FASE PREPAREDNESS:
STRATEGI DI MASYARAKAT
DAN
KESIAPAN SARANA DAN PRASARANA UNTUK MENGHADAPI BENCANA
PRATIWI FEBRIANI
PUTRI MAYANG SARI
ROSALINDA HALIMATUS SA’DIAH
MANAJEMEN BENCANA
Manajemen Bencana merupakan seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan
penanggulangan bencana, pada sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana, yang dikenal
sebagai Siklus Manajemen Bencana. Manajemen Bencana bertujuan untuk:
(1) mencegah kehilangan jiwa;
(2) mengurangi penderitaan manusia;
(3) memberi informasi masyarakat dan pihak berwenang mengenai risiko, serta
(4) mengurangi kerusakan infrastruktur utama, harta benda dan kehilangan sumber
ekonomis.
KEGIATAN MANAJEMEN BENCANA
DIBAGI DALAM KEDALAM TIGA KEGIATAN UTAMA,YAITU:
1. Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta
peringatan dini;
2. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk meringankan
penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue (SAR), bantuan darurat dan
pengungsian;
3.Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
Kegiatan pada tahap pasca bencana, terjadi proses perbaikan kondisi masyarakat yang
terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula.
TAHAP PREPAREDNESS
Preparedness adalah langkah awal untuk persiapan disaat belum terjadi bencana
atau disaat keadaan masih cukup aman,sehingga prepredness ini adalah langkah yang sudah
disiapkan jauh jauh hari. Preparedness meliputi 3 hal yaitu:
Predisaster management, yaitu mengurangi kerugian harta benda apabila terjadi disaster
dan memastikan kerugian seminimal mungkin disaat ada bencana
Kesiapsiagaan, yaitu menyiapkan segala kemungkinan apabila terjadi suatu bencana yaitu
rencana evakuasi,rencana penyelamatan korban jiwa dan lain sebagainya
Mitigasi, yaitu langkah langkah dan upaya untuk mengurangi skala bencana di masa depan.
STRATEGI SIMULASI DI MASYARAKAT
A. STRATEGI ADVOKASI DAN PROMOSI PERILAKU SADAR BENCANA
Program KBBM memerlukan dukungan semua pihak: masyarakat, pemerintah setempat, PMI,
lembaga/dinas, instansi dan mitra lainnya. Dukungan ini dapat diperoleh bila diawali dengan
advokasi dan promosi perilaku sadar bencana secara komprehensif kepada semua pihak.
B. STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITAS
Partisipasi aktif staf dan relawan PMI di segala tingkatan sangat penting bagi
keberhasilan program. Staf PMI akan senantiasa ikut dalam setiap tahap pelaksanaan
program. Termasuk pada saar perencanaan (mendesain), pelaksanaan, pengelolaan,
pemantauan dan evaluasi
D. STRATEGI PENYADARAN KESETARAAN GENDER
TENTANG
PEDOMAN PENYIAPAN SARANA DAN PRASARANA DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 27 TAHUN 2007
Pasal 2
Pemerintah Daerah menyiapkan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana di daerah dalam
upaya mencegah, mengatasi dan menanggulangi terjadinya bencana di daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang - undangan.
Pasal 3 ayat 1
Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 meliputi:
a. sarana dan prasarana umum; dan
b. sarana dan prasarana khusus.
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 27 TAHUN 2007
Pasal 3 ayat 2
Sarana dan prasarana umum yang meliputi:
a. peralatan peringatan dini ( early warning system) sesuai kondisi dan kemampuan daerah;
b. posko bencana beserta perlengkapan pendukung seperti peta lokasi bencana, alat
komunikasi, tenda darurat, genset (alat penerangan), kantong-kantong mayat dan lain-lain;
c. kendaraan operasional sesuai dengan kondisi daerah;
d. peta rawan bencana;
e. rute dan lokasi evakuasi pengungsi;
f. rosedur tetap (Protap) penanggulangan bencana;
LANJUTAN