Anda di halaman 1dari 39

PENDAHULUAN

SEJARAH PERKEMBANGAN ICD

Prima Soultoni Akbar SST MPH


Prodi D3 RMIK, Jurusan KesehatanTerapan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Mahasiswa mampu menejelaskan “History of the


development of the ICD”
Penilaian dan Bobot Penilaian

UTS = 25%
UAS = 25%
TUGAS = 50%
International Classification of Diseases and
Related Health Problems 10th Revision
(ICD-10, WHO)

DEFINISI

TUJUAN

MANFAAT
Tujuan penyusunan ICD-10
adalah sebagai berikut:

a) Mempermudah perekaman yang sistematis, untuk


keperluan analisis, interpretasi dan komparasi data
morbiditas maupun mortalitas yang dikumpulkan dari
berbagai daerah pada saat yang berlainan.
b) Menerjemahkan diagnosis penyakit dan masalah
kesehatan lainnya dari kata-kata menjadi kode
alfanumerik, yang memudahkan penyimpanan, retrieval
dan analisis data.
Manfaat ICD 10
Penggunaan kode ICD telah makin luas dari sekedar
mengelompokkan informasi morbiditas dan
mortalitas untuk tujuan statistik hingga diaplikasikan
untuk berbagai kepentingan, termasuk
reimbursement, administrasi, epidemiologi dan
riset di fasilitas kesehatan
Peta Konsep Sejarah ICD
Pioneer dalam klasifikasi penyakit
1. Francois Bossier de Lacroix/ Sauvages
2. Carl von Linné / Linnaeus
3. William Cullen

Pioneer statistik kesehatan


Pada tahun 1593, pembaptisan dan penguburan pertama kali
tercatat di London Inggris (london Bills of Mortality)
Pioneer statistik kesehatan
• John Graunt (1620-1674)
• Dr. William Farr (1807-1883)
• Dr. Jacob Marc d’Espine (1806-1860)
• Lambert Adolphe Jacques Quetelet (1796-1874)
• Dr. Jaques Bertillion (1851-1922)
• Florence Nightingale (1820-1910)
• Th 1853 Farr dan d’Espine bertemu di Kongres Statistik
Internasional pertama di Brussels.
• Th 1855 Kongres Statistik Internasional kedua
• Farr dan d’Espine mengajukan dua daftar penyebab kematian
• Farr
diatur di bawah 5 kelompok penyakit: penyakit epidemik,
penyakit konstitusional (umum), penyakit lokal yang diatur
menurut situs anatomi, penyakit perkembangan, dan penyakit
sebagai akibat langsung dari kekerasan.
• D’Espine mengklasifikasikan penyakit menurut sifatnya
• Sebagaikesepakatan antara pandangan Farr dan d’Espine,
kongres tersebut mengadopsi daftar kesepakatan dari 139
kelompok penyakit.
• Tahun 1893 ). Internasional Penyebab Kematian/ (ILCD). Bertillon
memasukkan tiga klasifikasi: klasifikasi pertama 44 judul, yang
kedua dengan 99 dan yang ketiga dengan 161 judul .
Daftar penyebab kematian 
klasifikasi penyakit, cedera dan
penyebab kematian.

• Konferensi revisi 1 sampai 5 merujuk pada


daftar penyebab kematian (ILCD/
International List of Causes of Death)
• Konferensi 6 sampai 10 mengacu pada
klasifikasi ICD
Tahun 1900 Konferensi Internasional Pertama untuk
International List of Causes of Death (ILCD), Paris
• Konferensi Revisi Internasional Pertama mengadopsi
klasifikasi terperinci yang terdiri dari 179 kelompok dan
klasifikasi 35 kelompok.

Tahun 1902, Konferensi Revisi ILCD Ke-2, Paris


Tahun 1920, Konferensi Revisi ILCD Ke-3, Paris
Tahun 1929 Konferensi Revisi ILCD Ke-4, Paris
Tahun 1938, Konferensi Revisi ILCD ke-5, Pari
 Revisi 6 Konferensi Kesehatan Internasional, New York
City bulan Juni dan Juli 1946  lahirnya ICD pada tahun
1948 (Manual of the International Statistical Classification of
Diseases, Injuries, and Causes of Death)
 Revisi 7 Konferensi internasional WHO pada Februari 1955,
Paris (Revisi ini dibatasi pada perubahan penting saja, dan
perbaikan terhadap beberapa kesalahan dan hal-hal yang
tidak taat-azas)
 Revisi 8 Konferensi internasional WHO pada 6-12 Juli
1965, Geneva(Peningkatan penggunaan ICD di RS
perlunya adaptasi nasional)
 Revisi 9 Konferensi Internasional WHO pada 30 September-
6 Oktober 1975, Geneva (sistem dagger (†) dan asterisk (*))
 Revisi 10 Konferensi Internasional WHO pada 26 September
- 2 Oktober 1989, Geneva (sistem dagger (†) dan asterisk
(*)). Dihadiri oleh 43 negara anggota WHO, di antaranya
Indonesia
• Nama ‘International Classification of Disease’ pada Revisi-
9 diubah menjadi ‘International Stattistical Classification of
Diseases and Related Health Problems’ pada Revisi-10,
namun dengan singkatan yang sama, ICD.
• Revisiini dinyatakan mulai berlaku tanggal 1 Januari 1993,
dengan revisi berikut direncanakan dalam waktu sepuluh
tahun.
Penjelasan
Sejarah Perkembangan International
Classification of Diseases and Related Health
Problems (ICD)

Pioneer dalam klasifikasi penyakit


1. Francois Bossier de Lacroix/ Sauvages
Menurut ahli statistik Australia, Sir George Knibbs,
pengklasifikasikan penyakit secara sistematis pertama kali
dilakukan oleh François Bossier de Lacroix atau lebih dikenal
dengan Sauvages.
Sauvages menerbitkan dengan judul Nosologia Metodica.
2. Carl von Linné / Linnaeus
Pada waktu yang hampir bersamaan hidup pula
seorang ahli metodologi besar Linnaeus (1707-1778)
menerbitkan berjudul Genera Morborum.

3. William Cullen
klasifikasi penyakit yang paling umum digunakan
adalah karya William Cullen (1710-1790) dari
Edinburgh yang diterbitkan pada tahun 1785 dengan
Judul Synopsis Nosologiae Methodicae.
Pioneer statistik kesehatan
Pada tahun 1593, pembaptisan dan
penguburan pertama kali tercatat di London
Inggris.

London Bills of Mortality ini dilanjutkan


sampai tahun 1837. Tujuannya adalah
mengidentifikasi awal peningkatan kejadian
kematian karena wabah atau epidemi
lainnya.
• John Graunt (1620-1674)
Menerbitkan Natural and Political
Observations berdasarkan Bills of Mortality pada tahun 1662

• Dr. William Farr (1807-1883)


Ahli statistik medis pertama dari General Register Office for
England and Wales pada tahun 1839, beliau menerbitkan
sebuah analisis penyebab kematian berdasarkan pendaftaran
penyebab kematian di England dan Wales dari Juli hingga
Desember 1837
• Dr. Jacob Marc d’Espine (1806-1860)
Anggota dari Societe Medicale d’Observation of Paris, sebuah
organisasi yang didedikasikan untuk analisis numerik penyakit pada
tahun 1840, beliau menerbitkan sebuah studi 1323 kematian di
Geneva pada tahun 1838.

• Lambert Adolphe Jacques Quetelet (1796-1874)


Mempelajari statistik fenomena sosial dan merupakan salah satu
statistik paling berpengaruh pada abad ke-19. beliau adalah inisiator
dan presiden Kongres Statistik Internasional pertama di Brussels
pada tahun 1853.
• Dr. Jaques Bertillion (1851-1922)
Direktur Kantor Statistik Kotamadya di Paris dan
penulis Bertillon Classification of Causes of Death.

• Florence Nightingale (1820-1910)


Memperkenalkan prinsip statistik untuk perawatan dan
keperluan penggunaan daftar penyakit untuk statistik
rumah sakit.
Daftar penyebab kematian 
klasifikasi penyakit, cedera dan
penyebab kematian.

• Konferensi revisi 1 sampai 5 merujuk pada


daftar penyebab kematian (ILCD)
• Konferensi 6 sampai 10 mengacu pada
klasifikasi ICD
Perkembangan International List
of Causes of Death (ILCD)
• Tahun 1853, Kongres Statistik
Internasional Pertama, Brussels
Perintis statistik Farr dan d’Espine bertemu
di Kongres Statistik Internasional pertama di
Brussels.
Tahun 1855, Kongres Statistik
Internasional Kedua, Paris
Farr dan d’Espine mengajukan dua daftar penyebab
kematian.
Sistem Farr diatur di bawah 5 kelompok penyakit: penyakit
epidemik, penyakit konstitusional (umum), penyakit lokal
yang diatur menurut situs anatomi, penyakit perkembangan,
dan penyakit sebagai akibat langsung dari kekerasan.

D’Espine mengklasifikasikan penyakit menurut sifatnya


Sebagai kesepakatan antara pandangan Farr dan d’Espine,
kongres tersebut mengadopsi daftar kesepakatan dari 139
kelompok penyakit.
• Tahun 1891, Institut Statistik Internasional, Vienna
Institut Statistik Internasional (penerus Kongres Statistik
Internasional) menugaskan sebuah komite yang dipimpin oleh
Bertillon dengan persiapan klasifikasi sistematis penyebab
kematian.
• Tahun 1893, Institut Statistik Internasional, Chicago
Bertillon memasukkan tiga klasifikasi: klasifikasi pertama 44
judul, yang kedua dengan 99 dan yang ketiga dengan 161 judul
(atau kode). Bertillon Classification of Causes of Death (BCCD)
mendapat persetujuan umum sebagai Daftar Internasional
Penyebab Kematian (ILCD).
• Tahun 1899, Institut Statistik Internasional, Oslo
Kantor statistik Eropa disarankan untuk menggunakan Klasifikasi
Bertillon,
Konferensi Internasional Pertama untuk Revisi
Bertillon or International List of Causes of Death
(ILCD)
• Diselenggarakan di Paris, 1900
• Konferensi Revisi Internasional Pertama
mengadopsi klasifikasi terperinci yang terdiri dari
179 kelompok dan klasifikasi 35 kelompok.
• Tahun 1902, Konferensi Revisi ILCD Ke-2, Paris
• Tahun 1920, Konferensi Revisi ILCD Ke-3, Paris
• Tahun 1923
Michel Huber menggantikan Bertillon di International Statistical
Institute. Ia memperkenalkan sebuah resolusi untuk bekerjasama
dengan organisasi internasional lainnya dalam revisi klasifikasi
penyebab kematian.
• Untuk mengkoordinasikan karya-karya International Statistical
Institute di satu sisi dan Commission of Statistical Experts of the League
of Nations di sisi lain, sebuah komisi internasional dengan jumlah
perwakilan kedua organisasi yang sama diciptakan, yang dikenal
sebagai Mixed Commission. Komisi ini menyusun proposal untuk
Konferensi Revisi Keempat dan Kelima.
• Tahun 1928, monograf Roesle pada perluasan daftar
penyebab kematian
Organisasi Kesehatan PBB menerbitkan sebuah monografi
oleh Dr Roesle, Kepala Biro Kesehatan Jerman dan
anggota Commission of Expert Statisticians. Naskah Dr.
Roesle mencantumkan perluasan kelompok-kelompok
tersebut dalam Daftar Penyebab Kematian Tahun 1920
(Third Revision) yang akan diperlukan jika digunakan
dalam tabulasi statistik morbiditas.
• 1929 Konferensi Revisi ILCD Ke-4, Paris
Tahun 1938, Konferensi Revisi ILCD ke-5, Pari
• Menteri Luar Negeri AS mendirikan United States
Committe on Joint Causes of Death di bawah pimpinan
Lowell J. Reed, seorang Profesor Biostatistik di Universitas
John Hopkins
• Anggota dan konsultan komite ini mencakup perwakilan
dari Kanada, Inggris, dan LBB.
REVISI KE-6
 Konferensi Kesehatan Internasional di New York City bulan
Juni dan Juli 1946

 Membentuk Komisi Interim WHO, yang memiliki tugas:


1. Mereview dan melaksanakan persiapan yang diperlukan
2. Revisi 10-tahunan ILCD mendatang (termasuk daftar
yang diadopsi pada persetujuan internasional 1934
sehubungan dengan statistik kematian)
3. Menciptakan International List of Causes of Morbidity.
Kongres ke 6
• Komite melakukan beberapa kegiatan:
1. Menyusun daftar istilah diagnosa agar muncul pada setiap
judul klasifikasi.
2. Menunjuk subkomite untuk mempersiapkan indeks alfabet
yang menyeluruh tentang istilah diagnosa yang terdapat
pada kategori klasifikasi yang sesuai.
3. Mempertimbangkan struktur dan penggunaan daftar khusus
penyebab untuk digunakan pada tabulasi dan publikasi
statistik morbiditas dan mortalitas.
4. Mempelajari masalah lain yang berhubungan dengan
komparabilitas statistik-statistik mortalitas, misalnya bentuk
sertifikat kematian dan aturan-aturan dalam penggunaan
klasifikasi.
Tahun 1948
• WHA I merestui laporan Konferensi Revisi ke-6 dan mengadopsi
Peraturan WHO nomor 1, yang dibuat berdasarkan saran Konferensi.
• Klasifikasi Internasional yang mencakup Daftar Tabulasi Inklusi yang
menjelaskan isi setiap kategori, dimasukkan bersamaan dengan bentuk
sertifikat medis penyebab kematian, aturan klasifikasi dan daftar
khusus untuk tabulasi, ke dalam Manual of the International Statistical
Classification of Diseases, Injuries, and Causes of Death.
REVISI KE-7

• Konferensi internasional untuk revisi ke-7 International Classification


of Diseases (ICD) dilaksanakan di Paris di bawah kontrol WHO bulan
Februari 1955.

Rekomendasi Expert Revisi ini dibatasi pada perubahan penting saja,


Committe on Health dan perbaikan terhadap beberapa kesalahan
Statistics dan hal-hal yang tidak taat-azas
REVISI KE-8
• Konferensi diselenggarakan oleh WHO di Geneva
6-12 Juli 1965.
• Revisi pada konferensi ini lebih radikal daripada
revisi ke-7, namun struktur dasar klasifikasi tidak
mengalami perubahan.
• Filosofi umum klasifikasi penyakit diiutamakan ke
arah penyebab penyakit daripada gambaran
penyakitnya.
• Selama tahun-tahun berfungsinya revisi ke-7 dan
ke-8 ICD, penggunaan ICD untuk indeks catatan
medis rumah sakit meningkat dengan pesat dan
beberapa negara mempersiapkan adaptasi nasional
sendiri yang menyediakan detil tambahan yang
diperlukan untuk penerapan ICD tersebut.
REVISI KE-9
• Konferensi
Internasional Diselenggarakan oleh WHO di
Geneva 30 September- 6 Oktober 1975.
• Struktur
dasar ICD dipertahankan, walau pun dengan detil
yang lebih banyak pada subkategori empat angka, dan
beberapa subdivisi pilihan yang terdiri dari lima angka.
• Revisi9 mencantumkan pilihan cara alternatif untuk
mengklasifikasikan diagnosa, termasuk informasi mengenai
penyakit umum dan manifestasinya pada organ atau tempat
tertentu. Sistem ini kemudian dikenal sebagai sistem dagger
(†) dan asterisk (*), dan dipertahankan pada Revisi Sepuluh.
• Sejumlah inovasi teknis lain dibuat untuk Revisi Sembilan
guna meningkatkan fleksibilitasnya dalam pemakaian di
berbagai situasi.
REVISI KE-10
• Direktur
Jenderal WHO menunda pelaksanaan Konferensi
Revisi-10, dari tahun 1985 menjadi 1989, dan untuk menunda
pengenalan Revisi 10 yang mulanya dijadwalkan paling
lambat tahun 1989.
• KonferensiInternasional untuk Revisi 10 ICD berlangsung di
markas besar WHO, Geneva tanggal 26 September - 2
Oktober 1989, dihadiri oleh 43 negara anggota WHO, di
antaranya Indonesia. N
• Nama ‘International Classification of Disease’ pada Revisi-
9 diubah menjadi ‘International Stattistical Classification of
Diseases and Related Health Problems’ pada Revisi-10,
namun dengan singkatan yang sama, ICD.
• Revisiini dinyatakan mulai berlaku tanggal 1 Januari 1993,
dengan revisi berikut direncanakan dalam waktu sepuluh
tahun.
Sumber:

WHO (2005). International Statistical Classification of


Diseases and Related Health Problems, Tenth Revision,
Volume 2, Instruction Manual. Geneva: World Health
Organization.
Tugas:
Buatlah rangkuman
mengenai “Sejarah ICD 10”

Tulis nama, Nim, Prodi,


Tanggal perkulihan, Judul,Isi
rangkuman

Anda mungkin juga menyukai