Anda di halaman 1dari 45

UJI STABILITAS SEDIAAN KRIM

Fella Salinda P 11151020000058


Messy Herlina 11151020000072
Ayu Gustida Fajrin 11151020000080
Tina Yuliana 11151020000098
Nurjannatun Thajri 11151020000103
6 tahap penentu uji stabilitas sediaan obat yang harus dilakukan. Dua tahap diantaranya adalah sebagai
berikut;
1). Uji ketahanan dan uji dipercepat dengan zat obat, dan
(Jika senyawa baru)

2). Preformulasi dan formulasi untuk ;


Sampel uji toksikologi,
Sampel uji klinis,
Bentuk sediaan akhir.

• Stabilitas dari formulasi sediaan selama masa simpan sangat berpengaruh terhadap
kondisi dan fungsi sediaan tersebut. Adanya perubahan dalam karakteristik fisik,
kimia, mikrobiologi dan terapeutik dari tiap komponen obat baik zat aktif maupun
eksipien akan mengarahkan pada ketidakstabilan. (Naveed dkk, 2016).

• Dikarenakan alasan inilah selama merancang dan mengembangkan bentuk sediaan obat
baru diharuskan ada pertimbangan khusus bahwa zat aktif maupun eksipien harus
tetap stabil dan dapat mempertahankan karakteristiknya selama masa penyimpanan
dan tiap produk harus mengandung tidak kurang dari 90% dari aktivitas
terapeutiknya, mengandung setidaknya 90% dari konsentrasi yang dicantumkan,
tidak ada perubahan yang terlihat, seperti pemudaran, pengendapan dan pembentukan bau
yang tidak sedap, serta tidak menyebabkan toksisitas dan iritasi (Naveed dkk, 2016).

Sumber : Naveed S., Basheer S., Qamar F. 2016. Stability of a dosage form and forced
degradation studies. Journal of Bioequivalence and Bioavailability 8(4): 191-193
• Stabilitas dari formulasi sediaan selama masa simpan sangat berpengaruh terhadap
kondisi dan fungsi sediaan tersebut. Adanya perubahan dalam karakteristik fisik,
kimia, mikrobiologi dan terapeutik dari tiap komponen obat baik zat aktif maupun
eksipien akan mengarahkan pada ketidakstabilan. (Naveed dkk, 2016).

• Dikarenakan alasan inilah selama merancang dan mengembangkan bentuk sediaan obat
baru diharuskan ada pertimbangan khusus bahwa zat aktif maupun eksipien harus
tetap stabil dan dapat mempertahankan karakteristiknya selama masa penyimpanan
dan tiap produk harus mengandung tidak kurang dari 90% dari aktivitas
terapeutiknya, mengandung setidaknya 90% dari konsentrasi yang dicantumkan,
tidak ada perubahan yang terlihat, seperti pemudaran, pengendapan dan pembentukan bau
yang tidak sedap, serta tidak menyebabkan toksisitas dan iritasi (Naveed dkk, 2016).

Sumber : Naveed S., Basheer S., Qamar F. 2016. Stability of a dosage form and forced
degradation studies. Journal of Bioequivalence and Bioavailability 8(4): 191-193
• Krim adalah sediaan semi-solid mengandung satu atau lebih bahan yang
dilarutkan atau didispersikan dalam baik sebuah emulsi minyak dalam air (M/A)
atau air dalam minyak (A/M) (Ansel, 2011).

Sumber :
Ansel, H., Allen, L., Popovich, N., 2011. Ansel’s pharmaceutical dosage forms and drug delivery systems, 9th Edition, pp 398, Lippincott
Williams & Wilkins, Baltimore.
Nurdianti dkk. 2016. Uji aktivitas antioksidan krim ekstrak daun mangga terhadap dpph. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Vol. 16(1): 50-56.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37271/1/TALITHA%20AMANDA%20SHABRINA-FKIK.pdf
• Setil alkohol
Memiliki organoleptis berupa lilin putih dengan bau khas dan rasa yang tawar.
Mudah larut dalam eanol 95% dan eter, kelarutan meningkat seiring
meningkatnya suhu, praktis tidak larut dalam air. Bercampur dengan leburan
lemak lain, paraffin cair dan padat dan isopropyl miristat. Titik lebur sebesar 45-
52oC. Stabil dengan adanya asam, basa, cahaya dan udara, tidak menjadi
tengik. Penyimpanan di dalam wadah tertutup rapat dan kering. Dalam sediaan
krim digunakan karena efek emollient, menyerap air, dan sebagai emulgator
(2-5%) (Rowe, dkk., 2009).

• Parafin cair
Berupa cairan berminyak kental, tak berwarna, transparan, tanpa fluorosensi
dalam cahaya siang hari. Praktis tidak berasa dan tidak berbau saat dalam
keadaan dingin dan memiliki bau samar seperti petroleum saat dipanaskan. Praktis
tidak larut dalam etanol 95%, gliserin, dan air; larut dalam aseton, benzena,
kloroform, karbon disulfide, eter, dan petroleum eter. Bercampur dengan minyak
atsiri. Titik didih sebesar >360oC. Mengalami oksidasi saat terpapar panas dan
cahaya, ditandai dengan pembentukan aldehida dan asam organik yang dapat
mengubah rasa dan bau, dan dapat disimpan di dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya dan kering. Paling banyak digunakan dalam sediaan topikal
dikarenakan karakteristik emoliennya. Dalam emulsi m/a digunakan sebagai
pelarut (1-32%) (Rowe, et al,2009).

Sumber : Rowe, R.C. dkk. 2009. Handbook of pharmaceutical excipients, 6th Ed., The Pharmaceutical Press, London.
• Propilen glikol
Merupakan cairan kental, tidak berbau, tidak berwarna dan jernih, serta memiliki rasa yang manis dengan sedikit rasa
asam yang menyerupai gliserin. Bercampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin, dan air; larut dalam eter.
Dalam suhu ruang dan wadah tertutup rapat merupakan bahan yang stabil, namun pada suhu tinggi dan keadaan
terbuka cenderung untuk mengalami oksidasi. Bersifat higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat, terlindung cahaya dan kering. Dalam formulasi topikal dan kosmetik, propilen glikol digunakan umumnya
karena karakteristik humektan (15%) dan juga sebagai kosolven (5-80%) (Rowe, et al,2009).
• Na Luril Sulfat
Terdiri atas kristal berwarna kuning pucat atau putih, memiliki rasa lembut, rasa pahit, dan bau samar senyawa
lemak. Mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang keruh, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter. NLS
merupakan senyawa yang stabil pada kondisi penyimpanan yang normal, namun dalam larutan dengan pH 2,5
atau lebih kecil akan mengalami hidrolisis menjadi laurel alcohol dan natrium bisulfate. Dapat digunakan
sebagai emulgator anionik pada konsentrasi 0,5-2,5% (Rowe, dkk,2009).
• Metil paraben
Organoleptis berupa serbuk kristalin putih, tidak berbau dan memiliki rasa seperti terbakar. Mudah larut dalam
etanol 95% dan propilen glikol, agak sukar larut dalam gliserin dan air, praktis tidak larut dalam minyak mineral.
Pada pH di atas 8, dalam bentuk larutan akan cepat mengalami hidrolisis. Banyak digunakan sebagai pengawet (0,02-
0,3%) dan memiliki aktivitas antimikroba pada pH 4-8 (Rowe, dkk,2009).
• Propil Paraben
Memiliki penampakan berupa serbuk kristalin putih, tidak berbau dan tidak berwarna. Mudah larut dalam aseton,
eter, propilen glikol, etanol 95%, sukar larut dalam gliserin, sangat sukar larut dalam air. Pada pH di atas 8, dalam
bentuk larutan akan cepat mengalami hidrolisis. Banyak digunakan sebagai pengawet (0,01-0,6%) dan memiliki
aktivitas antimikroba pada pH 4-8 (Rowe, dkk,2009).
• Aquadest
Berupa cairan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau. Merupakan bahan yang stabil dan memiliki titik didih
sebesar 100oC (FI V, 2014).

Sumber : Rowe, R.C. dkk. 2009. Handbook of pharmaceutical excipients, 6th Ed., The Pharmaceutical Press, London.
Uji stabilitas dipercepat
• Uji stabilitas dipercepat
• Salah satu metode studi stabilitas adalah uji stabilitas dipercepat
(Accelerated Stability Test). Studi ini menggunakan kondisi penyimpanan
yang melebihi kondisi umum, hal ini dilakukan untuk meningkatkan
kecepatan degradasi fisik dan kimia sehingga proses pengamatan reaksi
degradasi dan memprediksi masa simpan dapat dilakukan lebih cepat
(Younis, dll, 2015).

• Uji stabilitas dipercepat untuk sistem terdispersi pada bentuk sediaan


semisolid meliputi shaking test, centrifugal test, Freeze-thaw test, dan
elevated themperature test. Kondisi penyimpanan untuk studi stabilitas baik
fisika dan kimia bagi sediaan semisolid adalah pada suhu 40oC dengan waktu
penyimpanan selama 3 bulan (Carstensen, dkk, 2000).

• Sediaan krim disimpan dalam oven pada suhu 40±2oC selama periode 3
bulan. Sediaan diamati stabilitasnya baik fisika dan kimia pada hari ke-0, 3,
7, 15, 30, 60 dan 90 hari (A.R. Baby, dkk, 2007).

Sumber :
A.R. Baby dkk. 2007. Accelerated chemical stability data of o/w fluid emulsions containing the extract of trichilia catigua ade. juss (and) ptychopetalum
olacoides bentham. Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences, Vol. 43(3):405-412.
Uji stabilitas fisik
• Uji Organoleptis
Pengamatan organoleptis dilakukan dengan mengamati sediaan krim secara
visual dari segi warna, homogenitas, dan tekstur. Proses dilakukan pada hari
ke- 0 dan pada setiap penyampelan (setelah dilakukan penyimpanan pada suhu
40oC pada hari ke-3, 7, 15, 30, 60 dan 90, hasil yang teramati diharapkan tetap
memiliki warna putih, harum, tidak lengket dan mudah tersebar dalam artian
tekstur dan homogenitasnya stabil sebagaimana hari ke -0 (Khullar dkk, 2012).

• Uji pH
Sebanyak 10 gram sampel sediaan diukur pHnya menggunakan alat pH meter.
Elektroda dicelupkan ke dalam sediaan dan pH yang muncul dilayar yang stabil
dicatat dan proses dilakukan secara triplo. Pengukuran dilakukan terhadap
sediaan pada suhu ruang (25±2oC) (DepKes RI, 1995). Sediaan krim menurut SNI
harus memenuhi rentang pH yang disyaratkan yaitu 3,5-8 (Badan Standar
Nasional, 1998).

Sumber : Badan Standar Nasional, 1998. SNI 16-4954-1998 krim pemutih kulit, BSN, Jakarta.
• Uji Viskositas dan Rheologi
Viskositas dan sifat alir diukur menggunakan viskometer Brookfield
dan menggunakan spindel no. 6, Krim dimasukkan ke dalam wadah
gelas kemudian spindel yang telah dipasang diturunkan sehingga batas
spindel tercelup ke dalam krim. Kecepatan alat dipasang pada 1 rpm, 2 rpm,
3 rpm, 4 rpm, 5 rpm; dilanjutkan 4 rpm, 3 rpm, 2 rpm, 1 rpm; secara
berturur-turut, kemudian dibaca dan dicatat skalanya. Sifat aliran dapat
diperoleh dengan membuat kurva antara tegangan geser (sb. x) terhadap
kecepatan geser (sb. y) (Dewi dkk, 2014).

• Uji Sentrifugasi
Sebanyak 5 gram sampel sediaan dimasukkan ke dalam tabung
sentrifugasi kemudian dilakukan sentrifugasi pada kecepatan 5000 rpm
selama 30 menit, lalu diamati terjadinya pemisahan fasa (Elya, dkk, 2013).

Sumber :
Dewi dkk. 2014. Uji stabilitas fisik formula krim yang mengandung ekstrak kacang kedelai (Glycine max). Pharm Sci Res, Vol 1(3):
194-208.
Elya, dkk. 2013. Antioxidant cream of Solanum lycopersicum L. Pharm Tech Research, Vol. 5(1): 233-238.
Uji Stabilitas Kimia
• Ditimbang seksama krim yang setara dengan 1 mg dan dilarutkan dalam pelarut etil
asetat sebanyak 10 mL pada tube sentrifugasi. Lalu sampel diekstraksi sesuai dengan
metode yang diperoleh pada optimasi ekstraksi. Supernatan dipipet sebanyak 1 mL dan
dimasukkan ke dalam labuukur 10 mL, diencerkan kembali dengan etil asetat sampai
garis tanda. Kemudian dibaca absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang maksimum.

• Kemudiaan ditetapkan kadarnya; sediaan krim disimpan dalam oven bersuhu


40±0,5oC dan dilakukan pengukuran kadar pada tiap hari ke-0, 3, 7, 15, 30, 60 dan 90.
Penyimpanan pada suhu yang ditingkatkan bertujuan untuk mempercepat laju degradasi
kimia dari senyawa aktif dalam sediaan (A.R.Baby, dkk, 2007).

• Dilakukan perlakuan yang sama terhadap basis. Penetapan kadar ZA dalam krim
dilakukan pengulangan 3 kali dengan penyampelan krim pada bagian atas, tengah dan
bawah wadah. Lalu dihitung waktu simpan sediaan krim pada suhu ruang (25oC).
• Dari hasil pengujian semua step di atas dapat diperoleh dan diketahui stabilitas dari formula
terkait, dan dipilih formula yang paling stabil lah yang digunakan untuk lanjut ke step 3
penentuan uji stabilitas berikutnya.

Sumber : A.R. Baby dkk. 2007. Accelerated chemical stability data of o/w fluid emulsions containing the extract of trichilia catigua ade. juss (and)
ptychopetalum olacoides bentham. Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences, Vol. 43(3):405-412.
STRESS AND ACCELERATED TESTING WITH
SELECTED FORMULATIONS,SELECTION OF
PACKAGING MATERIAL,UP-SCALING PILLOT
PIANT,REGISTRATION BATCHES
(PENGUJIAN STRES DAN DIPERCEPAT DENGAN
FORMULASI TERPILIH, PEMILIHAN BAHAN
KEMASAN, UP-SCALING PILLOT PIANT,
REGISTRASI BATCHES)
Optimalisasi dan validasi prosedur analitis yaitu dengan
Memilih produk degradasi yang terbentuk dibawah
percepatan dan antisipasi jangka panjang pengujian umur
simpan . Pembentukan jalur degradasi dijelaskan melalui
struktur produk degradasi yang dipilih.Identifikasi
kelemahan formulasi dan pengantispasian terhadap
parameter yang mungkin memiliki efek yang dapat
membatasi umur simpan .Identifikasi masalah yang dapat
timbul yaitu permasalahan selama penyimpanan dan
terutama selama pendistribusian.

3.1 Objective
• Pada tahapan ke 3 dilakukan uji dipercepat dan uji tekanan terhadap
formula suspensi terpilih, pemilihan material kemasan, peningkatan
skala pabrik percontohan dan registrasi bets. Hal penting yang harus
ditegakan adalah pemilihan formula dalam tahapan kedua tidak
hanya stabil secara relatif tetapi harus juga stabil dalam uji
toksikologi, uji klinis dan komersilisasi.Tahapan ini berokus kepada
pengembangan analisis sediaan.
• Pada tahapan ini produk obat sedang berada pada proses
pengembangan dengan formulasi, kekuatan, bentuk sediaan, ukuran
bets dan alat yang berbeda – beda. Maka, variasi bets yang berbeda
termasuk di dalam pengujian. Sebuah persyaratan untuk semua bets
ialah penggunaan zat aktif dan eksipien sudah dirilis oleh bagian
kontrol kualitas / quality control

