Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

EKLAMPSIA POST PARTUM +


HELLP SYNDROME

PEMBIMBING : dr.Muldjadi Affendy,M.ked (OG) SpOG


MENTOR : dr.Ryan Andrian
DISUSUN OLEH : Rahayu Maria
Lidya Siregar
Adrian Sinulingga

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RSUD DR. PIRNGADI MEDAN
2018
1
EKLAMPSIA

DEFINISI

Kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan


atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang
atau koma, sebelumnya menunjukkan gejala–gejala
preeklampsia, (kejang, timbul bukan kelainan
neurologik)

2
ETIOLOGI

 Implantasi plasenta disertai invasi trofoblastik


abnormal pada pembuluh darah uterus
 Toleransi imunologis yang bersifat maladaptif di
antara jaringan maternal, paternal (plasental),
dan fetal
 Maladaptasi maternal terhadap perubahan
kardiovaskular atau inflamatorik yang terjadi
pada kehamilan normal
 Faktor-faktor genetik, termasuk gen predisposisi
yang diwariskan, serta pengaruh epigenetik

3
PATOLOGI

 Perubahan Kardiovaskular
 Perubahan Hemodinamik
 Perubahan Hematologi

4
GAMBARAN KLINIS

5
PENATALAKSANAAN
TERAPI MEDIKAMENTOSA

1. PEMBERIAN MgSO4

Syarat Pemberian MgSO4:


Harus tersedia antidotum MgSO4, bila terjadi
intoksikasi yaitu kalsium glukonas 10%= 1 gram
(10% dalam 10cc) diberikan i.v. 3 menit.
Refleks patella (+) kuat
Frekuensi pernafasan >16 x/i
Produksi urine >100 cc dalam 4 jam sebelumnya
(0,5cc/kg BB/ jam)

6
Cara Pemberian:

Loading dose: initial dose


4gr MgSO4 intravena, (40% dalam 10cc atau 20 % dalam 20
cc) selama 15 menit.

Maintenance dose:
6 gr MgSO4 40% dalam 500 cc Ringer Laktat selama 6 jam

7
PENATALAKSANAAN

Bila kejang diberikan 20% 2 gr, IV diberikan sekurang–


kurangnya 20 menit setelah kejang terakhir. Bila masih kejang
dapat diberikan phenobarbital 3–5 mg/kg BB IV pelan–pelan.

2. ANTIHIPERTENSI
Antihipertensi diberikan jika TD diastolik >110 mmHg

3. DIURETIKUM
Diuretikum tidak diberikan kecuali jika ada:
 Edema paru
 Gagal jantung kongestif
 Edema anasarka

8
PENATALAKSANAAN

PENANGANAN OBSTETRIK
1. Semua kehamilan dengan eklamsia harus diakhiri tanpa
memandang umur kehamilan dan keadaan janin.
2. Terminasi kehamilan. Sikap dasar: bila sudah stabilisasi
hemodinamika dan metabolisme ibu, yaitu 4-8 jam
setelah salah satu atau lebih keadaan dibawah ini:
 Setelah pemberian obat anti kejang terakhir.
 Setelah kejang terakhir.
 Setelah pemberian obat-obat antihipertensi terakhir.
 Penderita mulai sadar (responsif dan orientasi).
3. Bila anak hidup dapat dipertimbangkan bedah Cesar.

9
SINDROMA HELLP

DEFINISI
Sindroma HELLP ialah preeklasia-eklamsia diserai timbulnya
hemolisis, peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar dan
trombositopenia.
H : Hemolysis
EL : Elevated Liver Enzyme
LP : Low Platelets Count

10
KLASIFIKASI
Klasifikasi sindroma HELLP menurut klasifikasi Mississippi
Berdasarkan kadar trombosit darah, maka sindroma HELLP diklasifikasi dengan nama “Klasifikasi
Mississippi”
 Klas 1: Kadar Trombosit: ≤ 50.000/ml
LDH ≥600 IU/l
AST dan/atau ALT ≥40 IU/l
 Klas 2: Kadar Trombosit: > 50.000 ≤ 100.000
LDH ≥600 IU/l
AST dan/atau ALT ≥ 40 IU/l
 Klas 3: Kadar Trombosit: > 100.000 ≤150.000/ml
LDH ≥ 600 IU/l
AST dan/atau ALT ≥ 40 IU/l
DIAGNOSIS
 Didahului tanda dan gejala yang tidak khas malaise, lemah, nyeri kepala,
mual, muntah (semuanya ini mirip tanda dan gejala infeksi virus)
 Adanya tanda dan gejala preeklamsia
 Tanda-tanda hemolisis intravaskular, khususnya kenaikan LDH, AST, dan
bilirubin indirek
 Tanda kerusakan/disfungsi sel hepatosir hepar: kenaikan ALT, AST, LDH
 Trombositopenia
Trombosit ≤ 150.000/ml

Semua perempuan hamil dengan keluhan nyeri pada kuadran atas


abdomen, tanpa memandang ada tidaknya tanda dan gejala preeklamsia,
harus diperimbangkan sindroma HELLP

12
MEDIKAMENTOSA

• Mengikuti terapi medikamentosa preeklamsia-eklamsia dengan melakukan


monitoring kadar trombosit tiap 12 jam. Bila trombosit < 50.000/ml adanya
tanda koagulopati konsumtif, maka harus diperiksa waktu protrombin, waktu
tromboplastin parsial dan fibrinogen.

• Jika didapatkan kadar trombosit <100.000/ml atau trombosit 10.000-


150.000/ml dengan disertai tanda-tanda, eklamsia, hipertensi berat, nyeri
epigastrium, maka diberikan deksametason 10 mg i.v. tiap 12 jam
SIKAP TERHADAP KEHAMILAN

Sikap terhadap kehamilan pada sindroma HELLP, tanpa


memandang umur kehamilan, kehamilan segera diakhiri.
Persalinan dapat dilakukan perabdominam atau pervaginam.
Perlu diperhatikan adanya gangguan pembekuan darah bila hendak
melakukan anestesi regional (spinal).
LAPORAN
KASUS

15
ANAMNESA PRIBADI
Nama Ny.W

Umur 26 tahun
Suku Jawa
Alamat Medan tembung
Agama Islam
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Tamat SMA
Tanggal Masuk 09 oktober 2018
Jam Masuk 19.00 WIB
Paritas P2A0

16
ANAMNESA PENYAKIT
Ny. W, 28 tahun, P2A0, Jawa, Islam, SMA, Ibu Rumah Tangga. Istri dari Tn. A, 38
tahun, Jawa, Islam, SMA, Wiraswasta. Datang dengan keluhan:

Keluhan Utama : Kejang


Telaah : Hal ini dialami pasien sejak 9 jam yang lalu sebelum ke rumah sakit
pirngadi, dengan frekuensi 6x dengan durasi 2 menit di klinik bidan disertai
penurunan kesadaran . Riwayat Persalinan diluar dengan ditolong oleh bidan
Pasien dirujuk dari Klinik Bidan dengan diagnosa Kejang + Post Partum +
penurunan kesadaran . Riwayat tekanan darah tinggi selama kehamilan (+).
Riwayat tekanan darah tinggi sebelum kehamilan tidak jelas. Riwayat sakit
kepala tidak jelas. Riwayat pandangan kabur tidak jelas. Riwayat mual dan
muntah tidak jelas. Riwayat nyeri ulu hati tidak jelas . Riwayat kejang sebelum
hamil (-).BAK dan BAB dalam batas normal.

17
ANAMNESA PENYAKIT
 RPT : tidak dijumpai
 RPO : pengobatan dari RS luar:
 Inj. MgSO4 20% (4gr) bolus IV loading dose
 IVFD RL + MgSO4 40% (12gr) 14 gtt/i maintenance dose
Riwayat pekerjaan, sosio ekonomi dan psikososial yaitu ibu
rumah tangga, ekonomi menengah ke bawah dan tidak ada
riwayat gangguan psikososial.

18
RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche : 14 tahun
Lama : 5-7 hari
Siklus : 28 hari
Volume : 30 cc
Nyeri : Nyeri pingang
HPHT : 05/01/2017
TTP : 7/10/2018
ANC : 3x (Bidan)

RIWAYAT MENIKAH
 Pasien menikah 1 kali

RIWAYAT PERSALINAN
 Perempuan, Aterm, 2400 gram, bidan ,4 Tahun, sehat
 Laki – laki , Aterm, 3000 gram, bidan ,0 hari, sehat 19
PEMERIKSAAN FISIK

Vital Sign
Sensorium : Apatis Anemis :-
TD : 160/100 mmHg Ikterik :-
Nadi : 88 x/i Sianosis :-
Pernafasan : 20 x/i Dyspnoe :-
Suhu : 36,7oC Oedema :-

Berat Badan : 55 kg
Tinggi Badan : 150 cm

20
STATUS GENERALISATA
Kepala : Dalam batas norma
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-),
Refleks pupil (+/+), Isokor, ka=ki
Leher : Pembesaran KGB (-/-), TVJ R-2 cmH2O
 Thorax
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : SF kanan = kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi
Jantung: S1 (N), S2 (N), S3 (-), S4 (-) reguler, murmur (-)
Paru : SP: Vesikuler, ST (-)
 Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, Clubbing finger (-),
Oedem Pretibial (-/-), Refleks KPR (+/+)
21
STATUS OBSTETRI
 Abdomen : Soepel, peristaltik (+) normal
 TFU : 2 jari bawah pusat, kontraksi (+)

PEMERIKSAAN DALAM

 Inspekulo : Tidak dilakukan pemeriksaan


 VT : Tidak dilakukan pemeriksaan
 ST :-

22
LABORATORIUM – (9/10/18 - 20.00 WIB)
Test Result Unit References
Hemoglobin 11.0 g/dl 12-16
Eritrosit 4.46 106/µL 4.0-5.40
Leukosit 22.63 103/µL 4.0-11.0
Hematokrit 33.4 % 36.0-48.0
Platelet 51 103/µL 150-400
Ureum 39 mg/dl 10.0-50.0
SGOT 632.00 U/L 0.00-40.00
SGPT 194.00 U/L 0.00-40.00
Creatinin 1.48 mg/dl 0.6-1.2
Uric Acid 12.50 mg/dl 3.5-7.0
Glukosa ad random 157.0 mg/dl <140
Natrium 141.00 mmol/L 136-155
Kalium 4.20 mmol/L 3.50-5.50
Klorida 116.00 mmol/L 95.00- 103.00 23
URIN RUTIN – (9/10/18)

Test Result References


Warna Kuning Kuning
Kekeruhan Keruh Jernih
Protein Positif (+++) Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
PH 6.0 4.6-8.0

24
DIAGNOSA KERJA

Eklampsia + HELLP syndrome + Post


Partum

25
RENCANA TATALAKSANA
Terapi Medikamentosa
O2 2-4 L/menit (nasal kanul)
IVFD RL + MgSO4 12 gr, 40%  14 gtt/menit (maintenance
dose) lanjutkan
Inj. Ceftriaxone 2 gr/24 jam (Skin Test)  profilaksis
Inj. Dexamethasone Rescue 10 – 10 – 5 – 5 / 12 jam

RENCANA TINDAKAN
 Konsul dept. anastesi

26
FOLLOW-UP
PASIEN

27
FOLLOW UP – 9 Oktober 2018
S :-
O : Sens : Somnolen Abdomen : Soepel, peristaltik (+) Normal
TD : 150/100 mmHg TFU : 2 jari di bawah umbilikus, kontraksi kuat
Nadi : 130 x/ menit P/V : Tampak jahitan post partum
Pernafasan : 22 x/menit BAK : (+) via kateter OUP:  50cc/jam
Suhu : 36,8oC BAB : (-), Flatus (+)

A : Eklampsia post partum + Post psp luar + HELLP Syndrome + NH1


P : O2 4 l/i
IVFD RL + MgSO4 40% (12 gr) 14gtt/menit (19.00)
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj. Dexamethasone Rescue 10 – 10 – 5 – 5 / 12 jam
Fentanyl 200 ml (5 cc/jam)
Milos 10 ml (5 cc/jam)
Fenitoin 100 mg
R/ Awasi tanda vital, Kontraksi uterus, perdarahan pervaginam, dan awasi tanda-tanda
eklampsia post partum.

