Bell Palsy
Bell Palsy
G0005148
Pembimbing
DR.Dr.Noer Rachma, Sp.RM
Identitas Penderita
Nama : Tn. T
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : laki - laki
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jatipuro, Surakarta
Tanggal Masuk : 23 September 2009
Tanggal Periksa : 28 September 2009
No. RM : 973041
Keluhan Utama :
Kedua kaki terasa kaku & susah
digerakkan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSDM dengan keluhan kedua kaki terasa kaku dan
susah digerakkan. Keluhan dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya
pasien terjatuh dari tempat tidur saat akan ke kamar mandi. Pasien
terjatuh dalam posisi terduduk, tidak terjadi penurunan kesadaran,
sakit kepala (-), mual (-), muntah (-), bicara pelo (-). Oleh keluarganya
pasien langsung dibawa ke RSUD Sragen dan dirawat selama 5 hari.
Selama dirawat pasien mengalami kesulitan memiringkan tubuhnya ke
kanan dan ke kiri, nyeri pada kudua kaki seperti tersetrum, kedua kaki
terasa kaku, kesemutan (-), baal (-). Pasien masih dapat merasakan
rabaan dan cubitan pada kedua kakinya
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat batuk lama : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit kuning : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat mondok : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat batuk lama : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit kuning : disangkal
Riwayat peny.serupa : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita adalah seorang pensiunan dinas pekerjaan
umum dengan seorang istri dan 4 orang anak.
Penderita memperoleh pelayanan kesehatan dengan
menggunakan kartu Askes.
Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum obat-obatan : disangkal
Riwayat minum minuman keras : disangkal
Status Generalis
Keadaan Umum : Keadaan umum sakit sedang,
compos mentis, gizi kesan cukup
Tanda Vital :
Tensi : 140/90 mmHg
Respirasi : 20 x / menit
Nadi : 80 x / menit
Suhu : 36,8 ° C
Kepala :
Mata :
Hidung :
Mulut :
Telinga :
Leher :
Thorax :
Pulmo :
Abdomen :
Ekstremitas :
Status Psikiatri
1. Pembicaraan : koheren
2. Afek : approriate
3. Halusinasi & Ilusi ( - )
4. Bentuk pikiran : realistik
Status Neurologis
Kesadaran : GCS E4V5M6
Fungsi luhur : dalam batas normal
Fungsi vegetatif : IV line
Fungsi sensorik : ekstremitas N N
N N
Hb : 14,6 g/dl
Hct : 44,6%
AL : 11,5 ribu/ul
AT : 380 ribu/ul
AE : 5,07 juta/ul
Na : 143 mmol/L
K : 4,4 mmol/L
Cl : 108 mmol/L
ASSESMENT :
Paraparesis Inferior Tipe Spastik et causa Spinal Cord
Injury
DAFTAR MASALAH
Problem Medis
1. Paraparesis Inferior Tipe Spastik
2. Spinal Cord Injury
Problem RM
Fisioterapi : (+) Kekakuan pada ekstremitas bawah
Speech Terapi : (-)
Ocupasi terapi : (+) gangguan dalam aktivitas sehari-
hari
Sosiomedik : (+) penurunan dan keterbatasan fungsi
masyarakat karena penurunan vitalitas
Ortesa-protesa : (-)
Psikologis : (+) stress karena tidak bisa berjalan
seperti normal.
PENATALAKSANAAN
Terapi Medikamentosa
Infus RL 20 tpm
Injeksi ceftriakson 1gr/24 jam
Injeksi ketorolac 1ampul/8jam
Injeksi ranitidin 1 ampul/12 jam
Injeksi vit B1 1 ampul/8jam
Terapi Rehabilitasi Medis
Fisioterapi :
- Positioning dan turning
ROM exercise baik aktif maupun pasif dapat dilakukan
sekali atau dua kali sehari untuk mencegah kontraktur
Streching Exercise sendi yang kaku
Okupasi terapi : latihan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari
Psikologi : memberi motivasi kepada
keluarga dan pasien agar melaksanakan program
rehabilitasi
IMPAIRMENT, DISABILITY, DAN
HANDICAP
Impairment : Paraparesis Inferior Tipe Spastik et
causa DD Spinal Cord Injury
Disabilitas : penurunan fungsi ekstremitas
inferior
Handicap : keterbatasan aktivitas sehari-hari, tidak
dapat bekerja
TUJUAN
- Meminimalkan impairment, disabilitas serta
handicap yang dialami
- Mencegah agar pasien tidak jatuh dalam komplikasi
yang lebih buruk
- Mengusahakan agar sedapat mungkin penderita
tidak tergantung dengan orang lain.
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia
Ad sanam : dubia
Ad bonam : dubia
PUSTAKA
Cedera medula spinalis akut merupakan kondisi yang kompleks, terutama
mengenai kelompok usia muda. Cedera medula spinalis pada umumnya
diklasifikasikan sebagai cedera komplet dan cedera inkomplet. Central cord
syndrome merupakan bentuk cedera inkomplet yang paling sering dijumpai.
Tujuan utama terapi adalah meningkatkan fungsi motorik dan sensorik
pasien. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa pemberian steroid dosis tinggi
meminimalkan efek sekunder cedera medula spinalis. Pasien dengan cedera
medula spinalis komplet hanya memiliki kemungkinan 5% untuk membaik.
Pada cedera komplet yang menetap lebih dari 72 jam, maka hampir tidak
ada kemungkinan untuk kembali pulih. Sindroma cedera inkomplet
memiliki prognosis yang jauh lebih baik. Penyebab kematian utama pada
pasien dengan cedera medula spinalis adalah pneumonia, emboli paru, dan
septikemia
Tatalaksana
Terapi pada cedera medula spinalis terutama ditujukan
untuk meningkatkan dan mempertahankan fungsi
sensoris dan motoris
TERIMA KASIH