UNIVERSAL
1
SEJARAH K.U.
Munculnya HIV, Hepatitis B/C keinginan
mengembangkan prosedur perlindungan
penyebaran infeksi
KU upaya pencegahan infeksi
dikenal sejak inf nososkomial.
Dr. Ignac F Semmelweis (1847) RSU
Vienna tindakan medis menularkan
infeksi 600-800 ibu meninggal/thn
demam pp.
Di bgn lain kematian ibu 60 ibu/thn
2
Sumber infeksi dari tangan petugas
kshtn menolong persalinan dokter tidak
cuci tangan sesudah bedah mayat dan
sebelum menolong persalinan.
Pd bgn lain bidan pertolongan partus o/
bidan yg tidak melakukan bedah mayat
Cuci tangan (klorin) kematian ibu bisa
ditekan hingga 11,4 % (o/ dr) - 2,7% (o/
bidan)
3
Hand Hygiene:
Not a new concept
Semmelweis’ Hand
Hygiene
Intervention
5
PENERAPAN KU UPAYA DALIN
SARANA KESEHATAN
7
Peran Tenaga Kesehatan dlm
DALIN: Kewajiban & Tanggung
Jawab
Bertanggung jawab melaksanakan &
menjaga keselamatan kerja di
lingkungannya.
Wajib mematuhi instruksi dlm rangka
kesehatan dan keselamatan kerja
Membantu mempertahankan lingkungan
bersih dan aman.
8
Mengetahui kebijakan & menerapkan
prosedur kerja, pencegahan infeksi, dan
mematuhinya
Tenaga kesehatan yg menderita penyakit
yg berpotensi menular sebaiknya tdk
merawat pasien secara langsung
9
Utk bekerja maksimal tenaga
kesehatan harus selalu mendapat
perlindungan dari risiko tertular
penyakit
10
PROGRAM INI HANYA DAPAT
BERJALAN BILA MASING-MASING
PIHAK MENYADARI DAN
MEMAHAMI PERAN DAN
KEDUDUKAN MASING-MASING
11
Organisasi Dalin
Direktur/
Direksi
Upaya Pencegahan
(Kewaspadaan Universal)
Surveilans Penanggulangan KLB
Diklat, Prosedur Kerja,
Pemilihan Bahan & Alat
12
Organisasi Dalin?
Pelayanan di RS harus berorientasi pada Dalin
Dalin terus diterapkan secara terus menerus
terhadap pasien di RS sejak pasien datang
sampai pasien pulang
Dalin melibatkan semua unit/ instalasi, individu,
profesi di RS
Dalin perlu dikoordinasikan oleh suatu badan
yang memiliki akses ke segala penjuru di RS
Peran sentral dari manajemen/ Direktur
Peran pelaksana
Peran pasien dan keluarganya
13
KOMPONEN DALIN
Kewaspadaan Universal
Surveilans
Upaya penanggulangan KLB
Pengembangan kebijakan dan prosedur
kerja
Pendidikan & pelatihan
berkesinambungan
14
Dasar penerapan KU darah &
c. tubuh potensial menularkan
penyakit
Prosedur KU pendukung prog
K3
15
Prinsip utama prosedur KU higene
individu, higene ruangan, sterilisasi alat
5 kegiatan pokok KU:
– Cuci tangan cegah infeksi
– Pakai APD cegah kontak darah
– Pengelolaan alkes bekas pakai
– Pengelolaan benda tajam cegah luka
– Pengelolaan limbah & sanitasi ruangan
16
17
CUCI TANGAN
Mikroorganime Kulit :
– Flora residen secara konsisten dpt
diisolasi dari tangan tdk mudah
hilang dg gesekan mekanis
– Flora transien (f. transit, f. kontaminasi )
jenisnya tgtg ling kerja mudah
dihilangkang secara mekanis & cuci
tangan dg sabun
18
CUCI TANGAN CARA
PENCEGAHAN INFEKSI
YANG PALING PENTING
19
Cuci tangan Sebelum &
sesudah tindakan perawatan
walau pakai ST atau APD lain
Cuci tangan tdk dapat
digantikan oleh pemakaian ST.
20
CARA CUCI TANGAN
higienik (rutin) mengurangi kotoran
& flora di tangan dg gunakan sabun
atau diterjen
Aseptik sebelum tindakan aseptik
pd pasien dg menggunakan anti
septik
Bedah sblm tindakan bedah
aseptik dg anti septik & sikat steril.
21
INDIKASI CUCI TANGAN
Sebelum melakukan tindakan
– memulai pekerjaan (baru datang di kantor),
– saat akan memeriksa (kontak lsg dg pasien),
– akan memakai ST steril (disinfeksi tingkat
tinggi DTT),
– akan menggunakan alkes steril,
– akan melakukan injeksi,
– hendak plg kerumah
22
Indikasi cuci tangan
Sesudah melakukan tindakan
– Stelah memeriksa penderita
– Setelah menggunakan alkes & bahan lain yg
terkontaminasi,
– Setelah menyentuh mukosa, darah, cairan
tubuh lain
– Setelah buka sarung tangan
– Setelah dari WC
– Setelah bersin & batuk
23
SARANA CUCI TANGAN
Air mengalir
Sabun dan deterjen
Larutan antiseptik
24
AIR MENGALIR
Mikroorganisme terlepas
gesekan mekanis & kimiawi
Berupa Kran PAM atau tangki
berkran
Gayung ada risiko pencemaran
25
SABUN & DETERJEN
Tdk membunuh mikroorg
menghambat & mengurangi jumlah
mikroorg
>> cuci tangan mikroorg makin
kurang lap lemak kulit akan hilang
kulit kering & pecah2
Hilangnya lemak kulit mikrorg
tumbuh lg.
26
LARUTAN ANTISEPTIK
(ANTIMIKROBA)
Antimikrobial topikal menghambat
aktivitas & membunuh mikroorg pd kulit
Memiliki sifat bahan kimia dpt dipakai
pd kulit & mukosa
Memiliki keragaman efektivitas,
aktivitas, akibat, dan rasa pd kulit.
Tujuan Penurunan jumlah organisme
secara maksimal (f.transien) kulit tdk
bisa disterilkan
27
MACAM ANTISEPTIK
Alkohol (etil/isopropil)
Chlorhexidin (hibitaneR, HibsscrubR)
Hexachlorphen (pHisoHexR)
Yodium/yod+alkohol
Yodophor (BetadineR)
28
Prosedur 1 : Cuci Tangan Higienis/Rutin
Persiapan
-Sarana cuci tangan disiapkan di setiap ruang
penderita dan tempat lain misalnya ruang bedah,
koridor.
-Air bersih yang mengalir (dari kran, ceret atau
sumber lain).
-Sabun sebaiknya dalam bentuk sabun cair
-Lap kertas atau kain yang kering
-Kuku dijaga selalu pendek.
-Cincin dan gelang perhiasan harus dilepas dari
tangan.
29
Prosedur 1 : Cuci Tangan Higienis/
Rutin (lanjutan)
Prosedur
1.Basahi tangan setinggi pertengahan lengan bawah
dengan air mengalir
2.Taruh sabun di bagian telapak tangan yang telah
basah. Buat busa secukupnya tanpa percikan.
3.Gerakan ccuci tangan terdiri dari gosokan kedua
telapak tangan, gosokan telapak tangan kanan
diatas punggung tangan kiri dan sebaliknya, gosok
kedua telapak tangan dengan jari saling mengait,
gosok kedua ibu jari dengan cara menggenggam
dan memutar, gosok pergelangan tangan
30
Prosedur 1 : Cuci Tangan Higienis/
Rutin (lanjutan)
Prosedur
4. Proses Berlangsung selama 10 – 15 detik
5. Bilas kembali dengan air sampai bersih
6. Keringkan tangan dengan handuk atau
kertas yang bersih atau tisu atau handuk
katun sekali pakai.
7. Matikan kran dengan kertas atau tisu.
8. Pada cuci tangan aseptik/bedah diikuti larangan
menyentuh permukaan yang tidak steril.
31
32
33
34
35
Prosedur 2 : Cuci Tangan Aseptik
36
Prosedur 3 : Cuci tangan Bedah
Persiapan
- Air mengalir
- Sikat steril & Spons steril
- Sabun Antiseptik, misalnya povidon yodium,
klorheksidin
- Lap kain atau handuk steril
- Kuku dijaga selalu pendek dan bersih dengan
alat batang kayu kesil yang lunak
- Lepaskan semua perhiasan tangan.
37
Prosedur 3 : Cuci tangan Bedah(lanjt)
Prosedur
1. Nyalakan kran
2. Basahi tangan dan lengan bawah dengan air
3. Taruh sabun antiseptik di bagian telapak tangan
yang telah basah. Buat busa secukupnya tanpa
percikan
4. Sikat bagian bawah kuku dengan sikat lembut.
5. Buat gerakan mencuci tangan seperti cuci
tangan biasa dengan waktu lebih lama. Gosok
tangan dan lengan satu per satu bergantian
dengan gerakan melingkar
38
Prosedur 3 : Cuci tangan Bedah (lanjt)
Prosedur
6. Sikat lembut hanya digunakan untuk
membersihkan kuku untuk menyikat kulit yang
lain oleh karena dapat melukainya. Untuk
menggosok kulit dapat digunakan spons steril
sekali pakai
7. Proses cuci tangan bedah langsung selama 3
hingga 5 menit dengan dengan prinsip sependek
mungkin tapi cukup memadai untuk mengurangi
jumlah bakteri yang menempel di tangan.
8. Selama cuci tangan jaga agar letak tangan lebih
tinggi dari siku agar air mengalir dari arah tangan
ke wastafel.
39
Prosedur 3 : Cuci tangan Bedah (lanjt)
Prosedur
9. Jangan sentuh wastafel, kran atau gaun
pelindung
10. Keringkan tangan dengan lap steril
11. Gosok dengan alkohol 70% atau campuran
alkohol 70% dan klorheksedin 0,5% selama 5
menit dan keringkan kembali
9. Kenakan gaun pelindung dan sarung tangan
steril
Persiapan
- 100 ml alkohol 70% dicampur 1 – 2 ml gliserin 10%
Prosedur
Gosokkan sedikit cairan pada kedua tangan secara merata
41
2. ALAT PELINDUNG
Melindungi kulit & selaput
lendir dari:
– Darah
– Cairan tubuh
– Sekret
– Ekskreta.
42
JENIS ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)
Sarung tangan
Pelindung wajah/ masker/ kaca mata
Penutup kepala
Gaun pelindung (baju kerja/ celemek)
Sepatu pelindung
43
44
Tabel 4: Manfaat masing-masing alat pelindung terhadap pasien maupun
petugas kesehatan
Alat
Pelindung Terhadap pasien Terhadap petugas kesehatan
47
48
49
CUCI TANGAN
SEBELUM MEMAKAI &
SESUDAH MELEPAS
SARUNG TANGAN
50
PERLU DIPERHATIKAN pada ST
Setiap satu penderita satu pasang
sarung tangan
Hindari menjamah barang lain
ST yg disterilkan kembali 3 X
Tidak boleh gunakan ST rangkap
kecuali waktu lama, jumlah darah
banyak, ST pakai ulang.
51
PELINDUNG WAJAH
Masker & kaca mata
pisah & bersatu
Melindungi hidung,
mulut, &mata
percikan darah cairan
tubuh bedah &
perawatan gigi
Pelindung wajah
tdk ganggu
pandangan
52
Masker tanpa k.m pasien tbc terbuka
tapa luka kulit
Masker digunakan 1 meter dari pasien
Masker, k.m., pelindung wajah tindakan
berisiko tinggi, terpajan lama drh/c.t.,
bersihkan luka, ganti kateter,
dekontaminasi alkes bekas pakai.
Masker > dulu sebelum APD & cuci
tangan.
53
PENUTUP KEPALA
Mencegah jatuhnya mikroorg rambut/
kulit kpl alkes steril,
Melindungi rambut &kepala petugas
percikan bahan pasien,
pembedahan, ICU petugas &
pasien penutup kepala.
54
55
GAUN/ BAJU PELINDUNG
Pakaian Kerja
Seragam, Gaun Bedah,
Jas Lab, & Celemek
Gaun pelindung
Janis bahan tembus
dan tdk tembus cairan
Tujuan melindungi dari
percikan/ genangan drh &
cairan tbh
Ada steril & tdk steril
56
57
GP steril ahli bedah
GP tdk steril unit risti pengunjung
k bersalin, ruang pulih kamar bedah, r icu,
rawat darurat, k bayi
GP sekali pakai & dicuci berulang
Dipakai bersihkan luka, tindakan irigasi/
drainase, menuangkan cairan
terkontaminasi, ganti pembalut, bedah,
perawatan gigi
Setiap dinas pakai GP
GP kotor ganti
58
SEPATU PELINDUNG
Khusus r bedah, lab, icu, r
isolasi, r jenazah, & petugas
sanitasi
Hanya dipakai di tpt tersebut
Melindungi kaki petugas dr
tumpahan drh
Mencegah tusukan/ kejatuhan
benda tajam/ alkes,
Menutupi seluruh ujung &telapak
kaki
Mudah dicuci karet & plastik 59
3. PENGELOLAAN ALKES
Mencegah penyebaran infeksi melalui
alkes steril & siap pakai,
Alat, bahan, & obat masuk jaringan
steril.
Proses 4 tahap:
– Dekontaminasi
– Pencucian
– Sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi (DDT)
– penyimpanan
60
Alat dlm pembungkus steril simpan
1 minggu
Alat tdk terbungkus dlm tempat/
tromol steril
Alat diolah dg DTT dlm wadah
tertutup atau segera pakai.
61
Alur pengelolaan alkes
Dekontaminsi
Rendam dlm larutan klorin 0,5% selama 10 menit
62
63
DEKONTAMINASI
Menghilangkan mikroorg patogen &
kotoran aman.
Langkah pertama pengelolaan alkes
bekas pakai.
Untuk mencegah penyebaran infeksi mel
alkes, mis HIV &HBV, kotoran.
Menggunakan bahan disinfektan klorin
0,5% atau 0,05% sesuai intensitas
cemaran, jenis alat
64
Pemilahan pemakai alkes di tpt
segera setelah penggunaan alkes
msh pakai APD.
Pemilahan diluar tpt pemakai alkes
dipakai ulang & sekali pakai
65
DISINFEKSI & STERILISASI
Risiko infeksi sarana kesehatan
pengelolaan alkes
Pengelolaan alat sesuai risiko
tinggi, sedang, rendah
Risiko tinggi alkes disterilkan
66
DISINFEKSI
67
Disinfeksi
69
ALKOHOL
Bentuk etil alkohol atau isopropil alkohol
Konsentrasi (60-90%) Bekerja ( bakterisidal,
tuberkuloisidal, fungisidal, & virusidal tp tidk
spora
Diluar konst 60-90% efektifitas turun tajam.
Cara kerja alkohol denaturasi protein.
Konst 100% (alkohol absolut) efek
bakterisidal rendah air mempercepat
denaturasi protein
70
Metilalkohol efek bakterisidal
paling lemah tdk pernah digunakan
sbg disinfektan
Etil alkohol & isopropil alk efek
bakterisidal & virusidal kuat
inaktivasi virus dlm 1 menit.
Isopropil alk
– tdk efektif utk enterovirus nonlipid.
– Efektif HBV, herpes simpleks, HIV,
rotavirus, echovirus, asrovirus
71
Klorin & ikatan klorin
Hipoklorit bentuk cairan dan padat
Cara kerja membunuh bakteri
belum jelas diduga :
– Reaksi enzimatik dlm sel,
– Denaturasi protein,
– Inaktivasi asam nukleat.
72
FORMALDEHID
Disinfektan dan Sterilisasi
Formalin formaldehid 37% berat
Bakterisidal, tuberkulosidal, fungisidal,
virusidal dan sporisidal
Karsinogenik
– batasi kontak
– Batasi sbg disinfektan & sterilisasi
73
RADIASI SINAR UV
Tdk ada data mendukung r isolasi & k
bedah.
Efektifitas membunuh kuman panjang
gelombang, bahan organik, jenis media,
jenis mikroorg, intensitas UV.
Tdk dpt menembus cairan
Efek samping merusak retina, sel
bermitosis
Bersifat mutagenik
74
PASTEURISASI
Bukan proses sterilisasi
Tujuan merusak mikroorg patogen
Tdk merusak spora bakteris,
Suhu 770 C dalam 30 menit
Sbg alternatif disinfeksi kimia alat
pernapasan dan anestesia
Sarana kesehatan biasanya dg
merebus pada 770C
75
MESIN DISINFEKTOR
Msin otomatik dan tertutup
Untuk alat pispot, waskom, alat
kesehatan bedah & anestesi
Pertama guyuran air hangat
(kadang + diterjen) kemudian
disinfeksi dg air panas 900C atau uap.
76
DISINFEKSI TINGKAT TINGGI
Selama msh dpt melakukan sterilisasi
jangan melakukan DTT
Membunuh semua mikrorg termasuk
HBV, HIV
Tdk membunuh endospora tetnus dan
gas gangren.
77
CARA MELAKUKAN DTT
Merebus dlm air mendidih selama 20
menit
Rendam dlm disinfektan kimiawi sperti
glutaraldehid, formaldehid 8%.
DTT dg uap (steamer)
78
STERILISASI
80
MACAM-MACAM STERILISASI
81
CARA FISIK
Pemanasan basah uap panas bertekanan
tinggi (otoklaf)
– Paling efisien suhu 1210C selama 20-30 menit
– Kalibrasi tiap 6 bulan
Pemanas kering menggunakan oven,
membakar, sinar infra merah 1800C selama 2
jam
Radiasi sinar gamma mahal industri
besar
Filtrasi utk larutan tdk tahan panas serum,
plasma, vaksin
82
CARA KIMIAWI
glutaraldehid
– glutaraldehid 2% merendam 8-10 jam
dibilas air steril
– Formaldehid 8% 24 jam (karsinogenik)
tdk dianjurkan lg
– Keduanya iritasi kulit,mata, sal, napas.
gas etilin oksida barang elektronik &
kabel, alkes optik, alat mikroskop
– gas racun
– Alat bersih, kering
– Ventilasi baik
83
PENYIMPANAN ALKES
Penyimpanan yg baik sama
pentingnya dg pros sterilisasin dan
disinfeksi
Cara penyimpanan
– Dibungkus
– Tidak dibungkus
84
Alat yg dibungkus
Umur steril selama terbungkus
dianggap steril ada kontaminasi?
Jenis pembungkus,
Dlm lemari tertutup, tdk sering dijamah,
udara sejuk/ kering/ ,kelembaban rendah
Jk ragu-ragu dianggap tercemar
disterilkan ulang.
85
Jangan menyimpan alat dlm larutan
skalpel atau jarum.
Mikroorg dpt tumbuh/ berkembang
biak pd larutan antiseptik &
disinfektan
Simpan alat dlm keadaan kering.
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
4. PENGELOLAAN BENDA TAJAM
Penularan HIV/HBV/HCV tertusuk jarum
suntik dan perlukaan alat tajam lain dpt
dicegah sekali pakai
17% tertusuk sebelum/ selama pemakaian,
70% sesudah pemakaian& sebelum
pembuangan
13% sesudah pembuangan
Kebanyakan akibat penyarungan jarum
setelah penggunaanya
100
Setiap petugas tanggung jawab jarum
& alat tajam yg digunakan sendiri
Sediakan wadah limbah tajam setiap
ruangan tindakan/ perawatan
terjangkau
Setiap petugas pakai sarung tangan
tebal
Benda tajam dr orang ke org teknik
tanpa sentuh pakai nampan/ alat
perantara.
101
Kecelakaan sering terjadi pd
tindakan penuntikan recapping
Gunakan cara penutupan satu tangan
102
103
104
105
106
107
108
109
SURVEI LUKA TUSUK JARUM: RSUD
Sampel: 86 orang (periode Januari 2005–2006)
Responden cedera: 63 orang (73 %)
Jumlah 111 kasus
Frekuensi lebih dari satu kali: 43 %
Unit kerja: Bagian Anak (23,5 %), Interna dan
UGD (20,7 %)
Masa kerja: 1 – 5 tahun (54,1 %)
Waktu kerja: shift sore (53, 1 %)
Jenis benda tajam: jarum suntik (70 %)
Lokasi cedera: tangan kiri (62 %)
Faktor penyebab: gangguan pasien (36.9 %)
110
RS MAKASSAR
Sampel: 158 orang
Responden cedera: 76 orang (48.1)
Jumlah 112 kasus
Frekuensi lebih dari satu kali: 43 %
Unit kerja: Bedah (17,9 %).
Masa kerja: 6 – 10 tahun (25.9 %)
Waktu kerja: shift malam (47.3 %)
111
RS MAKASSAR (continue)
Jenis benda tajam: jarum suntik (59.8 %)
Lokasi cedera: tangan kiri (64.3 %)
Faktor penyebab: gangguan pasien (29
%), terburu-buru (29 %)
Spesimen pada benda tajam: darah (63.2
%)
Penyakit pasien: HIV (12,7 %), Hepatitis
(13,9 %)
112
5. LIMBAH RS
Limbah rumah tangga non medis limbah
yg tidak kontak dg darah, atau cairan tubuh
risiko rendah
Limbah medis sampah RS yg kontak dg
darah atau cairan tubuh penderita berisiko
tinggi & menularkan penyakit klinis &
laboratorium
Limbah berbahaya bahan kimia yg beracun
produk pembersih, disinfektan, obat
sitotoksik, dan senyawa radioaktif.
113
TERKNIK PENGELOLAAN
SAMPAH
Pemisahan
Penanganan
Penampungan sementara
pembuangan
114
Limbah RT atau umum
Limbah dari ruang tunggu pasien
pengunjung
Ruang administrasi
kebun
Sisa makanan
Sisa pembungkus makanan
Plastik
Sisa pembungkus obat
115
LIMBAH KLINIS
Darah atau cairan tubuh lainnya bahan dg
darah kering perban, kassa, dan benda dari
kamar bedah.
Sampah organik jaringan, potongan tubuh,
plasenta
Benda tajam bekas pakai jarum suntik, jarum
jahit, pisau bedah, tabung darah, pipet, sediaan
apus darah.
116
PENANGANAN LIMBAH KLINIS
Ditampung dalam kantong kedap air
biasanya berwarna kuning
Ikat secara rapat kantong yg sudah berisi
2/3 penuh.
pembuangan akhir/ pembakaran
(insenarator)
117
LIMBAH LABORATORIUM
Disterilisasi sebelum keluar dari lab
ditangani secara prosedur limbah
klinis
Cara terbaik insinerasi
Cara lain mengubur
118
PEMILAHAN
Menyediakan wadah sesuai dg jenis
sampah
Wadah tersebuh menggunakan kantong
plastik berwarna
Kuning infeksius, hitam non medis,
merah bahan beracun,
Drum dicat, atau wadah diberi label
119
PENANGANAN
Wadah tdk boleh penuh ¾ bagian
pembuangan akhir
Wadah kantong plastik diikat rapat
diangkut dan dibuang bersama wadahnya.
Sampah dari ruang perawatan tetap dalam
wadahnya jangan dituangkan pd
gerobak terbuka mengurangi risiko
kecelakaan
Petugas menggunakan sarung tangan dan
sepatu; mencuci tangan dg sabun setiap
selesai mengambil sampah.
120
PENAMPUNGAN SEMENTARA
Wadah mudah dijangkau petugas, pasien
dan pengunjung
Harus tertutup, kedap air, tidak mudah
bocor dijangkau serangga, tikus dll.
Hanya sementara tdk boleh lebih dari
satu hari
121
Petugas menggunakan sarung tangan dan
sepatu tangani limbah medis
Wadah yg mudah dicuci , tdk mdh bocor,
plastik atau logam galvanis
Wadah dg tutup, > bik dg pedal pembuka
Wadah setiap hari dikosongkan atau saat ¾
isi.
Cuci wadah limbah medis tiap hari dg
desinfektan
Cuci sarung tangan dan tangan setelah
menangani limbah medis.
122
WADAH LIMBAH BENDA TAJAM
123
Pembungan/ pemusnahan
Seluruh sampah tempat
pembuangan/ pemusnahan
Sistem pemusnahan insinerasi
Pembakaran dg suhu tinggi
membunuh mikroorganisme dan
mengurangi volume sampah 90%
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
PEMBUANGAN LIMBAH CAIR
Sistem penyaluran harus tertutup
Kemiringan saluran 2-4oC
Belokan saluran harus > 90oC
Bangunan penampung (septic tank)
kedap air
Perhatikan permukaan dan sumber air
135
PEMBUANGAN BENDA TAJAM
136
Dekontaminasi tumpahan darah/ cairan tubuh
PERSIAPAN
APD
Kertas penyerap/ kertas tisu/ koran bekas
Lar Na hipoklorit0,05% (dlm penyemprot atau botol) dekontaminasi
permukaan
Lap bersih.
Sarana cuci tangan
PROSEDUR
Pakai APD
Serap darah dg kertas/ koran bekas/ tisu
Buang kertas penyerap bersama sampah medis kedlm kantong kedap cairan
Tuangi atau semprot area bekas tumpahandg Na hipoklorit 0,5% biarkan
10 menit bersihkan.
Bilas dg lap basah klorin terangkat.
Buang sarung tangan wadah
Cuci tangan
137
Prosedur 10 : Dekontaminasi Meja Kerja / Operasi
Persiapan
Alat pelindung
Larutan natrium hipoklorit 0,05% (dlm alat penyemprot atau
botol) utk dekontaminasi permukaan meja periksa/permukaan
meja bedah/bahan lain yang tidak berpori
Lap bersih
Sarana cuci tangan
Prosedur
1. Dekontminasi dilakukan setiap pagi dan bila tampak tercemar
2. Pakai sarung tangan rumah tangga, masker, kacamata /
pelindung wajah
138
Prosedur 10 : Dekontaminasi Meja Kerja / Operasi (Lanjt)
Prosedur
3. Bersihkan seluruh permukaan meja dengan larutan natrium
hipoklorit 0,05% (sepuluh kali lebih encer dari larutan untuk
dekontaminasi alat kesehatan)
4. Bilas dengan lap basah bersih hingga semua klorin terangkat
5. Buka sarung tangan, masukan sarung tangan dalam wadah
sementara menunggu dekontaminasi sarung tangan dan
proses selanjutnya
6. Cuci tangan
139
140
Profilaksis Pasca Pajanan
di Rumah Sakit
141
Profilaksis Pasca Pajanan
Kewaspadaan Universal merupakan
prioritas utama
Setiap Rumah Sakit perlu memiliki
protokol tatalaksan pasca pajanan/
pengobatan
Selalu melakukan pemantauan dan
pencatatan setiap pajanan pada
kecelakaan kerja
142
Pajanan pada Kecelakaan Kerja
Pajanan Bahan Pajanan
– Perlukaan kulit – Darah
– Pajanan pada – Cairan bercampur darah yang
selaput mukosa kasat mata
– Cairan yang potensial
– Pajanan melalui
terinfeksi: semen, cairan
kulit yang luka vagina, cairan serebrospinal, c.
– Gigitan yang sinovia, c. pleura, c peritoneal,
berdarah c. perickardial, c amnion
– Virus yang terkonsentrasi
143
Tatalaksana Pajananan: 1
Jangan Panik !
Tapi selesaikan
dalam
<4 jam
144
Tatalaksana Pajananan: 2
Segera Luka tusuk bilas air mengalir dan
sabun / antiseptik
Pajanan mukosa mulut ludahkan
dan kumur
Pajanan mukosa mata irigasi dg air/
garam fisiolofis
Pajanan mukosa hidung hembuskan
keluar dan bersihkan dengan air
Jangan dihisap dengan mulut, jangan
ditekan
Catatan:
chlorhexidine Disinfeksi luka dan daerah sekitar kulit
cetrimide bekerja dengan salah satu:
melawan HIV
tetapi bukan HBV - Betadine (povidone iodine 2.5%) selama 5
mnt
- Alcohol 70% selama 3 mnt
145
Tatalaksana Pajananan: 3
Laporkan
Catat dan laporkan
– Panitia PIN, Panitia K3, Atasan langsung
– Agar secepat mungkin diberi PPP
Perlakukan sebagai keadaan darurat
Obat PPP harus diberikan sesegera
mungkin bila diperlukan (dalam 1-2 jam)
PPP setelah 72 jam tidak efektif
Tetap berikan PPP bila pajanan risiko tinggi
meski hingga satu minggu setelahnya
(maks)
Pantau sesuai dengan protokol pengobatan
ART
Hitung sel darah, LFT, kepatuhan,
dukungan 146
Tatalaksana Pajananan: 4
Didasarkan
Pertimbangkan – Derajat pajanan
Profilaksis – Status infeksi dari sumber
pajanan
Pasca – Ketersediaan obat PPP
Pajanan Konseling
(PPP) Tindak lanjut dan Evaluasi
147
CATAT
148
PPP untuk Hepatitis B
Vaksinasi dan respon St infeksi Sumber Pajanan
antibodi dari Petugas
Kesehatan± HBsAg Tidak tahu
HBsAg positif
negatif sarana pemeriksaan (-)
Belum divaksinasi 1 dos HBIG + seri Seri vaksinasi Seri vaksinasi hepatitis B
vaksinasi hepatitis B hepatitis B Sumber pajanan berisiko
tinggi obati seperti
pada HBsAg positif
Pernah divaksinasi
Diketahui sbg Tidak perlu PPP Tidak perlu Tidak perlu PPP
responder PPP
Diketahui sbg non- 1 dosis HBIG + ulangan Tidak perlu Sumber pajanan berisiko
responder seri vaksinasi hepatitis PPP tinggi obati seperti
B atau 2 dosis HBIG pada HBsAg positif
Tidak
Ya
OPIM Darah atau cairan berdarah
Tak perlu
PPP
Macam pajanan yang terjadi
Kulit yg tak utuh atau selaput mukosa Kulit yang utuh Pajanan perkutaneus
KP 1 KP 2 KP 2 KP 3
150
Alur PPP pada pajanan HIV:
2. Menentukan Kategori/ Kode Status HIV sumber
pajanan (KS-HIV)
Bagaimanakah Status HIV dari Sumber Pajanan?
KS HIV
Pajanan dengan titer Pajanan dengan titer tinggi, mis. tidak tahu
rendah, mis. Asimtomatik AIDS lanjut, infeksi HIV primer, VL
dan CD4 tinggi yang meningkat atau tinggi atau
CD4 rendah
Pada umumnya
Tak perlu PPP,
Perlu telaah
KS HIV 1 KS HIV 2 kasus per kasus
151
Alur PPP pada pajanan HIV
3. Menentukan Pengobatan Profilaksis
Pasca Pajanan
Kategori Kategori Sumber Rekomendasi Pengobatan
Pajanan pajanan (KS HIV)
(KP)
1 1 (rendah Obat tidak dianjurkan
Risiko toksisitas obat > dari risiko terinfeksi
HIV
1 2 (tinggi) Pertimbangkan AZT + 3TC + Indinavir
Pajanan memiliki risiko yang perlu
dipertimbangkan
2 1 (rendah) Dianjurkan AZT + 3TC + Indinavir
Kebanyakan pajanan masuk dalan kategori ini
153
Tatalaksana PPP
156
Tindakan yang paling berisiko
Pengambilan darah, penutupan kembali jarum suntik
Memasukan dan menangani cairan IV
Operasi
Menangani darah atau cairan tubuh yang terinfeksi di
laboratorium
Membersihkan, menangani dan menghancurkan limbah
sampah dan alat-alat medis yang terkontaminasi
157
Kondisi lingkungan kerja
mempengaruhi
– Mutu pelayanan
– Keamanan
– Kesejahteraan pekerja
158
Kewaspadaan Universal membantu
menciptakan lingkungan kerja yang
aman
Upaya meningkatkan keamanan dan lingkungan
kerja yang kondusif
– Pemahaman para manager
risiko kerja dan cara pencegahan
tatalaksana kecelakaan kerja
– Penyediaan alat pelindung, bahan dan sarana
perlengkapan KU
– Pengembangan kebijakan, prosedur kerja yang rinci
– Dukungan bagi tenaga kesehatan:, PPP, konseling
pasca pajanan
– Supervisi
– Surveilans
159
160