28
FOLLOW UP – 10 OKTOBER 2018
S :
O : Sens : CM Abdomen : Soepel, peristaltik (+) Normal
TD : 130/100 mmHg TFU : 2 jari di bawah umbilikus, Kontraksi kuat
Nadi : 100 x/ menit P/V : (-) , Lochia (+) rubra
Pernafasan : 20 x/menit BAK : (+) via kateter, UOP : 50 cc/jam
Suhu : 37oC BAB : (-) Normal, flatus (+)

A : Eklampsia post partum + Post psp luar + HELLP Syndrome + NH2


P : IVFD RL + MgSO4 40% (12 gr) 14gtt/menit
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj. Dexamethasone Rescue 10 – 10 – 5 – 5 / 12 jam
Nifedipine 3x10 mg

R/ Awasi tanda vital, Kontraksi uterus, perdarahan pervaginam, dan awasi tanda-tanda
eklampsia post partum.
Rencana Pindah Ruangan sesuai dept. Anestesi

29
FOLLOW UP – 11 OKTOBER 2018
S :
O : Sens : CM Abdomen : Soepel, peristaltik (+) Normal
TD : 130/100 mmHg TFU : 2 jari di bawah umbilikus, kontraksi kuat
Nadi : 82 x/ menit P/V : (-), Lochia (+) rubra
Pernafasan : 20 x/menit BAK : (+) via kateter, UOP 63 cc/jam kuning jernih
Suhu : 36.5oC BAB : (+) Normal, flatus (+)

A : Eklampsia post partum + Post psp luar + HELLP Syndrome + NH3


P : IVFD Asering 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj. Dexamethasone Rescue 10 – 10 – 5 – 5 / 12 jam
Nifedipine 3x10 mg

R/ Awasi tanda vital, Kontraksi uterus, perdarahan pervaginam, dan awasi tanda-tanda
eklampsia post partum.
Acc Pindah Ruangan

30
FOLLOW UP – 12 OKTOBER 2018
S : Nyeri kepala berkurang
O : Sens : CM Abdomen : Soepel, peristaltik (+) Normal
TD : 150/100 mmHg TFU : 2 jari di bawah umbilikus, kontraksi kuat
Nadi : 80 x/ menit P/V : (-), Lochia (+) rubra
Pernafasan : 20 x/menit BAK : (+)
Suhu : 37.0 oC BAB : (-), flatus (+)

A : Eklampsia post partum + Post psp luar + HELLP Syndrome + NH4

P : Cefadroxil 2x500 mg
Asam mefenamat 3x500 mg
B.comp 2x1
Nifedipin 3x 10 mg

R/ Aff infus, aff obat injeksi ganti obat oral

31
FOLLOW UP – 13 OKTOBER 2018
S :-
O : Sens : CM Abdomen : Soepel, peristaltik (+) Normal
TD : 150/90 mmHg TFU : 2 jari di bawah umbilikus, kontraksi kuat
Nadi : 88 x/ menit P/V : (-), Lochia (+) rubra
Pernafasan : 18 x/menit BAK : (+)
Suhu : 36.1oC BAB : (+) Normal, flatus (+)

A : Eklampsia post partum + Post psp luar + HELLP Syndrome + NH4

P : Cefadroxil 2 x 500 mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
B.comp 2 x 1
Nifedipin 3x 10 mg

R/ PBJ,

32
DISKUSI
KASUS

33
DISKUSI KASUS - DEFINISI
TEORI
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan
timbulnya kejang atau koma, sebelumnya menunjukkan gejala-gejala preeklampsia. (kejang, timbul
bukan karena kelainan neurologik)

Sindroma HELLP ialah preeklasia-eklamsia diserai timbulnya hemolisis, peningkatan enzim hepar,
disfungsi hepar dan trombositopenia.
Tanda-tanda hemolisis intravaskular, khususnya kenaikan LDH, AST, dan bilirubin indirek
Tanda kerusakan/disfungsi sel hepatosir hepar: kenaikan ALT, AST, LDH
TrombositopeniaTrombosit ≤ 150.000/ml

KASUS
Ny. W, 28 tahun, P2A0 Datang dengan keluhan, Kejang Hal ini dialami pasien sejak 9 jam yang lalu
sebelum ke rumah sakit Pirngadi, dengan frekuensi 6x dengan durasi 2 menit di klinik bidan disertai
penurunan kesadaran

Pada pasien ini ditemukan peningkatan pada bilirubin indirek yaitu 0,95 g/dl. Ditemukan juga
peningkatan pada fungsi hepar yaitu SGOT 632 U/L, SGPT 194 U/L, Alkaline Phospatase 244 U/L.
Ditemukan juga penurunan jumlah trombosit yaitu 51.000 34
DISKUSI KASUS - PENATALAKSANAAN
TEORI KASUS
Penatalaksanaan Pasien dirawat pada tanggal 09
-Pemberian MgSO4 September 2018 hingga 13
Loading dose: initial dose September 2018.
4 gram MgSO4 : intravena, (40% dalam 10 cc) selama 15 menit
Maintenance dose: Terapi Medikamentosa
Diberikan infus 6 gram dalam larutan ringer/6 jam; atau -O2 4 L/menit (nasal kanul)
diberikan 4 atau 5 gram i.m. -IVFD RL + MgSO412 gr, 40% 
-Antihipertensi 14gtt/menit (maintenance dose)
Antihipertensi diberikan jika tekanan darah diastolik > 110 -Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam (Skin
mmHg. Dapat diberikan nifedipin sublingual 10 mg. Test)  Profilaksis
-Inj. Dexamethasone 10-10-5-5/12
HELLP Syndrome jam
-Jika didapatkan kadar trombosit <100.000/ml atau trombosit -Nifedipine 3x10 mg (maintenance
10.000-150.000/ml dengan disertai tanda-tanda, eklamsia,
hipertensi berat, nyeri epigastrium, maka diberikan Tindakan
deksametason 10 mg i.v. tiap 12 jam -Konsul departemen anastesi
- Diuretik tidak diberikan secara rutin, kecuali bila ada edema
paru-paru, payang jantung kongestif atau anasarka. 35
CLINICAL
SUMMARY

36
CLINICAL SUMMARY
Ny. W, 28 tahun, P2A0, Jawa, Islam, SMA, Ibu Rumah Tangga. Datang
dengan keluhan Kejang Hal ini dialami pasien sejak 9 jam yang lalu
sebelum ke rumah sakit pirngadi, dengan frekuensi 6x dengan durasi
2 menit di klinik bidan disertai penurunan kesadaran . Riwayat
Persalinan diluar dengan ditolong oleh bidan Pasien dirujuk dari
Klinik Bidan dengan diagnosa Kejang + Post Partum + penurunan
kesadaran . Riwayat tekanan darah tinggi selama kehamilan (+).
Riwayat tekanan darah tinggi sebelum kehamilan (-). Riwayat sakit
kepala tidak jelas. Riwayat pandangan kabur tidak jelas. Riwayat
mual dan muntah (-). Riwayat nyeri ulu hati tidak jelas. Riwayat
kejang sebelum hamil (-).BAK dan BAB dalam batas normal.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, pasien ini didiagnosa dengan Eklampsia + HELLP
syndrome + Post Partum. Pasien direncanakan Konsul departemen
anastesi (Perawatan Intensive Care Unit) Selama perawatan pasien
mendapatkan terapi dan tindakan sesuai standart. Pada tanggal 13
September 2018 pasien sudah dapat PBJ dan kontrol PIH tanggal 16
September 2018.
37
PERMASALAHAN

1. Kompetensi dokter umumpada kasus ini?


2. Apakah penanganan pada kasus ini sudah optimal ?

38
TERIMA KASIH

39

Anda mungkin juga menyukai