Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN KASUS

‘OD KERATITIS’
‘ODS PRESBIOPIA’
Pembimbing:
dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp. M
dr/. YB. Hari Trilunggono, Sp. M

dIisusun oleh:
Verosa Siregar

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU MATA


RST TK. II DR SOEDJONO MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN ‘VETERAN’ JAKARTA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. MI
Usia : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Secang, Magelang
Pekerjaan : Petani
Status : Menikah
Agama : Islam
ANAMNESIS (SUBJEKTIF)
Keluhan Utama

• Mata kanan terasa silau dan nyeri ketika melihat cahaya, mata merah dan penglihatan kabur sejak 2 minggu
yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang ke Poli Mata RST dr. Soedjono dengan keluhan mata sebelah kanan terasa silau dan nyeri
ketika melihat cahaya, mata merah, dan penglihatan kabur. Keluhan tersebut dirasakan sejak 2 minggu yang
lalu dan dirasakan terus menerus.
• Pasien mengaku 2 bulan sebelum keluhan muncul, pasien merasa kelilipan binatang kecil di mata kanan saat
mengendarai sepeda motor, kemudian mata kanan terasa mengganjal dan keluar cairan bening seperti air
mata. Setelah itu, sekitar 2 hari setelah kejadian, binatang tersebut keluar dan keluhan dirasakan berkurang.
Namun beberapa hari kemudian pasien merasa mulai silau dan nyeri ketika melihat cahaya, mata kanan
memerah, pandangan mata kanan kabur seperti ada sesuatu berwarna putih yang menghalangi pandangan.
Keluhan juga disertai rasa gatal dan berair. Pasien belum pernah menggunakan obat apapun untuk mengobati
penyakitnya.
• Keluhan nyeri kepala hebat disangkal, penglihatan turun mendadak disangkal, keluhan seperti melihat pelangi
saat melihat cahaya disangkal, keluhan nyeri kepala cekot – cekot disangkal. Pasien menyangkal merasa
seperti ada kabut mirip awan di matanya, menyangkal penglihatan kabur pada siang hari dan rasa nyaman saat
melihat di malam hari, menyangkal gatal bila terkena serbuk sari, udara dingin maupun debu, menyangkal
infeksi saluran napas atas, dan demam.
• Sejak umur 48 tahun pasien mengaku penglihatannya kabur pada saat membaca dekat dan merasa lebih
nyaman saat dijauhkan. Pasien tidak pernah memeriksakan keluhannya ke dokter. Pasien menggunakan
kacamata baca saat usia 48 tahun. Pasien mengaku menggunakan kacamata baca hanya untuk membaca Al-
Qur’an, pasien membeli kacamata baca di pasar, hingga saat ini pasien tidak pernah mengganti lensa
kacamata.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat penggunaan lensa kontak : disangkal


• Riwayat penyakit serupa sebelumnya : diakui sekitar 20 tahun lalu
• Riwayat trauma : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat operasi mata : disangkal
• Riwayat mengkonsumsi obat-obatan tertentu
• seperti kortikosteroid dalam waktu lama : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat keluhan serupa : disangkal


• Riwayat DM : disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi

• Pasien merupakan seorang petani. Biaya pengobatan ditanggung oleh


BPJS, kesan ekonomi cukup.
PEMERIKSAAN FISIK (OBJEKTIF)
Kesadaran : Compos mentis
Aktifitas : Normoaktif
Kooperatif : Kooperatif
Status gizi : Baik
Vital sign
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36°C
OCULUS DEXTER OCULUS SINISTER
STATUS OFTALMIKUS
Pemeriksaan OD OS
Visus 1/2/60 NC 6/15
Add +2,5 J4 Add +2,5 J4
Bulbus Oculi
Gerak Bola Mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
Strabismus - -
Eksoftalmus - -
Enoftalmus - -
Suprasilia Normal Normal
Palpebra Superior
Edema - -
Hematom - -
Hiperemi tidak ditemukan -
Entropion - -
Ektropion - -
Silia trikiasis (-) trikiasis (-)
Ptosis - -
Lagoftalmus - -
Palpebra Inferior
Edema - -
Hematom - -
Hiperemi - -
Entropion - -
Ektropion - -
Silia Trikiasis (-) Trikiasis (-)
Konjungtiva
Injeksi Konjungtiva - -
Injeksi Siliar + -
Sekret - -
Perdarahan Subkonjungtiva - -
Bangunan Patologis - -
Simblefaron - -
Jaringan Fibrovaskuler - -
- -

Kornea
Kejernihan Keruh Jernih
Edema Tidak ditemukan -
Infiltrat + (jumlah 1, warna abu-abu, diameter 3 mm bentuk -
oval dengan bagian tengah lebih tipis, batas pinggir
tebal, tidak tegas, letak di tengah 70% menutupi
Keratic Precipitat pupil) -
Ulkus - -
Sikatrik - -
Bangunan Patologis - -
Tes Fluoresein - Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
COA
Kedalaman Cukup Cukup
Hipopion - -
Hifema - -
Iris
Kripta normal normal
Edema - -
Sinekia - -
Atrofi - -
Pupil
Bentuk Sulit dinilai Bulat
Diameter 3 mm
Reflek Pupil +
Seklusio -
Oklusio -
Lensa
Kejernihan jernih jernih
Iris Shadow - -
Corpus Vitreum
Floaters - -
Hemoftalmia - -
Fundus Refleks Agak suram Cemerlang
Funduskopi
Fokus 0 0
 Papil N II Batas tegas, cerah, atrofi (-) CDR Batas tegas, cerah, atrofi (-) CDR
0,3 0,3
 Vasa
AV Rasio 2:3 2:3
Mikroaneurisma - -
Neovaskularisasi - -
 Macula Fovea refleks (+) Fovea refleks (+)
Eksudat - -
Edema - -
 Retina
Ablasio Retina - -
Edema - -
Bleeding - -
TIO Normal Normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan mikrobiologi dengan pengecatan gram, giemsa dan pemeriksaan KOH untuk
kepentingan pengobatan. Namun, pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
DIAGNOSA BANDING OD KERATITIS
• OD Keratitis Dipertahankan karena pada pasien didapatkan fotofobia, penurunan visus,
injeksi siliar, terdapat gambaran infiltrat pada permukaan kornea, TIO normal, nyeri,
lakrimasi.
• OD Ulkus Kornea disingkirkan karena pada ulkus kornea bias ditemukan kerusakan
jaringan kornea, hipopion, tanda radang yang hebat dan edem kornea, tes fluoresenn
positif berwarna hijau. Sedangkan pada pasien ini tidak ditemukan nekrosis jaringan atau
hipopion.
• OD Uveitis disingkirkan karena pada uveitis bisa ditemukan keratic precipitat, hipopion
pada COA, terdapat sinekia posterior. Sedangkan pada pasien ini tidak ditemukan keratic
precipitat, hipopion pada COA, terdapat sinekia posterior.
• OD Glaukoma disingkirkan karena pada glukoma didapatkan keluhan tambahan nyeri
kepala atau pusing, mata cekot-cekot, melihat pelangi pada sumber cahaya, serta pada
pemeriksaan fisik ditemukan COA dangkal dan TIO meningkat. Sedangkan pada pasien
ini tidak ditemukan.
DIAGNOSA BANDING ODS PRESBIOPIA
• ODS Presbiopia Dipertahankan karena pasien berusia >40 tahun dan mengalami
kesulitan saat melihat jarak dekat seperti membaca dan lebih nyaman bila dijauhkan
• ODS Hipermetropi Disingkirkan karena pada pasien hipermetropi mengalami gejala
kabur bila melihat jauh dan lebih kabur lagi saat melihat dekat, sedangkan pada pasien ini
keluhan melihat kabur hanya pada jarak dekat.
ASSESMENT

OD KERATITIS

ODS PRESBIOPIA
PLANING OD KERATITIS
Medikamentosa
Oral
Vitamin E tab 1x1
Natrium diklofenak 2 x 50 mg
Ciprofloxacin 2 x 500 mg
Topikal : Levofloksasin ED 6x1 tetes OD
Parenteral : tidak diberikan
Operatif : keratoplasty

Non Medikamentosa : menggunakan kacamata gelap jika melakukan aktivitas di luar rumah
PLANING ODS PRESBIOPIA
Medikamentosa
Topikal : tidak diberikan
Oral : tidak diberikan
Parenteral :tidak diberikan
Operatif : tidak dilakukan

Non Medikamentosa : Kacamata ODS S+2.5 D


KOMPLIKASI OD KERATITIS
Ulkus kornea
Keratitis dapat menyebabkan ulkus kornea bila tidak mendapatkan penanganan
dengan baik. Penanganan yang tidak baik dapat menyebabkan infeksi aktif, sehingga terjadi
pelepasan lapisan epitel dari kornea sampai ke lapisan stroma yang disertai jaringan
nekrosis.

Sikatriks kornea
Peradangan yang berlangsung lama pada kornea, akan membentuk jaringan
sikatriks kornea (nebula, makula, leukoma tergantung seberapa dalam proses infeksi terjadi di
kornea).
PROGNOSIS OD KERATITIS

Prognosis Oculus Dexter Oculus Sinister

Quo ad visam dubia ad bonam ad bonam

Quo ad sanam dubia ad bonam ad bonam

Quo ad functionam ad bonam ad bonam

Quo ad kosmetikam dubia ad bonam ad bonam

Quo ad vitam ad bonam ad bonam


RUJUKAN
Dalam kasus ini tidak dilakukan rujukan ke Disiplin Ilmu Kedokteran lainnya karena
dari pemeriksaan klinis tidak ditemukan kelainan yang berkaitan dengan Disiplin Ilmu
Kedokteran lainnya.
EDUKASI OD KERATITIS
• Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit pada mata kanannya disebabkan karena
pengobatan yang terlambat
• Menjelaskan kepada pasien untuk lebih memperhatikan mata kiri pasien dan mendeteksi lebih
awal bila terjadi keluhan yang sama seperti kelilipan agar segera berobat ke dokter
• Menjelaskan kepada pasien bahwa obat yang diberikan tidak dapat menghilangkan bekas luka
yang telah ada pada mata kanan pasien.
• Menjaga mata kiri agar tidak terkontaminasi
• Menjaga kebersihan mata dengan tidak menggosok mata dan menghindari trauma pada mata
• Memakai kacamata untuk menghindari debu, silau dan mencegah gosokan pada mata.
• Minum obat secara teratur untuk mencegah infeksi dan agar mata buramnya tidak bertambah
parah.
• Memberitahu jalan terapi lain, yaitu dengan jalur operasi keratoplasty namun biaya mahal tetapi
kemungkinan sembuh ada.
• Menjelaskan kepada pasien bahwa pengobatan keratitis gratis dengan menggunakan BPJS
EDUKASI ODS PRESBIOPIA
• Menjelaskan kepada pasien bahwa usianya sudah lebih dari 40 tahun sehingga
kemampuan mata untuk melihat dekat sudah berkurang dan memerlukan bantuan
kacamata baca agar jelas melihat benda dekat dan saat membaca dengan kacamata
sferis + 2,5 sesuai dengan umurnya
• Menjelaskan kepada pasien untuk menggunakan kacamata untuk melihat dekat dalam
waktu lama agar mata tidak cepat lelah
• Menjelaskan kepada pasien untuk menggunakanan kacamata baca apabila hendak
melakukan pekerjaan yang membutuhkan fokus seperti memaku dan membaca tulisan.
• Menjelaskan kepada pasien kemungkinan mengganti kacamata bacanya karena usia
pasien masih kurang dari 60 tahun.
• Menjelaskan kepada pasien bahwa BPJS membantu pembiayaan dalam proses
pembelian kacamata.
KORNEA
FISIOLOGI
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang dilalui berkas
cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh strukturnya yang uniform,
avaskuler dan deturgesensi. Deturgesensi atau keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea,
dipertahankan oleh “pompa” bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan
endotel.
Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya, dalam
perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan sel dan seratnya
tertentu dan tidak ada pembuluh darah. Biasan cahaya terutama terjadi di permukaan anterior
dari kornea. Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea, segera mengganggu
pembentukan bayangan yang baik di retina.
KERATITIS
DEFINISI
Keratitis adalah infeksi pada kornea yang biasanya diklasifikasikan menurut
lapisan kornea yang terkena yaitu keratitis superfisialis apabila mengenal lapisan epitel atau
bowman dan keratitis profunda atau interstisialis (atau disebut juga keratitis parenkimatosa)
yang mengenai lapisan stroma.
EPIDEMIOLOGI
Menurut Murillo Lopez (2006), 25.000 orang Amerika terkena keratitis bakteri per
tahun. Insiden keratitis jamur bervariasi sesuai dengan lokasi geografis dan berkisar dari 2%
dari kasus keratitis di New York untuk 35% di Florida. Spesies Fusarium merupakan penyebab
paling umum infeksi jamur kornea di Amerika Serikat bagian selatan (45-76% dari keratitis
jamur), sedangkan spesies Candida dan Aspergillus lebih umum di negara-negara utara.
secara signifikan lebih sedikit yang berkaitan dengan infeksi lensa kontak.
ETIOLOGI

Virus Iritasi lensa kontak

Bakteri Mata kering

Jamur Benda asing

Pajanan sinar UV Reaksi / efek samping terapi


STADIUM PATOGENESIS KERATITIS
Stadium infiltrasi

• Infiltrasi epitel stroma, sel epitel rusak, edema, nekrosis lokal. Hanya stadium 1
yang terjadi pada keratitis, sedangkan stadium 2 dan 3 terjadi pada keratitis
lanjut seperti pada ulkus kornea. Gejala objektif pada stadium ini selalu ada
dengan batas kabur, disertai tanda radang, warna keabu-abuan dan injeksi
perikorneal.

Stadium regresi

• Ulkus disertai infiltrasi di sekitarnya, vaskularisasi meningkat dengan tes


flouresensi positif.

Stadium sikatriks

• Pada stadium ini terjadi epitelisasi, ulkus menutup, terdapat jaringan sikatrik
dengan warna kornea kabur. Tanpa disertai tanda keratitis, batas jelas, tanpa
tanda radang, warna keputihan dan tanpa injeksi perikorneal.
KLASIFIKASI

K. Superfisial
K. Pungtata
LAPISAN

K. Subepitel
K. Marginal
K. Interstisial
KERATITIS PUNGTATA
Keratitis pungtata superfisial
memberikan gambaran seperti infiltrat
halus bertitik-titik pada permukaan kornea,
dapat disebabkan karena sindrom dry
eyes, blefaritis, keratopati lagoftalmus,
pemakaian lensa kontak, trauma kimia
ringan, sinar ultraviolet.
Pasien akan mengeluh sakit,
silau, mata merah dan rasa kelilipan.
KERATITIS MARGINAL
Infiltrat yang tertimbun pada
tepi kornea sejajar dengan limbus.
Keratitis marginal kataral biasanya
terdapat pada pasien setengah umur
dengan adanya blefarokonjungtivitis
Penderita mengeluh sakit
seperti kelilipan, lakrimasi, fotofobia berat.
Pada mata akan terlihat blefarospasme
satu mata, injeksi konjungtiva, infiltrat atau
ulkus memanjang, dangkal unilateral dapat
tunggal atau multiple, sering disertai
neovaskularisasi dari arah limbus
KERATITIS INTERSTISIAL
Keratitis interstitial adalah
kondisi serius dimana masuknya pembuluh
darah ke dalam kornea dan dapat
menyebabkan hilangnya transparansi
kornea.
Sifilis adalah penyebab paling
sering dari keratitis interstitial.
Pasien mengeluh fotofobia,
lakrimasi dan menurunnya visus. Keluhan
akan bertahan seumur hidup. Seluruh
kornea keruh sehingga iris sukar dilihat.
Permukaan kornea seperti permukaan
kaca. Terdapat injeksi siliar disertai
serbukan pembuluh ke dalam sehingga
memberi gambaran merah kusam yang
disebut “Salmon Patch”
BAKTERI
HSV

PENYEBAB
VIRUS
HZV
JAMUR
Keratokonjungtivitis

Keratokonjungtivitis
epidemi
ALERGI
Ulkus fliktenular

Keratokonjungtivitis
vernal
KERATITIS BAKTERI
Faktor Risiko

• Penggunaan lensa kontak


• Trauma
• Kontaminasi pengobatan mata
• Riwayat keratitis bakteri sebelumnya
• Riwayat operasi mata sebelumnya
• Gangguan mekanisme pertahanan tubuh
• Perubahan struktur permukaan kornea

Manifestasi Klinis

• Mata merah, berair, nyeri, penglihatan silau, adanya sekret dan penglihatan menjadi kabur.
Pada pemeriksaan bola mata eksternal ditemukan hiperemis perikornea, blefarospasme,
edema kornea, infiltrasi kornea

Pemeriksaan Penunjang

• Kultur Bakteri
• Biopsi kornea
TERAPI
KERATITIS FUNGI
• Riwayat trauma terutama tumbuhan,
pemakaian steroid topikal lama
• Lesi satelit
• Tepi ulkus sedikit menonjol dan kering,
tepi yang ireguler dan tonjolan seperti
hifa di bawah endotel utuh
• Plak endotel & lesi kornea yang
endolen
• Hypopyon, kadang-kadang rekuren
• Formasi cincin sekeliling ulkus
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan kerokan


kornea, pewarnaan KOH, Gram, Giemsa atau KOH + Tinta India.
• Biopsi jaringan kornea dan diwamai dengan Periodic Acid Schiff atau
Methenamine Silver.

Terapi

• Polyenes termasuk natamycin, nistatin, dan amfoterisin B.


• Azoles (imidazoles dan triazoles) termasuk ketoconazole,
Miconazole, flukonazol, itraconazole, econazole, dan clotrimazole.`
Lesi

Ulkus geografik (kronik), lesi


KERATITIS VIRUS (HSV) dendritik lebih halus dan lebar

Primer Ganglion
Trigeminal Rekuren

Demam, pajanan Lesi


sinar UV berlebih,
Blefarokonjungtivitis trauma, Gejaladi epitel
Ulkus dendritik
(asimptomatik) imunkompromise kornea, percabangan
Iritasi,
linear, tepifotofobia,
kabur, (+)
hiperlakrimasi,
bulbus terminalisgg.
di
Penglihatan
ujung
TERAPI
Debridement

• + Siklopegik (Hematropin 5%)  Balut tekan

Antiviral

• ED (Idoxuridine, Trifluridin, Vidarabin)


• Oral : Asiklovir 400 mg, 5x/hari

Bedah

• Keratoplasty
Sklerokeratitis
KERATITIS VIRUS (HZV)
Keratouveitis

Primer N.
Nasosiliaris Rekuren

Varicella
Lesi cacar dipalpebra
Herpes Lesi

Zoster Zoster
Lesi amorf, bebercak, (+)
pseudodendritik linear

Terapi:
Asiklovir 800 mg 5x/hari (10-14 hari), Valasiklovir 1 g 3x/hari (7-10 hari),
Famsiklovir 500 mg/8 jam (7-10 hari)
KERATITIS ALERGI
Etiologi

• Reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua mata, biasanya penderita sering
menunjukkan gejala alergi.

Manifestasi Klinis

• Bentuk palpebra: cobble stone (pertumbuhan papil yang besar), diliputi sekret mukoid.
• Bentuk limbus: tantras dot (penonjolan berwarna abu-abu, seperti lilin)
• Gatal, fotofobia, sensasi benda asing, mata berair dan blefarospasme

Terapi

• Biasanya sembuh sendiri tanpa diobati


• Steroid topikal dan sistemik
• Kompres dingin
KLASIFIKASI

Keratitis flikten

• Flikten merupakan benjolan berdiameter 1-3 mm berwarna abu-abu pada lapisan


superfisial kornea. Epitel  ulkus (Sembuh, wander phlyctaen, geographic pattern).

Keratitis sika

• Mata terasa gatal, terasa seperti ada pasir, fotopobi,visus menurun, sekret lengket, mata
terasa kering.
• Sekret mukus dengan tanda-tanda konjungtivitis dengan xerosis konjungtiva, sehingga
konjungtiva bulbi edema, hiperemi, menebal, kering, tak mengkilat, warnanya mengkilat.
Terdapat infiltrat-infiltrat kecil,letak epiteleal,tes fluoresen (+). Terdapat juga benang-
benang (filamen) yang sebenarnya sekret yang menempel

Keratitis numularis

• tanda-tanda radang tidak jelas, terdapat infiltrat bulat-bulat subepitelial di kornea, dimana
tengahnya lebih jernih, disebut halo (diduga terjadi karena resorpsi dari infiltrat yang
dimulai di tengah). Tes fluoresen (-).
PRESBIOPIA
DEFINISI
Kelainan ini terjadi pada mata normal berupa gangguan perubahan kecembungan
lensa yang dapat berkurang akibat berkurangnya elastisitas lensa, sehingga terjadi gangguan
akomodasi.

Kelemahan otot
akomodasi
Lensa mata yang
tidak kenyal akibat
sklerosis lensa
DIAGNOSIS
Pasien berusia lebih dari 40 tahun, gangguan akomodasi akan memberikan
keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair, dan sering terasa perih. Karena
daya akomodasi berkurang maka titik dekat mata makin menjauh dan pada awalnya akan
kesulitan pada waktu membaca dekat huruf dengan cetakan kecil. Dalam upayanya untuk
membaca lebih jelas, maka penderita cenderung menegakkan punggungnya atau menjauhkan
obyek yang dibacanya sehingga mencapai titik dekatnya dengan demikian obyek dapat
dibaca lebih jelas.
Alat yang kita gunakan untuk melakukan pemeriksaan, yaitu:
• Kartu Snellen
• Kartu baca dekat
• Sebuah set lensa trial and error
• Bingkai percobaan
TATALAKSANA
Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur, contoh umur 40
tahun (umur rata-rata) diberikan tambahan sferis + 1.00 D dan setiap 5 tahun diatasnya
ditambahkan lagi sferis + 0.50D. Lensa sferis (+) yang ditambahkan dapat diberikan dalam
berbagai cara:
• Kacamata baca untuk melihat dekat saja
• Kacamata bifokal sekaligus mengoreksi kelainan yang lain
• Kacamata trifokus mengoreksi penglihatan jauh di segmen atas, penglihatan sedang di
segmen tengah, dan penglihatan dekat di segmen bawah
• Kacamata progresif mengoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh, tetapi dengan
perubahan daya lensa yang progresif dan bukan bertingkat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai