SITI
ROHIMAH
(115101001
111012 )
IDA LAILI
ICHSANTI
( 12510060111101 )
TRIANA ANDAYANI
( 105100200111033 )
BAB I :
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II :
2.1 Masyarakat Sipil ( Civil Society )
BAB III :
3.1 Konsep Masyarakat Madani
3.2 Problematika Masyarakat Madani di Indonesia
3.3 Kontradiksi Prinsip Madani dengan Penerapan politik,Sosial serta
Hukum di Indonesia
3.4 Peran Akademisi Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani
BAB IV :
4.1 Kesimpulan
Latar Belakang
Munculnya istilah masyarakat madani pada era reformasi ini, tidak terlepas dari kondisi
politik negara yang berlangsung selama ini. Sejak Indonesia merdeka, masyarakat belum
merasakan makna kemerdekaan yang sesungguhnya. Pemerintah atau penguasa belum
banyak memberi kesempatan bagi semua lapisan masyarakat mengembangkan potensinya
secara maksimal. Bangsa Indonesia belum terlambat mewujudkan masyarakat madani,
asalkan semua potensi sumber daya manusia mendapat kesempatan berkembang dan
dikembangkan. Mewujudkan masyarakat madani banyak tantangan yang harus dilalui. Untuk
itu perlu adanya strategi peningkatan peran dan fungsi masyarakat dalam mengangkat
martabat manusia menuju masyarakat madani itu sendiri.
TUJUAN
a.Untuk memahami serta mampu menerapkan konsep masyarakat madani dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b.Untukmengetahui problematika masyarakat madani di Indonesia.
c. Untuk mengetahui prinsip masyarakat madani dengan penerapan politik, ekonomi serta
hukum di Indonesia
d. Untuk mengetahui peran para akademisi dalam mewujudkan masyarakat madani
MASYARAKAT SIPIL
Makna Civil Society “Masyarakat sipil” adalah terjemahan dari civil society. Konsep civil society lahir dan
berkembang dari sejarah pergumulan masyarakat. Cicero adalah orang Barat yang pertama kali menggunakan kata
“societies civilis” dalam filsafat politiknya. Konsep civil society pertama kali dipahami sebagai negara (state). Secara
historis, istilah civil society berakar dari pemikir Montesque, JJ. Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai
menata suatu bangunan masyarakat sipil yang mampu mencairkan otoritarian kekuasaan monarchi-absolut dan ortodoksi
gereja.
Substansi civil society mengacu kepada pluralitas bentuk dari kelompok-kelompok independen (asosiasi,
lembaga kolektivitas, perwakilan kepentingan) dan sekaligus sebagai raut-raut dari pendapat umum dan komunikasi yang
independen. Tekanan dari “masyarakat sipil” sering memaksa pemerintah untuk mengumumkan program-program
demokrasi, menyatakan agenda reformasi politik, merencanakan dan menyelenggarakan pemilihan umum multipartai,
yang demi kejujuran diawasi oleh tim pengamat internasional.
L A N J U T A N ….
Civil society adalah satu wilayah yang menjamin berlangsungnya perilaku, tindakan, dan refleksi mandiri, tidak
terkekang oleh kehidupan material, dan tidak terserap di dalam jaringan-jaringan kelembagaan politik resmi. Ciri-ciri utama civil
society, ada tiga, yaitu: (1) adanya kemandirian yang cukup tinggi dari individu-individu dan kelompok-kelompok dalam
masyarakat, utamanya ketika berhadapan dengan negara; (2) adanya ruang public bebas sebagai wahana bagi keterlibatan politik
secara aktif dari warga negara melalui wacana dan praktis yang berkaitan dengan kepentingan publik, dan (3) adanya kemampuan
membatasi kuasa negara agar ia tidak intervensionis.
Dalam arti politik, civil society bertujuan melindungi individu terhadap kesewenang-wenangan negara dan berfungsi
sebagai kekuatan moral yang mengimbangi praktik-praktik politik pemerintah dan lembaga-lembaga politik lainnya. Dalam arti
ekonomi, civil society berusaha melindungi masyarakat dan individu terhadap ketidakpastian global dan cengkeraman
konglomerasi dengan menciptakan jaringan ekonomi mandiri untuk kebutuhan pokok, dalam bentuk koperasi misalnya. Oleh
karena itu, prinsip civil society bukan pencapaian kekuasaan, tetapi diberlakukannya prinsip-prinsip demokrasi dan harus selalu
menghindarkan diri dari kooptasi dari pihak penguasa.
Konsep Masyarakat Madani
Sejarah Pemikiran Masyarakat Madani
Berbagai upaya dilakukan dalam mewujudkan masyarkat madani, baik yang berjangka pendek maupun yang
berjangka panjang. Untuk yang berjangka pendek , dilaksanakn dengan memilih dan menempatkan pemimpin-
pemimpin yang dapat dipercaya (credible), dapat diterima (acceptable), dan dapat memimpin (capable).
Jika dicari akar sejarahnya, maka dapat dilihat bahwa dalam masyarakat Yunani kuno masalah ini sudah
mengemuka. Istilah civil society sudah ada sejak zaman sebelum masehi. Orang yang pertama kali yang
mencetuskan istilah civil society ialah Cicero (106-43 SM), sebagai orator Yunani kuno. Civil society menurut
Cicero ialah suatu komunitas politik yang beradab seperti yang dicontohkan oleh masyakat kota yang memiliki
kode hukum sendiri. Dengan konsep civil society (kewargaan) dan urbanity (budaya kota), maka kota dipahami
bukan hanya sekerdar konsentrasi penduduk, melainkan juga sebagai pusat peradaban dan kebudayaan.
LANJUTAN…
Masyarakat madani (civil society) dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab
dalam membangun, menjalani, dan mamaknai kehidupannya. Masyarakat madani merupakan
konsep yang berwayuh wajah: memiliki banyak arti atau sering diartikan dengan makna yang
beda-beda
1. Politik
Kondisi politik Indonesia sangat memalukan, terlihat perebutan
kekuasaan yang mencolok dimana partai-partai politik menunjukkan
kefanatikannya terhadap kelompoknya. Saling menjatuhkan, mementingkan
keuntungan partai bukan rakyat, seolah-olah merebut kue yang lunak hingga
ia hancur. Begitulah keadaan indonesia, orang-orang yang berkedudukan
saling memperebutkan kekuasaan serta saling menjatuhkan yang
menyebabkan kehancuran. Tidak sesuai sekali dengan konsep madani yang
menanamkan nilai kebersamaan.
LANJUTAN…
2. Ekonomi
Dalam konsep masyarakt madani, segala tindakan ekonomi
haruslah menguntungkan semua pihak. Tapi lihatlah keadaan ekonomi
di Indonesia sekarang, betapa menyedihkan, praktek kapitalis
merajalela, yang miskin makin miskin yang kaya makin rakus.
Banyaknya pelaku ekonomi yang tidak memperdulikan halal
haramnya suatu tindakan, ideologi materialis telah menjadi ciri khas
yang sangat nampak jelas dalam praktik ekonomi di indonesia. Tujuan
utamanya adalah untung baru memberi manfaat, bukan memberi
manfaat baru untung.
LANJUTAN…
3. Hukum
Masyarakat madani dalam aspek hukum di Indonesia belum bisa dibilang
sukses, atau masih dibilang gagal, karena hukum di Indonesia belum dibilang
adil. Keadilan dalam hukum di negara ini masih bisa “dibeli” oleh orang yang
berduit saja. Masyarakat madani adalah masyarakat yang bijak dalam
menghadapi masalah. Hukum di Indonesia belum sesuai dengan konsep
madani.
Peran akademisi dalam mewujudkan masyarakat madani