2019 PENGERTIAN HAP Belanda memakai istilah “starfvordering” yang berarti tuntutan pidana untuk hukum acara pidana. Selain itu ada istilah “hukum proses pidana” atau “hukum tuntutan pidana”. Secara umum Hukum Acara Pidana adalah hukum yang mengatur tentang cara bagaimana menegakan hukum pidana material, sehingga memperoleh keputusan hakim dan cara bagaimana isi keputusan itu harus dilaksanakan. Dengan demikian Hukum Acara Pidana adalah Keseluruhan aturan hukum yang berkaitan dengan penyelenggaraan peradilan pidana serta prosedur penyelesaian perkara pidana meliputi proses pelaporan dan pengaduan, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di sidang pengadilan, putusan dan pelaksanaan putusan pidana. Menurut Van Bemmelen : Hukum Acara Pidana adalah peraturan mengenai yang terjadi antara saat timbulnya dugaan bahwa suatu delik telah dilakukan dan dilaksanakannya pidana yang dijatuhkan kepada terdakwa. PENGERTIAN HAP Menurut Dr. A. Hamzah. SH : Hukum Acara Pidana merupakan bagian dari hukum pidana dalam arti yang luas. Hukum pidana dalam arti yang luas meliputi baik hukum pidana substantive (materiil) maupun hukum pidana formal atau hukum acara pidana. Menurut S. M. Amin : Hukum Acara Pidana adalah Kumpulan peraturan dengan tujuan memberikan pedoman dalam usaha mencari kebenaran dan keadilan bila terjadi perkosaan atau pelanggaran yang terhadap ketentuan hukum pidana materiil. Menurut Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, SH : Hukum Acara Pidana adalah rangkaian peraturan yang memuat cara bagaimana badan-badan pemerintah yang berkuasa, yakni kepolisian, kejaksaan dan pengadilan harus bertindak guna mencapai tujuan negara dengan mengadakan hukum pidana. FUNGSI HAP Secara umum, Hukum Acara Pidana berfungsi : Fungsi Penegakkan Hukum Upaya untuk menciptakan tata tertib keamanan dan ketenteraman dalam masyarakat, baik upaya penegakan maupun pemberantasan atau penindakan setelah terjadinya pelanggaran hukum. Fungsi Melaksanakan Putusan Pegadilan Setelah adanya putusan pengadilan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, maka jaksa melaksanakan putusan pengadilan tersebut. Menurut Van Bammelen mengemukakan 3 fungsi hukum acara pidana, yakni: Mencari dan menemukan kebenaran materil Pemberian keputusan oleh hakim Pelaksanaan keputusan atau eksekusi. TUJUAN HAP Tujuan hukum acara pidana : Mencari dan mendapatkan kebenaran materil, yaitu kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana, dengan menerapkan ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat, dengan tujuan mencari siapa pelakunya yang dapat didakwakan melakukan suatu pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna menentukan apakah terbukti suatu tindak pidana telah dilakukan dan apakah orang yang didakwa itu dapat dipersalahkan. Melidungi hak asasi tiap individu baik yang menjadi korban maupun asasi si pelanggar hukum (pelaku). SUBJEK & OBJEK HAP Subjek Hukum Acara Pidana : Dalam arti sempit : Kepolisian, Jaksa/Penuntut Umum, Hakim, Advokat/Pengacara Dalam arti luas : setiap orang yang terkait dalam proses peradilan pidana. Objek Hukum Acara Pidana Kepentingan hukum masyarakat Ketertiban hukum kepentingan hukum individu Hak Asasi Manusia (HAM) SUMBER HUKUM HAP UUD1945 Pasal 24 : kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agung dan badan kehakiman lain menurut UU. Undang-Undang (UU) terdiri dari KUHP, KUHAP UU No. 8 tahun 1981, UU Kepolisian No. 2/2002, UU Kejaksaan No. 16/2004, UU No. 3/2009 tentang Mahkamah Agung, UU No. 49/2009 tentang Peradilan Umum, UU Advokat No.18/2003 dan UU kekuasaan kehakiman No. 48/2009; PP No. 27/1983 Tentang Pelaksanaan KUHAP. Yurisprudensi atau putusan pengadilan terdahulu. Doktrin atau pendapat para ahli hukum. ASAS-ASAS HAP Peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan ~ asas yang menghendaki agar peradilan dilakukan dengan cepat, artinya dalam melaksanakan peradilan diharapkan dapat diselesaikan dengan sesegera mengkin dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Sederhana mengandung pengertian dalam menyelenggarakan peradilan dilakukan dengan simple, singkat, dan tidak berbelit-belit. Biaya murah berarti penyelenggaraan peradilan ditekan sedemikian rupa agar terjangkau oleh pencari keadilan, menghindari pemborosan, dan tindakan bermewah-mewahan yang hanya dapat dinikmati oleh yang beruang saja. Praduga tak bersalah (presumtion of innocence) ~ Asas yang menyatakan seorang (terdakwa) berhak untuk dianggap tidak bersalah sampai ada putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap (Penjelasan Umum KUHAP angka 3 huruf c). ASAS-ASAS HAP Perlakuan yang sama di depan hukum (Equality before the law) ~ asas yang menyatakan setiap orang mempunyai kedudukan yang sama didepan hukum. Kerena itu, setiap orang harus diperlakukan sama, memperoleh hak dan kewajiban yang sama. Tidak ada pilih kasih atau tidak pandang bulu, satu sama lain mendapat perlakuan yang sama. Pengadilan terbuka untuk umum kecuali diatur UU ~ setiap sidang yang dilaksanakan harus dapat disaksikan oleh umum. Pengunjung bebas melihat dan mendengar langsung jalannya persidangan, tidak ada larangan menghadiri persidangan sepanjang tidak menganggu jalannya persidangan itu. Asas Legalitas ~ Pasal 1 ayat 1 KUHP mengatakan tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali berdasarkan ketentuan perundang- undangan pidana yang telah ada (Nullum Delictum Nulla Poena Sine Previa Lege Poenali). ASAS-ASAS HAP Asas Opportunitas ~ seseorang tidak dapat dituntut oleh jaksa karena dengan alasan dan pertimbangan demi kepentingan umum Asas Penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan dengan perintah tertulis dari pejabat yang berwenang. Asas ini terdapat dalam penjelasan umum KUHAP butir 3b Penangkapan diatur secara rinci dalam pasal 15 sampai pasal 19 KUHAP Asas Ganti rugi dan rehabilitasi ~ secara rinci mengenai ganti rugi dan rehabilitasi diatur dalam pasal 95 sampai pasal 101 KUHAP Asas Tersangka/ Terdakwa/Tersangka Mendapat bantuan Hukum ~ KUHAP pasal 69 sampai pasal 74 mengatur bantuan Hukum yang mana tersangka atau terdakwa mendapat kebebasan yang sangat luas. Asas Pengadilan Memeriksa Perkara Pidana dengan Hadirnya Terdakwa, kecuali UU mengaturnya; Asas Akusatoir bukan Inkusatoir (pelaku sebagai subjek bukan objek) Pengadilan yang adil dan tidak memihak (Fair Trial) TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT