Anda di halaman 1dari 55

KELAINAN COLOREKTAL

H. Hamid Tahir
 Ada 2 kelainan pada usus besar
I. Iritable Bowel Syndrom
II. Inflamatory Bowel Disease
 Iritable Bowel Syndrom
Diagnosis :
- kelainan fungsional secara kronik di
tandai dengan :
* sakit perut atau rasa tidak enak
dgn perubahan pola buang air besar
- gejala biasanya mulai umur 18-19 thn
atau awal dua puluhan
- gejala o.k kelainan organik dikeluarkan
 Gejala Umum
~ keluhan kronik saluran cerna
~ chest pain (non cardiac)
~ fungsional dispepsia
~ kelainan tract biliaris
(disfungsi sphincter Orddi)
 IBS :
ad/ rasa tidak enak /sakit dibagian perut.
Biasanya :
- sembuh dengan deficatie atau
- kdg disertai perubahan ferk deficatie
- atau perubahan btk dari feses
 Kadang ada keluhan somatik atau
psychologic seperti
* Dispepsia * Mialgia
* Heart burn * Kelianan urologis
* Chest pain * Kelainan ginekologis
* Headache * Anxiety
* Fatigue * Depressi
 Pathogenesis :
Beberapa mekanisme patofisiologi a.l
1. kelainan motilitas
2. hipersensitivity viseral
3. infeksi interik  GEA
4. kelainan psycososial
 Keluhan / Tanda
- gejala > 3 bulan
- abdominal pain * hilang timbul
* rasa keram
* tu. perut bagian bawah
- keluhan biasanya tdk ada waktu
malam/tidur
- Diare >3x/hari mendesak
- fecal incontinential
- berak lendir
- pada umur >40 thn
~ Nocturnal diareah
~ hematocesia
~ BB menurun
~ demam
- riwayat keluarga (+)
- tidak ditemukan kelainan fisik
Lab : tidak ditemukan kelainan
Pemeriksaan penunjang – colonoskopi
DD : - Neoplasia kolon
- IBD
- Hiper / Hipotiroidism
- Diarea chonis  celiac disease
- Kelainan pisikiatrik
 Pengobatan :
1. Pengobatan Umum
- penyuluhan dgn pendidikan kesehatan
- kontrol secara teratur
- peningkatan kualitas hidup
- memperbaiki lingkungan hidup, faktor
fisiologic seperti, makanan obat-
obatan, hormon dan stress
2. Diet
- makanan berlemak & cafein dikurangi
- tinggi diet fiber 20 – 30gr/hari
- tambahan makanan berserat
* psyllium
* methyl cellulose
* poly carbophil
3. R/ pharmacologic
- pada kasus sedang /berat
+ R/ simptomatik seperti
1. anti spasmodik
2. anti diare
3. anti constipasi
4. psychoterapi
5. serotoning reseptor agonist (5-HT4 RA)
dan antagonist (5-HT3 antagonist)
4. R/ lain
- kebiasaan hidup diperbaiki
- pasien dgn keluhan psikiatrikpsikiater

Prognosis
baik
 Inflamatory Bowel Disease (IBD)
IBD :
- Penyakit radang usus non spesifik
- Kolitis ulcerosa
- Penyakit Crohn
 Mempunyai persamaan dan perbedaan
Persamaan :
- Etiologi keduanya belum jelas
- 10% kasus klinik dan patologi tidak dapat
dibedakan
- latar belakang genetik sama
- keduanya masuk penyakit autoimmun
 Perbedaan mendasar :
- Kolitis ulcerosa hanya mengenai kolon
- Kolitis crohnmengenai seluruh saluran
cerna (mulut-anus)

KOLITIS ULCEROSA
* radang non spesifik
- terbatas hanya pada mukosa dan difus
- dari rektrum - colon
 Incidens
- ditemukan diseluruh dunia
(daerah tropis dan industri)
- Perempuan > laki-laki pd usia 20-40 thn
- Didapatkan 6-12/100.000 penduduk
- semua race t.u Jahudi dan kulit putih
 Etiologi
- tidak jelas
- infeksi
- psikis
- alergi
- faktor imunitas kelainan genetik
(autoimmun)
 Klasifikasi
atas dasar luas dan beratnya proses
radang pada kolon
1. Berdasarkan lokasi dan luasnya kolon
yang terkena
~ proktitis – hanya rektum
~ substantial involevement : rektum dan
kolon kiri
- total involevement : rektum + seluruh
kolon
2. Berdasarkan beratnya penyakit
berdasar adanya diare, anemia,
dehidrasi,demam dan takikardii
* remisi : penyakit tanpa gejala
* ringan : diare < 4x/hari tanpa gejala
tambahan
* sedang : antara ringan dan berat
 berat : diare > 4x/hari (berak darah)
disertai :
- darah
- anemia
- leukositosis
- demam
- taki kardii
- rasa nyeri
- distensi abdomen (kolitis
fulminan )
Disebut fulminant Ulcerative colitis :
* delatasi kolon (toksik megakolon)
* ancaman perforasi
* 50% fatal

Gambaran klinik
Khas :
- diare dengan darah dan lendir
- krampt perut bagian bawah
- bila rektrum saja  obstivasi
- mukosa rektum menebal – sempit
- demam  tanda infeksi umum
Diagnosis
- Secara klinik
- Secara radiologi
- Secara endoskopi

Secara Klinik
- Gejala-gejala
Secara Radiologis (Ba enema)
- Tanda inflamasi mulai dari rektum 
keatas (ileocoecal), dimana ditemukan
edema, mukosa, ulcerasi, gangguan
motilitas colon.
- Stadium lanjut : penyempitan dan
pemendekan kolon, haustra hilang dan
kolon menjadi lurus
- bisa ditemukan polip-polip (pseudopolip)
Pada kolitis Fulminan :Megakolon toksik
Kontra indikasi Ba enema (perforasi)

- Secara endoskopik
- merupakan pemeriksaan terbaik untuk
diagnostik, berat-luasnya penyakit
- radang difus mukosa, edema, hiperemik,
ulcerasi dan paliposis
- struktur pembuluh darah abnormal

DD - radang spesifik kolon


- crohn colitis
- carsinoma
Komplikasi :
1. Terlokaliser pada rektum dan kolon.
Sangat penting dan biasanya pd
penderita dimana kolon semua terkena
* megakolon toksik
* perdarahan wasir
* supurasi perianal
* carsinoma
2. Diluar kolon & rektum
* artheritis
* sacroileitis
* uveitis
* pericholangitis
* pyoderma gangrenosum
Prognosis :
Tergantung :
* penyakit relaps cepat atau lambat
* jauhnya proses radang & waktu lama

Mereka yang terancam :


* fulminant colitis
* umur penderita
* penyakit dalam klasifikasi berat :
- setiap relaps berat
- 10 thn kemungkinan kanker
Pengobatan :
R/ serangan akut/exaserbasi
1. DIIT : tinggi kalori & protein
: hindari susu (diare)
2. Obat-obatan :
* Kortikosteropid : oral atau enema
dosis awal : Prednison 60 mg/hari 
diturunkan bila sudah
ada perbaikan.
* Sulfasalazin
Oral 3x1-2 gram  4-6 minggu 
kurangi untuk mencegah kekambuhan

* Simptomatik : obat antidiare


(loperamid, kodein  tidak diberi pada
keadaan akut  megakolon toksik
3. Operatif
- Komplikasi
- Tanda keganasan

Tabel 14-15
Penyakit Crohn (kolitis crohn)

Epidemiologi
- ditemukan banyak dinegara barat
- jarang di Indonesia
- umur 20-40 thn
- incidens sama dgn colitis ulcerosa
Patologi :
- mengenai seluruh saluran cerna
(ileocoecal, semua lapisan, ileum-colon)
- antara lesi terdapat mukosa normal
- ulcera (luka aptoid)  ulcerasi dalam 
fissura  fibrosis  penebalan dinding
usus
- fistel intern & exteren
Histologi :
- Radang transmural, terutama
submucosa
- infiltrasi sel limfosit, monogah, plasma
sel
- 50-70% penderita ditemukan granuloma-
granuloma tanpa perkejuan
Etiologi :
- belum jelas
- infeksi virus RNA (kelainan pembuluh
darah mesenterium)
- autoimmun
Gambaran Klinik :
- rasa nyeri perut berulang-ulang
- diare atau konstivasi
- berat badan menurun
- demam
- perdarahan
- fister intern / exteren
- ileum dan kolon
- vesica urinaria
- usus dan dinding perut
- anal fistula - abses
Diagnosis :
1. Gambaran klinik
- Laboratorium rutin, LED dan feses
2. Endoskopi
- periksa rektum dan kolon
- UGI
- Biopsi
3. Radiologis UGI/LGI
- pada ileus terminalis sering ditemukan string
sign of contor  barium kelihatan seperti
benang oleh karena penebalan / penyempitan
ileum
Penting pada Crohn Colitis
- Incidens kanker rendah
- Respons terhadap obat kurang
- Jarang ada darah dalam feses
- Proses radang tdk merata
- Skip lesious  cobble stone appearance
oleh karena radang dibawah mukosa
- Fisura  fibrosis  penyempitan
Komplikasi :
Lokal :
- Strikture
- anorektal supurasi
- fistula
Extra intestinal
- artheritis
- iritis
- spondilitis
Prognosis
- Bisa kerja dengan baik
- Kalau lama  jelek

DD :
- TBC  ileum dan kolon
- Amubiasis colorektal
- Keganasan
- Colitis ulceratif
Pengobatan :
- Diet :
* Makanan lunak
* tidak merangsang
* tinggi serat
* rendah lemak
* bila ada steatorrhea / strictur 
rendah lemak dan serat
- Obat-obatan :
* Kortiko steroid 20-40 mg / hari  4-8
minggu, bila terjadi perbaikan dosis
diturunkan pelan-pelan
- Salasopirin : baik untuk akut
- Azatio purin : bila obat lain tdak berhasil
- Metronidazole : fistula / abses perianal
(bakteri anaerob)
- Anemia : Fe, B12, asam folat

3. Pembedahan
- Bila ada fistel, striktur dan perdarahan
masif
- bila ada pembedahan beri kortikostreroid
 KARSINOMA KOLOREKTAL
-Kolon dan rectum tempat keganasan
tersering saluran cerna
- Penyebab kematian ke 3 di AS
- Pada org tua  > 60 thn
- Jarang < 40 thn  RT berjalan
- Penderita datang  dlm fase lebih lanjut
 Patogenesis
- Umumnya berasal dari polip terutama polip
adenomatosa
- Makroskopik t.d
- Nodulasi
- Koloid
- Schirous
- Papiler atau polipoid
Mikroskopik
- Adenocarsinoma  terbanyak
ETIOLOGI
– Belum jelas  faktor predisposisi
– Diet – makanan kurang berserat
– Kelainan di kolon
 Adenoma
 Familial poliposis
 Kolitis ulserosa
– Herediter
GAMBARAN KLINIK
Tergantung dari
– Letak/lokasi tumor
– Besarnya tumor
– Konsistensi/bentuk feses
GEJALA
– Perubahan/gangguan proses defekasi
– Obstruksi  bila tumor besar
– Perforasi  abses peritoneum
– Perdarahan segar per anum
– Feses campur darah dan lendir
 Bila kolon kiri dan rectum
- Perubahan pola defekasi
– Nyeri perut kanan bawah
– Kejang
– Kembung
– Obstruksi (lesi sering melingkar)
– Feses mengandung lendir dan darah segar
Bila kolon kanan kena :
- cenderung tersamat
- obstruksi jarang (lumen usus besar dan feses
masi encer )
- mukus jarang
- rasa tidak enak pada abdomen kadang-kadang
di epigastrium
Gejala lain :
- Anemia
- BB menurun
- mudah letih
Diagnosis
- Anamnesis :
- usia lanjut
- perubahan pola bab
- sulit bab  lendir + darah
- Pemeriksaan fisis
- colok dubur
- ada massa tumor t.u. kolon kanan
- Endoskopi :
- gambaran khas
-  biopsi
- menentukan letak tumor
- menentukan sumber perdarahan
- Radiologis
- foto kolon (barium enema)
- USG
- Histo Patologis  hasil biopsi
- Laboratorium
- tidak ada yang khas  kdg anemia
- tumor maker (petanda tumor  CEA
 > 5 ug/ml
- feses lendir dan darah 
bakteriologis (shigella dan amuba)
DD :
- ulkus peptik
- neoplasma lambung
- kolelitiasis
- abses hati
- neoplasma hati
- abses apendisitis
- massa periapendikuler
- amuboma
- difertikulisis
- kolitis ulcerosa
- enteritis regional
- proktitis pasca radiasi
- polip rektum
Pengobatan :
- operasi
- radiasi
- chemoterapi
Prognosis
- tergantung ada tidaknya metastase jauh

Anda mungkin juga menyukai