3.2 Prinsip dasar pengjian


• Kriteria pengujian yang dilakukan meliputi pengujian
organoleptis, pengujian stabilitas fisikokimia, pengujian
kimia dan pengujian mikrobial. Berikut gambaran dari
pengujian umum untuk bentuk sediaan
solid,semisolid,dan liquid menggunakan uji stabilitas
-> Bentuk sedian semi solid : Cream dan salep
-> stabilitas organoleptik dan fisikokimia :
Penampilan, bau, homogenitas, onsistensi, pH, ukuran
partikel (jika bahan aktif dalam suspensi),
rekristalisasi, keseragaman isi dalam wadah (tube yang
disimpan secara vertical pengambilan sampel , diambil
dari awal, tengah dan akhir tabung dan dianalisis )
-> Stabilitas kimia dan microbial : Penguraian
bahan obat dan pengujiaan kadar logam,dan uji
pengawet
Proses spesifikasi menyangkut pengembangan bahan obat baru dan produk
obat. Oleh karena itu harus selalu dibedakan antara : Spesifikasi rilis,
Spesifikasi umur simpan meruoaan 2 hal yang berbeda sehingga, Penetapan
spesifikasi dapat digambarkan seperti empat langkah prosedur seperti yang
tercantum dalam tabel berikut :

Secara umum produk obat harus dievaluasi di bawah kondisi penyimpanan


dengan toleransi yang ditentukan yang menguji stabilitas terhadap suhu dan
jika bisa dilakukan kepekaan terhadap kelembaban atau potensi kehilangan
pelarut. Kondisi penyimpanan dan lama pengujian yang dipilih harus cukup
untuk mengkur masa penyimpanan dan pengiriman yang selanjutnya
digunakan dengan memperhatikan kondisi iklim di mana produk tersebut
akan dipasarkan
• Standar Pemilihan bahan kemasan untuk bentuk sediaan semi-solid adalah :

• Tes yang harus dilakukan adalah:



-> kemasan: Tabung aluminium dipernis secara internal, tabung plastik.
• -> masalah: Korosi tabung logam; interaksi dengan pernis internal; sorpsi; perme asi
uap air, oksigen, aroma, minyak esensial.
• -> Pengujian bahan kemasan-bentuk sediaan: Untuk menguji korosi, tabung logam
yang diisi disimpan secara horizontal, tegak, dan terbalik pada suhu 40 ° C selama 3
bulan dan kemudian diselidiki. Untuk menguji permeasi dan penyerapan, tabung
plastik yang diisi disimpan selama 3 bulan pada 50 ° C, 40 ° C, 3OoC / 70%. Saat
memilih bahan kemasan, zona iklim di mana produk akan dipasarkan juga harus
diperhitungkan.
• -> Jika material packaging akhir telah diseleksi ,investigasi selnjutnya adalah
potostability
• -> Potostability : sampel dengan dan tanpa wadah disinari dengan lampu xenon (atlas
sunset, 250 W / M2), selam 24 jam
• -> Kriteria pengujian: penampilan (warna larutan), kejernihan, subdekomposisi obat
yang digunakan untuk semi solid :
Informasi stabilitas yang diturunkan registrasi harus didasarkan
pada hasil pengembangan praklinis, kumpulan klinis dan
pendaftaran batch. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa
pasien setelah otorisasi pemasaran mendapat kualitas yang sama
dengan pasien selama penyelidikan klinis. Oleh karena itu
penting untuk tidak hanya mengkonfirmasi kualitas prediksi oleh
data dari pengujian dipercepat dan jangka panjang dengan batch
pendaftaran tetapi untuk membandingkan data pengujian secara
langsung. Akibatnya stress test dilakukan juga dengan registrasi
batch. Biasanya batch registrasi pertama diuji. Luasnya
tergantung pada data tegangan yang tersedia, tetapi sebagian
besar mengurangi stabilitas protokol sudah cukup.
3.3 Partical examples
3.3.1 general
3.3.1.1 Semi solid ,protocol test stabilitas :
3.3.2 Test Toksikologi
Waktu 12 minggu sebagai minimum waktu guna merupakan hasil
turunan dari data uji dipercepat dan dikonfirmasi pada kondisi
penyimpanan pada suhu 25oC/60 RH (kondisi iklim zona II).
3.3.3 Sampel Pengujian Klinis Sediaan Semi Solid
Fase 1
Umur minimum penyimpanan yang diantisipasi (periode penggunaan) adalah 3 – 6
bulan. Umur simpan minimum berasal dari data pengujian tekanan selama 6 minggu
dan pengujian dipercepat selama 3 bulan dan kemudian dikonfirmasi oleh data
sampel yang disimpan pada 25oC / 60% (zona iklim II) hingga 3 atau 6 bulan.
Berikut adalah protokol pengujian pada fase 1.
Fase 2
Umur simpan minimum yang diantisipasi (periode penggunaan) adalah 12 – 18
bulan. Minimum umur simpan berasal dari data pengujian tekanan setelah 3 bulan,
pertama dikonfirmasi dengan 6 bulan data 40 ° C dan kemudian dikonfirmasi oleh
12 atau 18 bulan data sampel yang disimpan pada 25oC / 60% (zona iklim II).
Berikut adalah protokol pengujian pada fase II
Fase 3
Umur minimum penyimpanan yang diantisipasi (periode penggunaan) adalah 24-36
bulan. Minimum umur simpan berasal dari data pengujian tekanan selama 3 bulan,
pertama dikonfirmasi dengan 6 bulan pada kondisi penyimpanan 40 ° C dan
akhirnya dengan 24 atau 36 bulan data sampel yang disimpan pada kondisi 25 oC /
60% (zona iklim II). Biasanya dalam fase III formulasi akhir diterapkan. Oleh karena
itu informasi stabilitas untuk bets pendaftaran harus dipertimbangkan
3.3.4 Perbandingan atau Produk Obat Pembanding
Menurut Guideline EU Good Manufacturing Product terbaru (9) data
stabilitas penting untuk perbandingan dengan produk obat pembanding. Ketika
sampel dikemas ulang pada bahan kemasan yang kedap atau lebih kedap dari produk
pembanding untuk menjaga kelembaban dan melindungi dari cahaya, maka, periode
masa guna produk obat pembanding dapat digunakan.
Jika sampel dikemas pada kemasan yang kurang kedap dibandingkan kemasan
produk pembanding, maka sampel harus diuji sensitivitas kelembabannya pada suhu
25oC/60% di dalam keadaan terbuka. Untuk pengujian fotostabilitas maka sampel
diuji dengan lampu Xenon selama 24 jam. Kriteria pada pengujian ini yaitu masa
rata – rata sediaan dan penampilan sediaan. Jika tidak ada perubahan, maka waktu
masa guna produk sediaan pembanding dapat digunakan.
Jika data stabilitas tidak tersedia atau jika data tidak dimaksudkan untuk
dipertimbangkan atau dilakukan investigasi stabilitas lebih lanjut selama uji klinis,
maka periode minimum masa guna tidak lebih dari 25% dengan sediaan produk
pembanding atau maksimal 6 bulan lebih pendek.
3.3.5 Bets Registras
Informasi stabilitas untuk registrasi harus berdasarkan hasil dari pengembangan
preklinis, bets klinis dan bets registrasi. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa
pasien menerima kualitas yang sama saat sediaan obat telah dipasarkan dengan pada
saat investigasi klinis. Untuk itu, penting untuk mengkonfirmasi kualitas prediksi
sediaan dengan data uji dipercepat dan uji jangka panjang dengan bets registrasi
tetapi juga dengan data pengujian tekanan secara langsung. Umumnya bets pertama
merupakan bets yang diuji. Luasnya bergantung pada data pengujian tekanan yang
tersedia, tetapi sebagian besar protokol stabilitas yang dikurangi sudah cukup
Tahap ini merupakan tahap utama pada
test stabilitas. Sampel biasanya disimpan
dibawah kondisi equivalen hingga kondisi
klimaks berdasarkan kondisi daerah
koresponden. Hasil dari tahap ini yang
nantinya akan dijadikan hasil penentuan
stabilitas sediaan itu.

Tahap 4: Acceleration and long-term test on


drug substance and drug products up to
marketing authorization
• Konfirmasi hasil stress and accelerated testing
• Derivasi re-test-periods substansi obat
• Determinasi pengaruh ukuran batch pada stabilitas
• Derivasi waktu tunggu bulk produk obat atau tahap
intermediate
• Derivasi waktu guna dan overage bila diperlukan
• Validasi prosedur analitikal
• Test spesifikasi untuk pelepasan dan test stabilitas
• Derivasi waktu simpan untuk formulasi final produk obat

Objektive
Substansi Obat

• Pemilihan batch dan sample: Batch representative untuk


registration application
• Tes kriteria: Penampilan, kriteria fisik, dekomposisi,
prosedur analitikal (tes stabilitas spesifik sehingga
tervalidasi spesifikasi, linearitas,limit kuantitas, akurasi,
range, presisi dan robustness)
• Spesifikasi: release specification
• Kondisi penyimpanan: Berdasarkan 4 zona climatic,
kondisi penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan table
dibawah ini
• Testing Frequency: Pada tahun pertama setiap 3 bulan,
pada tahun kedua setiap 6 bulan kemudian dilakukan
secara tahunan
• Protokol tes stabilitas:
• Evaluasi: Data harus dievaluasi secara seksama apabila dilakukan
berdasarkan penilaian scientific, statistic, reaksi kinetika dan regresi
linear. Apabila data menunjukkan sedikit degradasi dan sedikit variability
maka dianggap normal sehingga tidak diperlukan analisa statistic.
• Semua hasil diperoleh selama proses pengembangan kemudian
dibandingkan dengan primary accelerated dan hasil tes stabilitas jangka
panjang. Apabila data hasil prediksi sepenuhnya telah dikonfirmasi dari
investigasi stress yang secara umum didapatkan berdasarkan data primer
dan data supportive dan data stabilitas derivate. Data primer dan data
informasi stabilitas derivate didapatkan dari hasil 3 derivate batch yang
telah teregistrasi sedangkan data supportive dan data stabilitas derivate
didapatkan dari hasil tes strees dan inverstigasi derivate yang
terkonfirmasi.
• Selama proses pengembangan dan manufacturing berikut beberapa
tantangan yang harus dihadapi, antara lain:
- Rute sintetis yang berubah selama proses pengembangan
- Prosedur dan metode manufacturing dengan tipe dan ukuran
equipment yang berbeda
- Site manufacture, laboratorium, pilot plan, produksi kimia
dengan tipe dan ukuran equipment yang berbeda
- Skala manufacturing dan ukuran batch
• Seluruh hasil, informasi yang ada pada tes batch,
prosedur analitikal yang digunakan, dan informasi
stabilitas derivate menjadi satu dalam laporan stabilitas
terhadap investigasi pada substansi obat yang ditulis
dengan struktur dan format penulisan yang sama.
• Informasi stabilitas: Dalam dokumen untuk aplikasi
registrasi harus mencakup primary dan laporan stabilitas
derivate dengan infoemasi stabilitas derivate
Waktu tunggu bulk produk obat atau tahap intermediate

 Periode waktu tunggu tahap intermediate


• Pemilihan sample: Sampel merupakan sampel representative dari batch
(Pilot plan batch).
• Tes kriteria: Kriteria yang terinvestigasi memiliki potensial terhadap
kemungkinan terjadi perubahan substansi obat selama waktu simpan.
• Prosedur analitikal: Proses analitikal pada bentuk sediaan ini diaplikaskan
atau diadaptasi sesuai dengan ketentuannya
• Spesifikasi: Release spesifikasi
• Untuk kondisi penyimpanan, frequency tes, dan periode penyimpanan dapat
dilihat berdasakan table berikut
• Packaging: packaging harus mensimulasi pengemasan yang
sebenarnya
• Evaluasi: hasil harus ada pada release specifications
• Informasi stabilitas: Waktu tunggu berdasarkan periode
penyimpanan pada 250C/ 60% r.h atau 300C/ 70% r.h
• Umur simpan dihitung berdasarkan kapan batch produk obat
selesai, jika waktu release tidak melebihi 30 hari sejak waktu
dimana intermediate diperkenalkan pada pada pembuatan
produk jadi, umur simpan dihitung sejak intermediate
diperkenalkan pada pada pembuatan produk jadi. Satu batch
produk obat harus diproduksi dari intermediate yang ada
selama periode waktu tunggu dan batch ini harus termonitor
selama test stabilitas dibawah kondisi tes jangka panjang
 Waktu tunggu bulk drug product
• Pemilihan sample: Sampel harus merupakan representative batch
• Tes Kriteria: Kriteria yang diinvestigasikan adalah kriteria yang
muungkin akan mengalami perubahan selama periode penyimpanan
• Prosedur analitikal: Prosedur analitikal pada bentuk sediaan ini
harus diterapkan atau diadopsi
• Spesifikasi: spesifikasi umur simpan
• Untuk kondisi penyimpanan, test frequency dan periode
penyimpanan dilakukan dengan ketentuan berdasarkan table
dibawah
• Pakcaging: packaging harus mensimulasi pengemasan
yang sebenarnya pada saat disimpan atau didistribusikan
• Evaluasi: ketika hasil keluar pada data release
spesifications harus dibandingkan dengan batch yang
teregistrasi untuk menginvestigasi apakah stabilitas
keduanya sama
• Informasi Stabilitas: sesuai dengan umur simpan batch
yang teregistrasi. Periode expire dihitung dari waktu
reease dan periode penyimpanan.
 Fotostabilitas
• Tes ini dilakukan apabila masih belum ada konfirmasi
terkait pada data di final packaging
• Pemilihan sample: Representativ batch yang teregistrasi
dalam pengemasan komersial yang disimpan selama 6
bulan pada 400C/ 75% r.h
• Prosedur tes: substansi obat dikeluarkan dari kemasan
dan diletakkan pada gelas container bening sedangkan
substansi obat yang menjadi control diletakkan pada
container berwarna hitam.

Produk Obat
 Tes accelerated dan tes jangka panjang
• Pemilihan sampel: merupakan representative batch untuk
registration application. Sampel memiliki stabilitas yang
baik setelah 4 minggu release.
• Tes kriteria: Pada tes stabilitas, kriteria obat yang
diinvestigasi adalah kriteria yang berpotensi berubah
selama periode penyimpanan yang sangat penting untuk
kualitas, keamanan dan efikasi obat.
• Prosedur analitikal: Prosedur analitikal harus stabilitas
spesifik dan tervalidasi penuh speerti spesifisias, linearitas
substasi obat dengan produk dekomposisi dan akurasi
substasi obat dengan produk dekomposisi
• Kondisi penyimpanan
• Material Packaging: untuk sediaan semisolid
yang biasa digunakan adalah aluminium tube
dengan bagian dalam terlapisi, plastic tube dan
container plastic dengan megikuti kondisi zona
klimat
Step 5: Ongoing Stability Testing (Pengujian
Stabilitas yang Berkelanjutan)

• Tujuan → memantau secara berkelanjutan dengan


prosedur yang sesuai untuk mendeteksi setiap masalah
stabilitas selama umur simpan
Step 6: Follow-Up Stability Testing
(menindaklanjuti pengujian stabilitas)

Follow-up stability testing → merupakan studi yang


dilakukan pasca persetujuan dan diperlukan untuk
perpanjangan.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai