Anda di halaman 1dari 20

Lembaga Keuangan Bukan Bank

Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan


Republik Indonesia No. KEP-38/MK/IV/1972,
lembaga keuangan bukan bank (LKBB) adalah
Semua badan / lembaga yang melakukan
kegiatan dalam hal keuangan baik secara
langsung maupun tidak langsung menghimpun
dana dari masyarakat dengan mengeluarkan
surat-surat berharga selanjutnya menyalurkannya
untuk pembiayaan investasi perusahaan-
perusahaan atau menyalurkannya lagi kepada
masyarakat.
Dasar Hukum Lembaga Keuangan
Bukan Bank
Di Indonesia Lembaga Keuangan Bukan Bank berkembang
sejak tahun 1972. Dasar hukum lembaga keuangan bukan
bank adalah Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-
792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember 19670 tentang
Lembaga Keuangan, yang telah diubah dan ditambah
terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan No.
562/KMK.011/1982 tanggal 1 September 1982 tentang
Perubahan dan Tambahan Surat Keputusan Menteri
Keuangan No. KEP-38/MK/IV/1972 tanggal 18 Januari
1972 yang kemudian diubah dengan Keputusan Menteri
Keuangan No.280/KMK.01/1989 tentang pengawasan dan
pembinaan lembaga keuangan bukan bank dan peraturan
perundang-undangan lain yang berkaitan dengan usaha yang
dijalankan.
Tujuan dan Fungsi Lembaga Keuangan
Bukan Bank
1. Memberikan modal kepada masyarakat ekonomi lemah untuk
membangun usaha dengan tujuan agar mereka tidak terbelit utang
dengan para rentenir.
2. Untuk merangsang penyertaan modal swasta dan memperluas
sumber-sumber pembiayaan bagi kegiatan dunia usaha.
3. Memperlancar pembangunan industri maupun ekonomi lewat
pasar modal.
4. Mengumpulkan dana terutama dengan cara mengeluarkan kertas
berharga dan menyalurkannya kepada masyarakat terutama guna
membiayai investasi perusahaan.
5. Untuk merangsang penyertaan modal swasta dan memperluas
sumber-sumber pembiayaan bagi kegiatan dunia usaha.
Prinsip-Prinsip Lembaga Keuangan
Bukan Bank
1. Melaporkan transaksi keuangan yang mencurigakan
misalnya untuk kegiatan terorisme.
2. Mengetahui dan mengenal nasabah (latar belakang,
identitas, rekening, dan transaksi).
Bentuk Usaha Lembaga Keuangan
Bukan Bank
1. Berbadan hukum indonesia yang didirikan oleh
warga negara Indonesia
2. Berbadan hukum asing dalam bentuk perwakilan
dan lembaga keuangan yang berkedudukan di luar
negeri.
3. Berbadan hukum Indonesia dalam bentuk kerja
sama dengan badan hukum asing.
Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Bukan
Bank
Di Indonesia lembaga keuanga bukan bank dapat
dibagi dalam beberapa kategori yaitu Perusahaan
Asuransi, Perum Pegadaian, Pasar Modal, Dana
Pensiun (Taspen), Koperasi Simpan Pinjam,
Perusahaan Sewa Guna (Leasing), Perusahaan Anjak
Piutang, Pasar Uang, Modal Ventura dan lain-lain.
1. Perusahaan Investasi
Perusahaan investasi adalah perantara keuangan yang
menghimpun dana dari para investor perorangan dan
menanamkan dana tersebut pada beragam sekuritas atau aset
lainnya.

Jenis-Jenis Perusahaan Investasi


1) Unit Investment Trust
2) Closed End Investment Company
3) Open End Investment Companies (reksadana)
Pendirian perusahaan Investasi dapat diklasifikasi dari berbagai
macam perspektif:

1. Segi sifat penerbitan sahamnya


a) Reksadana terbuka (open-end fund
b) Reksadana tertutup (closed-end fund)
c) Perwalian unit (unit trust)

2. Segi biaya transaksinya


a) Reksadana berkomisi penjualan (load fund)
b) Reksadana tanpa komisi penjualan (no-load fund)
3. Segi tujuan investasinya
a) Reksadana saham
b) Reksadana pendapatan tetap
c) Reksadana campuran
d) Reksadana pasar uang

Struktur Dan Beban Perusahaan


Sumber pendapatan PI:
a) Pengembalian yang dihasilkan dari investasi pada portofolio yang
dikelola
b) Komisi penjualan (khusus untuk load fund).

Pengembalian yang dihasilkan dari investasi pada portofolio yang


dibentuk dapat berupa:
a) Bunga
b) Dividen
c) Keuntungan modal.
Strategi perusahaan investasi

Pertahanan bersaing. Mencoba untuk produk yang menjadi


“andalan utama yang baru” dan tidak berkonsentrasi pada
perbaikan keberhasilan produk yang sudah ada. Mengambil
langkah positif dan proaktif untuk mengusai manajer kunci
ahli tehnik propesional yang selalu diikutsertakan dalam
pembentukan keberhasilan perusahaan. Perencanaan usaha
adalah suatu cetak biru tertulis (blue print) yang berisikan
tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian
fiansial, strategi usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh,
dan kemampuan serta keterampilan pengelolaannya.
Perusahaan akan terus mengambil langkah-langkah strategis
antara lain : Fokus pada media dan telekomunikasi dan jasa
keuangan dan mengembangkan investasi dalam bisnis dan
industri yang dimiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Tujuan Dan Kebijakan Investasi
Menurut Tandelilin, 2001:5 ada beberapa alasan mengapa
seseorang melakukan investasi, antara lain :
• Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa depan.
• Mengurangi resiko inflasi.
• Dorongan untuk menghemat pajak.

Pengelolaan Perusahaan Investasi


Pengelola investasi global atau secara umum lebih dikenal
dengan istilah Hedge fund adalah kontrak investasi kolektif
privat yang dikenakan biaya imbal jasa berbasis kinerja
(performance fee) dan biasanya ditawarkan secara terbatas
kepada investor kelas atas. Di Amerika hedge fund hanya
ditawarkan kepada investor terakreditasi saja, dan karena
pembatasan inilah maka hedge fund dikecualikan dari aturan-
aturan SEC, NASD dan lembaga regulator lainnya.
2. Perusahaan Umum Pegadaian
Berdasarakan Keputusan Menteri Keuangan No.KEP-
39/MK/6/1/1971, Perum Pegadaian mempunyai tugas pokok sebagai
berikut:
• Membina perekonomian yang khususnya rakyat kecil dengan cara
menyalurkan kredit dengan prinsip hukum gadai, seperti kepada
pedagang kecil, karyawan, nelayan, petani, industri kecil yang
produktif, pegawai negeri yang memiliki ekonomi dibawah dan
bersifat konsumtif.
• Ikut serta dalam membina perkreditan masyarakat untuk lebih baik
serta lebih luas.
• Menyalurkan kredit yang bermanfaat khususnya untuk masyarakat
ekonomi kecil.
• Ikut andil dalam mencegah praktik pinjam-meminjam dengan bunga
yang tidak wajar, ijo, pegadaian ilegal ataupun praktik riba lain.
3. Perusahaan Asuransi
Pengertian Asuransi Menurut Undang-Undang No. 2
Tahun 1992, adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih di mana pihak penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerusakan, kerugian atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran
yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
Adapun beberapa tujuan asuransi adalah sebagai berikut:

• Untuk mengalihkan sejumlah risiko yang ada pada suatu pihak kepada
pihak perusahaan asuransi.
• Jaminan bagi suatu pihak untuk mendapat perlindungan atas segala risiko
kerugian yang mungkin terjadi.
• Untuk memperkecil potensi kerugian yang lebih besar bila mengeluarkan
biaya sendiri saat terjadi suatu risiko.
• Khusus untuk asuransi jiwa tertentu (asuransi jiwa), asuransi dapat menjadi
tabungan karena sebagian biaya premi akan dikembalikan kepada nasabah.
• Untuk efisiensi bagi sebuah perusahaan karena mengurangi biaya untuk
pengawasan, pengamanan, dan perlindungan yang memakan banyak biaya
dan waktu.
• Untuk mendapatkan ganti rugi kepada pihak nasabah sesuai dengan nilai
premi asuransi.
• Untuk menutup loss of earning power seseorang atau suatu badan usaha
ketika sudah tidak bekerja atau tidak berfungsi lagi.
• Sebagi dasar bagi pihak Bank dalam memberikan kredit kepada seseorang
atau badan usaha karena Bank membutuhkan perlindungan atas dana yang
dipinjamkan kepada nasabah.
Adapun beberapa fungsi asuransi adalah sebagai berikut:
• Penghimpun Dana
• Membantu Pebisnis Fokus Pada Usaha
• Mengurangi Potensi Risiko
• Membagi Risiko Kerugian

Adapun beberapa jenis asuransi adalah sebagai berikut:


• Asuransi Kesehatan
• Asuransi Jiwa
• Asuransi Perusahaan
• Asuransi Pendidikan
• Asuransi Bisnis
• Asuransi Kepemilikan Rumah dan Properti
• Asuransi Kendaraan
• Asuransi pengangkutan
Manfaat Asuransi
– Memberikan jaminan perlindungan dari resiko-resiko kerugian
yang diderita satu pihak
– Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus
mengadakan pengamanan dan pengawasan untuk memberikan
perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya
– Pemerataaan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan
biaya yang jumlahnya tertentu dan tidak perlu
mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang
jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti
– Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank
memerlukan jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan
oleh peminjam uang
– Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak
asuransi akan dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar.
Khusus berlaku untuk asuransi jiwa
– Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha
pada saat ia tidak dapat berfungsi (bekerja)
Keuntungan Asuransi

Keuntungan dari usaha asuransi untuk masing – masing pihak adalah sebagai berikut:

1. Bagi nasabah
a) Memberikan rasa aman dan ketenangan hidup.
b) Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali.
c) Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan.
d) Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang.
e) Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.
f) Menjadikan seseorang bisa lebih tertib dalam mengatur keuangan mereka.
g) Memudahkan urusan.

2. Bagi perusahaan asuransi


a) Keuntungan dari premi yang diberikan ke nasabah.
b) Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain.
c) Keuntungan dari hasil bunga dari investasi di surat – surat berharga.
Tujuan Asuransi
Pada dasarnya tujuan masyarakat menjadi nasabah perusahaan
asuransi untuk mengurangi risiko yang pasti ( misalnya kematian)
dan mungkin (misalnya kecelakaan) terjadi dalam masyarakat
dengan cara mempertanggungkan risiko tersebut pada perusahaan
asuransi atau risiko yang terjadi dalam masyarakat akan ditanggung
perusahaan asuransi.

Prinsip Dasar Asuransi


Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar asuransi yang
harus dipenuhi yaitu :
1. Insurable Interest
2. Utmost Good Faith
3. Proximate Cause
4. Indemnity
5. Subrogation
6. Contribution
Premi Asuransi
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak
penanggung yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara
periodik. Jumlah premi tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan
tinggi rendahnya tingkat risiko dan jumlah nilai pertanggungan. Jangka
waktu pembayaran premi sangat tergantung pada perjanjian yang sudah
dituangkan dalam polis asuransi.

Contoh Perusahaan Asuransi di Indonesia


1. AIA Financial
2. Allianz
3. Avrist
4. Axa Mandiri
5. Bumiputera 1912
6. CIGNA
7. Jiwasraya
8. Manulife
9. Prudential
10. Sinar Mas

Anda mungkin juga menyukai