Anda di halaman 1dari 92

Case Report Session

F90.0 Gangguan Aktivitas dan Perhatian


MIQDAD ARYA PUTRA P 2590 A
RAHMAD NOPRIADY P 2382 B

PRESEPTOR: Dr. dr. Yaslinda Yaunin, Sp.KJ


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
 Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau

Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas


(GPPH) adalah suatu kondisi medis yang ditandai
oleh ketidakmampuan memusatkan perhatian,
hiperaktivitas, dan impulsivitas, yang terjadi pada
lebih dari satu situasi, dengan frekuensi lebih sering
dan intensitas lebih berat dibandingkan dengan
anak-anak seusianya.
 Saputro (2009) menemukan bahwa gangguan ini
menjadi alasan tersering orang tua membawa
anaknya ke psikiater.
 Keluhan utama seperti nakal, malas belajar, dan
kurang konsentrasi, baik di sekolah maupun di
rumah.
 Adanya gangguan ini merupakan masalah utama
yang mengakibatkan anak mengalami kesulitan
belajar dan kesulitan berinteraksi dengan anak lain
atau guru.
1.2 Batasan Masalah
 Laporan kasus ini membahas tentang definisi, etiologi,
gambaran klinis, diagnosis, penatalaksanaan, dan prognosis
Gangguan Aktivitas dan Perhatian.
1.3 Metode Penulisan
 Metode yang dipakai dalam penulisan laporan kasus ini
berupa tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada kasus dan
berbagai literatur.
1.4 Tujuan Penulisan
 Laporan kasus ini bertujuan untuk menambah pengetahuan

dan pemahaman mengenai etiologi, gambaran klinis,


diagnosis, dan penatalaksanan, prognosis Gangguan
Hiperkinetik.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
 Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
(GPPH) adalah suatu kondisi medis yang ditandai
oleh ketidakmampuan memusatkan perhatian,
hiperaktivitas, dan impulsivitas, yang terjadi pada
lebih dari satu situasi, dengan frekuensi lebih sering
dan intensitas lebih berat dibandingkan dengan
anak-anak seusianya2. GPPH di dalam Pedoman
Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi
ke-3 (PPDGJ-III) disebut sebagai Gangguan
Hiperkinetik.
Epidemiologi
 Pineda (1999) mengemukakan prevalensi GPPH
pada anak sekolah berkisar 3-10% (Kementerian
Kesehatan RI, 2011).
 Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder
edisi ke-4 yang direvisi (DSM IV TR) melaporkan
prevalensi GPPH sebesar 2-7% diantara anak usia
sekolah.
 American Psychiatric Association memperkirakan 3-7
dari 100 anak sekolah menderita GPPH
(Kementerian Kesehatan RI, 2011).
 Direktorat Pendidikan Luar Biasa pada tahun 2006
melaporkan bahwa dari 696 siswa SD dengan
rata-rata nilai rapor kurang dari 6, terdapat 33%
siswa yang dinyatakan mengalami gangguan emosi
dan perilaku, yang didalamnya termasuk GPPH.
 Insiden pada anak laki-laki lebih tinggi dari anak
perempuan, dengan rasio 3:1 hingga 5:1.
 Gangguan ini lebih sering dijumpai pada anak laki-
laki yang pertama.
Etiologi dan Faktor Risiko
Penyebab pasti terjadinya GPPH hingga saat ini belum
bisa diketahui Berbagai penelitian menunjukkan
penyebab terjadinya gangguan ini meliputi berbagai
faktor yang berpengaruh terhadap fungsi otak.
 Faktor Genetik

 Faktor Lingkungan

 Faktor Neurologi

 Faktor Neurotransmitter

 Faktor Psikososial

 Faktor Perinatal
Gambaran Klinis
 GPPH mungkin memiliki onset pada masa bayi.
Bayi dengan GPPH sering peka terhadap stimuli,
banyak menangis, dan waktu tidur lebih sedikit,
namun bisa juga terjadi sebaliknya yaitu tampak
tenang dan lemah, banyak tidur, dan berkembang
lebih lambat pada bulan-bulan pertama kehidupan
(Kaplan et al., 2010).
 GPPH memiiliki tiga gejala utama yaitu tidak
mampu memusatkan perhatian, hiperaktivitas, dan
impulsivitas.
 Algoritma dalam pemeriksaan GPPH berdasarkan “Pedoman Deteksi Dini
GPPH pada Anak” oleh Kementerian Kesehatan RI (2011) yaitu:
1. Rujukan datang dari sekolah, keluarga, atau orangtua.
2. Penilaian atau observasi perilaku anak dengan kuesioner untuk orangtua
atau guru, seperti Skala Penilai Perilaku Anak Hiperaktif Indonesia (SPPAHI)
dan Conner’s Teacher Rating Scale/Conner’s Parent Rating Scale.
3. Rujuk kepada psikiater anak, dokter spesialis anak, atau keduanya untuk
dilakukan pemeriksaan:
4. Wawancara riwayat penyakit
 Riwayat antenatal dan perinatal
 Riwayat perkembangan psikomotorik
 Riwayat ritme tidur
 Riwayat keluarga
 Riwayat sekolah (rapor, skrining potensi-prestasi)
 Riwayat medis terutama trauma kepala, infeksi, alergi, dan neurologi
5. Pemeriksaan fisik
 Skrining terhadap keracunan timah hitam, anemia defisiensi Fe, dan defisiensi nutrisional
lainnya.
 Pemeriksaan neurologi lengkap, termasuk tes perseptual motorik untuk menyingkirkan
defisit neurologi fokal.
 Pemeriksaan fungsi kelenjar gondok.
6. Pemeriksaan inteligensi, kesulitan belajar, dan sindrom otak organik
 Tes inteligensi (Weschler Intelligence Scale for Children)
 Tes Woodcock-Johnson
7. Pemeriksaan psikometrik/kognitif-perseptual
 Contionus Performance Test (Test of Variable of Attention/TOVA)
 Wisconsin Card Sort
 Stroop Color Word Test
8. Evaluasi situasi rumah untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh faktor lingkungan.
9. Apabila hasil pemeriksaan sesuai dengan kriteria diagnosis GPPH berdasarkan DSM-IV atau
PPDGJ-III/ICD-10, maka segera mulai pengobatan dengan psikostimulan.
10. Pemeriksaan dan monitor efek samping dan efektivitas pengobatan setiap tiga bulan.
Pengobatan dengan farmakoterapi lain dapat dipertimbangkan.2,7
 Kriteria diagnosis GPPH menurut DSM-IV adalah sebagai berikut.
 Salah satu dari 1). atau 2).
 1). Inatensi: terdapatnya enam atau lebih gejala berikut ini selama paling kurang enam
bulan, sampai pada tingkat maladaptif, dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
 Sering gagal dalam memusatkan perhatian terhadap perincian atau sering melakukan
kesalahan karena tidak berhati-hati dalam tugas sekolah, pekerjaan, atau aktivitas lain.
 Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian terhadap tugas atau
aktivitas permainan.
 Sering tidak tampak mendengarkan jika sedang berkomunikasi langsung.
 Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah atau pekerjaan,
yang bukan disebabkan oleh perilaku oposisional atau tidak mengerti instruksi.
 Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas.
 Sering menghindari tugas yang memerlukan perhatian yang lama, seperti tugas sekolah
atau pekerjaan rumah.
 Sering menghindari hal-hal yang diperlukan untuk membuat tugas, seperti buku, pensil,
atau peralatan.
 Sering teralihkan perhatiannya oleh stimulus dari luar.
 Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari.
 2). Hiperaktivitas-Impulsivitas: terdapatnya enam atau lebih gejala
berikut ini selama paling kurang enam bulan, sampai pada tingkat
maladaptif, dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
 Hiperaktivitas:
 Tangan dan kaki sering gelisah atau sering menggeliat di tempat
duduk.
 Sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau dalam situasi lain
dimana anak diharapkan untuk tetap duduk.
 Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi
yang tidak tepat.
 Sering mengalami kesulitan atau tidak tenang dalam bermain dan
melakukan aktivitas.
 Sering bertindak seakan-akan ‘didorong oleh sebuah motor’.
 Sering bicara berlebihan.
 Impulsivitas:
 Sering menjawab pertanyaan tanpa berpikir terlebih dahulu atau sebelum
pertanyaan selesai ditanyakan.
 Sering mengalami kesulitan menunggu giliran.
 Sering memutus percakapan atau mengganggu orang lain.
 Beberapa gejala inatensi atau hiperaktif-impulsif yang menyebabkan
gangguan telah ada sebelum usia 7 tahun.
 Beberapa gangguan akibat gejala ada pada dua atau lebih situasi,
misalnya di sekolah dan di rumah.
 Terdapat bukti yang jelas akan adanya gangguan yang bermakna secara
klinis dalam fungsi sosial, akademik, atau fungsi pekerjaan.
 Gejala yang terjadi bukanlah bagian dari perjalanan gangguan
perkembangan pervasif, skizofrenia, atau gangguan psikotik lain, dan tidak
memenuhi kriteria diagnosis gangguan mental lainnya.1,5
 Kriteria diagnosis GPPH menurut PPDGJ-III adalah sebagai
berikut:
 Ciri-ciri utama adalah berkurangnya perhatian dan
aktivitas berlebihan. Kedua ciri ini menjadi syarat mutlak
dalam menegakkan diagnosis dan harus didapatkan pada
lebih dari satu situasi, misalnya di rumah, sekolah, dan klinik.
 Berkurangnya perhatian terlihat jelas dari terlalu dininya
anak menghentikan tugas atau meninggalkan suatu
kegiatan sebelum selesai dikerjakan. Anak seringkali
beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain karena
hilangnya minat terhadap tugas yang pertama.
Berkurangnya perhatian ini hanya didiagnosis bila sifatnya
berlebihan bagi anak dengan usia atau IQ yang sama.
 Hiperaktivitas diartikan sebagai kegelisahan yang
berlebihan, khususnya dalam situasi yang menuntut anak
untuk tetap tenang, dibandingkan dengan anak yang usia
dan IQ-nya sama. Perilaku ini tampak secara jelas dalam
situasi yang berstruktur yang menuntut suatu tingkat sikap
pengendalian diri yang tinggi.
 Gambaran penyerta tidak terlalu dibutuhkan, namun dapat
mendukung dalam menegakkan diagnosis, misalnya
kecerobohan dalam hubungan-hubungan sosial dan sikap
yang secara impulsif melanggar tata tertib sosial.
 Gangguan belajar dan kekakuan motorik sangat sering
ditemukan bersamaan dengan GPPH dan jika ada harus
dicatat secara terpisah.
 GPPH umumnya memiliki onset pada usia tiga
tahun, namun diagnosis biasanya tidak dibuat
hingga anak berada di sekolah dan situasi belajar
yang terstruktur yang mengharuskan pola perilaku
yang terstruktur, termasuk rentang perhatian dan
konsentrasi yang sesuai dengan perkembangannya.
Komorbiditas
Gangguan psikiatri yang umumnya sering menyertai
GPPH adalah:
 Kesulitan belajar

 Sindroma Tourette

 Gangguan perilaku menentang (oppositional defiant


disorders)
 Gangguan tingkah laku (conduct disorders)

 Ansietas dan depresi

 Autisme
Tatalaksana
 Berdasarkan evidence based, National Institute of
Mental Health, dan organisasi professional lainnya di
dunia seperti AACAP (American Academy of Child and
Adolescent Psychiatry), penanganan terbaik untuk anak
dengan GPPH adalah pendekatan komprehensif
berdasarkan prinsip pendekatan yang multidisiplin.
 Pendekatan ini meliputi farmakoterapi, terapi
perilaku, terapi kognitif, dan latihan keterampilan
sosial.
 Psikoedukasi juga perlu diberikan kepada orangtua,
pengasuh, dan guru yang sehari-harinya berhadapan
dengan anak tersebut.
FARMAKOTERAPI

Psikofarmaka yang menjadi pilihan pertama pada


GPPH yaitu golongan psikostimulan. Terdapat tiga
macam obat golongan psikostimulan yaitu :
 Golongan Metilfenidat

 Golongan Deksamfetamin

 Golongan Pemolin
PENDEKATAN PSIKOSOSIAL
 Latihan keterampilan sosial bagi anak dengan
GPPH yang bertujuan agar anak dapat lebih
mengerti norma-norma sosial yang berlaku .
 Edukasi dan pelatihan bagi guru yang bertujuan
untuk mengurangi terjadinya stigmatisasi pada
anak dengan GPPH di sekolah dan meningkatkan
kemampuan guru dalam berempati terhadap
perilaku dan reaksi emosi anak didik mereka yang
mengalami GPPH.
BAB 3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
PASIEN
 Nama (inisial) : CAS
 MR : 01.02. 99.67
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Tempat & tanggal lahir : Padang, 31 Maret 2013
 Status perkawinan : Belum Menikah
 Kewarganegaraan : Indonesia
 Suku bangsa : Minang
 Negeri Asal : Padang
 Agama : Islam
 Pendidikan : TK
 Pekerjaan : Pelajar
 Alamat : Purus, Padang
Keterangan Diri Allo/ Informan
 Nama : Ny. C
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Usia : 43 tahun
 Hubungan dengan pasien : Ibu kandung
 Alamat : Purus, Padang
 No telepon : 085274707168
RIWAYAT PSIKIATRI
 Keterangan/ anamnesis di bawah ini diperoleh dari
(lingkari angka di bawah ini)
 Autoanamnesis dengan pasien
 Alloanamnesis dengan Ibu kandung pasien

 Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan


(lingkari pada huruf yang sesuai)
 Sendiri
 Keluarga
 Polisi
 Jaksa/ Hakim
Sebab Utama
 Pasien kontrol teratur setiap 2 minggu untuk
mengambil obat.
Keluhan Utama
 Pasien tidak bisa diajak berkomunikasi dan terlihat
tidak bisa diam.
Riwayat Penyakit Sekarang
Alloanamnesis
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak bisa diam
dalam waktu yang lama dan tidak pernah tidur siang
karena pasien asik bermain terus. Awalnya ibu pasien
merasa ini adalah hal yang biasa sampai ketika ibu
pasien mendapat teguran oleh pengelola TK tempat
pasien bersekolah.
Pengelola TK mengatakan bahwa pasien sering tidak
menuruti apa yang dikatakan oleh gurunya. Pasien juga
tidak bisa diam duduk dikursi seperti murid lainnya.
Pasien lebih sering berlari-lari mengitari ruang kelas
daripada duduk dikursinya.
 Pasien tidak bisa mencurahkan perhatiannya
dengan tepat. Di sekolah, pasien tidak
memperhatikan dan mendengarkan guru dengan
baik. Pasien tidak mengikuti perintah guru ketika
diberi tugas dan susah berkonsentrasi ketika
sedang membuat tugas.
 Saat membuat tugas pasien hanya bisa
mengerjakannya sebentar lalu pasien akan
teralihkan oleh aktifitas lain. Di kelas, pasien
dibantu oleh ibu untuk menulis dan belajar. Nilai-
nilai pasien di sekolah cenderung rendah.
 Pasien memiliki banyak teman namun ia sering
menjahili temannya dan dijahili temannya.
Komunikasi dengan teman-temannya tidak terlalu
banyak karena pasien lebih sering bermain sendiri.
 Ibu pasien pertama kali membawa pasien
konsultasi ke Puskesmas Padang Pasir, lalu pasien
dirujuk ke RS Ibnu Sina Padang dan telah
berkunjung sebanyak 3 kali. Dikarenakan adanya
obat yang tidak tersedia di rumah sakit tersebut
pasien lalu dirujuk ke RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Setelah diterapi, ibu pasien merasa keadaan
anaknya lebih baik.
Autoanamnesis
Pasien tidak dapat diajak berkomunikasi. Dari
pengamatan pemeriksa, pasien tidak dapat diam
dan selalu berlari-lari di ruangan poli. Pasien juga
tidak dapat memusatkan perhatiannya terhadap
suatu hal. Pasien ketika diajak bicara cenderung
menghindar. Pasien belum dapat berbicara layaknya
anak-anak seumurnya. Kata-kata yang digunakan
juga kata-kata sederhana, bukan kalimat yang utuh.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien tidak memiliki riwayat gangguan psikiatri
sebelumnya.

 Riwayat Gangguan Medis


Pasien tidak memiliki riwayat gangguan medis.

 Riwayat Penggunaan Napza


Pasien tidak merokok, tidak menggunakan alkohol,
dan narkoba.
Riwayat Keluarga
 Identitas Orangtua/pendamping
Identitas Orang Tua Keterangan

Ayah Ibu

Kewarganegaraan Indonesia Indonesia

Suku bangsa Minang Minang

Pendidikan SMA SMA

Pekerjaan Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga

Umur 49 tahun 43 tahun

Alamat Purus, Padang Purus, Padang

Hubungan Akrab Akrab


 Sifat/perilaku orang tua kandung

1. Ayah kandung (Dijelaskan oleh pasien dan keluarga dapat


dipercaya / diragukan)**
Pemalas (-), Pendiam (-), Pemarah (-), Mudah tersinggung (-), Tak
suka bergaul (-), Banyak teman (+), Pemalu (-), Perokok berat (-
), Penjudi (-), Peminum (-), Pencemas (-), Penyedih (-), Perfeksionis
(-), Dramatisasi (-), Pencuriga (-), Pencemburu (-), Egois (-),
Penakut (-), Tidak bertanggung jawab (-).
2. Ibu (Dijelaskan oleh pasien dan keluarga dapat
dipercaya / diragukan)
**Pemalas (-), Pendiam (-), Pemarah (-), Mudah
tersinggung (-), Tak suka bergaul (-), Banyak teman
(+), Pemalu (-), Perokok berat (-), Penjudi (-), Peminum
(-), Pencemas (-), Penyedih (-), Perfeksionis (-),
Dramatisasi (-), Pencuriga (-), Pencemburu (-), Egois (-),
Penakut (-), Tidak bertanggung jawab (-).
Saudara
 Pasien merupakan anak pertama.
 Gambaran sikap/prilaku masing-masing saudara
pasien dan hubungan pasien terhadap masing-
masing saudara tersebut
-
Skema Pedegree
 Orang lain yang tinggal di rumah pasien
dengan gambaran sikap dan tingkah laku dan
bagaimana pasien dengan mereka
 Riwayat penyakit jiwa, kebiasaan-kebiasaan dan
penyakit fisik pada anggota keluarga
 Riwayat tempat tinggal yang pernah di diami
pasien
Riwayat Kehidupan Pribadi
 Riwayat sewaktu dalam kandungan dan dilahirkan
 Keadaan ibu sewaktu hamil (sebutkan penyakit-
penyakit fisik dan atau kondisi-kondisi mental
yang diderita si ibu)
 Kesehatan fisik : baik
 Kesehatan mental : baik
 Keadaan melahirkan
 Aterm (+), Partus spontan (+)
 Pasien adalah anak yang direncanakan/diinginkan (Ya
/ Tidak)
 Riwayat masa bayi dan kanak-kanak
 Pertumbuhan Fisik : baik
 Minum ASI : (+) sampai usia 2 tahun
 Sukar makan (-), anoreksia nervosa (-), bulimia (-),
pika (-), gangguan hubungan ibu-anak (-), pola
tidur baik (-), cemas terhadap orang asing sesuai
umum (-), cemas perpisahan (-), dan lain-lain.
 Simptom-simptom sehubungan dengan problem
perilaku yang dijumpai pada masa kanak-kanak

mengisap jari (-), ngompol (-), BAB di tempat tidur (-),


night terror (-), temper tantrum (-), gagap (-), tik (-),
masturbasi (-), mutisme selektif (-), dan lain.lain.
 Kesehatan fisik masa kanak-kanak:
demam tinggi disertai mengigau (-), kejang-kejang (-),
demam berlangsung lama (-), trauma kapitis disertai
hilangnya kesadaran (-), dan lain-lain.

 Tempramen sewaktu kanak-kanak:


pemalu (-), gelisah (-), overaktif (+), menarik diri (-),
suka bergaul (-), suka berolahraga (-), dan lain-lain.
 Masa sekolah
 Masa remaja: Fobia (-), masturbasi (-), ngompol (-),
lari dari rumah (-), kenakalan remaja (-), perokok
berat (-), penggunaan obat terlarang (-), peminum
minuman keras (-), problem berat badan (-),
anoreksia nervosa (-), bulimia (-), perasaan depresi
(-), rasa rendah diri (-), cemas (-), gangguan tidur (-
), sering sakit kepala (-), dan lain-lain.
 Riwayat pekerjaan : Pasien seorang pelajar TK
 Percintaan, perkawinan, kehidupan seksual dan
rumah tangga: Pasien belum menikah
 Situasi sosial saat ini:
 Tempat tinggal: rumah sendiri (-), rumah kontrak (-),
rumah susun (-), apartemen (-), rumah orang tua
(+), serumah dengan mertua (-), di asrama (-), dan
lain-lain.
 Polusi lingkungan: bising (-), kotor (-), bau (-), ramai
(-), dan lain-lain.
 Ciri kepribadian sebelumnya/ gangguan
kepribadian (untuk aksis II)
Stressor Psikososial
Pertunangan ( - ), perkawinan ( - ), perceraian ( - ), kawin paksa ( - ), kawin lari ( - ),
kawinterpaksa ( - ), kawin gantung ( - ), kematian pasangan ( - ), problem punya anak ( - ),
anak sakit ( - ), persoalan dengan anak ( - ), persoalan dengan orang tua ( - ), persoalan
dengan mertua ( - ), masalah dengan teman dekat ( - ), masalah dengan atasan/ bawahan
( - ), mulai pertama kali bekerja ( - ), masuk sekolah ( - ), pindah kerja ( - ), persiapan
masuk pension ( - ), pensiun ( - ), berhenti bekerja ( - ), masalah di sekolah ( - ), masalah
jabatan/ kenaikan pangkat ( - ), pindah rumah ( - ), pindah ke kota lain ( - ),
transmigrasi ( - ), pencurian ( - ), perampokan ( - ), ancaman ( - ), keadaan ekonomi yang
kurang ( - ), memiliki hutang ( - ), usaha bangkrut ( - ), masalah warisan ( - ), mengalami
tuntutan hukum ( - ), masuk penjara ( - ), memasuki masa pubertas( - ), memasuki usia
dewasa ( - ), menopause ( - ), mencapai usia 50 tahun ( - ), menderita penyakit fisik yang
parah ( - ), kecelakaan ( - ), pembedahan ( - ), abortus ( - ), hubungan yang buruk antar
orang tua ( - ), terdapatnya gangguan fisik atau mental dalam keluarga ( - ), cara
pendidikan anak yang berbeda oleh kedua orang tua atau kakek nenek ( - ), sikap orang
tau yang acuh tak acuh pada anak ( - ), sikap orang tua yang kasar atau keras terhadap
anak ( - ), campur tangan atau perhatian yang lebih dari orang tua terhadap anak ( - ),
orang tua yang jarang berada di rumah ( - ), terdapat istri lain ( - ), sikap atau kontrol
yang tidak konsisten ( - ), kontrol yang tidak cukup ( - ), kurang stimulasi kognitif dan sosial
( - ), bencana alam ( - ), amukan masa ( - ), diskriminasi sosial ( - ), perkosaan ( - ), tugas
militer ( - ), kehamilan ( - ), melahirkan di luar perkawinan ( - ), dan lain-lain.

