Anda di halaman 1dari 33

10.

PERTEMUAN KESEPULUH

Mata Kuliah
LABORATORIUM

Materi
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI

Sub Materi

1. BAKTERIOLOGI
a. Pemeriksaan Gram
b. Pemeriksaan BTA
c. Pemeriksaan Kultur
 MIKROBIOLOGI
 Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari
mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang
perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga dan protozoa.
 Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang
sangat penting dalam biologi
 Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat
dipisahkan dari cabang lain karena diperlukan juga dalam
bidang farmasi, kedokteran, pertanian, ilmu gizi, teknik kimia, bahkan
hingga astrobiologi dan arkeolog
 BAKTERIOLOGI

 Ilmu Mikrobiologi yang mempelajari tentang bakteri disebut


Bakteriologi

 Bakteri hidup dimana-mana, sebagian besar adalah saprofit (organisme


yang hidup dari bahan organik mati) yang terdapat di tanah dan air.

 Bakteri adalah organisme bersel tunggal yang hidup bebas dan mampu
memproduksi sendiri tetapi menggunakan hewan sebagai pejamu untuk
menyuplai makanan

 Sekitar 50 spesies bakteri bersifat patogenik (mampu menimbulkan


penyakit)

 Bakteri yang menyebabkan penyakit atau infeksi disebut bakteri


patogen
 Beberapa bakteri penyebab penyakit

 Salmonella typhosa penyakit Tifus


 Shigella dysenteriae penyakit Disentri basiler
 Vibrio comma penyakit Kolera
 Haemophilus influenza penyakit Influensa
 Diplococcus pneumonia penyakit Pneumonia (radang paru-paru)
 Mycobacterium tuberculosis penyakit TBC paru-paru
 Clostridium tetani penyakit Tetanus
 Neiseria meningitis penyakit Meningitis (radang selaput otak)
 Neiseria gonorrhoeae peserta Gonorrhaeae (kencing nanah)
 Treponema pallidum penyakit Sifilis atau Lues atau raja singa
 Mycobacterium leprae penyakit Lepra (kusta)
 Jenis Tes laboratorium Mikrobiologi / bakteriologi
1. Pemeriksaan Mikroskopis
 Pengecatan Gram
 Pengecatan BTA
2. Pemeriksaan Kultur
 Kultur Urin
 Kultur Darah
 Kultur Campuran (selain darah dan urin)
 Pengecatan Gram
 Metode pengecatan tersebut pertama kali ditemukan oleh Christian Gram
pada tahun 1884.
 Metode pengecatan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
 Bakteri Gram Positif
 Bakteri Gram Negatif
 . Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding
selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada
mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel
 Tujuan
 Mendeteksi dan mengidentifikasi jenis bakteri secara umum
 Prinsip
 Saat bakteri diwarnai dengan zat pewarna primer (kristal violet), bakteri
gram positif akan menyerap zat warna tersebut sehingga berwarna ungu.
 Bakteri gram negatif akan melepas zat warna (kristal violet) setelah
dicuci dengan alkohol dan kemudian akan menyerap zat warna terakhir
yang diberikan yaitu safranin atau fuchsin sehingga berwarna merah.
 Persiapan
 Untuk pasien tidak ada persiapan khusus,
 Sampel
 sputum atau dahak
 pus atau nanah
 urin
 Reagensia
Cat Gram menggunakan empat jenis larutan, yaitu
 Larutan gram A adalah cat utama, yaitu kristal violet.
 Larutan gram B adalah mordant, yaitu Gram's iodine. Mordant berfungsi untuk
meningkatkan afinitas antara cat dengan sel bakteri. Mordant akan berikatan kuat
dengan kristal violet. Setelah diberi mordant, baik bakteri gram positif maupun
negatif, akan tampak berwarna ungu atau biru.
 Larutan gram C adalah zat pendekolorisasi, yaitu etanol atau aseton. Fungsi zat
pendekolorisasi adalah untuk meluruhkan warna ungu pada bakteri gram negatif,
sedangkan bakteri gram positif tetap berwarna ungu.
 Larutan gram D adalah zat pewarna lawan (counter stain), yaitu
safranin. Fungsi zat pewarna lawan adalah akan memberikan warna pink atau
merah pada bakteri gram negatif, sedangkan pada bakteri gram positif tetap
berwarna ungu
 Cara Kerja
 Dengan menggunakan ose, buatlah sediaan kuman pada kaca objek.
 Biarkan kering kemudian fiksasi dengan cara melewatkannya di atas api
sebanyak 3x
 Genangi dengan zat warna primer (kristal violet) dan tunggu selama 1-2 menit
 Bilas dengan air mengalir, lalu genangi dengan lugol selama 1 menit
 Bilas dengan air mengalir lalu bersihkan dengan alkohol sampai zat warna pada
sediaan bersih
 Bilas dengan air mengalir kemudian genangi dengan safranin/carbol fuchsin
selama 20-30 detik
 Bilas dengan air mengalis dan keringkan di udara
 Amati dibawah mikroskop perbesaran 10 x 100 dengan menggunakan minyak
imersi
Skema Pengecatan Gram
 Interpretasi Hasil
Gram Positif : Berwarna Ungu
Gram Negatif : Berwarna Merah
 Contoh Bakteri Gram Positif
 Streptococcus pneumoniae penyakit Pneumonia (infeksi
saluran pernafasan bawah)
 Staphylococus aureus penyebab keracunan makanan
 Clostridium tetani penyakit tetanus

 Contoh Bakteri Gram Negatif


 Salmonella penyakit tipes
 Shigella penyebab disentri
 Neisseria penyakit meningitis
 Vibrio penyakit kolera
 Treponema penyakit sipilis
 Pengecatan Sputum BTA ( Bakteri Tahan Asam )
 Sputum adalah cairan yang diproduksi dalam alveoli dan bronkioli.
 Sputum yang memenuhi syarat pemeriksaan harus betul-betul dari trakea dan
bronki bukan berupa air ludah.
 Sputum dapat dibedakan dengan ludah antara lain : ludah biasa akan
membentuk gelembung-gelembung jernih di bagian atas permukaan cairan,
sedang pada sputum hal ini jarang terjadi.
 Cara pengambilan Sputum
 Pasien berkumur dengan air garam dahulu, kemudian di beri wadah yang
bermulut lebar, mempunyai tutup berulir, suci hama, tidak mudah pecah,
tidak bocor, sekali pakai dibuang (disposible)
 Pasien dalam posisi berdiri, jika tidak memungkinkan dapat dengan duduk
agak membungkuk.
 Sputum yang keluar di tampung dalam wadah yang di sediakan, mulut
wadah penampung dibersihkan dari tetesan dahak lalu di tutup. Wadah
diberi label yang yang berisi nama, alamat, tanggal pengambilan serta
nama pengirim
 Sputum paling baik untuk pemeriksaan adalah sputum pagi hari, karena
sputum pagi paling banyak mengandung kuman. Sputum pagi di
kumpulkan sebelum menggosok gigi, tetapi sudah berkumur dengan air
untuk membersihkan sisa makanan dalam mulut yang tertinggal
 Waktu Pengumpulan Spesimen
 Spesimen sputum paling baik diambil pada pagi hari selama 3 hari berturut-turut
(pagi-pagi pagi),
 Untuk kenyamanan penderita pengumpulan sputum dilakukan :
Sewaktu – Pagi – Sewaktu (SPS) dalam jangka waktu 2 hari.
 Sewaktu hari -1 (sputum sewaktu pertama = A)
Kumpulkan sputum spesimen pertama pada saat pasien berkunjung ke laborat
Beri pot sputum pada saat pasien pulang untuk keperluan pengumpulan sputum
pada hari berikutnya.
 Pagi hari -2 (sputum pagi = B)
Pasien mengeluarkan sputum spesimen kedua pada pagi hari kedua setelah
bangun tidur dan membawa spesimen ke laboratorium.
 Sewaktu hari -2 (sputum sewaktu kedua = C)
Kumpulkan sputum spesimen ketiga di laboratorium pada saat pasien
kembali ke laboratorium pada hari kedua saat membawa sputum pagi (B).
 Tempat Pengumpulan Sputum
 Pengumpulan sputum dilakukan di
 Ruang terbuka
 Mendapat sinar matahari langsung
 Ruangan dengan ventilasi yang baik, untuk mengurangi kemungkinan
penularan akibat percikan sputum yang infeksius.
 Jangan mengambil sputum di ruangan tertutup dengan ventilasi yang
buruk, misalnya:
 Kamar kecil / toilet
 Ruang kerja (ruang pendaftaran,
 Ruang pengumpulan sampel, laboratorium
 Ruang tunggu, ruang umum lainnya
 Syarat Wadah
 Sekali pakai.
 Bahan kuat
 Tidak bocor dan tidak mudah pecah
 Tutup berulir, dapat menutup rapat.
 Plastik jernih/ tembus pandang
 Mulut lebar, diameter 6 cm.
 Dapat ditulisi dengan pena

Pot sputum yang tidak dianjurkan:


 Tidak tembus pandang
 Terlalu kecil
 Tutup tidak berulir
Wadah Spututm Yang Ideal
 Tujuan Pemeriksaan
Mengetahui bakteri Mycobacterium tuberculosis sebuah Bakteri Tahan Asam
sebagai penyebab penyakit TB

 Persiapan Pasien
Menyiapkan sputum yang baik sebagai bahan pemeriksaan

 Sampel
Sputum

 Prinsip
 Dinding sel bakteri tahan asam yang terdiri atas lapisan peptidoglikan dan
senyawa lipida yang mempunyai sifat mudah menyerap sehingga bila diwarnai
dengan carbol fuchsin maka dinding sel tersebut akan meresap zat warna dengan
baik bila dipanaskan.
 Selanjutnya asam mycolat yang terdapat di pori-pori dinding sel akan berikatan
dengan fuchsin sehingga warna merah sulit dilunturkan dengan asam alkohol.
Sedangkan zat warna methylen blue merupakan counter stain sebagai warna
 Reagensia
Reagen Ziehl Neelsen meupakan reagen kit yang terdiri dari tiga macam reagen yaitu :
 Carbol Fuchsin 0,3%
 Asam Alkohol 3%
 Methylen blue 0,3%

 Prosedur Membuat Preparat


 Membuat preparat / sediaan dari spesimen dengan bantuan jarum ose
 Membuat apusan melingkar pada bagian tengah objek glass seukuran 2 x 3 cm.
 Memberi etiket / no.register lab pada bagian pinggir objek glass
 Mengeringkan serta melakukan fiksasi preparat sebanyak 3 kali
 Prosedur Pewarnaan BTA :
 Meletakkan preparat diatas rak pengecatan
 Teteskan carbol fuchsin hingga mengenangi seluruh permukaan spesimen
 Panaskan sediaan tersebut dengan menggunakan lampu spirtus sampai
menguap tapi tidak mendidih
 Dinginkan sejenak selama 5 menit lalu cuci dengan menggunakan air mengalir
 Teteskan larutan HCl untuk proses decolorisasi sampai tidak ada lagi pewarna
carbol fuchsin selama 3 menit
 Kemudian cuci kembali menggunakan air mengalir
 Teteskan larutan Methylen Blue keseluruh permukaan preparat selama 30 detik
sampai 1 menit
 Mencuci kembali preparat tersebut dengan air mengalir kemudian preparat
dikeringkan pada posisi miring di udara terbuka
 Amati preparat tersebut dengan menggunakan mikroskop pada pembesaran
1000 kali untuk mendeteksi ada tidaknya bakteri tahan asam (BTA)
 BTA Positif adalah bakteri batang berwarna merah

Skema Pengecatan BTA
BTA
 Interprestasi Hasil Pemeriksaan

 Negatif : Tidak dutemukan BTA dalam 100 lapangan pandang

Ditemukan 1-9 BTA / 100 lapangan pandang : ditulis jumlah bakteri yang
ditemukan

 Positif + (1+) : Ditemukan 10 - 99 BTA / 100 Lapangan Pandang

 Positif ++ (2+) : Ditemukan 1 - 10 BTA / 1 Lapangan Pandang

 Positif +++ (3+) : Ditemukan > 10 BTA / 1 Lapangan Pandang


 Pemeriksaan Kultur
 Pemeriksaan Kultur adalah tes untuk mendeteksi kuman seperti bakteri atau
jamur dalam sampel (darah, pus ). Ketika seseorang memiliki gejala infeksi –
seperti demam tinggi atau menggigil – dan dokter mencurigai kuman telah
menyebar ke dalam darah, maka dengan pemeriksaan kultur dapat
menentukan jenis kuman yang menyebabkan infeksi.
 Untuk melakukan kultur , dokter akan mengambil sampel dan
mengirimkannya ke laboratorium untuk dilakukan pengujian. Hasilnya baru
dapat diketahui dalam beberapa hari.
 Tujuan Pemeriksaan ini adalah untukk memeriksa adanya infeksi
sistemik; untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri atau jamur dalam
darah
 Sampel yang dibutuhkan bisa berupa
Whole Blood, Urin, Dahak, dan cairan tubuh lainnya.
 Persiapan Pasien tidak ada persiapan khusus
Lamina Air Flow

 Tempat untuk Inokulasi Penanaman bakteri


 Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke
medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.
Penanaman Bakteri pada Media Agar
Inkubator
Pertumbuhn Bakteri pada Media Agar
terima kasih

Edy Purwanto, Amd.AK.,SKM

Anda mungkin juga menyukai