Pembimbing:
dr. Fajar Danu Aji, Sp.A
Disusun oleh:
Aprila Citra Dara 1713020043
BATASAN PERINATOLOGI
01
BBLR
02
ASFIKSIA
03
NEONATUS INFECTION
04
BBLR
Berat Badan Lahir Rendah
DEFINISI
Bayi dengan berat lahir < 2500 gram tanpa memandang usia gestasi.
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah
lahir.
ETIOLOGI
Faktor resiko terjadi BBLR :
• Faktor ibu : umur, paritas, penyakit selama kehamilan, komplikasi antepartum
• Faktor plasenta : kelainan vaskuler, kehamilan kembar/ganda
• Faktor janin : prematur, hidramnion, kelainan kromosom
EPIDEMIOLOGI
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
fisik penunjang
• Umur ibu
• Riwayat HPHT • Skor Ballard
• Riwayat persalinan sebelumnya • Tes kocok (shake test),
• Paritas, jarak kelahiran • Laboratorium
• Kenaikan berat badan selama hamil • Rontgen
• Aktivitas thoraks/babygram
• Penyakit saat hamil
• Obat selama hamil
Penatalaksanaan
BBLR
1. Medikamentosa
• Pemberian vitamin K : Injeksi 1 mg IM sekali pemberian
2. Dietetik
• Pemberian minum BBLR menurut berat badan dan keadaan bayi :
a. Berat lahir 1750 – 2500 gram
– Sehat : biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi
– Sakit : pemberian minum dapat lewat oral tanpa IV, pemberian minum seperti bayi sehat. Bila perlu iv maka hanya
beri cairan iv selama 24 jam. Hari ke-2 beri minum p.o.
b. Berat lahir 1500-1749 gram
‒ Sehat : Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Berikan minum 8 kali dalam 24 jam
‒ Sakit : Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam I. Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan
kurangi jumlah cairan IV secara perlahan.Berikan minum 8 kali dalam 24 jam
c. Berat lahir 1250-1499 gram
‒ Sehat : Beri ASI peras melalui sonde. Beri minum 8 kali dalam 24 jam
‒ Sakit : Beri cairan iv selama 24 jam pertama. Hari ke-2 beri ASI lewat sonde dan kurangi cairain iv perlahan. Beri
minum 8 kali dlm 24 jam.
d. Berat lahir < 1250 gram (tidak tergantung kondisi)
‒ Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama
‒ Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi pemberian cairan intravena secara perlahan.
‒ Berikan minum 12 kali dalam 24 jam
Penatalaksanaan Prognosis
3. Suportif • Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar dari bayi
• Jaga kehangatan bayi, Ukur suhu tubuh dengan berkala
• Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera normal.
• Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi
• Prognosis akan lebih buruk bila BB makin rendah, angka kematian
4. Monitoring
4. Pemantauan di RS sering disebabkan karena komplikasi neonatal seperti asfiksia,
5. Pemantauan Setelah Pulang
aspirasi, pneumonia, perdarahan intrakranial, hipoglikemia.
• Bila hidup akan dijumpai kerusakan saraf, gangguan bicara,
IQ rendah
Komplikasi
BBLR
• Kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa
saat setelah saat lahir yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia
dan asidosis (IDAI,2014).
• Seorang neonatus disebut mengalami asfiksia bila memenuhi kondisi
sebagai berikut:
• Nilai Apgar menit kelima 0-3
• Adanya asidosis pada pemeriksaan darah tali pusat (pH<7.0)
• Gangguan neurologis
• Adanya gangguan sistem multiorgan
EPIDEMIOLOGI
Cairan paru-
paru janin
INTEPRETASI
1. Skor apgar 7-10 ( Vigorous Baby).
2. Skor apgar 4-6 (Mild-moderate asphyxia)- Asfiksia sedang.
3. Skor apgar 0-3 Asfiksia berat.
PENATALAKSANAAN
ASFIKSIA NEONATURUM
Terapi medikamentosa
1. Epinefrin :
Indikasi:
• Denyut jantung bayi <60x/m setelah paling tidak 30 detik dilakukan ventilasi adekuat dan kompresi dada belum ada
respons.
• Asistolik.
• Dosis: 0.1-0.3 ml/kg BB dalam larutan 1:10.000 (0.01 mg-0.03 mg/kg BB)
Cara: IV atau endotrakeal. Dapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu.
2. Cairan pengganti volume darah
Indikasi:
• Bayi mengalami hipovolemia dan tidak ada respon dengan resusitasi.
• Hipovolemia : akibat perdarahan atau syok.( Klinis ditandai adanya pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah )
• Jenis cairan :
• Larutan kristaloid yang isotonis (NaCl 0.9%, Ringer Laktat)
• Transfusi darah gol.O negatif jika diduga kehilangan darah banyak dan bila fasilitas tersedia
• Dosis: Dosis awal 10 ml/kg BB IV pelan selama 5-10 menit. Dapat diulang sampai menunjukkan respon klinis
.
3. Bikarbonat :
Indikasi:
• Asidosis metabolik secara klinis ( napas cepat dan dalam, sianosis)
• Prasyarat: Bayi telah dilakukan ventilasi dengan efektip
• Dosis: 1-2 mEq/kg BB atau 2 ml/KgBB (4.2%) atau 1 ml /kgbb (7.4%)
• Efek samping: Pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari bikarbonat merusak fungsi miokardium
dan otak.
Komplikasi
Sistem Pengaruh
• 85% 24 hours
Early • 5 % 24 – 48 hours
• 10% 48 – 72 hours
Anamnesis laboratorium
No Faktor Skor
1 Prematuritas 3
2 Cairan amnion yang berbau bus 2
uk
3 Ibu demam 2
4 Asfiksia (Apgar I < 6) 2
5 Partus lama 1
6 Pemeriksaan vagina yan 2
g tidak bersih
7 Ketuban pecah dini 1
Skrining sepsis dilakukan pada skor 3-5; skor > 5 dipertimbangkan pemberian terapi
Penatalaksanaan
Kecurigaan Klinis Terhadap Sepsis 1. Lakukan kultur dan lumbal punksi (2 kultur darah + kultur urin + kultur LCS)
-Faktor Risiko Hentikan pemberian antibiotik empiris setelah 48-72 jam jika hasil kultur dan
tanda klinis menunjukkan penyebab non infeksi
-Laboratorium (PCR, leukositosis/
leukopenia, asidosis metabolik, hiperglikemia,
gangguan fungsi organ)
Hasil kultur darah (+) Kultur urin (+) Hasil kultur darah (-) dan tidak ada Kultur LCS (+), indikasi LP
penyebab infeksi terdeteksi
bakteri jamur
Sepsis bakterial : Infeksi jamur UTI atau Urosepsis Meningitis (dengan atau tanpa sepsis)
perbaikan klinis dan sistemik
lab ?
Sepsis klinis : perbaikan klinis dan lab ?
ya
tidak Terapi anti jamur ya tidak
Ganti antibiotik sesuai Ganti antibiotik dan evaluasi Selesaikan terapi hingga 15-21 hari
organisme penyebab infeksi Selesaikan terapi antibiotik
dan antibiogram hingga 15-21 hari -Abses?
-Fokal infeksi?
Prognosis
• Diagnosis dini dan terapi yang tepat
• Terlewatnya gejala awal dan faktor risiko sepsis
meningkatkan angka kematian
• Rasio kematian pada SNAD 15-40%
• Rasio kematian pada SNAL 10-20%
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
I. DATA PASIEN
1. IDENTITAS PASIEN 2. IDENTITAS ORANG TUA PASIEN
Nama : By. Ny Restu Nofiati Keterangan Ayah Ibu
Umur : 0 hari Nama Tn. H Ny. R
ujung – 2 biru
Total 2 5 6
RPK Riwayat DM (-), HT (-), Asma (-), Jantung (-)
1. Keadaan Umum
2. Antropometri
Kesan sakit : letargi
Berat badan : 1350 gram
Kesadaran : Compos mentis, E4V5M6
Panjang badan : 37 cm
Kesan Gizi : Buruk
Lingkar Kepala : 28 cm
Keadaan lain : Pucat (-), sianosis (+), sesak (+),
Lingkar lengan : 9 cm
nafas cuping hidung (+/+), retraksi
Status gizi : WAZ : < - 3 SD WHZ : < - 3 SD
subcostal (+/+)
HAZ : < - 3 SD BMI : < - 3 SD
Kesimpulan: Status Gizi Buruk (Menurut WHO)
2. Tanda Vital
Tekanan Darah : tidak diukur
Nadi : 155 x/menit, regular
Suhu : 36,2°C (aksilla)
Respirasi : 47 x/menit
4. Pemeriksaan fisik sistematis
Pemeriksaan Sistematis Hasil Pemeriksaan
Kepala
Bentuk dan ukuran mesocephal, ukuran lingkar kepala 37 cm, ubun – ubun besar masih terbuka, tidak tegang, tidak menonjol, caput succe
daneum (-), cephal hematom (-)
Rambut dan Kulit kepala rambut hitam terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, kulit kepala tidak ada kelainan,
Mata Mata sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil bulat, isokor, refleks cahaya positif normal di kedua mata,
kornea jernih.
Telinga Serumen -/-, sekret -/-
Hidung Septum ditengah, sekret -/-, napas cuping hidung (+/+) darah menetes (-)
10
APGAR 0 1 2 1’ 5’ 10’
Denyut jantung Tak ada < 100 > 100 1 1 2
Pernafasan Tak ada Tak teratur Baik 1 1 1
Tonus otot Lemah Sedang Baik 0 1 1
Peka rangsang Tak ada Meringis Menangis 0 1 1
Warna Biru / putih Merah jambu ujung – Merah jam 0 1 1
2 biru bu
Total 2 5 6
Program
• Monitor keadaan umum,
tanda vital, dan distress
Medikamentosa pernapasan
• Evaluasi CPAP
CPAP FiO2 60 PEEP 7 • Diet sonde 6 x 2 ml ASI
Infus D5% 4 ml/jam perah
Injeksi cefotaksim 2 x 75 mg IV
• Cek Darah rutin, GDS,
Injeksi amikasin 3 x 4 mg IV
Golongan darah
Non Medikamentosa Injeksi Ca Glukonas 1 x 0,25 cc ad
aqua IV pelan
Jaga jalan nafas Drip dopamin 0,24 ml/jam
Jaga kehangatan
Rawat tali pusat bayi
Bed side monitor
PEMBAHASAN
• Lahir bayi dari ibu G1P0A1 UK 33 minggu
lahir spontan dengan BBL 1350 gram
KASUS TEORI
• Definisi
BBLR adalah berat badan lahir < 2500
gram tanpa memandang usia gestasi
yang ditimbang 1 jam segera setelah
lahir.
• Etiologi
Faktor resiko BBLR adalah faktor ibu,
janin dan plasenta.
Klasifikasi BBLR dapat dinilai
berdasarkan usia gestasi dan berat
badan lahir neonatus
• Bayi tidak menangis
• PF didapatkan : nafas cuping
hidung, retraksi subcostal,
lanugo, daun telinga belum
terbentuk sempurna, labia
mayora dan minora menonjol
TEORI KASUS
• Patofisiologi
Pada BBLR sering terjadi apneu primer yang
berkelanjutan menjadi asfiksia. Hal ini disebabkan karena
pada bayi prematur terjadi imaturitas sistem pernafasn
dimana terjadi defisiensi surfaktan dan keadaan paru yg
belum matang. Selanjutnya ketidakmampuan alveoli pada
saat fase transisi dari kandungan menuju lingkungan luar
menjadi penyebab asfiksia.
• Diagnosis
• Anamnesis : riwayat antenatal, perinatal, janin
• Pemeriksaan fisik : tanda prematur, Ballard score
• Pemeriksaan khusus : grafik Lubchenco
• Pada pemeriksaan penunjang
didapatkan Hb 14,4 mg/dL dan GDS
64 mg/dL
• Bayi dirawat di inkubator, O2 dengan
CPAP, pemberian cairan intravena
pada 24 jam pertama dan dilanjutkan
pemberian ASI
KASUS TEORI
KASUS TEORI
KASUS TEORI
KASUS TEORI
KASUS TEORI
Ad
Fungtionam
Ad Ad
Vitam Sanationam
Dubia
ad
Bonam
THANK YOU