2
Tinjauan Pustaka
• UAP/NSTEMI
• suatu kesinambungan dengan kemiripan patofisiologi dan gejala klinis sehingga pada
prinsipnya penatalaksanaan keduanya tidak berbeda.
• Pembedanya : Biomarka Jantung.
• STEMI
• kejadian oklusi mendadak di arteri koroner epikardial dengan gambaran EKG elevasi
segmen ST.
3
RISK FACTORS
4
Klasifikasi Ustable Angina Pektoris menurut Braunwald
Berdasarkan Serangan Angina :
Kelas I angina yang berat untuk pertama kali, atau makin bertambah beratnya nyeri dada.
Kelas II angina pada waktu istirahat dan terjadi subakut dalam 1 bulan, tidak ada serangan angina dalam 48
jam terakhir.
Kelas III angina pada waktu istirahat dan terjadinya secara akut 1x / lebih, dalam waktu 48 jam terakhir.
Berdasarkan Pengobatan
Tidak Ada Pengobatan pengobatan minimal untuk angina pektoris stabil kronik
Timbul keluhan walaupun telah telah mendapat terapi yang standar untuk angina pektoris stabil kronik (pemberian dosis oral
mendapat terapi konvensional antiangina seperti penyekat beta, nitrat kerja panjang dan antagonis kalsium.
Timbul keluhan pengobatan telah diberikan pengobatan anti iskemik yang maksimum, termasuk dengan nitrat intravena.
maksimum 6
PENEGAKKAN
anamnesis
DIAGNOSIS
1
Angina tipikal yang persisten selama lebih dari 20 menit (80%).
2
Angina awitan baru (de novo) CCS kelas III (20%)
3
Angina stabil yang mengalami destabilisasi (angina progresif atau kresendo): menjadi makin sering,
lebih lama, atau menjadi semakin berat; minimal kelas III klasifikasi CCS.
4
Angina pascainfark-miokard: angina yang terjadi dalam 2 minggu setelah infark miokard.
5
Angina ekuivalen, terutama pada wanita dan kaum lanjut usia.
7
Gejala Klinis...
•Lokasi :
retrosternal, pasien sulit melokalisasi.
•Onset :
lebih dari 20 menit.
•Karakteristik :
rasa berat seperti dihimpit, ditekan,
diremas, panas atau dada terasa
penuh.
•Penjalaran
•Faktor pencetus :
latihan fisik, stress emosi, udara dingin,
dan sesudah makan.
•Gejala sistemik :
mual, muntah atau keringat dingin.
EKG UAP/NSTEMI
1. Gelombang Q yang
menetap
2. Nondiagnostik ataupun
Normal
ecg location
T-tall in STEMI
TIMI (Thrombolysis In Myocardial Infarction)
Tujuan stratifikasi risiko adalah untuk menentukan strategi penanganan selanjutnya (konservatif atau intervensi
segera) bagi seorang dengan NSTEMI.
12
STRESS TEST
Dilakukan apabila....
Biomarka Jantung
• Gold Standart : troponin • Troponin tidak ada CKMB
I/T
Peningkatan akan terjadi dalam waktu 2 Meningkat dalam waktu 4 -6 jam. Kadar puncak :
hingga 4 jam dan menetap sampai 2 12 jam, dan menetap sampai 2 hari.
minggu.
15
Pemeriksaan Invasif dan Noninvasif
Angiografi Koroner
Penemuan angiografi khas :
eksentrisitas, batas yang ireguler, ulserasi,penampakkan yang kabur, dan
filling defect yang mengesankan adanya trombus intrakoroner.
ECHO
Hipokinesia atau akinesia segmental dari dinding ventrikel kiri dapat
terlihat saat iskemia dan menjadi normal saat iskemia menghilang.
TIMI FLOW GRADING in coronary angiography
Penatalaksanaan
• Pasien rawat RS sebaiknya di unit intensif koroner bed rest oksigen pemberian morfin atau petidin apabila diperlukan pada
pasien yang masih merasakan sakit dada walaupun sudah mendapatkan nitrogliserin.
• Penghambat Reseptor
• Antiiskemia Glikoprotein IIb/IIIa
1. Penyekat Beta (Beta
• Statin
blocker)
2. Nitrat
3. Calcium Channel Blocker
• Antiplatelet • Antikoagulan
18
ACC/AHA Guidelines for the Management of Patients
with ST-Elevation Myocardial Infarction (2013)
IKP PRIMER / PCI
03
Terapi Reperfusi
a. Fibrinolitik : Streptokinase,
Alteplase
b. Antikoagulan : Warfarin,
02
Heparin, Enoxaparin
Morfin, Oksigen
Nitrat, Aspirin
Clopidogrel, Beta Bloker,
01
ACEI, ARB, Statin
19
Penyekat •Direkomendasikan untuk pasien dengan :
UAP atau NSTEMI, hipertensi dan/atau
Beta (Beta takikardia.
•Keuntungan :
blocker) Efek terhadap reseptor beta-1 turunnya
konsumsi oksigen miokardium.
•Kontraindikasi :
gangguan konduksi atrio-ventrikuler yang
signifikan, asma bronkiale, dan disfungsi akut
ventrikel kiri.
Calcium channel blockers (CCBs) dan ACEI
Nitrat
• Streptokinase
– Dosis awal 1,5 juta U/100ml Dextrose 5% atau
larutan saline 0,9% dalam waktu 30-60 menit.
– Koterapi Heparin i.v selama 24-48 jam
• Alteplase
– Dosis awal bolus 15 mg intravena 0,75 mg/kg
selama 30 menit, kemudian 0,5mg / kg selama
60 menit, dosis total tidak lebih dari 100mg
– Koterapi Heparin i.v selama 24-48 jam
PROGNOSIS
Klasifikasi KILLIP
01 02 03 04
• Ronkhi
• Tidak • Edema Paru • Syok
basah
terdapat Kardiogenik
kasar,
Tanda
distensi
Kongesti
vena
jugularis
atau S3
31
terimakasih
32