Anda di halaman 1dari 29

ANTIVIRUS

PUTU ARYA WISMA P.


1870121096
SGD 11
1. DEFINISI VIRUS DAN ANTIVIRUS
VIRUS
• Virus adalah salah satu diantara golongan agen infeksi
yang sangat kecil, dan ditandai tidak ada metabolisme
yang independen dan hanya mampu bereplikasi di
dalam sel pejamu yang hidup.

ANTIVIRUS
• Antivirus adalah suatu substansi kimia yang dapat
menghambat bahkan mematikan virus yang bersifat
virullen.
Struktur virus terdiri dari
kepala, kapsid, tubuh, isi
tubuh beserta ekor,
bakteriofage adalah virus
yang menginfeksi bakteri,
daur reproduksi virus terjadi
melalui dua jalur utama,
yakni daur litik dan
lesogenik
2. KLASIFIKASI ANTIVIRUS

ANTI NON RETROVIRUS

ANTI RETROVIRUS
ANTI NON RETROVIRUS ANTI RETROVIRUS

Antivirus untuk herpes Nucleoside reverse transcriptase


inhibitor (NRTI)

Antivirus untuk influenza Nucleotide reverse transcriptase


inhibitor (NtRTI)

Antivirus untuk HBV dan HCV2 Non- Nucleoside reverse transcriptase


inhibitor (NNRTI)

Protease inhibitor (PI)

Viral entry inhibitor

Mekanisme kerja antivirus pada virus.


3. FARMAKOKINETIK DAN
FARMAKODINAMIK ANTIVIRUS
FARMAKOKINETIK
• Seluruh proses mulai dari Obat masuk ke dalam tubuh
melalui berbagai cara pemberian dan mengalami
ABSORPSI, DISTRIBUSI dan PENGIKATAN untuk
sampai di tempat kerja dan menimbulkan efek kemudian,
dengan atau tanpa biotransformasi, obat di EKSKRESI
dari dalam tubuh.

FARMAKODINAMIK
• Ialah subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek
biokimiawi dan fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya
KAITAN ANTARA DOSIS DAN EFEK
Dosis obat yang
diberikan

ABSORPSI

FARMAKOKINETIKA
DISTRIBUSI
Konsentrasi obat di dalam Obat di dalam jaringan
sirkulasi sistemik distribusi
ELIMINASI

Konsentrasi obat di tempat Obat termetabolisme atau


terjadinya aksi obat terekskresi

Efek Farmakologis

FARMAKODINAMIKA
Respons Klinik

Efikasi Toksisitas
ANTI NON RETROVIRUS
ANTIVIRUS UNTUK HERPES

• Asiklovir

FARMAKOKINETIK FARMAKOIDNAMIK

• Kadar plasma taraf mantap setelah • Beberapa pasien melaporkan mual,


dosis oral ialah 0,5 ug/ml setelah dosis muntah dan pusing. Pada pasien
200 mg dan 1,3 ug/ml setelah dosis dengan bersihan ginjal kurang :
600 mg. Pada pasien dengan fungsi ensefalopati disertai letargi, tremor,
ginjal yang normal, waktu paruh elimi- halusinasi, kejang dan koma.
nasi kira-kira 2 1/2 jam pada orang
dewasa dan 4 jam pada neonatus serta
20 jam pada pasien anuria.
• Gansiklovir

FARMAKOKINETIK DAN
FARMAKOIDNAMIK
MEKANISME KERJA

• Bioavailabilitas oral sangat rendah • Yang tersering dilaporkan adalah


sehingga gansiklovir diberikan melalui supresi sumsum tulang. Dapat terjadi
infus intravena. Obat ini tersebar luas neutropenia dengan < 1000 sel/mm-
keberbagai jaringan termasuk otak. pada 40 % pasien yang diberikan obat
Kadar di plasma mencapai diatas kadar ini. Selain ini dapat timbul
hambat minimum (KHM) untuk isolat trombositopenia, anemia, gejala
CMV yakni 0,02-3,0 ug/ml. Waktu gangguan gastrointestinal, bercak
paruh berkisar antara 3-4 jam tetapi merah di kulit, gangguan fungsi hepar
menjadi sekitar 30 jam pada penderita dan sindrom neurologik termasuk
gagal ginjal yang hebat. Penelitian pada kejang, halusinasi dan perubahan
hewan memperlihatkan bahwa mental.
gansiklovir diekskresi melalui ginjal
dalam bentuk utuh.
• Foskarnet

FARMAKOKINETIK DAN
FARMAKOIDNAMIK
MEKANISME KERJA

• Obat ini membentuk kompleks dengan • Nefrotoksisitas dan hipokalsemia


DNA polimerase virus pada tempat simtomatik. Pernah juga dilaporkan
ikatan pirofosfat, mencegah pecahnya terjadinya nekrosis tubuler akut,
pirofosfat dari nukleosida trifosfat dan glomerulopati, diabetes insipidus
akan meng-hambat proses nefrogenik dan nefritis interstitial.
pemanjangan primertemplate.
ANTI NON RETROVIRUS
ANTIVIRUS UNTUK INFLUENZA

• Amantadin

FARMAKOKINETIK FARMAKOIDNAMIK

• Absorbsi obat ini dari saluran cerna • Efek samping amantadin berupa
berlangsung secara baik. Pada manusia gangguan SSP seperti bingung, gelisah,
amantadin tidak dimetabolisme dan halusinasi, kejang dan bahkan koma
diekskresi melalui urin dalam bentuk
tak diubah. Waktu paruh eliminasi
sekitar 16 jam dan bertambah lama
pada usia lanjut dan pasien dengan
gangguan fungsi ginjal
• Ribavirin

FARMAKOKINETIK DAN
FARMAKOIDNAMIK
MEKANISME KERJA

• Ribavirin difosforilasi di dalam sel oleh • Dapat terjadi anemia karena hemolysis
enzim sel hospes menjadi bentuk tri- ekstravaskuler dan supresi sumsum
fosfat. Ribavirin menghambat virus tulang. Ribavirin bersifat teratogenik
saluran napas seperti virus influenza A dan mutagenik pada hewan percobaan
dan B. Ribavirin dengan adenosin- yang kecil. Pemberian jangka lama
kinase menjadi ribavirin-5-monofosfat menimbulkan gangguan gejala susunan
(RMP) yang merupakan penghambat saraf pusat dan saluran cerna.
kuat terhadap inosin-monofosfat-
dehidrogenase
ANTI NON RETROVIRUS
ANTIVIRUS UNTUK HBV DAN HCV

• Lamivudin
FARMAKOKINETIK DAN
FARMAKOIDNAMIK
MEKANISME KERJA

• Lamivudin merupakan L-enantiomer • Obat ini umumnya dapat ditoleransi


analog deoksisitidin. Lamivudine dengan baik. Efek samping yang terjadi
dimetabolisme di hepatosit menjadi seperti fatigue, sakit kepala dan mual.
bentuk trifosfat yang aktif. Lamivudin
bekerja dengan cara menghentikan
sintesis DNA, secara kompetitif
menghambat polimerase virus (reverse
transcriptase, RT). Lamivudin tidak
hanya aktif terhadap HBV wildtype saja,
namun juga terhadap varian
precorelcore promoter
• Interferon

FARMAKOKINETIK DAN
FARMAKOIDNAMIK
MEKANISME KERJA

• Setelah berikatan dengan reseptor • Efek samping yang paling umum timbul
selular yang spesifik, interferon dengan terapi interferon-a adalah flu
mengaktivasi jalur transduksi sinyal like symptoms, fatigue, leukopenia dan
JAKSTAT, menyebabkan translokasi inti depresi. Terdapat juga laporan
kompleks protein selular yang anoreksia, rambut rontok, gangguan
berikatan dengan interferonspecific mood, iritabilitas.
response element.
ANTI RETROVIRUS
NRTI
• ZIDOVUDIN DAN DIDANOSIN
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKOKINETIK DAN
FARMAKODINAMIK ZIDOVUDIN FARMAKOIDNAMIK DIDANOSIN

• Zidovudin diserap lebih dari50 % pada • Obat ini bekerja pada HIV RT dengan
pemberian oral. Kadar puncak dicapai cara menghentikan pembentukan
dalam 30-90 menit. Waktu paruh rantai DNA virus.
eliminasi sekitar 1 jam. Zidovudin • Diare, pankreatitis, neuropati perifer.
dimetabolisir dengan cepat ke me-
tabolit 5-glukoronide yang tidak
memiliki aktivitas antivirus. Ekskresi
melalui ginjal.
• Efek samping berupa anemia,
insomnia, nyeri kepala dan mual.
ANTI RETROVIRUS
NtRTI

• Tenovofir

FARMAKOKINETIK FARMAKOIDNAMIK

• Bekerja pada HIV RT (dan HBV RT) • Mual, muntah, flatulens, diare.
dengan cara menghentikan
pembentukan rantai DNA virus.
ANTI RETROVIRUS
NNRTI
• NEVIRAPIN DAN EFAVIRENZ
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKOKINETIK DAN
FARMAKODINAMIK NEVIRAPIN FARMAKOIDNAMIK EFAVIRENZ

• Bekerja pada situs alosterik tempat • Sama dengan nevirapin


ikatan non-substrat HIV-1 RT. • Efek sampingnya : Sakit kepala, pusing,
• Efek sampingnya : Ruam, demam, mimpi buruk, sulit berkonsentrasi dan
fatigue, sakit kepala, somnolens, mual ruam.
dan peningkatan enzim hati.
ANTI RETROVIRUS
PI
• SAKUINAVIR DAN RITONAVIR
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKOKINETIK DAN
FARMAKODINAMIK SAKUINAVIR FARMAKOIDNAMIK RITONAVIR

• Sakuinavir bekerja pada tahap transisi, • Sama dengan sakuinavir.


merupakan HIV protease • Efek sampingnya: Mual, muntah, diare.
peptidomimetic inhibitor.
• Efek sampingnya : Diare, mual, nyeri
abdomen.
ANTI RETROVIRUS
VIRAL ENTRY INHIBITOR
• ENVUFIRTID

FARMAKOKINETIK FARMAKOIDNAMIK

• Enfuvirtid menghambat masuknya HIV- • Efek samping yang tersering adalah


1 ke dalam sel dengan cara reaksi lokal seperti nyeri, eritema,
menghambat fusi virus ke membran pruritus, iritasi dan nodul/kista.
sel. Enfuvirtid berikatan dengan bagian
HR1 (first heptad-repeat) pada subunit
gp41 envelope glikoprotein virus serta
menghambat terjadinya perubahan
konformasi yang dibutuhkan untuk fusi
virus ke membran sel.
4. PENGGUNAAN ANTIVIRUS DALAM KLINIK
ANTI NON RETROVIRUS
JENIS NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
PENYAKIT

HERPES ASIKLOVIR Infeksi herpes tipe I dan II, Untuk infeksi HSV, terapi awal 5 kali
herpes mukokutaneus jenis sehari 200 mg selama 10 hari (5 hari
kronis dan HSV ensefalitis, untuk rekurensi). Untuk menahan
neonatus dan VZV (virus rekurensi herpes genital diberikan dosis
varicella-zoster). 200 mg, 3 kali sehari sampai 6 bulan.
Untuk herpes genital, salep asiklovir 5 %
diberikan setiap 3 jam, 6 kali sehari
selama 7 hari.

GANSIKLOVIR infeksi oleh CMV CMV : fase induksi 5 mg/kg BB selama 1


jam, dilaksanakan setiap 12 jam untuk
14-21 hari. Terapi supresi: 5 mg/kg BB,
sekali sehari, selama 1 jam atau 6
mg/kg BB untuk setiap 5 hari dari 7 hari.

FOSKARNET Retinitis CMV pada pasien Terapi Irujuksi retinitis CMV diberikan
AIDS, infeksi herpes secara intravena 2 x 90 mg/kgBB tiap 2
mukokutan yang resisten jam diberikan dalam 1,5-2 jam atau 3 x
terhadap asiklovir (defisiensi 60 mg/ kgBB setiap 8 jam selama 2-3
timidin kinase virus) serta minggu.
infeksi HSV dan VZV pada
pasien immunocompromised.
ANTI NON RETROVIRUS
JENIS NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
PENYAKIT

INFLUENZA AMANTADIN virus influenza A Penggunaan amantadin pada


influenza A : Pada pasien yang
jelas menunjukkan gejala influenza
A akut, dosisnya 200 mg/hari
selama 5 hari.

RIBAVIRIN Untuk infeksi dengan demam- Sebagai aerosol dengan nebulizer


Lassa yang mengancam jiwa, khusus. Dosis 20 mg/ml ke
diberikan sistemik dan sangat reservoir nebulizer khusus itu atau
efektif. Untuk terapi penderita sebanding dengan 1,4 mg/kg BB
pneumonia karena RSV per jam. Lama terapi 12-18
(respiratory syncytlcal virus) jam/hari untuk 3-7 hari.
diberikan sebagai aerosol ke dalam
oxygen-hood. Untuk terapi oral,
ribavirin tidak efektif pada
penderita infeksi virus pernapasan.
ANTI NON RETROVIRUS
JENIS NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
PENYAKIT

HBV DAN LAMIVUDIN Infeksi HBV (wild-type dan Per oral 100 mg per hari (dewasa);
HCV precore variants). untuk anak-anak 1 mg/kg yang bila
perlu ditingkatkan hingga 100 mg/hari.
Lama terapi yang dianjurkan adalah 1
tahun pada pasien HBeAg negatif; dan
lebih dari 1 tahun pada pasien yang HBe
positif.

INTERFERON Infeksi kronik HBV, infeksi Pada dewasa: 5 MU/hari atau 10


kronik HCV, sarkoma Kaposi MU/hari; pada anak-anak 6 MU/m2 tiga
pada pasien HIV, beberapa kali per minggu selama 4-6 bulan.
tipe malignansi dan multiple Infeksi HCV. Interferona 2b monoterapi
sclerosis. (3 MU subkutan 3 kali seminggu).
Umumnya terapi berlangsung selama 6
bulan, namun seringkali dibutuhkan
terapi dengan waktu yang lebih panjang
(12-18 minggu) untuk respon yang
menetap.
ANTI RETROVIRUS
JENIS NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
PENYAKIT

NRTI ZIDOVUDIN Untuk pengobatan infeksi HIV Kapsul 100 mg untuk pemberian oral.
pada pasien dengan gejala Dosisnya 200 mg tiap 4 jam terus-
infeksi HIV yang pernah menerus. Dihentikan sementara bila
mengalami pneumonia akibat ada anemia atau granulositopenia yang
Pneumocystis carinii, atau jelas. Juga ada sediaan intravena.
penderita HIV dengan jumlah
absolut limfosit tipe CD4
kurang dari 200/mm3.

DIDANOSIN HIV (tipe 1 dan 2). Tablet dan kapsul salut enterik. Per oral
Infeksi HIV, terutama infeksi 400 mg per hari dalam dosis tunggal
HIV tingkat lanjut, dalam atau terbagi.
kombinasi
ANTI RETROVIRUS
JENIS NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
PENYAKIT

NtRTI TENOVOFIR SPEKTRUM AKTIVITAS. HIV (tipe 1 Per oral sekali sehari 300 mg
dan 2) serta ber-bagai retrovirus tablet.
lainnya dan HBV.
INDIKASI. Infeksi HIV dalam
kombinasi dengan efavirenz; tidak
boleh dikombinasi dengan lamivudin
dan abakavir.

NNRTI NEVIRAFIN SPEKTRUM AKTIVITAS. HIV tipe 1. Per oral 200 mg per hari selama
INDIKASI. Infeksi HIV-1, dalam 14 hari pertama (satu tablet 200
kombinasi dengan anti-HIV lainnya, mg per hari), kemudian 400 mg
terutama NRTI. per hari (dua kali 200 mg
tablet).

EVAVIRENZ SPEKTRUM AKTTIVITAS. HIV tipe 1. Per oral 600 mg per hari
INDIKASI. Infeksi HIV-1, dalam sebaiknya sebelum tidur untuk
kombinasi dengan anti HIV lainnya, mengurangi efek samping
terutama NRTI dan NtRTI. SSPnya.
ANTI RETROVIRUS
JENIS NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
PENYAKIT

PI SAKUINAVIR SPEKTRUM AKTIVITAS. HIV (tipe 1 dan Per oral 3600 mg per hari (6 kapsul
2). 200 mg soft capsule 3 kali sehari) atau
INDIKASI. Infeksi HIV, dalam kombinasi 1800 mg per hari (3 hard gel capsules
dengan anti-HIV lain (NRTI dan beberapa 3 kali sehari), diberikan bersama
PI seperti ritonavir). dengan makanan atau sampai dengan
dua jam setelah makan lengkap.

RITONAVIR SPEKTRUM AKTIVITAS. HIV (tipe 1 dan Per oral 1200 mg per hari (6 kapsul
2). 100 mg, dua kali sehari bersama
INDIKASI. Infeksi HIV, dalam kombinasi dengan makanan).
dengan anti-HIV lainnya (NRTI dan PI
seperti sakuinavir).

VEI ENFUVIRTID Terapi infeksi HIV-1 dalam kombinasi Enfuvirtid 90 mg (1 mL) dua kali sehari
dengan anti-HIV lainnya. diinjeksikan subkutan di lengan atas,
bagian paha anterior atau di
abdomen. Setiap injeksi harus
diberikan pada tempat yang berbeda
dari tempat injeksi sebelumnya di
mana belum ada bekas reaksi injeksi
dosis sebelumnya.
REFERENSI
• Golan, DE., Tashjian, AH., Armstrong, AW. 2012.
Principles of Pharmacology : The
Pathophysiologic Basic of Drug Therapy 3rd ed.
Lippincott Williams & Wilkins. P 563-580.
• Katzung, BG., Masters, SB., Trevor, AJ. 2012. Basic
& Clinical Pharmacology 12nd ed. The McGraw-
Hill. P949-975
• Trevor, AJ. Katzung, BG., Kruidering-Hail, M. 2015.
Pharmacology Examination & Board Review 11nd
ed. The McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai