Anda di halaman 1dari 64

Case

SUBTROCHANTER FEMUR
S I N I S T R A F R AC T U R E

Caesilia Khairunisa

Pe m b i m b i n g : K o l o n e l L a u t ( K ) d r . E k o P. A . W, S p . OT

K E PA N I T E R A A N K L I N I K I L M U B E D A H
R U M A H S A K I T A N G K ATA N L A U T D R . M I N TO H A R D J O
FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S T R I S A K T I
PERIODE 10 DESEMBER 2018 –15 FEBRUARI 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Fraktur  hilangnya
kontinuitas jaringan Fraktur femur makin
Tulang femur 
tulang, tulang rawan sering dilaporkan dan
tulang terkuat,
epifisis dan atau tulang masih tetap menjadi
terpanjang, dan tantangan bagi ahli
rawan sendi baik yang
terberat yang bersifat total maupun yang orthopaedi. Mortalitas
dimiliki tubuh parsial. dalam satu tahun pasca
yang berfungsi Fraktur dapat terjadi akibat trauma masih tetap
penting  peristiwa trauma tunggal, tinggi, 10 sampai 20 %.
mobilisasi atau tekanan yang berulang- Penatalaksanaan fraktur
berjalan. ulang atau kelemahan femur harus
abnormal pada tulang dilaksanakan secepat
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. TN
Jenis kelamin : Perempuan
No. RM : 180165
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 25 Agustus 1937
Umur : 81 Tahun 4 Bulan 13 Hari
Alamat : Rusun Tanah Abang Blok 58.3.2, Kel. Karet Tengsin, Kec. Tanah Abang,
Jakarta Pusat
Agama : Islam
Suku : Jawa
Kebangsaan : Indonesia
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Pasien : BPJS
Berat dan Tinggi Badan : 49 kg dan 156 cm
Masuk RS : 7 Januari 2019
Keluar RS : 15 Januari 2019
DPJP : Kolonel Laut (K) dr. Eko P.A.W, Sp.OT
PRIMARY SURVEY
• Tidak terdapat sumbatan berupa sekret, darah ataupun benda asing dari hidung
Airway maupun mulut, gurgling (-).

• Terdapat pergerakan kedua dinding dada simetris, terdapat dan terdengar


hembusan udara dari kedua lubang hidung, frekuensi nafas = 19 x / menit,
Breathing saturasi O2 = 98%, pada auskultasi suara nafas vesikuler kedua lapang paru sama
tidak ada yang menurun + / +

• Capillary Refill Time < 2 detik, teraba nadi pada a. radialis dextra, nadi : 86x/
Circulation menit, tekanan darah : 240/70 mmHg

Disability • E4 M6 V5 GCS : 15, Pupil isokor

Exposure and avoidance • Bagian tubuh tidak terdapat lecet tidak terbalut perban ataupun kassa.
of hypotermia
ANAMNESIS, PEMERIKSAAN
FISIK DAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG
ANAMNESIS

✣ Keluhan Utama
☞ Nyeri pada pinggul kiri sejak 2 jam SMRS
ANAMNESIS
✣ Riwayat Penyakit Sekarang

☞ Pasien datang ke UGD RSAL Dr.Mintohardjo dengan keluhan nyeri pada pinggul
kiri sejak 2 jam SMRS. Nyeri dirasakan pada bagian pinggul kiri hingga paha kiri,
tidak menjalar ke lutut, betis maupun telapak kaki. Nyeri dirasakan terus
menerus. Terdapat nyeri tekan pada pinggul kiri dan pergerakan pada bagian
ekstremitas bawah kiri terbatas. Nyeri semakin hebat bila pinggul kiri dan kaki
dicoba digerakkan kearah atas.
ANAMNESIS
✣ Riwayat Penyakit Sekarang

☞ Pasien mengatakan pada Senin, 7 Januari 2019 pukul 18.00 WIB terjatuh dari tangga
lantai 2 di rumahnya dengan ketinggian kurang lebih 3 meter. Posisi jatuh dari tangga,
pasien terguling hingga ke lantai bawah dan pinggul kiri terbentur lantai. Kepala tidak
terbentur apapun. Cucu pasien melihat kejadian dan langsung menghampiri pasien. Saat
ingin berdiri, pasien pun merasa nyeri dan tidak mampu untuk berdiri maupun berjalan.
Dirumah saat itu hanya cucu pasien dan anak pasien. Kemudian satu setengah jam
kemudian pasien dibawa ke UGD RSAL Dr.Mintohardjo.
ANAMNESIS

✣ Riwayat Penyakit Sekarang

☞ Sesaat dan setelah kejadian terjatuh dari tangga, pasien dalam keadaan sadar dan tidak
pingsan. Keluhan lain seperti nyeri kepala, pusing berputar, mual, muntah disangkal. BAK
dan BAB pasien tidak terdapat kelainan.
ANAMNESIS
✣ Riwayat Penyakit Dahulu
☞ Riwayat trauma akibat kecelakaan lalu lintas sebelum kejadian saat ini disangkal.
☞ Riwayat penyakit jantung (+)  candesartan 2 x 8 mg
☞ Riwayat diabetes melitus (+)  metformin 3 x 500 mg, insulin Lantus 1 x 20 unit, glimepirid 2 x
1
☞ Penyakit ginjal, asam urat, radang sendi disangkal.
☞ Riwayat alergi obat, makanan dan lain- lain disangkal.

✣ Riwayat Penyakit Keluarga


☞ Riwayat keluhan yang sama pada keluarga pasien disangkal.
☞ Riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, penyakit ginjal, asam urat, radang
sendi pada keluarga disangkal.
☞ Riwayat alergi obat, makanan dan lain- lain pada keluarga disangkal.
ANAMNESIS
✣ Riwayat Pengobatan
☞ Pasien mengaku belum mengkonsumsi obat apapun sebelum datang ke RSAL Dr.
Mintohardjo

✣ Lingkungan dan Kebiasaan


☞ Sehari – harinya pasien bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga.
☞ Pasien dirumah tinggal bersama anaknya pertama nya, menantu nya dan 1
orang cucu nya.
☞ Riwayat konsumsi alkohol dan merokok disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Compos mentis
Kesadaran
GCS: 15 (E4 M6 V5)
Kesan sakit Tampak sakit sedang
TD : 240/70 mmHg
HR : 86 x / menit
Tanda vital RR : 19 x / menit
S : 36,40C
SpO2 : 98%
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis

Kepala Normocephaly, rambut berwarna hitam, distribusi rambut merata

Wajah simetris, warna kulit kuning langsat, tidak ada kelainan kulit bermakna, tidak terdapat kelainan
Wajah
bentuk

Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-), pupil bulat, isokor, refleks cahaya
Mata langsung dan tidak langsung +/+, ptosis (-), enfotalmus dan eksoftalmus (-), strabismus (-), nystagmus (-),
lapang pandang dalam batas normal, diplopia (-)

Bentuk hidung normal, deformitas (-), sumbatan (-), nafas cuping hidung (-), sekret (-), darah yang keluar
Hidung
dari hidung (-)

Daun telinga normotia, deformitas (-), simetris, benjolan (-), bengkak (-), dan hiperemis (-), nyeri tekan
Telinga
pada telinga (-), secret (-), darah yang keluar dari telinga (-). Tidak ada gangguan pendengaran.

Tidak terdapat gigi yang tanggal, tidak sianosis, gusi normal, lidah normoglosi, tonsil T1/T1, faring tidak
Mulut
hiperemis, bentuk bibir dalam batas normal.

Tidak terdapat jejas, memar (-), KGB dan tiroid tidak membesar dalam batas normal, JVP tidak mengalami
Leher
peningkatan ( 5+2 cm)
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Bentuk dinding dada:
• Efloresensi bermakna (-)
• Simetris kanan/kiri saat inspirasi maupun ekspirasi
• Retraksi sela iga (-)
• Iktus cordis tidak tampak
Palpasi
• Nyeri tekan (-)
• Gerak dinding dada simetris
Thoraks • Paru: vocal fremitus kanan/kiri sama kuat
• Jantung : ictus cordis teraba pada ICS IV 2 cm medial garis midclavikularis sinistra
Perkusi
• Sonor pada kedua lapang paru
• Batas paru-jantung kanan: ICS II- ICS III linea para sternalis dextra
• Batas paru-jantung kiri: ICS IV linea midclavikularis sinistra
• Batas paru atas –jantung: ICS II linea parasternalis sinisitra
Auskultasi
• Paru : suara napas vesikuler +/+,ronki -/-, wheezing -/-
• Jantung : S1=S2, irama regular , murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
• Jejas (-)
• Abdomen simetris, datar
• Efloresensi bermakna (-)
• Spider nevi (-)
• Smiling umbilicus (-)
Auskultasi
• Bising usus terdengar, 3x/menit
Abdomen • Venous Hum (-), Atrial Bruit (-)
Perkusi
• Timpani pada keempat kuadran abdomen
• Shifting dullness (-)
Palpasi
• Supel
• Massa (-)
• Nyeri tekan (-)
• Lien dan hepar tidak teraba
PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi
• Tidak terdapat deformitas pada ekstremitas atas maupun
bawah
• Terdapat luka lecet pada ekstremitas atas dan bawah
Ekstremitas
• Palpasi
• Akral teraba hangat
• Oedem (-) pada kedua ekstremitas
• CTR <2s
PEMERIKSAAN FISIK
✣ Status Lokalis
Ekstremitas atas Ekstremitas bawah

Simetris, tidak terlihat oedem, haematom maupun Simetris, tidak terlihat oedem, haematom maupun deformitas,
deformitas, kulit intak, tidak terdapat scars, tidak terdapat kulit intak, tidak terdapat scars, tidak terdapat luka robek
Look
Look luka robek maupun lecet, warna kulit kuning langsat dan maupun lecet, warna kulit kuning langsat dan tidak ada sianosis
tidak ada sianosis maupun kemerahan pada ekstremitas atas maupun kemerahan pada ekstremitas bawah kanan dan kiri.
kanan dan kiri. Akral hangat, CRT < 2 detik, teraba nadi pada a. Dorsalis pedis,
terdapat nyeri tekan pada pinggul kiri.
Kering, akral hangat, CRT < 2 detik, teraba nadi pada a. Pemeriksaan sensorik +/+
radialis dextra dan sinistra, tidak teraba nyeri tekan, tidak Pemeriksaan kekuatan motorik 5555/2222
ada krepitasi. Feel Reflek fisiologis : achilles +2/+2, patella +2/+2
Feel Pemeriksaan sensorik +/+ Reflek patologis : babinsky -/-, chaddock -/-, openheim-/-
Pemeriksaan kekuatan motorik 5555/ 5555 Dilakukan pengukuran panjang pada tungkai bawah :
Reflek fisiologis : biceps +2/+2, triceps +2/+2 Real Length [sinistra : 82 cm, dextra : 82 cm]
Reflek patologis : hoffmann -/-, tromner -/- Apparent Length [sinistra : 89 cm, dextra 89 cm]
Tidak dapat melakukan gerakan aktif gerakan flexi, extensi,
Tidak terdapat hambatan gerak aktif maupun pasif, tidak rotasi pada sendi panggul hanya dapat melakukan gerakkan
Move Move
terdengar krepitasi. abduksi dan adduksi, dan terdapat hambatan gerak pasif serta
nyeri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
✣ Laboratorium
7 Januari 2019
Parameter Hasil Satuan Rujukan

HEMATOLOGI
Hemoglobin 12.4 g/dL 12 - 14
Eritrosit 4.72 x106/µl 4.2 – 5.4
Leukosit 12.600 /µl 5000 - 10000
Trombosit 330 x103/µl 150 – 450
Hematokrit 47 % 35 – 47
Masa pendarahan/BT 2.0 menit 1–3

Masa pembekuan/CT 11.00 menit 5 - 15

KIMIA DARAH
Gula Darah Puasa 243 mg/dL 70 - 110

Ureum 30 mg/dL 17 - 43

Creatinin 1.1 mg/dL 0.6 – 1.1

SGOT 18 U/I < 31

SGPT 14 U/I < 34


PEMERIKSAAN PENUNJANG
✣ Radiologi
Foto Pelvis AP
 Deskripsi :
• tampak fraktur pada collum femoris kiri
dengan fragmen fraktur ke superior
• Besar bentuk dan struktur trabeluka tulang –
tulang pementuk pelvis dalam batas normal
• Sela sendi dan permukaan acetabulum dalam
batas normal
• Tidak tampak lesi litik maupun sklerotik
 Kesan : Fraktur pada colum femoris kiri dengan
fragmen fraktur ke posterior
DIAGNOSIS

Subtrochanter Femur Sinistra Fracture

Hipertensi urgensi

Diabetes melitus tipe 2


TATALAKSANA
IVFD Ringer Lactate 14 tpm

Inj. Ketorolac 3 x 30 mg

Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul

Pemasangan Folley Catheter

Konsultasi dan raber Sp.JP

Konsultasi dan raber Sp.PD

Rencana OP  Selasa, 10 Januari 2019


• Konsultasi Spesialis Jantung dan Anestesi
• Inj antibiotik pre op  Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gram
• Persiapan PRC 2 Kolf
PROGNOSIS

Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
S-O-A-P (8 Januari 2019)
Pasien mengeluh nyeri pada pinggul kiri (+) VAS 7, gerak terbatas pada pinggul serta
S
kaki kiri. Lemas (+). BAK dan BAB dbn.

O: Compos mentis
TD : 150/70 mmHg HR : 80 x/menit SpO2 : 98%
O T : 36,3˚C RR : 20 x/menit
Status Generalis :dalam batas normal
Status Lokalis: oedem (-), deformitas (-), nyeri tekan (+)
 Subtrochanter Femur Sinistra Fracture
A  Hipertensi Urgensi
 Diabetes Melitus Tipe 2
 IVFD Ringer Lactate 14 tpm
 Inj. Ketorolac 2 x 30 mg
 Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul
 Rencana OP  Kamis, 10 Januari 2019
P
o Konsultasi Spesialis Jantung
o Konsultasi Spesialis Anestesi
o Inj antibiotik pre op  Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram
o Persiapan Pack Red Cell 2 pack
FOLLOW UP
S-O-A-P (9 Januari 2019)
Pasien mengeluh nyeri pada pinggul kiri (+) VAS 6, gerak terbatas pada pinggul
S
serta kaki kiri. Lemas (-). BAK dan BAB dbn.

O: Compos mentis
TD : 150/80 mmHg HR : 76 x/menit SpO2 : 98%
O T : 36.5˚C RR : 19 x/menit
Status Generalis : dalam batas normal
Status Lokalis: oedem (-), deformitas (-), nyeri tekan (+)
 Subtrochanter Femur Sinistra Fracture
A  Hipertensi Urgensi
 Diabetes Melitus Tipe 2
 IVFD Ringer Lactate 14 tpm
 Inj. Ketorolac 2 x 30 mg
 Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul
 Rencana OP  Kamis, 10 Januari 2019
P
o Konsultasi Spesialis Jantung
o Konsultasi Spesialis Anestesi
o Inj antibiotik pre op  Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram
o Persiapan Pack Red Cell 2 pack
FOLLOW UP
S-O-A-P (10 Januari 2019)
Pasien mengeluh nyeri pada pinggul kiri (+) VAS 5, gerak terbatas pada pinggul
S
serta kaki kiri. Lemas (+). BAK dan BAB dbn.

O: Compos mentis
TD : 130/80 mmHg HR : 80 x/menit SpO2 : 98%
O T : 36.6˚C RR : 18 x/menit
Status Generalis :dalam batas normal
Status Lokalis: oedem (-), deformitas (-), nyeri tekan (+)
 Subtrochanter Femur Sinistra Fracture
A  Hipertensi Urgensi
 Diabetes Melitus Tipe 2
 IVFD Ringer Lactate 14 tpm
 Inj. Ketorolac 2 x 30 mg
 Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul
 Rencana OP
P
o Inj antibiotik pre op  Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram
o Persiapan Pack Red Cell 2 pack
o Puasa 6 jam sebelum operasi
o Cek darah rutin post op
FOLLOW UP
S-O-A-P (11 Januari 2019)
Pasien mengeluh nyeri bekas operasi pada pinggul kiri (+) VAS 5. Lemas (+). BAK dan
S
BAB dbn.
O: Compos mentis
TD : 130/60 mmHg HR :89 x/menit SpO2 : 99%
O T : 36.4˚C RR : 18 x/menit
10 Desember 2019
Status Generalis : dalam batas normal
Status Lokalis: terbalut elastic bandage (+), rembesan (-)
Parameter Hasil Satuan Rujukan

 POD I Post Arthroplasty Hip Joint Sinistra at Subtrochanter Femur Sinistra Fracture HEMATOLOGI
A  Hipertensi urgensi Hemoglobin 11.0 g/dL 12 - 14
 Diabetes melitus tipe 2
Eritrosit 4.21 x106/µl 4.2 – 5.4
 IVFD Ringer Lactate 14 tpm
Leukosit 16.100 /µl 5000 - 10000
 Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram
 Inj. Ketorolac 3 x 30 mg Trombosit 311 x103/µl 150 – 450
 Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul Hematokrit 35 % 35 – 47
P
 Tab. Ca Lactat 1 x 500 mg
 Belum boleh berdiri namun sudah boleh duduk
 GV tiap 2 hari
 Foto Rontgen Pelvis AP Kontrol Post Arthroplasty
FOLLOW UP
S-O-A-P (12 Januari 2019)

S Pasien mengeluh nyeri bekas operasi pada pinggul kiri (+) VAS 4. Lemas (+). BAK dan BAB dbn.

O: Compos mentis
TD : 150/90 mmHg HR : 84 x/menit SpO2 : 99%
O T : 36.6˚C RR : 18 x/menit
Status Generalis :dalam batas normal
Status Lokalis: terbalut elastic bandage (+), rembesan (-)
 POD II Post Arthroplasty Hip Joint Sinistra at Subtrochanter Femur Sinistra Fracture
A  Hipertensi urgensi
 Diabetes melitus tipe 2
 IVFD Ringer Lactate 14 tpm
 Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram
 Inj. Ketorolac 3 x 30 mg
P
 Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul
 Tab. Ca Lactat 1 x 500 mg
 Belum boleh berdiri namun sudah boleh duduk
FOLLOW UP
S-O-A-P (13 Januari 2019)

Pasien mengeluh nyeri bekas operasi pada pinggul kiri (+) VAS 2. Lemas (-).
S
BAK dan BAB dbn.

O: Compos mentis
TD : 150/70 mmHg HR : 87 x/menit SpO2 : 98%
O T : 36.7˚C RR : 18 x/menit
Status Generalis :dalam batas normal
Status Lokalis: terbalut elastic bandage (+), rembesan (-)
 POD III Post Arthroplasty Hip Joint Sinistra at Subtrochanter Femur Sinistra
Fracture
A
 Hipertensi urgensi
 Diabetes melitus tipe 2
 IVFD Ringer Lactate 14 tpm
 Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram
P  Inj. Ketorolac 3 x 30 mg
 Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul
 Tab. Ca Lactat 1 x 500 mg
FOLLOW UP
S-O-A-P (14 Januari 2019)
Pasien mengeluh nyeri bekas operasi pada pinggul kiri (+) VAS 2. Lemas (-).
S
BAK dan BAB dbn.

O: Compos mentis
TD : 140/80 mmHg HR : 80 x/menit SpO2 : 99%
O T : 36.4˚C RR : 19 x/menit
Status Generalis : dalam batas normal
Status Lokalis: terbalut elastic bandage (+), rembesan (-)

 POD IV Post Arthroplasty Hip Joint Sinistra at Subtrochanter Femur Sinistra


Fracture
A
 Hipertensi urgensi
 Diabetes melitus tipe 2

 Tab. Cefixime 2 x 100 mg


 Tab. Ranitidin 3x 150 mg
P
 Tab. Na Diclofenac 3 x 50 mg
 Tab. Ca Lactat 1 x 500 mg
FOLLOW UP
S-O-A-P (15 Januari 2019)
S Pasien mengeluh nyeri bekas operasi pada pinggul kiri (+) VAS 1. Lemas (-). BAK dan BAB dbn.
O: Compos mentis
TD : 130/90 mmHg HR : 80 x/menit SpO2 : 99%
O T : 36.4˚C RR : 19 x/menit
Status Generalis : dalam batas normal
Status Lokalis: terbalut elastic bandage (+), rembesan (-)
 POD IV Post Arthroplasty Hip Joint Sinistra at Subtrochanter Femur Sinistra Fracture
A  Hipertensi urgensi
 Diabetes melitus tipe 2
 Rencana perawatan dirumah (Boleh Pulang)
 Kontrol ke Poliklinik Orthopedi 1 minggu kemudian
 R/Cefixime 200 mg tab No.XV
S 2 dd tabI
 R/Na Diclofenac 50 mg tab No.XV
P
S 2 dd tabI
 R/Ranitidin 150 mg tab No.XXV
S 3 dd tabI
• R/Ca lactat 500 mg tab No.X
S 1 dd tabI
LAPORAN OPERASI
Tanggal 10 Januari 2019
 Jam mulai / jam selesai / lama operasi : 10.00 / 13.00 / 180 menit
 Diagnosis Pre Operasi : Neglected Fracture Inter / Subtrochanter Femur Sinistra
 Tindakan Pembedahan : Arthroplasty Hip Joint Sinistra
 Diagnosis Post Operasi : Neglected Fracture Inter / Subtrochanter Femur Sinistra
 Laporan Operasi :
o Pasien dalam posisi Left Lateral Decubitus dan Under Spinal Anesthesia.
o Dilakukan sepsis dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya.
o Dilakukan insisi mooc shape.
o Dilakukan ekstraksi head femur.
o Dilakukan pengukuran, size 44 mm.
o Dipasang stamp, neck, liner head dan head.
o Dilakukan open reduction.
o Di cek  stabil
o Tindakan selesai.
RONTGEN POST ARTHROPLASTY

✣ Radiologi
Foto Pelvis AP
 Deskripsi :
• Kontrol post pemasangan THR pada fraktur
femur kiri proximal
• Kedudukan THR pada acetabulum kiri baik
• Tulang-tulang pelvis dan caput femur kanan
baik
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI FEMUR

Femur  tulang terkuat, terpanjang, dan terberat


di tubuh dan amat penting untuk pergerakan
normal.
Tulang ini terdiri atas tiga bagian, yaitu femoral
shaft atau diafisis, metafisis proximal, dan
metafisis distal.
Ujung atas femur memiliki caput, collum, dan
trochanter major dan minor.
Bagian proksimal femur berartikulatio dengan
pelvis dan bagian distal berarticulatio dengan tibia
dan patella, yang merupakan tulang sesamoid
ANATOMI FEMUR

Trochanter major dan minor  tonjolan besar


pada batas leher dan batang, dihubungkan oleh
linea intertrochanterica di depan dan crista
intertrochanterica yang mencolok di bagian
belakang, dan padanya terdapat tuberculum
quadratum.
Bagian batang melebar ke arah ujung distal dan
membentuk daerah segitiga datar pada
permukaan posteriornya, disebut fascia poplitea.
Ujung bawah femur memiliki condylus medialis
dan lateralis, yang di bagian posterior dipisahkan
oleh incisura intercondylaris.
KOMPARTEMEN OTOT, VASKULARISASI
DAN PERSARAFAN
oMusculus quadriceps

Melekat pada patella melalui tendon quadriceps femoris dan


pada tibia melalui ligament patella
Otot ekstensor utama

 Dua otot yang berperan pada fleksi paha terhadap


panggul (sartorius dan rektus femoris)

-Diinervasi  n. femoralis

-Disuplai  arteri femoralis dan arteri profundus


femoralis (deep artery)

-Muskulus psoas major dan illiacus


KOMPARTEMEN OTOT, VASKULARISASI
DAN PERSARAFAN
oMerupakan otot aduktor utama
femur

-Kebanyakan berfungsi untuk


gerakan fleksi dan rotasi

-Hampir semua diinervasi  nervus


obturator

-Suplai darah  arteri obturator


dan arteri femoralis
KOMPARTEMEN OTOT, VASKULARISASI
DAN PERSARAFAN

oMerupakan otot ekstensor


femur
-Sering disebut  otot
harmstring
-Diinervasi  nervus ischiadicus

-Suplai darah  arteri femoralis


DEFINISI

•Terputusnya kontinuitas jaringan


tulang yang ditentukan sesuai dengan
jenis dan luasnya
Fraktur •Disebabkan  rudapaksa atau
tekanan eksternal yang datang lebih
besar dari yang dapat diserap oleh
tulang
EPIDEMIOLOGI

Insidensi

• Amerika  63,3 kasus /


100.000 orang untuk wanita
dan 27,7% kasus per 100.000
orang untuk pria
• Indonesia  Banyak pada laki-
laki

Sering Ditemukan Pada

• Atlet
• Perempuan > pria
• Geriatri
• Ipsilateral
ETIOLOGI
High Energy a.Low energy a.Stress

• Kecelakaan sepeda • Tulang kehilangan • Tekanan atau trauma


motor kekuatannya terutama yang berulang.
• Kecelakaan mobil pada orang-orang • Jenis fraktur yang
• Kecelakaan pesawat yang mengalami berbeda karena
penurunan densitas biasanya terjadi secara
• Kecelakaan olahraga
tulang bertahap.
yang berkaitan dengan
kecepatan tinggi • Osteoporosis • Trauma tekanan
• ski • Penderita kanker berulang  kerusakan
metastasis tulang internal dari struktur
• Sepeda balap
dan orang yang arsitektur tulang.
• Naik gunung mengkonsumsi Fraktur jenis ini
Jatuh dari tempat kortikosteroid jangka biasanya
tinggi panjang mempengaruhi area
• Luka tembak. corpus femoris.
MEKANISME

Peristiwa • Fraktur stress atau tekanan  hasil dari ketidakseimbangan antara


resorbsi tulang dan deposit tulang selama tulang menerima tekanan
trauma tunggal yang berulang

• Pembentukan tulang baru tidak dapat seimbang dengan resorbsi


Pekanan yang tulang.
• Ketidakmampuan ini menyebabkan penipisan dan kelemahan kortek
berulang-ulang tulang, dengan propragasi retakan melalui garis semen, dan bahkan
berkembang menjadi mikrofraktur.

Kelemahan
abnormal pada • Paksaan tension memicu resorbsi osteoklas, sementara paksaan
kompresi memicu respon osteoblas.
tulang
KLASIFIKASI
Derajat Luka Kerusakan Jaringan Fraktur

I Luka akibat tusukan Sedikit kerusakan jaringan, tidak Fraktur simpel, transversal, oblik

Berdasarkan ada
fragmen tulang, bersih, terdapat tanda trauma yang hebat pendek atau sedikit kominutif

ukuran < 1 cm

tidaknya hubungan II Luka > 1 cm, sedikit

terkontaminasi
Kerusakan jaringan sedang, tidak ada

avulsi kulit
Dislokasi fragmen tulang jelas

antara dunia luar III Luka lebar, rusak hebat, Kerusakan jaringan hebat termasuk

kontaminasi hebat
Kominutif, segmental, fragmen

otot, kulit, dan struktur neurovaskuler tulang ada yang hilang

•Fraktur terbuka IIIa Jaringan lunak cukup menutup tulang

yang patah
Kominutif atau segmental yang

hebat

•Fraktur tertutup IIIb Kerusakan hebat dan kehilangan Kominutif yang hebat

jaringan, terdapat pendorongan

•Fraktur dengan periosteum, tulang terbuka

komplikasi IIIc Kerusakan arteri yang memerlukan Kominutif yang hebat

perbaikan tanpa memperhatikan

tingkat kerusakan jaringan lunak


KLASIFIKASI

Berdasarkan etiologi
•Fraktur traumatik
•Fraktur patologis
•Fraktur stress
KLASIFIKASI

Berdasarkan gambaran radiologis


Lokalisasi Konfigurasi Ekstensi Hubungan antar
• Diafisial • Fraktur transversal • Fraktur komplit fragmen tulang
• Metafisial • Fraktur oblik • Fraktur inkomplit • Tidak bergeser
• Intraartikuler • Fraktur spiral (undisplaced)
• Fraktur dengan • Fraktur Z • Bergeser (displaced)
dislokasi • Fraktur segmental
• Fraktur kominutif
• Fraktur impaksi
• Fraktur pecah (burst)
• Fraktur epifisis
COLLUM FEMORIS
FRACTURE
DEFINISI
Fraktur collum femoris  fraktur yang terjadi antara ujung
permukaan articular caput femur dan regio interthrocanter
dimana collum femur merupakan bagian terlemah dari femur.

Secara umum fraktur collum femur  fraktur intrakapsular


dimana suplai pembuluh darah arterial ke lokasi fraktur dan
caput femur terganggu dan dapat menghambat proses
penyembuhan.

Pembuluh yang memiliki risiko tinggi terkena  cabang cervical


ascenden lateralis dari arteri sircumflexa femoralis medialis.

Aliran darah yang terganggu  meningkatkan risiko nonunion


pada lokasi fraktur dan memungkinkan terjadinya nekrosis
avaskular pada caput femur.
PEMBAGIAN

Fraktur Intraskapular

• Subkapital
• Transervikal
• Basiliar / basiservikal

Ekstrakapsular

• Introchanter
• Subtrochanter
STADIUM
Stadium I
• Fraktur incomplete pada collum atau
fraktur impaksi valgus tanpa displasia
tulang
Stadium II
• Fraktur complete pada collum tanpa
disertai displaced tulang.
Stadium III
• Fraktur complete dengan displaced
sebagian dari fragmen tulang yang
mengalami fraktur.
Stadium IV
• Fraktur complete dengan displaced total
atau seluruh fragmen tulang yang
mengalami fraktur.
DIAGNOSIS - ANAMNESIS
Nyeri bila mendapat beban

1.Nyeri tekan di inguilan

1.Nyeri bila pinggul digerakkan

1.Kejadian trauma meliputi waktu, tempat dan


mekanisme trauma

1.Kejadian yang berubungan dengan cedera

1.Riwayat cedera atau fraktur sebelumnya

1.Bila tidak ada riwayat trauma, teliti apakah ada


kemungkinan fraktur patologis.
DIAGNOSIS - PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis Status Lokalis

•Tanda - tanda syok •Look


•Anemia / pendarahan •Feel
•Kerusakan pada •Move
organ-organ lain
Apabila kondisi jiwa
pasien terancam 
resusitasi untuk
menstabilkan kondisi
pasien.
DIAGNOSIS - PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Pemeriksaan
Laboratorium Radiologis

Darah Rutin Darah Rutin

Foto Rontgen
Pelvis AP
TATALAKSANA

Operatif
• Dilakukan baik pada orang dewasa muda ataupun orang tua
karena
• Perlu reduksi yang akurat dan stabil dan diperlukan mobilisasi
yang cepat pada orang tua untuk mencegah komplikasi.

Jenis Operasi
• Pemasangan pin
• Pemasangan plate dan screw
• Artroplasti yang dilakukan pada penderita umur di atas
55 tahun  eksisi artroplasti, herniartroplasti, dan
artroplasti total.
TATALAKSANA
TATALAKSANA
• Fraktur terlalu vertikal, tetapi kaput tetap hidup  osteotomi subtrokanter dengan fiksasi paku-plat
mengubah garis fraktur sehingga membentuk sudut yang lebih horizontal.
• Reduksi / fiksasi salah & tidak terdapat tanda-tanda nekrosis  sekrup itu pantas dibuang, fraktur
direduksi, sekrup yang baru disisipkan dengan benar & juga menyisipkan cangkokan fibula pada
fraktur
Pasien relatif muda, • Kaput bersifat avascular  dapat diganti dengan prostesis logam; kalau sudah terdapat atritis,
terdapat 3 prosedur :
diperlukan pergantian total.

• Kalau nyeri tidak hebat, pengangkatan tumit dan penggunaan tongkat yang kuat atau penopang
siku sering sudah mencukupi.
• Kalau nyeri hebat tak perduli apakah caput avaskular atau tidak, kaput ini terbaik dibuang; kalau
Pasien yang berusia lanjut, pasien cukup sehat, dilakukan pergantian sendi total
2 proses yang harus
dipertimbanagkan :
KOMPLIKASI

Nekrosis
Trombosis
Emboli paru Avaskuler
Vena
Kaput Femur

Non union Osteoartrithis


PROGNOSIS

Gangguan pada
proses
Letaknya penyembuhan
intrakapsuler tulang
Vaskularisasi
cendering
Collum femur mengalami cedera
pada cedera neck
femur
Prognosis tidak
terlalu baik
BAB IV
ANALISA KASUS
Teori Kasus

Anamnesis
 Nyeri bila mendapat beban
 Nyeri tekan di inguinal
 Nyeri bila pinggul digerakkan OS mengeluh nyeri pada pinggul kiri sejak 2 jam SMRS.
 Kejadian trauma meliputi waktu, tempat dan Nyeri dirasakan pada bagian pinggul kiri hingga paha kiri,
mekanisme trauma tidak menjalar ke lutut, betis maupun telapak kaki. Nyeri
 Kejadian yang berubungan dengan cedera dirasakan terus menerus. Terdapat nyeri tekan pada
 Riwayat cedera atau fraktur sebelumnya, riwayat pinggul kiri dan pergerakan pada bagian ekstremitas
sosial ekonomi, pekerjaan, obat-obatan yang dia bawah kiri terbatas. Nyeri semakin hebat bila pinggul kiri
konsumsi, merokok, riwayat alergi dan riwayat dan kaki dicoba digerakkan kearah atas.
osteoporosis serta penyakit lain. Bila tidak ada
riwayat trauma, teliti apakah ada kemungkinan
fraktur patologis.
Pemeriksaan Fisik

 Look
Bandingkan dengan bagian yang sehat
Perhatikan posisi anggota gerak
Status lokalis pada ekstremitas bawah dimulai dari :
Apakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk membedakan Look : Simetris, tidak terlihat oedem, haematom maupun
fraktur tertutup atau terbuka deformitas, kulit intak, tidak terdapat scars, tidak terdapat luka
Perhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi dan kependekan
robek maupun lecet, warna kulit kuning langsat dan tidak ada
Keadaan vaskularisasi
sianosis maupun kemerahan pada ekstremitas bawah kanan dan
 Feel kiri.
Temperatur setempat yang meningkat Feel : Akral hangat, CRT < 2 detik, teraba nadi pada a. Dorsalis
Nyeri tekan
pedis, terdapat nyeri tekan pada pinggul kiri. Pemeriksaan
Krepitasi
Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma
sensorik +/+, pemeriksaan kekuatan motorik 5555/2222, reflek
Pengukuran panjang tungkai untuk mengetahui adanya perbedaan panjang fisiologis : achilles +2/+2, patella +2/+2, reflek patologis : babinsky
tungkai -/-, chaddock -/-, openheim-/-, dilakukan pengukuran panjang
pada tungkai bawah : real length [sinistra : 82 cm, dextra : 82 cm],
 Move
Pergerakan dengan mengajak penderita untuk menggerakkan secara aktif
apparent Length [sinistra : 89 cm, dextra 89 cm]
dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma. Move : tidak dapat melakukan gerakan aktif gerakan flexi, extensi,
Pada penderita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri rotasi, abduksi, adduksi pada sendi bahu. Terdapat hambatan
hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping
gerak pasif serta nyeri.
itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti
pembuluh darah dan saraf.
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan darah didapatkan:
Hemoglobin : 12,4 g/dl
Leukosit: 12.600 /mm3
Trombosit:330.000 /uL
Pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan radiologi
Hematokrit : 47

Pada pemeriksaan radiologi didapatkan kesan fraktur pada colum


femoris kiri dengan fragmen fraktur ke superior.
Tatalaksana
Penanganan pada pasien Acromioclavicular Joint Dislocation dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
- Operatif
 Pemasangan Pin
Arthroplasty Hip Joint Sinistra
 Pemasangan plate and screw
 Eksisi artroplasti
 Herniartroplasti
 Artroplasti total
T H A N K YO U

Anda mungkin juga menyukai