Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
3
Dampak KURANG GIZI pada awal kehidupan
Menurunkan
Produktivitas
pada usia dewasa
Risiko PTM
(Diabetes type II,
Stroke, Penyakit
Jantung, dll) pada
Gagal tumbuh; Berat Lahir Hambatan perkembangan usia dewasa
Rendah, kecil, pendek, kurus, kognitif, nilai sekolah dan
daya tahan rendah. keberhasilan pendidikan
4
PENGERTIAN
• Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita
akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu
pendek untuk usianya.
• Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan
pada masa awal setelah anak lahir, tetapi stunting baru
nampak setelah anak berusia 2 tahun.
• Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severely
stunted) adalah balita dengan panjang badan (PB/U)
atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan
dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth
Reference Study) 2006 nilai z-scorenya kurang dari -2SD
(stunted) dan kurang dari – 3SD (severely stunted)
(Kepmenkes 1995/MENKES/SK/XII/2010).
5 2
6
Kerangka Kerja Intervensi Terintegrasi Penanggulangan Stunting
Sumber : Bappenas 7
KEMITRAAN STRATEGIS
LEMBAGA SOSIAL KEMASYARAKATAN/CSOs
Advokasi untuk penyempurnaan inisiasi, kajian
MEDIA MASSA strategis dan pelaporan situasi pelaksanaan di DUNIA USAHA
Mempublikasikan informasi yang lapangan/ masyarakat, pemberdayaan Pengembangan produk dan program
mendukung pembangunan kesehatan masyarakat yang mendukung (Berbagi informasi
secara terus menerus distribusi sumber daya, penerapan CSR
sesuai dasar hukum)
8
KETETAPAN PIMPINAN NASIONAL
5 PILAR PENANGANAN STUNTING
PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5
Kampanye Nasional Berfokus
Komitmen dan pada pemahaman, perubahan Konvergensi, Koordinasi, dan
Visi Pimpinan Tertinggi Negara perilaku, komitmen politik dan Konsolidasi Program Nasional, Mendorong Kebijakan
akuntabilitas Daerah, dan Masyarakat “Nutritional Pemantauan dan Evaluasi
Food Security”
Sasaran:
Anggota masyarakat yang tidak mendapatkan pelayanan harus mendapat prioritas pertama
Bayi/balita
Ibu Hamil
Ibu Hamil yang berat Anak Anak usia
dengan Bayi/Balita
yang jarang Bayi/balita badannya Berkebutuhan SD/SMP
kondisi Ibu Hamil yang Tidak Anak
periksa yang jarang masih di Khusus yang yang
Kekurangan Resiko Pernah Usia
kehamilannya dibawa ke bawah garis tidak/belum/ terancam
Energi Tinggi; mendapat Dini
ke bidan atau Posyandu; merah (gizi putus putus
Kronik Imunisasi;
dokter; buruk/gizi bersekolah ; sekolah
(KEK);
kurang);
PELAKSANAAN GSC: Kerangka instrumen 12 INDIKATOR KEBERHASILAN DESA GSC
Fasilitasi, Koordinasi dan Intervensi Indikator Ibu Hamil (Kesehatan)
Pelayanan Sosial Dasar melalui GSC 1. Periksa kehamilan 4 kali
2. Minum 90 Pil Fe (Zat Besi) selama kehamilan
3. Melahirkan dibantu bidan atau dokter
Penguatan pemberdayaan
4. Perawatan nifas dibantu bidan atau dokter
masyarakat melalui Generasi
Indikator Anak balita (Kesehatan)
Sehat dan Cerdas (Demand 5. Imunisasi standar secara lengkap
Side) 6. Berat badan bayi harus naik
7. Timbang anak balita secara rutin
8. Vitamin A diberikan 2 (dua) kali setahun
1. Pendampingan masyarakat Indikator Konseling dan Pemenuhan Gizi (Kesehatan)
dalam proses perencanaan dan 9. Setiap ibu hamil dan/atau pasangannya mengikuti kegiatan
pelaksanaan konseling gizi minimal satu bulan sekali.
2. Pendekatan Perencanaan 10. Setiap orang tua/pengasuh yang memiliki bayi usia 0-2 tahun
mengikuti kegiatan konseling gizi minimal satu bulan sekali.
Partisipatif
3. Pelatihan bagi pelaku program Indikator Pendidikan Dasar (Pendidikan)
GSC di desa dan kecamatan 11. Setiap anak usia SD/MI dan SMP/MTS termasuk anak yang
berkebutuhan khusus (ABK) yang belum sekolah dan putus sekolah
4. Pemberian Block Grant (BLM)
kembali bersekolah.
pada Masyarakat 12. Setiap anak lulus SD/MI termasuk anak yang berkebutuhan khusus
(ABK) melanjutkan sekolah di tingkat SMP/MTS.
Perkembangan Lokasi GSC
JUMLAH JUMLAH JUMLAH
T.A. LOKASI PROVINSI
PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN
2007 5 20 129
2008 5 1). Jabar, 2). Jatim, 3). NTT, 4). Sulut, dan 5). Gorontalo 22 176
2009 5 21 164
1). Jabar, 2). Jatim, 3). NTT, 4). Sulut, dan 5). Gorontalo
2010 6 27 212
ditambah 6). NTB
1). Jabar, 2). Jatim, 3). NTT, 4). Sulut, 5). Gorontalo, 6). NTB,
2011 8 39 290
ditambah 7). SulBar, 8). Maluku
2012 8 1). Jabar, 2). Jatim, 3). NTT, 4). Sulut, 5). Gorontalo, 6). NTB, 7). SulBar, 8). Maluku 42 369
2013 8 1). Jabar, 2). Jatim, 3). NTT, 4). Sulut, 5). Gorontalo, 6). NTB, 7). SulBar, 8). Maluku 42 369
1). Jabar, 2). Jatim, 3). NTT, 4). Sulut, 5). Gorontalo, 6). NTB, 7). SulBar, 8). Maluku 499
2014 11 64
ditambah 9). Sumsel, 10). Kalbar, 11). Kalteng (5.744 Desa)
1). Jabar, 2). Jatim, 3). NTT, 4). Sulut, 5). Gorontalo, 6). NTB, 7). SulBar, 8). Maluku 66 499
2015 11
9). Sumsel, 10). Kalbar, 11). Kalteng Pemekaran 2 Kab (5.744 Desa)
1). Jabar, 2). Jatim, 3). NTT, 4). Sulut, 5). Gorontalo, 6). NTB, 7). SulBar, 8). Maluku 499
2016 11 66
9). Sumsel, 10). Kalbar, 11). Kalteng (5.753 Desa)
499
1). Jabar, 2). Jatim, 3). NTT, 4). Sulut, 5). Gorontalo, 6). NTB, 7). SulBar, 8). Maluku
2017 11 66 (Terupdate menjadi
9). Sumsel, 10). Kalbar, 11). Kalteng
5.789 Desa)
1). Jabar, 2). Jatim, 3). NTT, 4). Sulut, 5). Gorontalo, 6). NTB, 7). SulBar, 8). Maluku 499
2018 11 66
9). Sumsel, 10). Kalbar, 11). Kalteng 5.789 Desa
Pelaksanaan Penanganan STUNTING melalui GSC
Melalui kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan (PKGBM) dan
Lembaga Swadaya Masyarakat
1. Pendampingan masyarakat dalam proses perencanaan dan
Pemberdayaan Masyarakat
pelaksanaan kegiatan
melalui GSC “Kemendes, PDT
2. Pendekatan perencanaan secara partisipatif
& Transmigrasi”
3. Alokasi dana kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat
(Demand Side Activity)
4. Pelatihan bagi pelaku program tingkat desa dan kecamatan
1. Pelatihan bagi Tenaga Kesehatan (Bidan desa dan kader
Penguatan Penyedia posyandu)
Pelayanan 2. Penyediaan dan Pemberian Multiple Micro Nutrient bagi Ibu
di KemenKes Hamil dan Anak 6 – 24 bulan
(Supply Side Activity) 3. Penyediaan Alat Ukur dan Pengukuran Panjang Badan
4. Pemicuan Sanitasi
5. Pemberian Insentif bagi Tenaga Kesehatan
Kampanye Perubahan
Perilaku, dengan melibatkan
Lembaga Swadaya 1. Kampanye Perubahan Perilaku (Kampanye Gizi Nasional)
Masyarakat
Pengembangan PAUD di GSC
Berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dalam mengembangkan Pilot PAUD di 25
Kabupaten (252 Kecamatan 2.681 Desa) untuk Pelatihan
Dasar bagi Guru PAUD (2016-2017). Pelatihan juga
melibatkan Lembaga Profesi (Himpaudi, IGTKI, dll).
Di setiap lokasi GSC, prosentase alokasi dana Bantuan
Langsung Masyarakat untuk kegiatan PAUD dapat
ditetapkan sebesar 10% dari total alokasi dana BLM di
setiap kecamatan
Memfasilitasi rumah tangga yang memiliki bayi usia 0-2
tahun mengikuti kegiatan konseling gizi minimal satu bulan
sekali
Isu pelaksanaan GSC T.A. 2018 terdiri dari: Integrasi Perencanaan Pembangunan Desa dengan pembiayaan Dana
Desa/APBDesa untuk pengarusutamaan pelayanan sosial dasar; turut berkontribusi untuk menurunkan Stunting;
dan Persiapan Pertanggungjawaban dan Serah Terima Hasil Kegiatan GSC;
Skema pelaksanaan 2018 direncanakan dengan membagi 3 kategori Lokasi, yaitu:
1. Kategori Pertama, pada 3 Provinsi (Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan) mencakup 22
Kabupaten, 130 Kecamatan: Akan disediakan DOK Peningkatan Kapasitas dengan menyediakan Pendamping
terdiri dari: 1 orang Faskab/Kab, 1 orang Fasilitator Kecamatan mendampingi 2 Kecamatan, dan 1 orang
Operator Komputer Kabupaten;
2. Kategori Kedua, mencakup 29 Kabupaten, 262 Kecamatan yang beririsan dengan 100 Kabupaten Prioritas
Menurunkan Stunting (Terdapat 31 Kabupaten yang beririsan dengan 100 Kabupaten Prioritas Menurunkan
Stunting, namun 2 Kabupaten diantaranya terdapat di Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Sumatera Selatan):
Akan disediakan DOK Peningkatan Kapasitas yang lebih kecil dari Kategori Pertama dengan menyediakan
Pendamping terdiri dari: 1 orang Faskab/Kab, 1 orang Fasilitator Kecamatan mendampingi 2 Kecamatan, dan 1
orang Operator Komputer Kabupaten; dan
3. Kategori Ketiga, mencakup 15 Kabupaten, 107 Kecamatan: Akan disediakan DOK Peningkatan Kapasitas yang
lebih kecil dari Kategori Kedua dengan menyediakan Pendamping terdiri dari: 1 orang Faskab/Kab, 1 orang
Fasilitator Kecamatan mendampingi 2 Kecamatan, dan 1 orang Operator Komputer Kabupaten.
Penyediaan Dana Operasional Kegiatan (DOK) Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Desa untuk: (1). Pelatihan
Aparat dan Kepala Desa, BPD, tokoh masyarakat dalam hal pengarusutamaan kegiatan pendidikan dasar dan
kesehatan ibu-anak dalam APBDes; (2). Fasilitasi proses Pengkajian Keadaan Desa (PKD); dan (3). Pelatihan
penguatan Posyandu, dan Poskesdes/Polindes;
Penyediaan Konsultan (Sekretariat, KM-Nasional, dan KM-Provinsi) menyesuaikan kebutuhan dan anggaran.
ANCAR-ANCAR LOKASI GSC T.A. 2018
Strategi Pelaksanaan GSC
Dalam Penanganan dan Penurunan Stunting
1. Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat melalui: Contoh Peta Sosial (Social Mapping)
• Pendampingan Perencanaan Partisipatif
• Optimalisasi peta sosial (social Mapping) dan diagnosa
masalah kesehatan ibu dan anak.
2. Pemberian Dana Operasional untuk meningkatkan kapasitas
dan kepedulian masyarakat terhadap masalah stunting.
3. Kolaborasi dengan penyedia layanan kesehatan dan sektor
terkait lainnya, terutama dalam Pelatihan bagi Tenaga
Kesehatan/Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) kepada
Bidan Desa dan Kader Posyandu, Pemicuan Sanitasi.
4. Kampanye Perubahan Perilaku dengan melibatkan Lembaga
Swadaya Masyarakat.
5. Menyediakan indikator untuk pemantauan layanan Kesehatan
Ibu dan Anak
6. Peningkatan peran kader desa sebagai kader pembangunan
manusia (Human Development Workers/HDW) untuk
penanggulangan stunting
Rencana Perubahan
Indikator Keberhasilan GSC T.A. 2018
INTERVENSI INTERVENSI
GIZI GIZI
SPESIFIK SENSITIF
Memastikan terjadinya layanan dasar kepada Mendorong kepedulian desa dalam menangani
seluruh sasaran yang meliputi: imunisasi, masalah kesehatan ibu dan anak melalui
PMT ibu hamil KEK dan balita BGM, IMD, penganggaran APBDes.
pemberian Vitamin A, Monitoring Kegiatannya a.l. Kebun Gizi (bekerjasama dengan
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan),
pertumbuhan balita
Penyuluhan kesehatan Ibu dan Anak (termasuk
Memastikan terlaksananya konseling gizi PHBS), Pelatihan pengelolaan pangan lokal,
dalam kelas Ibu Hamil dan Orang tua yang peningkatan kapasitas kader posyandu, pelatihan
guru PAUD, penyediaan fasilitas Posyandu dan
memiliki bayi 0-23 bln.
PAUD,
Sasaran: Khusus kelompok 1.000 HPK (Ibu Melakukan monitoring bulanan pencapaian layanan
Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak usia 0-23 dasar kesehatan ibu dan anak
Peran GSC dalam Peningkatan Belanja APBDes
Bidang Pelayanan Sosial Dasar
DESA
Memperkuat data KECAMATAN KABUPATEN
permasalahan kesehatan Koordinasi lintas sektor Advokasi kebijakan
ibu dan anak dan layanan
dalam proses pemerintah daerah
PAUD di tingkat desa
perencanaan dan dalam mendorong
Fasilitasi diagnosa masalah pelaksanaan kegiatan
kesehatan ibu anak melalui penggunaan APBDes
optimalisasi peta sosial
kesehatan dan pendidikan untuk kegiatan
Pelatihan kesehatan ibu anak
Meningkatkan komitmen
aparat desa dalam pengarusutamaan dan PAUD (PerBup,
menangani masalah kegiatan pelayanan sosial Perda)
kesehatan ibu anak dan dasar terutama bidang Fasilitasi RAD dalam
PAUD (Perdes) kesehatan ibu anak peningkatan kegiatan
Mendorong pemanfaatan kepada apart desa dan layanan sosial dasar
APBDes untuk kegiatan masyarakat termasuk kesehatan
kesehatan Ibu anak & PAUD
ibu anak dan PAUD
Peran Desa Dalam Penanganan Stunting
“Kewenangan Desa dan Implikasinya”
Kewenangan Desa
Desa berwenang untuk Mengatur dan Mengurus kegiatan berdasarkan hak asal usul dan kegiatan yang
berskala lokal Desa.
Desa berwenang untuk Mengurus kegiatan yang ditugaskan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Implikasi:
Prioritas kegiatan yang ditangani sektoral (Kesehatan, Pendidikan), seyogyannya bukan yang skala
lokal desa tetapi lebih pada tingkat antar Desa atau kawasan Perdesaan.
Desa bisa menyelenggarakan pelayanan publik (Kesehatan, Pendidikan) yang berskala Desa melalui
sinergitas dengan sektor penyedia layanan. Namun sektor tetap bertanggungjawab terhadap kualitas
layanan termasuk dalam peningkatan kapasitas penyelenggaraan layanan.
Jika sektor (Kesehatan, Pendidikan) menilai ada hal yang strategis dan/atau adanya kejadian luar biasa
untuk dilakukan kegiatan desa, maka kegiatan itu harus dikoordinasikan dan diurus oleh Desa.
Pengertian strategis: kegiatan yang terkait dengan prioritas program nasional atau program daerah,
kegiatan yang terkait dengan pengembangan kawasan.
3
Sumber Pendapatan Desa
Penguatan Pendamping Desa (PD) dan Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) di 100 Kabupaten
prioritas dalam memfasilitasi proses perencanaan desa terutama untuk penyusunan APBDes yang pro
penanganan stunting
Desain penguatan PD, TAPM dan PID dengan menggunakan pembelajaran dan pengalaman pelaksanaan
program GSC dalam pengintegrasian dengan pelaksanaan UU tentang Desa.
Secara umum menyediakan kebijakan dan/atau peraturan penggunaan Dana Desa yang pro
dengan penanganan stunting
PENGGUNAAN DANA DESA
45
KEGIATAN PRIORITAS Penggunaan DANA DESA
dirpsd2015@gmail.com
gsc.sekret@ymail.com
dirpsd2015@gmail.com