Faktor Lingkungan
Faktor Neurologi
Faktor Neurotransmitter
Faktor Psikososial
Faktor Perinatal
Gambaran Klinis
GPPH mungkin memiliki onset pada masa bayi.
Bayi dengan GPPH sering peka terhadap stimuli,
banyak menangis, dan waktu tidur lebih sedikit,
namun bisa juga terjadi sebaliknya yaitu tampak
tenang dan lemah, banyak tidur, dan berkembang
lebih lambat pada bulan-bulan pertama kehidupan
(Kaplan et al., 2010).
GPPH memiiliki tiga gejala utama yaitu tidak
mampu memusatkan perhatian, hiperaktivitas, dan
impulsivitas.
Algoritma dalam pemeriksaan GPPH berdasarkan “Pedoman Deteksi Dini
GPPH pada Anak” oleh Kementerian Kesehatan RI (2011) yaitu:
1. Rujukan datang dari sekolah, keluarga, atau orangtua.
2. Penilaian atau observasi perilaku anak dengan kuesioner untuk orangtua
atau guru, seperti Skala Penilai Perilaku Anak Hiperaktif Indonesia (SPPAHI)
dan Conner’s Teacher Rating Scale/Conner’s Parent Rating Scale.
3. Rujuk kepada psikiater anak, dokter spesialis anak, atau keduanya untuk
dilakukan pemeriksaan:
4. Wawancara riwayat penyakit
Riwayat antenatal dan perinatal
Riwayat perkembangan psikomotorik
Riwayat ritme tidur
Riwayat keluarga
Riwayat sekolah (rapor, skrining potensi-prestasi)
Riwayat medis terutama trauma kepala, infeksi, alergi, dan neurologi
5. Pemeriksaan fisik
Skrining terhadap keracunan timah hitam, anemia defisiensi Fe, dan defisiensi nutrisional
lainnya.
Pemeriksaan neurologi lengkap, termasuk tes perseptual motorik untuk menyingkirkan
defisit neurologi fokal.
Pemeriksaan fungsi kelenjar gondok.
6. Pemeriksaan inteligensi, kesulitan belajar, dan sindrom otak organik
Tes inteligensi (Weschler Intelligence Scale for Children)
Tes Woodcock-Johnson
7. Pemeriksaan psikometrik/kognitif-perseptual
Contionus Performance Test (Test of Variable of Attention/TOVA)
Wisconsin Card Sort
Stroop Color Word Test
8. Evaluasi situasi rumah untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh faktor lingkungan.
9. Apabila hasil pemeriksaan sesuai dengan kriteria diagnosis GPPH berdasarkan DSM-IV atau
PPDGJ-III/ICD-10, maka segera mulai pengobatan dengan psikostimulan.
10. Pemeriksaan dan monitor efek samping dan efektivitas pengobatan setiap tiga bulan.
Pengobatan dengan farmakoterapi lain dapat dipertimbangkan.2,7
Kriteria diagnosis GPPH menurut DSM-IV adalah sebagai berikut.
Salah satu dari 1). atau 2).
1). Inatensi: terdapatnya enam atau lebih gejala berikut ini selama paling kurang enam
bulan, sampai pada tingkat maladaptif, dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
Sering gagal dalam memusatkan perhatian terhadap perincian atau sering melakukan
kesalahan karena tidak berhati-hati dalam tugas sekolah, pekerjaan, atau aktivitas lain.
Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian terhadap tugas atau
aktivitas permainan.
Sering tidak tampak mendengarkan jika sedang berkomunikasi langsung.
Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah atau pekerjaan,
yang bukan disebabkan oleh perilaku oposisional atau tidak mengerti instruksi.
Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas.
Sering menghindari tugas yang memerlukan perhatian yang lama, seperti tugas sekolah
atau pekerjaan rumah.
Sering menghindari hal-hal yang diperlukan untuk membuat tugas, seperti buku, pensil,
atau peralatan.
Sering teralihkan perhatiannya oleh stimulus dari luar.
Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari.
2). Hiperaktivitas-Impulsivitas: terdapatnya enam atau lebih gejala
berikut ini selama paling kurang enam bulan, sampai pada tingkat
maladaptif, dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Hiperaktivitas:
Tangan dan kaki sering gelisah atau sering menggeliat di tempat
duduk.
Sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau dalam situasi lain
dimana anak diharapkan untuk tetap duduk.
Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi
yang tidak tepat.
Sering mengalami kesulitan atau tidak tenang dalam bermain dan
melakukan aktivitas.
Sering bertindak seakan-akan ‘didorong oleh sebuah motor’.
Sering bicara berlebihan.
Impulsivitas:
Sering menjawab pertanyaan tanpa berpikir terlebih dahulu atau sebelum
pertanyaan selesai ditanyakan.
Sering mengalami kesulitan menunggu giliran.
Sering memutus percakapan atau mengganggu orang lain.
Beberapa gejala inatensi atau hiperaktif-impulsif yang menyebabkan
gangguan telah ada sebelum usia 7 tahun.
Beberapa gangguan akibat gejala ada pada dua atau lebih situasi,
misalnya di sekolah dan di rumah.
Terdapat bukti yang jelas akan adanya gangguan yang bermakna secara
klinis dalam fungsi sosial, akademik, atau fungsi pekerjaan.
Gejala yang terjadi bukanlah bagian dari perjalanan gangguan
perkembangan pervasif, skizofrenia, atau gangguan psikotik lain, dan tidak
memenuhi kriteria diagnosis gangguan mental lainnya.1,5
Kriteria diagnosis GPPH menurut PPDGJ-III adalah sebagai
berikut:
Ciri-ciri utama adalah berkurangnya perhatian dan
aktivitas berlebihan. Kedua ciri ini menjadi syarat mutlak
dalam menegakkan diagnosis dan harus didapatkan pada
lebih dari satu situasi, misalnya di rumah, sekolah, dan klinik.
Berkurangnya perhatian terlihat jelas dari terlalu dininya
anak menghentikan tugas atau meninggalkan suatu
kegiatan sebelum selesai dikerjakan. Anak seringkali
beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain karena
hilangnya minat terhadap tugas yang pertama.
Berkurangnya perhatian ini hanya didiagnosis bila sifatnya
berlebihan bagi anak dengan usia atau IQ yang sama.
Hiperaktivitas diartikan sebagai kegelisahan yang
berlebihan, khususnya dalam situasi yang menuntut anak
untuk tetap tenang, dibandingkan dengan anak yang usia
dan IQ-nya sama. Perilaku ini tampak secara jelas dalam
situasi yang berstruktur yang menuntut suatu tingkat sikap
pengendalian diri yang tinggi.
Gambaran penyerta tidak terlalu dibutuhkan, namun dapat
mendukung dalam menegakkan diagnosis, misalnya
kecerobohan dalam hubungan-hubungan sosial dan sikap
yang secara impulsif melanggar tata tertib sosial.
Gangguan belajar dan kekakuan motorik sangat sering
ditemukan bersamaan dengan GPPH dan jika ada harus
dicatat secara terpisah.
GPPH umumnya memiliki onset pada usia tiga
tahun, namun diagnosis biasanya tidak dibuat
hingga anak berada di sekolah dan situasi belajar
yang terstruktur yang mengharuskan pola perilaku
yang terstruktur, termasuk rentang perhatian dan
konsentrasi yang sesuai dengan perkembangannya.
Komorbiditas
Gangguan psikiatri yang umumnya sering menyertai
GPPH adalah:
Kesulitan belajar
Sindroma Tourette
Autisme
Tatalaksana
Berdasarkan evidence based, National Institute of
Mental Health, dan organisasi professional lainnya di
dunia seperti AACAP (American Academy of Child and
Adolescent Psychiatry), penanganan terbaik untuk anak
dengan GPPH adalah pendekatan komprehensif
berdasarkan prinsip pendekatan yang multidisiplin.
Pendekatan ini meliputi farmakoterapi, terapi
perilaku, terapi kognitif, dan latihan keterampilan
sosial.
Psikoedukasi juga perlu diberikan kepada orangtua,
pengasuh, dan guru yang sehari-harinya berhadapan
dengan anak tersebut.
FARMAKOTERAPI
Golongan Deksamfetamin
Golongan Pemolin
PENDEKATAN PSIKOSOSIAL
Latihan keterampilan sosial bagi anak dengan
GPPH yang bertujuan agar anak dapat lebih
mengerti norma-norma sosial yang berlaku .
Edukasi dan pelatihan bagi guru yang bertujuan
untuk mengurangi terjadinya stigmatisasi pada
anak dengan GPPH di sekolah dan meningkatkan
kemampuan guru dalam berempati terhadap
perilaku dan reaksi emosi anak didik mereka yang
mengalami GPPH.
BAB 3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
PASIEN
Nama (inisial) : CAS
MR : 01.02. 99.67
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat & tanggal lahir : Padang, 31 Maret 2013
Status perkawinan : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku bangsa : Minang
Negeri Asal : Padang
Agama : Islam
Pendidikan : TK
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Purus, Padang
Keterangan Diri Allo/ Informan
Nama : Ny. C
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 43 tahun
Hubungan dengan pasien : Ibu kandung
Alamat : Purus, Padang
No telepon : 085274707168
RIWAYAT PSIKIATRI
Keterangan/ anamnesis di bawah ini diperoleh dari
(lingkari angka di bawah ini)
Autoanamnesis dengan pasien
Alloanamnesis dengan Ibu kandung pasien
Ayah Ibu