Konsep Dasar Akuntansi Syariah-1
Konsep Dasar Akuntansi Syariah-1
Syariah-Sifat Transaksi
Sumber:
Harta Haram Muamalat Kontemporer-DR Erwandi Tarmizi
Akuntansi Syariah di Indonesia-Sri Nurhayati&Wasilah
Sumber lain terkait
Penyebab Keharaman Transaksi-Harta
Sumber Hukum Islam
As-sunah
Al-Quran Ialah ucapan (qauliyah), perbuatan
(fi’liyah), serta ketetapan (taqririyah)
Contoh: “Allah telah menghalalkan Rasulullah
jual beli dan mengharamkan riba”
(Al-Baqarah: 275) Contoh: “shalatlah kamu
sebagaimana aku mengerjakan
shalat” (HR. Bukhari)
Qiyas Ijmak
Ialah penyingkapan kesamaan Ialah kesepakatan mujtahid dalam
hukum suatu kasus yang tidak suatu masa setelah wafatnya
disebutkan dalam suatu nash baik Rasulullah terhadap hukum syara’
Al-Quran dan As-sunah dengan yang bersifat praktis (‘amaliy)
hukum yang disebutkan dalam nash Contoh: keputusan DSN MUI,
MAJMA’ AL-FIQIH AL ISLAMI,..
Penyebab keharaman transaksi-harta
Kezaliman Gharar Riba
• Barang terlebih dahulu dimiliki penjual sebelum akad jual beli dilangsungkan
2
• Penjual tidak boleh menjual barang yang telah dibeli tapi belum diterima dan belum berada di tangannya kepada konsumen
3
• Saat transaksi dibuat harga harus satu dan jelas serta besarnya angsuran dan jangka waktunya juga harus jelas
6
• Akad jual beli kredit harus jelas, maka tidak boleh akad dibuat dengan cara beli sewa (leasing) Rasullullah melarang dua jual
7 beli dalam satu jual beli
• Tidak boleh membuat persyaratan kewajiban membayar denda, atau harga barang menjadi bertambah, jika pembeli
8 terlambat membayar angsuran
Jenis khiyar (memilih lanjut atau batal)
Khiyar majelis “Penjual dan pembeli
dibenarkan melakukan khiyar selagi mereka
berada dalam satu majelis dan belum
berpisah..” (HR. Bukhari-Muslim) Fasilitas pengembalian
barang harus tetap
dibatasi waktunya untuk
Khiyar syarat terpenuhinya syarat yang menghindari gharar pada
diajukan saat akad akad jual beli
• “orang-orang islam itu memenuhi perjanjian yang mereka
buat, kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal, dan
menghalalkan yang haram” (HR. Tirmidzi)