Oleh:
dr. Daniel, Sp.An.
DEFINISI
• Jenis • Derajat
• Nyeri nosiseptif • Ringan
• Nyeri neurogenik • Sedang
• Nyeri psikogenik • Berat
• Penyebab
• Kanker
• Non Kanker
JENIS NYERI
Nyeri Nosiseptif
JENIS NYERI
Nyeri Neuropatik
JENIS NYERI
Nyeri Psikogenik
ONSET NYERI
Nyeri Akut Nyeri Kronik
Lamanya dalam hitungan menit Lamanya sampai > 3 bulan
Ditandai peningkatan TD, nadi, dan respirasi Fungsi fisiologi bersifat normal
Respon pasien : Fokus pada nyeri, menangis Tidak ada keluhan nyeri, depresi dan
dan mengerang, cemas kelelahan
• Nyeri kanker
• Disebabkan oleh kanker itu sendiri maupun terapinya
(pembedahan, radioterapi, maupun kemoterapi) dan bersifat
kronik
Somatik
• Luar
• Berasal dari kulit, jaringan subkutan dan membran mukosa. Nyeri
biasanya dirasakan seperti terbakar, tajam dan terlokalisir.
• Dalam
• Nyeri tumpul (dullness) dan tidak terlokalisasi dengan baik akibat
rangsangan pada otot rangka, tulang, sendi, jaringan ikat.
Viseral
• Nyeri karena perangsangan organ viseral atau membran yang
menutupinya (pleura parietalis, perikardium, peritoneum).
MEKANISME NYERI
• Pembawa
• Serabut A delta (cepat, diameter besar)
• Serabut C (lambat, diameter kecil)
• Proses
• Transduksi (perubahan rangsang nyeri menjadi impuls)
• Transmisi (perambatan impuls nyeri)
• Modulasi (Interaksi analgesic endogen dan impuls nyeri)
• Persepsi (proses interpretasi di kortek cerebri)
PROSES NYERI
INHIBISI NYERI
• Self Reported
• Verbal Rating Scale (VRS)
• Numeric Rating Scale (NRS)
• Visual Analogue Scale (VAS)
• Wong-Baker Faces Pain Scale
• Non-self reported
• FLACC Scale
• Behavioral Pain Scale (BPS)
VERBAL RATING SCALE
Pasien ditanya tentang nyeri yang dirasakan dengan 5 pilihan
jawaban:
1. Tidak sakit
2. Sakit sedikit
3. Sakit sedang
4. Sakit sekali
5. Sakit yang tidak tertahankan
PAIN SCALE
VISUAL ANALOGUE SCALE
WONG BAKER FACES PAIN SCALE
PENGURANGAN,
PENAMBAHAN ATAU PEMELIHARAAN
KONVERSI ANALGETIK
Skrining rasa sakit
Pasien nyeri
Anamnesis /
Asesmen nyeri
Karakteristik nyeri
Tindakan keperawatan
Manajemen nyeri oleh dpjp dalam
nyeri/intervensi non-
waktu 1x24 jam
farmakologi
Implementasi
Nyeri tidak terkontrol
Non-farmakologi
Evaluasi respon
Dpjp konsul ke tim nyeri
Nyeri
• Farmakologis
• Non Opioid
• Opioid
• Anestesi Lokal
• Adjuvan Koanalgesik
• Analgesia Balans
• Non Farmakologis
• Akupuntur
• Psikoterapi
KONSEP
TATALAKSANA
FARMAKOLOGIS
“By Mouth”
“By The Clock”
“By the Ladder”
“For the Individual”
“Attention to Detail”
MEKANISME
KERJA OBAT
ANALGESIK
NON OPIOID
(AINS)
Mekanisme Kerja
NON OPIOID
NAMA OBAT DOSIS SEDIAAN
Paracetamol Tablet Dewasa : 3-4 x 500 mg sehari, Anak 6-12 th : Tablet 500 mg, sirup
3-4 x sehari 250-500 mg 120mg/5ml
Sirup Anak 0-1th: 2,5ml; 1-2th: 5ml; 2-6th: 5-10ml;
6-9th: 10-15ml; 9-12th: 15-20ml.
Ibuprofen Dewasa & >12 tahun: 3-4x200mg tab Tablet 400mg &
Anak2 6-12 tahun : 3-4x100mg tab 200mg
Sirup 100mg/5ml
Asam Dewasa & anak2 > 14 tahun à Dosis awal: 500mg Kaplet 500mg,
Mefenamat selanjutnya 250 mg tiap 6 jam sesuai kebutuhan Kapsul 250mg,
Sirup 50mg/5ml
Ketorolac Dewasa: 10mg diikuti dgn pe↑ dosis 10-30mg IV: 10 atau 30mg/ml
setiap 4-6 jam bila diperlukan (Dosis max
90mg/ml).
OPIOID
Mekanisme Kerja
RESEPTOR OPIOID
• Reseptor mu (µ) (agonis morfin)
• Reseptor mu (µ) 1 analgesia, euphoria dan rasa tenang
• Reseptor mu (µ) 2 hipoventilasi, bradikardia, pruritus, pelepasan
prolaktin dan ketergantungan fisis
• Reseptor k (agonis ketocyclazocine)
• Mediator efek dari preprodinorphyn dan prepronkephalin
terhadap analgesia spinal, sedasi, dyspnea, ketergantungan,
disforia dan depresi napas
• Reseptor delta (agonis delta-alanin-leusin-enkefalin)
• Agonis delta menstimulasi fungsi respirasi dan memblokade efek
depresi pernapasan dari agonis reseptor mu tanpa
mempengaruhi efek analgesianya
KLASIFIKASI OPIOID
• Mekanisme Kerja
• Konduksi impuls aksonal berasal dari pembentukan suatu
potensial aksi. Perubahan potensial melibatkan influks cepat dari
Na+ melalui kanal protein membran yang teraktivasi (terbuka).
Anestesi lokal berfungsi untuk menghambat influks cepat dari
Na+ serta menghambat inisiasi dan perambatan dari eksitasi
Akupuntur
• Akupuntur dapat berguna sebagai terapi ajuvan pada pasien
dengan nyeri kronis, terutama yang berhubungan dengan
gangguan kronis musculoskeletal dan nyeri kepala kronis.
• Beberapa studi menunjukkan bahwa akupuntur merangsang
pelepasan opium endogen, karena efeknya dapat dilawan
oleh nalokson
Modalitas Psikoterapi
• Teknik psikologis, termasuk terapi kognitif, terapi perilaku,
biofeedback, teknik relaksasi, dan hypnosis sangatlah efektif
saat diberikan oleh psikiater dan psikolog
KESIMPULAN
• Pilihan terapi yang tepat (opiat maupun non opiat, dan dari
farmakologis maupun non farmakologis) diharapkan tidak
hanya dapat mengurangi ataupun menghilangkan rasa nyeri
tapi juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien.