ANISSA KUSUMA DEWI DEFINISI Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38 derajat C, dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial. EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan studi populasi, angka kejadian
kejang demam di Amerika Serikat dan Eropa 2– 7%, sedangkan di Jepang 9–10%. Dua puluh satu persen kejang demam durasinya kurang dari 1 jam, 57% terjadi antara 1-24 jam berlangsungnya demam, dan 22% lebih dari 24 jam.2 Sekitar 30% pasien akan mengalami kejang demam berulang dan kemudian meningkat menjadi 50% jika kejang pertama terjadi usia kurang dari 1 tahun. KLASIFIKASI 1. Kejang demam sederhana (simple febrile seizure) 2. Kejang demam kompleks (complex febrile seizure) 1. KEJANG DEMAM SEDERHANA Kejang demam yang berlangsung singkat (kurang dari 15 menit), bentuk kejang umum (tonik dan atau klonik), serta tidak berulang dalam waktu 24 jam. 2. KEJANG DEMAM KOMPLEKS Kejang demam dengan salah satu ciri berikut: 1. Kejang lama (>15 menit) Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali dan di antara bangkitan kejang anak tidak sadar. Kejang lama terjadi pada 8% kejang demam. 2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang Parsial Kejang fokal adalah kejang parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang parsial. 3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam. Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari, dan diantara 2 bangkitan kejang anak sadar. Kejang berulang terjadi pada 16% anak yang mengalami kejang demam. PATOFISIOLOGI TATALAKSANA KEJANG Prehospital Diazepam rektal dosis 0,5-0,75 mg/kg atau 5 mg untuk BB urang dari 12 kg, 10 mg untuk lebih dari 12 kg. apabila tidak berhenti dapat diulangi dengan cara dan dosis yang sama (interval waktu 5 menit) Hospital
Diazepam intravena 0,2-0,5 mg/kg perlahan lahan
dengan kecepatan 2 mg/menit atau dalam waktu 3- 5 menit dengan dosis maksimal 10 mg. Antipiretik 1. Parasetamol 10-15 mg/kg/kali tiap 4-6 jam
EDUKASI PADA ORANG TUA 1. Prognosis baik 2. Memberitahukan cara penanganan kejang 3. Memberikan informasi mengenani kemungkinan kejang kembali 4. Pemberian obat profilaksis untuk mecegah berulangnya kejang (hati hati efek samping) Jika kejang masih berlanjut setelah 10 menit, berikan dosis kedua secara rektal atau berikan diazepam IV 0.05 ml/kg
Jika kejang berlanjut setelah 10 menit kemudian, berikan
dosis ketiga diazepam (rektal/IV), atau berikan fenitoin IV 15 mg/kgBB atau fenobarbital IV atau IM 15 mg/kgBB
Kejang berlanjut 10 menit kemudian Rujuk ke Rumah Sakit
untuk mendapatkan penatalaksanaan lebih lanjut JIKA ANAK MENGALAMI DEMAM TINGGI:
Kompres dengan air biasa (suhu ruangan) dan
berikan parasetamol secara rektal (10 - 15 mg/kgBB) Jangan beri pengobatan secara oral sampai kejang bisa ditanggulangi (bahaya aspirasi) PEMERIKSAAN PENUNJANG Pungsi lumbal Elektroensefalografi (EEG)
Pencitraan (CT scan/MRI kepala)
PROGNOSIS
80% dan 10%-15% kemungkinan akan terjadi
lagi. BEBERAPA HAL YANG HARUS DIKERJAKAN SAAT KEJANG: Tetap tenang dan tidak panik. Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher. Bila tidak sadar, posisikan anak telentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun lidah mungkin tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut. Ukur suhu, observasi, catat lama dan bentuk kejang. Tetap bersama pasien selama kejang. Berikan diazepam rektal. Jangan diberikan bila kejang telah berhenti. Bawa ke dokter atau ke rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih DAFTAR PUSTAKA Arief, R. F. (2015) ‘Penatalaksanaan Kejang Demam’, Cdk, 42(9), pp. 658–661.