 Riwayat Suicide: Tidak ada
 Riwayat psikoseksual: Tidak ada
 Riwayat pelanggaran hukum : tidak pernah ditangkap
ataupun terlibat masalah hukum.
 Persepsi dan Harapan Keluarga : keluarga pasien berharap
pasien sembuh.
 Persepsi dan Harapan Pasien: tidak bisa ditanyakan
Grafik Perjalanan Penyakit
Status Internus
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Komposmentis
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Nadi : Teraba kuat, teratur,
frekuensi 95x/menit
 Nafas : Pernapasan
abdominothoracal, simetris kiri dan kanan teratur,
frekuensi 18x/menit
 Suhu : 36,80 C
 Sistem respiratorik :
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, statis dan
dinamis
Palpasi : fremitus kiri dan kanan simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi (-),
wheezing
 (-)
 Kardiovaskular :
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus tidak teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1,S2 reguler, Murmur (-)
 Abdomen :
Inspeksi : distensi (-)
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
 Kelainan Khusus : (-)
Status Neurologikus
 GCS : 15 (E4M6V5)
 Tanda Rangsang Meningeal : kaku kuduk (-)
 Tanda-tanda efek samping ekstrapiramidal
Tremor tangan : tidak ada
Akatisia : tidak ada
Bradikinesia : tidak ada
Cara berjalan : Normogait
Keseimbangan : tidak terganggu
Rigiditas : tidak ada
 Motorik :
Tonus : eutonus
Turgor : baik
Kekuatan : 555 555
555 555
Koordinasi : baik
 Sensorik : proprioseptif dan eksterioseptif
normal
 Refleks :
Refleks Fisiologis : ++/++
Refleks Patologis : -/-
Status Mental
 Keadaan Umum
 Kesadaran / sensorium: composmentis (+), somnolen (-),
stupor (-), kesadaran berkabut (-), koma (-), delirium (-),
kesadaran berubah (-), dan lain-lain.
 Penampilan:
 Sikap tubuh: biasa (+), diam (-), aneh (-), sikap tegang (-),
kaku (-), gelisah (+), kelihatan seperti tua (-), kelihatan seperti
muda (-), berpakaian sesuai gender (+)
 Cara berpakaian: rapi (-), biasa (+), tak menentu (-), sesuai
dengan situasi (-), kotor (-), kesan (dapat/tidak dapat
mengurus diri)
 Kesehatan fisik: sehat (+), pucat (-), lemas (-), apatis (-),
telapak tangan basah (-), dahi berkeringat (-), mata
terbelalak (-)
 Kontak psikis: Dapat dilakukan (+), tidak dapat
dilakukan (+), wajar (+), kurang wajar (-), sebentar (+),
lama (-)
 Sikap: kooperatif (-), penuh perhatian (-), berterus
terang (-), menggoda (-), bermusuhan (-), suka main-
main (+), berusaha supaya disayang (-), selalu
menghindar (-), berhati-hati (-), dependen (-), infantil (-),
curiga (-), pasif (-), dan lain-lain.
 Tingkah laku dan aktifitas psikomotor
 Cara berjalan: biasa (+), sempoyongan (-), kaku (-), dan lain-
lain
 Ekhopraksia (-), katalepsi (-), luapan katatonik (-), stupor
katatonik (-), rigiditas katatonik (-), posturing katatonik (-),
cerea fleksibilitas (-), negativisme (-), katapleksi (-), stereotipik
(-), mannerisme (-), otomatisme (-), otomatisme perintah (-),
mutisme (-), agitasi psikomotor (-), hiperaktivitas/hiperkinesis
(+), tik (-), somnabulisme (-), akathisia (-), kompulsi (-), ataksia
(-), hipoaktivitas (-), mimikri (-)
 Agresi (-), acting out (-), abulia (-), tremor (-), ataksia (-),
chorea (-), distonia (-), bradikinesia (-), rigiditas otot (-),
diskinesia (-),konvulsi (-), seizure (-), piomanisa (-),
vagabondage (-)
 Verbalisasi dan cara berbicara
 Arus pembicaraan* : tidak dapat dinilai
 Produktivitas pembicaraan* : sedikit
 Perbendaharaan* : sedikit
 Nada pembicaraan* : tidak dapat dinilai
 Volume pembicaraan* : sedikit
 Isi pembicaraan* : sedikit
 Penekanan pada pembicaraan* : tidak dapat dinilai
 Spontanitas pembicaraan * : tidak spontan, terputus
 Logorrhea (- ), poverty of speech (-), diprosodi (-), disatria (-
), gagap(-), afasia (-), bicara kacau (-)
 Emosi
 Hidup emosi*: stabilitas (stabil), pengendalian (adekuat), arus emosi (biasa)
 Afek
 Afek appropriate/ serasi (+), afek inappropriate/ tidak serasi(-), afek tumpul
(-), afek yang terbatas (-), afek datar (-), afek yang labil (-).
 Mood
 Mood eutimik (+), mood disforik (-), mood yang meluap-luap (expansive
mood) (-), mood yang iritabel (-), mood yang labil (swing mood) (-), mood
meninggi (elevated mood/ hipertim) (-), euforia (-), ectasy (-), mood depresi
(hipotim) (-), anhedonia (-), dukacita (-), aleksitimia (-), elasi (-), hipomania
(-), mania(-), melankolia(-), La belle indifference (-), tidak ada harapan (-).
 Emosi lainnya
 Ansietas (-), free floating anxiety (-), ketakutan (-), agitasi (-), tension
(ketegangan) (-), panic (-), apati (-), ambivalensi (-), abreaksional (-), rasa
malu (-), rasa berdosa/ bersalah (-), kontrol impuls (-).
 Gangguan fisiologis yang berhubungan dengan
mood
Anoreksia (-), hiperfagia (-), insomnia (-), hipersomnia
(-), variasi diurnal (-), penurunan libido (-), konstipasi (-
), fatigue (-), pica (-), pseudocyesis (-), bulimia (-).
 Pikiran/ Proses Pikir (Thinking)
 Kecepatan proses pikir (biasa/cepat/lambat)
 Mutu proses pikir (jelas/tajam/tidak dapat dinilai)
 Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran
 Gangguan mental (-), psikosis (-), tes realitas
(terganggu/tidak), gangguan pikiran formal (-), berpikir tidak
logis (-), pikiran autistik (-), dereisme (-), berpikir magis (-),
proses berpikir primer (-).
 Gangguan Spesifik dalam Bentuk Pikiran
 Neologisme (-), word salad (-), sirkumstansialitas (-),
tangensialitas (-), inkohenrensia (-), perseverasi (-), verbigerasi
(-), ekolalia (-), kondensasi (-), jawaban yang tidak relevan (-),
pengenduran asosiasi (-), derailment (-), flight of ideas (-),
clang association (-), blocking (-), glossolalia (-).
 Gangguan Spesifik dalam Isi Pikiran
 Kemiskinan isi pikiran (-), gagasan yang berlebihan (-)
 Delusi/ waham
 Waham bizarre (-), waham tersistematisasi (-), waham yang
sejalan dengan mood (-), waham yang tidak sejalan dengan mood
(-), waham nihilistik (-), waham kemiskinan (-), waham somatik (-),
waham persekutorik (-), waham kebesaran (-), waham referensi (-),
though of withdrawal (-), though of broadcasting (-), thought of
insertion (-), thought of control (-), waham cemburu/ waham
ketidaksetiaan (-), waham menyalahkan diri sendiri (-), erotomania
(-), pseudologia fantastika (-), waham agama (-)
 Idea of reference (-)
 Preokupasi pikiran (-), egomania (-), hipokondria (-), obsesi (-),
kompulsi (-), koprolalia (-), hipokondria (-), obsesi (-), koprolalia (-),
fobia (-), noesis (-), unio mystica (-).
 Persepsi
 Halusinasi

Non patologis: Halusinasi hipnagogik (-), halusinasi


hipnopompik (-), Halusinasi auditorik (-), halusinasi visual (-
) saat ini masih ada, halusinasi olfaktorik (-), halusinasi
gustatorik (-), halusinasi taktil (-), halusinasi somatik (-),
halusinasi liliput (-), halusinasi sejalan dengan mood (-),
halusinasi yang tidak sejalan dengan mood (-), halusinosis
(-), sinestesia (-), halusinasi perintah (command
halusination), trailing phenomenon (-).
 Ilusi (-)

 Depersonalisasi (-), derealisasi (-)


 Mimpi dan Fantasi
Mimpi : -
Fantasi : -
 Fungsi kognitif dan fungsi intelektual
 Orientasi waktu (baik), orientasi tempat (baik), orientasi personal
(baik), orientasi situasi (baik).
 Atensi (perhatian) (-), distractibilty (+), inatensi selektif (-),
hipervigilance (-), dan lain-lain.
 Konsentrasi (kurang), kalkulasi (kurang)
 Memori (daya ingat) : gangguan memori jangka lama/ remote (-),
gangguan memori jangka menengah/ recent past (-), gangguan memori
jangka pendek/ baru saja/ recent (-), gangguan memori segera/
immediate (-), amnesia (-), konfabulasi (-), paramnesia (-).
 Luas pengetahuan umum: baik
 Pikiran konkrit: baik
 Pikiran abstrak: baik
 Kemunduran intelek: (tidak), retardasi mental (-), demensia (-),
pseudodemensia (-).
 DI / DJ
 Discriminative insight : tidak dapat dinilai
 Discriminative Judgment : judgment tes tidak
terganggu
Ikhtisar Penemuan Bermakna
 Telah diperiksa pasien CAS usia 5 tahun 8 bulan
jenis kelamin laki-laki. Pasien datang dibawa ibu
kandungnya ke Poliklinik RSUD Dr. M. Djamil
Padang pada tanggal 12 November 2018.
Menurut keterangan ibu kandung pasien, pasien
tidak bisa diam dalam waktu yang lama dan tidak
pernah tidur siang karena asik bermain terus.
Pasien kontrol teratur ke Poliklinik RSUD Dr. M.
Djamil Padang dan ini merupakan kunjungan yang
ketiga kali.
 Pada pemeriksaan status mental didapatkan pasien
dengan kesadaran komposmentis, penampilan
biasa, berpakaian sesuai gender, cara berpakaian
biasa, kesehatan fisik sehat, kontak psikis kurang
dapat dilakukan dan sebentar, sikap suka main-
main, cara berjalan biasa, psikomotor hiperaktif,
 arus pembicaraan tidak dapat dinilai, produktivitas
pembicaraan sedikit, perbendaharaan sedikit,
nada pembicaraan tidak dapat dinilai, volume
pembicaraan sedikit, isi pembicaraan sedikit,
penekanan pembicaraan tidak dapat dinilai,
spontanitas pembicaraan tidak spontan,
 afek appropriate, mood eutimik, kecepatan proses
pikir lambat, mutu proses pikir tidak dapat dinilai,
gangguan bentuk pikir tidak ada, gangguan isi
pikir tidak ada, gangguan persepsi tidak ada,
mimpi dan fantasi tidak ada, orientasi baik, atensi
distractibility, konsentrasi kurang, kalkulasi kurang,
discriminative insight tidak dapat dinilai,
discriminative judgement tidak terganggu.
Diagnosis Multiaksial
 Aksis I : F90.0 Gangguan Aktivitas dan
Perhatian
 Aksis II : Tidak ada
 Aksis III : Tidak ada
 Aksis IV : Tidak ada
 Aksis V : GAF 80-71
Diagnosis Banding Aksis I
Gangguan tingkah laku
Daftar Masalah
 Organobiologik : tidak ada
 Psikologis : gangguan perhatian
dan aktivitas berlebihan
 Lingkungan dan psikososial : tidak ada
 Ekonomi : tidak ada
Penatalaksanaan
 Farmakoterapi
 Risperidone 1 mg 2x1
 Fluoxetin 10 mg 1x1
 Prohiper 7,5 mg 1x1
 Asam Folat 2x1
 Psikoterapi
 Kepada pasien

Psikoterapi dan support group, atau penggunaan


keduanya pada orang dewasa dapat membantu
menormalisasi gangguan dan membantu penderita agar
fokus pada informasi umum. Konselor terapi perilaku ini
dapat melibatkan psikolog, dokter spesialis tumbuh
kembang anak, pekerja sosial dan perawat yang
berpengalaman. Modifikasi perilaku dan terapi keluarga
juga dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
 Kepada keluarga
 Psikoedukasi pada keluarga mengenai penyakit
yang diderita pasien
 Dukungan sosial dan perhatian keluarga terhadap
pasien
 Terapi kepatuhan minum obat pada pasien
 PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
BAB 4
DISKUSI
Diskusi
 Telah datang seorang pasien laki-laki usia 5 tahun 8
bulan ke poliklinik RSUP Dr. M. Djamil Padang pada
tanggal 12 November 2018 dengan diagnosis F90
Gangguan Aktivitas dan Perhatian.
 Diagnosis pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis,
riwayat perjalanan penyakit, dan pemeriksaan pada
pasien. Alloanamnesis didapatkan pasien tidak bisa
diam, berlari kesana kemari dan kurangnya perhatian.
Menurut PPDGJ-III ciri utama untuk kriteria diagnosis
GPPH adalah berkurangnya perhatian dan aktivitas
berlebihan pada lebih dari satu situasi, dalam hal ini di
rumah dan di sekolah pasien.
 Berkurangnya perhatian pasien terlihat dari pasien
yang tidak mau memperhatikan dan mendengarkan
gurunya. Pasien sering tidak mengikuti instruksi
yang diberikan oleh guru pasien. Ketika
mengerjakan tugas pasien sering tidak sampai
selesai dan teralihkan oleh aktifitas lain.
Hiperaktivitas diartikan sebagai kegelisahan yang
berlebihan, khususnya dalam situasi yang menuntut
anak untuk tetap tenang. Pada pasien sering
berlari-lari dan tidak bisa diam duduk dikursi
sepeti temannya yang lain.
 Berdasarkan anamnesis gejala dan perjalanan penyakit
pasien maka diagnosis pada aksis I, pasien didiagnosis
Gangguan Aktivitas dan Perhatian (F90). Tidak terdapat
gangguan kepribadian sehingga pada Axis II, tidak ada
diagnosis. Pada pasien ini tidak ditemukan gangguan
kondisi medis umum sehigga pada aksis III tidak ada
diagnosis. Pada aksis IV, tidak ada diagnosis. Pada aksis
V, pasien memiliki gejala sedang dan disabilitas sedang,
sehingga berdasarkan penilaian GAF (Global Assessment
of Functional Scale) saat ini pasien berada pada nilai
80-71, yakni beberapa gejala ringan & menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
 Penanganan terbaik untuk pasien ini adalah pendekatan
komprehensif berdasarkan prinsip pendekatan yang
multidisiplin. Pendekatan ini meliputi farmakoterapi,
terapi perilaku, terapi kognitif, dan latihan keterampilan
sosial. Psikoedukasi juga perlu diberikan kepada
orangtua dan guru pasien yang sehari-harinya
berhadapan dengan pasien.
 Terapi psikofarmaka pada pasien ini adalah pemberian
obat psikostimulan golongan Metilfenidat yaitu Prohiper
7,5 mg 1x1. Pasien juga diberikan obat antidepresan
golongan SSRI yaitu Fluoxetin 10 mg 1x1, obat
antipsikosis atipikal golongan benzisoxazole yaitu
Risperidon 1 mg 1x1 dan Asam folat 2x1.
 Prognosis ditentukan oleh ada atau tidaknya
gangguan lain yang timbul bersamaan atau
komorbid. Adanya komorbiditas memprediksikan
prognosis yang lebih buruk. Pada pasien ini tidak
terlihat adanya gangguan lain yang timbul
bersamaan atau komorbid, sehingga prognosisnya
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai