Anda di halaman 1dari 10

Anatomi

Nasofaring merupakan organ berbentuk kuboid yang terletak di


belakang rongga hidung, superior dari soft palate dengan
diameter anteroposterior 2-4 cm dan tinggi 4 cm. Nasofaring
dibagi dalam beberapa regio, yaitu dinding anterior,
posterosuperior, dan lateral. Pada bagian anterior, nasofaring
berhubungan dengan rongga hidung melalui bagian posterior dari
koana dan di dinding lateral berisi muara tuba Eustachius dan
fossa Rosenmuller (resesus faringeal) yang berbatasan dengan
dinding posterolateral. Dinding posterolateral berisi jaringan
adenoid yang di belakangnya berbatasan dengan fasia
prevertebralis (Amirah, 2017).
Definisi Ca Nasofaring
Kanker nasofaring adalah tumor ganas yang timbul di
daerah nasofaring area di atas tenggorok dan dibelakang
hidung (POI,2010). Karsinoma nasofaring (KNF) adalah
tumor ganas yang tumbuh didaerah nasofaring dengan
predileksi di fosa Rossenmuller dan atap nasofaring (Arima,
2006 dan Nasional Cancer Institute, 2009).
Etiologi
1. Faktor Ras

2. Faktor Genetik

3. Faktor Sosial Ekonomi dan Kebudayaan

4. Letak Geografis

5. Jenis Kelamin

6. Faktor Lingkungan
Patofisiologi
Urutan tertinggi penderita karsinoma nasofaring adalah suku mongoloid yaitu
2500 kasus baru pertahun. Diduga disebabkan karena mereka memakan
makanan yang diawetkan dalam musim dingin dengan menggunakan bahan
pengawet nitrosamin. (Efiaty& Nurbaiti, 2001). Insidens karsinoma nasofaring
yang tinggi ini dihubungkan dengan kebiasaan makan, lingkungan dan virus
Epstein-Barr. Selain itu faktor geografis, rasial, jenis kelamin, genetik,
pekerjaan, kebiasaan hidup, kebudayaan, sosialekonomi, infeksi kuman atau
parasit juga sangat mempengaruhi kemungkinan timbulnya tumor ini. Tetapi
sudah hampir dapat dipastikan bahwa penyebab karsinoma nasofaring adalah
virus Epstein-barr, karena pada semua pasien nasofaring didapatkan titer anti-
virus EEB yang cukup tinggi (Efiaty & Nurbaiti, 2001).
Manifestasi Klinis
1. Gejala dini

2. Gejala Lanjutan
Pemeriksaan Penunjang
1. Biopsi

2. Pemeriksaan Patologi Anatomi

3. Mencari dan menentukan luasnya penyebaran tumor ke


jaringan sekitarnya Foto Polos, dapat terdeteksi dengan
jelas jika tumor tersebut cukup besar.CT-scan, lebih unggul
dari foto polos karena mampu membedakan bermacam-
macam densitas pada daerah nasofaring, baik itu pada
jaringan lunak maupun perubahan-perubahan pada tulang.
Komplikasi
Sel-sel kanker dapat ikut mengalir bersama getah bening
atau darah, mengenai organ tubuh yang letaknya jauh dari
nasofaring. Yang sering adalah tulang, hati dan paru. Hal
inimerupakan hasil akhir dan prognosis yang buruk. Dalam
penelitian lain ditemukan bahwa karsinoma nasofaring dapat
mengadakan metastase jauh, ke paru-paru dan tulang, masing-
masing 20 %, sedangkan ke hati 10 %,otak 4 %, ginjal 0.4 %, dan
tiroid 0.4 %. Komplikasi lain yang biasa dialami adalah
terjadinya pembesaran kelenjar getah bening pada leher dan
kelumpuhan saraf kranial (Andik dkk, 2011).
Toksisitas dari radioterapi dapat mencakup xerostomia,
hipotiroidisme, fibrosis dari leher dengan hilangnya lengkap dari
jangkauan gerak, trismus, kelainan gigi, dan hipoplasia struktur
otot dan tulang diradiasi.
Penatalaksanaan Medis
1. Radioterapi
2. Kemoterapi
3. Terapi Kombinasi
4. Operasi
Penatalaksanaan Diet
1. Jenis Diet
2. Tujuan Diet
3. Syarat Diet
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai