pada tingkat intravaskular, intersisial maupun intraseluler

(Milller, 2000)
HIPOTENSI
Terapi
Apabila terjadi defisit berat dapat dikoreksi dengan 20 ml/kg kristaloid
Pemberian 50% dari total kebutuhan cairan diberikan pada 8 jam pertama dan
selanjutnya diberikan pada 16 jam berikutnya
Setelah syok teratasi cairan maintenance dapat diberikan bersama terapi defisit
Pemasangan CVC
III. GAGAL NAPAS
Obstruksi jalan napas sering disebabkan oleh adanya laserasi, sekresi, benda asing, fraktur atau
sumbatan jaringan pada pasien yang tidak sadar
Sianosis kadang sulit untuk dideteksi pada pasien yang anemis, hipovolemia, dan pasien yang
berpigmen gelap. Pulse oxymetri sering digunakan untuk menilai oksigenasi dan AGD harus segera
dilakukan jika terdapat kecurigaan gangguan gas darah
Kontusio pulmonum dan pneumothoraks adalah keadaan emergency yang disebabkan oleh trauma
tumpul thoraks
Konstusio berat memerlukan tube berupa robert shaw dan carlens untuk mrngisolasi paru yang
rusak, mencegah benda asing masuk kedalam paru yang sehat dan mengempiskan paru sewaktu
perbaikan

(Barash,
2001)
GAGAL NAPAS
Intervensi awal gagal napas meliputi
Oksigen supplemental
Positioning dengan head tilt dan chin lift dan jaw thrust
Pembersihan orofaring
Pemasangan alat bantu napas
IV. CNS (CENTRAL NERVOUS SYSTEM)
Pasien dengan trauma akut dengan kompresi medula spinalis dibagian leher
membutuhkan posisi yang sangat stabil kemudian leher harus distabilkan dengan
neck collar untuk menghindari paralisis permanen
Suksinilkolin harus dihindari karena penggunaanya dapat menyebabkan fasikulasi
Jika terdapat tanda-tanda peningkatan TIK maka cegah peningkatan ICP antara
lain :
 Hidrasi yang berlebihan
 Penggunaan N2O
 Hiperkapnia karena dapat menyebabkan vasodilatasi serebral

(Longnecker, 2008)
V. KELAINAN ASAM-BASA
Kelainan asam basa yang paling banyak dijumpai adalah asidemia dengan etiologi
metabolik maupun respirasi
Asidosis respiratorik sering terjadi pada keadaan hipoventilasi
Penempatan ventilasi mekanik atau bantuan jalan napas definitive dengan mencukupi
minute volume akan memperbaiki kejadian asidosis respiratorik
Asidosis metabolik sering disebabkan oleh curah jantung yang rendah akibat
hipovolemia atau perdarahan sehingga menurunkan volume intravaskuler
pengeculian terhadap trauma tumpul thoraks yang dapat menurunkan curah jantung
dengan volume intravaskuler normal
KELAINAN ASAM-BASA
Pada defisit basa -10 meq akan menyebabkan ganguan pada jantung seperti
gangguan irama penurunan kontraktilitasm peningkatan PVR dan hipotensi dan pada
defisit basa -14 meq mengindikasikan adanya hipovolemia berat
Pengkuram defisit basa tubuh total adalah dengan rumus BB X 0.3 X (24-HCO3)/2
Tingginy kadar laktat serum membuktikan adanya aktivitas anaerobik
KELAINAN ASAM-BASA
Terapi definitif untuk asidosis metabolik membutuhkan koreksi dari etiologi yang
mendasarinya
Tatalaksana hipoksemia
Ekspansi volume intravaskuler
Memperbaiki kapasitas pengangkutan oksigen
Memaksimalkan kerja jantung
Alkalinisasi dengan natrium bicarbonat pada pH < 7.2
Alkalinisasi dapat menyebabkan pergesaran kurva oksihemoglobin ke kiri sehingga
menurunkan distribusi oksigen kejaringan
PREMEDIKASI
Pemberian obat premedikasi bertujuan :
Meningkatkan pH gaster
Menurunkan volume gaster
Meningkatkan tonus sphincter gastroesofagela

Terapi
Antasida
Anticholinergik
H2 reseptor antagonis
Metoclorpramide
(morgan, 2006)
KLASIFIKASI STATUS FISIK
THE AMERICAN SOCIETY OF ANESTHESIOLOGIST (ASA)
Kelas ASA
I Pasien sehat organik, fisiologi, psikiatrik dan biokomia
II Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang tanpa menyebabkan keterbatasan aktivitas
seperti asthma ringan dan hipertensi terkontrol
III Pasien dengan penyakit sistemik berat sehingga aktivitas rutinnya terbatas seperti gagal ginjal on HD
dan CHF
IV Pasien dengan penyakit sistemik berat sehingga tidak dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakit
tersebut merupakan ancaman kehidupannya setiap saat seperti IMA dan gagal napas
V Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa tindakan operasi hidupnya tidak akan lebih dari
24 jam
VI Pasien untuk donor organ
E Pasien bedah cito

(Longnecker, 2008)
TEKNIK ANESTESI PADA BEDAH DARURAT
Regional anestesi
General Anestesi
RSI
Crash Induction
KESIMPULAN
1. Pelaksanaan pembedahan darurat memerlukan penanganan khusus dalam
bidang anestesi karena terdapat perbedaan mencolok untuk persiapan pre
operasi darurat dengan elektif
2. Pemilihan teknik anestesi adalah suatu hal yang kompleks, memerlukan
kesepakatan dan pengetahuan yang dalam baik terhadap pasien dan faktor-
faktor pembedahan

Anda mungkin juga menyukai