Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 9

Karya Tulis Ilmiah


Perujukan dalam KTI (Bodynote, Footnote,

Endnote)

Nama Anggota Kelompok :


Khoirunisa Widyianingrum (1813022021)
Melania Febriani (1813022041)
Merry Anjarsari (1853022003)
1
Menu

Footnote Endnote

2

Pengertian Rujukan
Rujukan adalah sesuatu yang digunakan untuk memberi
informasi (pembicara) untuk menyokong atau memperkuat
pernyataan dengan tegas. Rujukan mungkin menggunakan
faktual atau non-faktual. Rujukan faktual terdiri atas kesaksian,
statistik contoh, dan objek faktual. Rujukan dapat berwujud
dalam bentuk bukti, nilai-nilai, dan/atau krebilitas. Sumber
rujukan adalah tempat materi tersebut ditemukan.

3
Tata cara penulisan rujukan

Cara menulis daftar rujukan harus dilakukan


pada penulisan karya tulis ilmiah. Biasanya pada
bagian penutup karya tulis ilmiah akan dibuat
kesimpulan dan saran. Di dalamnya akan di buat
semacam saran-saran atas masalah yang dibuat
secara singkat. Agar penyusunan sebuah karya
ilmiah lebih rapi, biasanya sebuah karya ilmiah
akan dilengkapi dengan daftar pustaka atau
rujukan yang berisi buku-buku atau referensi
yang dijadikan sebagai bahan rujukan pembuatan
karya tulis tersebut.
4
◎ Ada tiga bentuk penulisan
rujukan, yaitu:
◎ Bodynote (catatan tubuh) :
Penulisan rujukan yang
langsung ditulis dalam teks
kutipan.
◎ Footnote (catatan kaki) :
Penulisan rujukan dengan
menuliskan pada bagian kaki
halaman yang terdapat
kutipannya.
◎ Endnote (catatan akhir) :
Penulisan rujukan dengan
menuliskan pada bagian akhir
karangan (setelah kesimpulan
dan sebelum daftar pustaka).
5
Bodynote
Tata cara penulisan bodynote
Ditulis di akhir teks kutipan, tetapi dalam hal tertentu bisa
di awal atau tengah teks kutipan.
Rujukan ditulis di dalam kurung.
Secara umum rujukan terdiri dari : nama pengarang (tanpa
gelar), tahun publikasi dan nomor halaman.
Format penulisan:
1. Jika penulisnya satu, contoh: ... (Barda Nawawi Arief,
2012:7), atau: Menurut Barda Nawawi Arief (2012: 7),...
2. Jika penulisnya lebih dari dua: contoh: ... (Ruzardi,
dkk.,1998: 10), atau: Ruzardi, dkk. (1998: 10)…
6
◎ Jika sumber kutipan berasal dari dua atau lebih karya penulis yang sama,
dan diterbitkan pada tahun yang sama, maka penulisan tahun diberi kode
dengan huruf kecil : a, b, dan seterusnya setelah tahun terbit.
Contoh: ... (Sutrisno, 2005a: 8). Menurut Sutrisno (2005b: 76) …

◎ Jika satu kutipan diambil dari banyak sumber dengan penulis yang
berbeda-beda, maka dipisahkan dengan tanda “;”.
Contoh: ... (Yasmin, 1997: 2; Anwar dan Kelik, 2000: 6; Farzan, dkk., 2000).

◎ Jika rujukan diambil dari koran atau majalah, maka penulisannya dengan
format : (nama media ditulis miring, waktu terbit).
Contoh: ... (Suara Merdeka, 9 Maret 2014).

◎ Jika rujukan diambil dari Artikel internet.


Contoh (Chesney, thirdworldtraveler.com/ Robert_McChesney_
page.html, akses 15 Juni 2007). 7
Rujukan dengan menggunakan catatan kaki (footnote)

Catatan kaki atau foot note berguna untuk menyatakan


sumber suatu kutipan, pendapat, buah pikiran, atau fakta-fakta.
Nomor footnote disesuaikan dengan nomor kutipan. Tiap bab
dimulai dengan nomor 1. Teknik penulisan dengan footnote
sekarang ini sudah jarang dilakukan, meskipun demikian masih ada
perguruan tinggi yang merekomendasikan penggunaan footnote
ini. 8
Tata cara penulisan footnote
 Ditulis pada bagian kaki halaman yang terdapat
kutipannya.
 Baris pertama ditulis menjorok ke dalam.
 Nama pengarang ditulis tanpa gelar.
Format penulisan:
1. Penulisan rujukan berupa buku dengan urutan : nama
pengarang, judul buku (ditulis miring), cetakan, edisi (jika
ada), nama penerbit, kota penerbit, dan halaman. Contoh:
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan
Penerapan KUHAP; Penyidikan dan Penuntutan, Cetakan
Pertama, Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm.
100.
9
2. Penulisan rujukan berupa buku terjemahan dari bahasa asing
dengan urutan: nama pengarang buku asli, judul buku
terjemahan (ditulis miring), nama penerjemah, cetakan, edisi
(kalau ada), nama penerbit, kota penerbit, tahun dan halaman.
Contoh : Jan Rammelink, Hukum Pidana, terjemahan oleh
Tristam PascalMoeliono, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2003, hlm. 82.

3. Penulisan rujukan berupa jurnal dengan urutan: nama


pengarang,judul artikel (diberi tanda petik), nama jurnal (ditulis
miring), volume/edisi, tahun dan halaman.
Contoh: Tengku Ghani Jusoh, “Terrorism According to Arabic
Lexicography”, Jurnal Millah, Vol. VI, No. 1, Agustus 2006, hlm.
45.

10
4. Penulisan rujukan berupa makalah dengan urutan:
nama pengarang, judul karangan (diberi tanda petik),
nama forum (ditulis miring), penyelenggara, tempat,
tanggal dan halaman.
Contoh:
Barda Nawawi Arief, “Kriminalisasi Kebebasan Pribadi
dan Pornografi/ Pornoaksi dalam Perspektif Kebijakan
Pidana”, Makalah dalam Seminar tentang Kriminalisasi
Kebebasan Pribadi dan Pornografi-Pornoaksi dalam RUU
KUHP, diselenggarakan oleh Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia, Hotel Graha Santika Semarang, 20 Desember
2005, hlm. 60.
11
5. Penulisan rujukan berupa artikel dari internet dengan
urutan: nama penulis, judul artikel (diberi tanda petik),
alamat e-mail (diberi garis bawah), tanggal akses. Contoh:
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”,
http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php,
diakses pada tanggal 25 Juli 2011.

12
Endnote

Tata cara penulisan endnote :


Penulisan endnote sama dengan footnote,
sehingga tata cara penulisan yang berlaku
dalam endnote sama dengan tata cara
penulisan footnote.

Perbedaan endnote dan footnote :


Endnote diletakkkan di bagian akhir suatu
karya tulis ilmiah, sedangkan footnote
diletakkan pada bagian kaki halaman yang
terdapat kutipannya. 13
Kesimpulan
Daftar rujukan didalam suatu karya ilmiah sangatlah
penting. Karya ilmiah dapat ditulis berdasarkan hasil penelitian, hasil
percobaan, wawancara dan studi kepustakaan. Daftar rujukan bisa
diambil dari koran, majalah, buku, internet, dsb.
Mengutip atau merujuk dapat dilakukan dengan mengambil
pendapat atau temuan orang lain, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengutipan semacam ini dilakukan dengan merujuk
kepada nama penulis dan karyanya yang dimaksud. Nama penulis
yang dipakai adalah nama keluarga, nama marga , atau nama akhir
tanpa menuliskan gelar atau jabatannya. Apabila sumber yang
dikutip ditulis satu dan/atau dua orang, maka nama penulis
dituliskan semua pada setiap kali diacuh.
14
KESIMPULAN

Penggunaan bodynote, footnote atau endnote

◎ Sebuah tulisan ilmiah harus menggunakan salah satu jenis


penulisan referensi tersebut, serta harus konsisten dengan jenis
tersebut.
◎ Artinya, ketika sebuah tulisan menggunakan bodynote, maka
seluruh referensi dari awal hingga akhir tulisan harus
menggunakan bodynote.
◎ Atau, jika seorang penulis menggunakan footnote, sejak awal
hingga akhir tulisan, penulis harus menggunakan footnote untuk
menuliskan referensi tulisannnya. Dan berlaku juga untuk
penggunaan endnote.

15

Anda mungkin juga menyukai