Anda di halaman 1dari 36

BERGERAK BERSAMA MEWUJUDKAN GENERASI BERENCANA

SEBAGAI DASAR UNTUK MENCAPAI KELUARGA BERKUALITAS


DALAM MEMAHAMI DAN MEMPRAKTIKKAN PERILAKU HIDUP
SEHAT YANG BERAKHLAK DALAM SPIRIT NAWACITA

drg. Widwiono, M.Kes


Direktur Bina Kesertaan KB Jalur Swasta

Universitas Muslim Indonesia


Makassar, 2 Maret 2019
PENDAHULUAN
JUMLAH PENDUDUK INDONESIA
TAHUN 2017 (JUTA JIWA)
261.3

Laju Pertumbuhan Penduduk


1,24 persen pertahun
131.3 130.0

Rasio Jenis Kelamin  1,01

Laki-Laki Perempuan Total

Berdasarkan Penghitungan hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2015 - 2045 3


PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2017

 Penduduk didominasi usia


65+ tahun produktif.
6,1%
 Rasio Ketergantungan 45,9.
 Indonesia saat ini dalam bonus
15-64 tahun
68,6% demografi dimana
2 orang usia produktif
menanggung kurang dari 1
0-14 tahun
25,4% orang tidak produktif.
-15,000.0 -10,000.0 -5,000.0 0.0 5,000.0 10,000.0 15,000.0  Penduduk 65+ sebesar 6,1%.
Perempuan Laki-laki

4
4
Perubahan Kuantitas dan Struktur Penduduk
• Indonesia merupakan salah satu negara dengan usia produktif terbesar di Asia
• Pembangunan kependudukan perkotaan menjadi fokus perhatian
• Angka Partisipasi Perempuan tidak meningkat sesuai yang diharapkan

SENSUS 1971 SUPAS 2015

70-74 80-84

60-64 70-74

50-54 60-64

50-54
40-44
40-44
30-34
30-34
20-14
20-24
10-14 10-14
Ribu orang Ribu orang
0-4 0-4
15.000 10.000 5.000 0 5.000 10.000 15.000 15.000 10.000 5.000 0 5.000 10.000 15.000

Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Bekerja Sedang Sekolah Lainnya

Jumlah penduduk Usia 119,2 juta Jumlah penduduk Usia 255,1 juta
harapan hidup Penduduk 55,1 tahun harapan hidup Penduduk 70,8 tahun
tinggal di kota 14,6% tinggal di kota 53,1%
Sumber: BPS, Sensus dan Supas 5
Perubahan Kuantitas dan Struktur Penduduk
2010 2045 INDONESIA

238,5 juta Jumlah Penduduk 318,7 juta 2045


Rasio ketergantungan mencapai tingkat terendah di sekitar
69,8 tahun Harapan Hidup
72,8 tahun tahun 2030. Dalam jangka panjang, TFR dijaga tetap seimbang
sekitar 2,1.
11,9 juta Jumlah lansia (65+) 42,8 juta
Pertumbuhan penduduk mendorong urbanisasi dan
tumbuhnya kota kecil dan sedang di seluruh Indonesia.
49,9% Penduduk tinggal 69,1% Sementara kota-kota besar dan daerah peri urban akan
di perkotaan
membentuk mega urban.
50,5
Rasio ketergantungan 50.,1
terendah di 2028-2031

48,6 48,4
47,7
47,2 47,3
46,9

2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045


6
TREN ANGKA KELAHIRAN TOTAL INDONESIA
SDKI1991 – SDKI2017
3.2
3.0
2.9
2.8
2.8
2.6 2.6 2.6

2.4
2.4

2.0
SDKI 1991 SDKI 1994 SDKI 1997 SDKI 2002-2003 SDKI 2007 SDKI 2012 SDKI 2017

 Angka kelahiran menunjukkan penurunan sejak 1991 hingga 2017.


 Walaupun sempat stagnan pd angka 2,6 di th 2002 hingga 2012 kali ini turun
mjd 2,4 di th 2017 (ref 2014).
7
ANGKA KELAHIRAN MENURUT UMUR
SDKI2012 & SDKI2017
ASFR
160

120

80

40

0
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
2012 48 138 143 103 62 21 4
2017 36 111 138 113 63 20 4

 Perempuan muda umur 15-29 tahun angka kelahirannya


menurun.
 Kenaikan kelahiran disumbangkan oleh perempuan umur
30-39 tahun. 8
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kualitas Penduduk (IPM) *Metode baru

2016 2017
TREND IPM INDONESIA (versi BPS)
76
74 IPM 70.02 70.81
72 73.81
72.77 73.29
71.76 72.27
70 71.17
70.08
70.59
70.2 Angka 70.90
68 67.7
68.69
69.57
68.9 69.5
Harapan
71.06
66 68.3 tahun tahun
Hidup
67.7
65.8
64 saat lahir
64.3
62
60
Rata-rata 7.95
58
1996 1997 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 lama 8.10
tahun
sekolah tahun
Metode Lama Metode Baru

Harapan
lama
12.72 12.85
 Tahun 2017 rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun sebesar 8 tahun (setara SLTP tahun tahun
sekolah
kelas 2 atau kelas 8). Tahun 1990-an rata-rata lama sekolah yaitu 6 tahun (setara SD).
Pengeluaran Rp. 10.15 Rp. 10.66
 Jika dilihat 25 tahun kebelakang (tahun 1990-an) rata-rata jumlah kelahiran sebesar 3-4 perkapita jt/thn jt/thn
anak dalam keluarga. Pada tahun 1960-an rata-rata jumlah kelahiran sebesar 5-6 anak. Sumber : BPS
BONUS
DEMOGRAFI
BONUS DEMOGRAFI

“Bonus Demografi terjadi ketika penurunan tkt. fertilitas


mengubah struktur penduduk menurut usia, sehingga
kebutuhan investasi bg kelompok usia muda menurun, &
alokasi dana dialihkan utk investasi pembangunan
ekonomi serta kesejahteraan keluarga”
11
Perubahan Struktur Penduduk Memberikan Potensi Bonus Demografi

• Puncak Bonus Demografi Pertama tahun 2034*,


dengan kondisi:
• Terdapat 60 tenaga kerja produktif untuk
mendukung 100 penduduk.
• Angka ketergantungan di bawah 50.
• Memberikan kontribusi 0,22% poin terhadap
pertumbuhan ekonomi.

• Periode Bonus demografi dapat diperpanjang


dengan:
• Menjaga TFR di angka 2,1 dan menurunkan
IMR dengan cepat.
• Peningkatan produktivitas.
 Periode Bonus Demografi dihitung berdasarkan Economic Support • Bonus Demografi Pertama diikuti dengan Bonus
Ratio yaitu Jumlah Tenaga Kerja Produktif yang Menopang Setiap Demografi Kedua melalui investasi:
100 orang penduduk. • Pengaruh bonus demografi kedua bersifat
 Economic Support Ratio dapat memberikan gambaran secara lebih lebih permanen.
efektif potensi penduduk usia produktif yang tersedia untuk
dioptimalkan dalam pembangunan. Keterangan: *Angka Proyeksi Sementara, BPS dan Bappenas 12
8
PERAN GENERASI MUDA
MENGHADAPI BONUS
DEMOGRAFI
Penduduk Remaja dan Orang Muda
Jumlah Penduduk Usia Muda

53.4 juta jiwa 59 juta jiwa th 2025


(SP, 2010) (Proyeksi data SP 2010)
Batasan usia orang Tantangan dan peluang orang Muda :
muda 12-24 tahun
• Angka putus sekolah masih tinggi
Pemuda akan menjadi pelaku utama • Pekerja anak (usia < 15 th) jumlahnya
pembangunan dan merupakan potensi yang harus semakin meningkat
dipersiapkan utk menghadapi Bonus Demografi • Drop out sekolah dan pengangguran
muda meningkat
• Pernikahan usia muda < 15 th masih
Persiapan yg perlu dilakukan pemerintah : banyak terjadi khususnya di pedesaan
• Hubungan seksual pranikah
 Peningkatan pendidikan (pengetahuan dan keterampilan) • Rokok dan penyalahgunaan narkoba
 Perlindungan thd kekerasan, diskriminasi dan eksploitasi
 Jaminan kesehatan mental dan fisik (termasuk informasi dan
konseling kespro remaja)
 Penyediaan ruang publik sbg wadah ekspresi diri
• Analisis masalah remaja Saat ini:

Kehamilan yang
tidak diinginkan
Aborsi Kawin Muda
REMAJA
NAPZA
Penyakit Menular
Seksual
HIV-AIDS
Meningkatkan derajat
kesehatan

KESEHATAN Keluarga berkualitas


REPRODUKSI

Generasi sehat dan


cerdas
KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PENDEKATAN
SIKLUS HIDUP MANUSIA
PUS • Hindari 4 Terlalu
Lanjut usia • Keluarga Berencana
• Kanker Alat Reproduksi
PENDEKATAN SIKLUS •Andropouse • IMS, HIV dan AIDS
•Menopouse • Infertilitas
HIDUP •Ca cervix
•Ca prostat
• Disfungsi seksual

Hamil dan
Janin Remaja
1000 hari pertama kehidupan

Bersalin Balita dan anak usia sekolah • Pubertas


dan bayi Bayi dan ibu • Pendewasaan Usia
baru lahir menyusui Perkawinan
• ANC • Kespro Catin
• Kehamilan Risiko
Tinggi
• Tanda-tanda
Bahaya Kehamilan
• Nutrisi Ibu hamil
• 1000 Hari Pertama • Tanda-tanda • Masa Nifas
• Tumbuh Kembang Anak
Kehidupan Persalinan
• 3 Terlambat • ASI Eksklusif
• IMD • Imunisasi Dasar
• KB Pasca Persalinan
Menunda hubungan seksual
pertama 37%

Menurunkan hubungan
seksual remaja 31 %

Mengurangi remaja berganti-


ganti pasangan 44%

Meningkatkan penggunaan
Pendidikan Kesehatan alat kontrasepsi 33%
Reproduksi Bermutu
Mengurangi perilaku seksual
beresiko 50%

Sumber Data: Badan Pendanaan Kependudukan PBB Regional Asia Pasifik


KECAKAPAN HIDUP (Life Skills)
TERKAIT KESEHATAN REPRODUKSI
1) 3)
4)
Mengenal diri Mengambil
sendiri dan Melindungi Diri
2) keputusan
nilai-nilai dari Kekerasan
terkait
pribadi. Merencanakan dan Pelecehan
seksualitas &
masa depan Seksual
perilaku
seksual

6) 8) Kecakapan
5) Berkomunikasi 7) Mencari bantuan Hidup

Berempati dan Mengelola


terhadap Bernegosiasi stress
orang lain
1) Mengenal diri sendiri dan nilai-nilai pribadi. 2) Merencanakan masa depan

Setiap Individu diharapkan dapat menghargai kelebihan dan


Mengenali tujuan pribadi dan merencanakan masa depan term
keunikan orang lain, namun terlebih lagi ia harus dapat
asuk terkait seksualitas dan
menghargai dirinya sendiri. Namun semuanya dipengaruhi oleh
pergaulan atau hubungan
masyarakat dan norma yang berlaku.
dengan pasangan

3) Mengambil keputusan terkait seksualitas dan perilaku seksual


Pertimbangan Moral dan agama
.Pertimbangan kesehatan
Kehamilan usia muda, Kehamilan yang tidak di Indonesia perilaku seksual seseorang tidak
diinginkan, Aborsi, IMS termasuk HIV terlepas dari norma agama yang ada di masyarakat
AIDS,gangguan psikologis dan bunuh diri

Pertimbangan hukum

Pertimbangan Sosial
Ada beberapa legalitas hubungan seks yang diatur
Tanggung jawab berkeluarga dalam hukum agama dan diakomodasi dalam hukum
(8 Fungsi Keluarga), stereotip dan positif di RI
diskriminasi, perundungan dan persekusi, Contoh :
• UU no 1 tahun 1974 tentang perkawinan.
• Hubungan seksual transaksional
( Pasal 296 jo. Pasal 506 KUHP
• UU n0 19 Tahun 2016 tentang Pornografi
4) Melindungi diri dari kekerasan dan Pelecehan
seksual

a. Definisi pelecehan seksual :


segala macam bentuk perilaku
yang mengarah pada hal-hal 5) Berempati terhadap orang lain
seksual yang dilakukan secara sepihak, tidak
diharapkan sasaran sehingga menimbulkan reaksi
negative (malu,marah, dsb) 6) Berkomunikasi dan bernegosiasi
b. Bentuk-bentuk pelecehan seksual
Main mata, siulan nakal, komentar mengarah seks, a. Penting untuk remaja memiliki
humor porno, dsb. 8) Mencari Bantuan
ketrampilan berkomunikasi
c. Faktor penyebab b. Ketrampilan menolak a. Layanan Kespro
Dilihat dari sudut pandang pelaku, sudut pandang • Kontrasepsi darurat,
c. Ketrampilan negosiasi
korban, dan faktor lingkungan • pemeriksaan kehamilan,
 Asertif
• pemeriksaan dan deteksi dini penyakit
Infeksi menular seksual
• pengobatan, pendampingan PIMS dan
HAIV AIDS
b. Layanan Psikologis
7) Mengelola stress
c. Bantuan hukum pada kasus pelecehan
Tujuan mengelola stress bukan untuk menghilangkan semua stress semua stress seksual
yang dimiliki , karena sering kali stress justru menjadi motivator untuk mencapai
kesuksesan
1
2
GAMBARAN
USIA KAWIN PERTAMA DI INDONESIA
Trend median umur kawin pertama wanita 25-49 tahun (SDKI 1991-2012)

25
36 dari 1.000 perempuan
19,8 20,1
21,8
melahirkan di usia remaja atau
20 18,6 19,2
17,1
18,1
15 tahun hingga 19 tahun.
15

10

5
Anak perempuan usia 10-14 tahun
memiliki risiko lima kali lebih besar
0 untuk meninggal dalam kasus
1991 1994 1997 2002-2003 2007 2012 2017
kehamilan dan persalinan daripada
perempuan usia 20-24 tahun

(Sumber: Analisis Data Perkawinan Usia


Anak di Indonesia, BPS-UNICEF 2016)

22
Seks Pranikah
UMUR PERTAMA KALI BERHUBUNGAN SEKSUAL:
BELUM MENIKAH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN 10-24 TAHUN

30.0
27.0
24.0

18.5
21.0

16.0
18.0

14.3
12.9
15.0

12.4
11.8
10.7
10.8

10.1
12.0

8.3
8.0
9.0

6.9

7.1
6.6

6.3
5.4

4.2

4.0
6.0

4.0

3.7
3.6

2.8
2.2
1.5

1.2
1.3

1.3
3.0
1.0

0.9
0.5

0.6
0.3
0.5

0.2
0.1

0.0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Tdk
Laki-laki Perempuan Jwb
Persentase Remaja Pria dan Wanita yg pernah hubungan
seks pranikah di Indonesia
2013 - 2015

Puslitbang KB dan KS, BKKBN Pusat


ASFR (15-19 tahun)
80
70 67 61
62
60 51
51
50 48
40
30
 Angka fertilitas kelompok umur muda 20

(ASFR 15-19) menunjukkan penurunan


yang tidak signifikan dalam 5 tahun
10
0
1 2 3 4 5 6
Kehamilan
terakhir. Remaja
Target RPJMN 2019: ASFR 15-19 th =
38 Sangat Sulit Tercapai
Sumber Perkotaan Pedesaan Total
Data
SDKI 2007 26 74 51 Kematian >> 2-5 x
SDKI 2012 32 69 48 Persalinan kurang
 Angka tersebut masih jauh dari target bulan
yang ditetapkan yakni 38 kelahiran per
1000 wanita.
20%-30% bayi
BBLR & cacat janin
Sebab dan Akibat
Penyebab Pernikahan Dini
Pendidikan
Rendah

Kebutuhan
Ekonomi

Kultur Nikah
Muda
Pernikahan Aspek Sosial
Pernikahan Yang
Diatur Dini Ekonomi

Seks Bebas Pada


Remaja

Kehamilan di luar
nikah

Kematian Ibu KDRT Kespro Subordinasi Drop Out Akibat

Jones & Gubhaju (2008), Trends in Age at Marriage in Provinces of Indonesia, Asia Research Institute Working Paper no 105
Kenapa
Remaja
Berperilaku
Hidup Tidak
Sehat ?

Sekolah :
semakin kompetitif

Masyarakat: semakin 27
individualistik
TANTANGAN ZAMAN

Kesibukan orang Norma sosial dan


tua agama menurun

Kemajuan media Peredaran


dan teknologi Narkotika

Ambisi Tuntutan
kebebasan pelajaran

Kekerasan Guru penuh


lingkungan beban
28
Pendidikan Kependudukan (Perka BKKBN 324/PER/D3/2014):
JALUR NON - FORMAL

2
Upaya memberikan wawasan tentang Dinamika Kependudukan
kepada masyarakat:
1. Pengendalian Kuantitas Penduduk sbg dasar peningkatan  Balai Diklat Pemerintah dan
kualitas SDM dalam Keluarga Swasta
2. Peningkatan Kualitas SDM melalui Kesehatan-Gizi&Pendidikan  Jenjang Gol. Kepramukaan
3. Pengarahan Mobilitas agar sesuai dgn Daya Dukung&Tampung
 Program KKBPK

JALUR FORMAL 1
 SD-MI

3
 SMP-MTs
 SMA-MA
 Perguruan Tinggi (PT)
JALUR INFORMAL

 Pendidikan keluarga,
lingkungan, kelompok
(poktan) masyarakat,
kelompok pemuda/ remaja.

30
Ber-KB
Menggunakan
Salah satu
metode kontrasepsi

Ber KB bila Ber KB untuk Ber KB untuk


terpaksa harus mencegah terlalu mencegah terlalu
menikah dekat tua
PENGELOLAAN PIK-R
PELAKSANA

1. Pendidik Sebaya (peer educator)  remaja yang


Program yang dikembangkan secara fungsional mempunyai komitmen dan
PIK-R adalah dalam rangka penyiapan motivasi yang tinggi sebagai narasumber bagi
singkatan kehidupan berkeluarga bagi kelompok remaja sebayanya
dari Pusat remaja sehingga mereka
mampu melangsungkan : 2. Konselor sebaya (peer counselor)  pendidik
Informasi sebaya yang secara fungsional memiliki komitmen
dan dan motivasi yang tinggi untuk memberikan
Konseling  Jenjang pendidikan secara
konseling bagi kelompok remaja sebayanya
terencana;
Remaja
 Berkarir dalam pekerjaan
secara terencana; Catatan:
 Serta menikah dengan
penuh perencanaan sesuai Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya mendapat
pelatihan dasar dg modul terstandar dari BKKBN
siklus kesehatan
reproduksi.
MEWUJUDKAN GENERASI EMAS DENGAN DAYA SAING YANG SEHAT DAN UNGGUL
HASIL YANG DIHARAPKAN DARI
GENERASI EMAS

Pendidikan
setinggi mungkin

Generasi
Pola hidup
sehat
Pekerjaan yang siap
kompetitif
sehari-hari menghadapi
Generasi Bonus
Emas Demografi

Aktif dalam Menikah


kehidupan terencana
masyarakat
35
www.bkkbn.go.id

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai