‘OD KERATITIS’
‘ODS PRESBIOPIA’
Pembimbing:
dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp. M
dr/. YB. Hari Trilunggono, Sp. M
dIisusun oleh:
Verosa Siregar
• Mata kanan terasa silau dan nyeri ketika melihat cahaya, mata merah dan penglihatan kabur sejak 2 minggu
yang lalu.
• Pasien datang ke Poli Mata RST dr. Soedjono dengan keluhan mata sebelah kanan terasa silau dan nyeri
ketika melihat cahaya, mata merah, dan penglihatan kabur. Keluhan tersebut dirasakan sejak 2 minggu yang
lalu dan dirasakan terus menerus.
• Pasien mengaku 2 bulan sebelum keluhan muncul, pasien merasa kelilipan binatang kecil di mata kanan saat
mengendarai sepeda motor, kemudian mata kanan terasa mengganjal dan keluar cairan bening seperti air
mata. Setelah itu, sekitar 2 hari setelah kejadian, binatang tersebut keluar dan keluhan dirasakan berkurang.
Namun beberapa hari kemudian pasien merasa mulai silau dan nyeri ketika melihat cahaya, mata kanan
memerah, pandangan mata kanan kabur seperti ada sesuatu berwarna putih yang menghalangi pandangan.
Keluhan juga disertai rasa gatal dan berair. Pasien belum pernah menggunakan obat apapun untuk mengobati
penyakitnya.
• Keluhan nyeri kepala hebat disangkal, penglihatan turun mendadak disangkal, keluhan seperti melihat pelangi
saat melihat cahaya disangkal, keluhan nyeri kepala cekot – cekot disangkal. Pasien menyangkal merasa
seperti ada kabut mirip awan di matanya, menyangkal penglihatan kabur pada siang hari dan rasa nyaman saat
melihat di malam hari, menyangkal gatal bila terkena serbuk sari, udara dingin maupun debu, menyangkal
infeksi saluran napas atas, dan demam.
• Sejak umur 48 tahun pasien mengaku penglihatannya kabur pada saat membaca dekat dan merasa lebih
nyaman saat dijauhkan. Pasien tidak pernah memeriksakan keluhannya ke dokter. Pasien menggunakan
kacamata baca saat usia 48 tahun. Pasien mengaku menggunakan kacamata baca hanya untuk membaca Al-
Qur’an, pasien membeli kacamata baca di pasar, hingga saat ini pasien tidak pernah mengganti lensa
kacamata.
Riwayat Penyakit Dahulu
Kornea
Kejernihan Keruh Jernih
Edema Tidak ditemukan -
Infiltrat + (jumlah 1, warna abu-abu, diameter 3 mm bentuk -
oval dengan bagian tengah lebih tipis, batas pinggir
tebal, tidak tegas, letak di tengah 70% menutupi
Keratic Precipitat pupil) -
Ulkus - -
Sikatrik - -
Bangunan Patologis - -
Tes Fluoresein - Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
COA
Kedalaman Cukup Cukup
Hipopion - -
Hifema - -
Iris
Kripta normal normal
Edema - -
Sinekia - -
Atrofi - -
Pupil
Bentuk Sulit dinilai Bulat
Diameter 3 mm
Reflek Pupil +
Seklusio -
Oklusio -
Lensa
Kejernihan jernih jernih
Iris Shadow - -
Corpus Vitreum
Floaters - -
Hemoftalmia - -
Fundus Refleks Agak suram Cemerlang
Funduskopi
Fokus 0 0
Papil N II Batas tegas, cerah, atrofi (-) CDR Batas tegas, cerah, atrofi (-) CDR
0,3 0,3
Vasa
AV Rasio 2:3 2:3
Mikroaneurisma - -
Neovaskularisasi - -
Macula Fovea refleks (+) Fovea refleks (+)
Eksudat - -
Edema - -
Retina
Ablasio Retina - -
Edema - -
Bleeding - -
TIO Normal Normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan mikrobiologi dengan pengecatan gram, giemsa dan pemeriksaan KOH untuk
kepentingan pengobatan. Namun, pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
DIAGNOSA BANDING OD KERATITIS
• OD Keratitis Dipertahankan karena pada pasien didapatkan fotofobia, penurunan visus,
injeksi siliar, terdapat gambaran infiltrat pada permukaan kornea, TIO normal, nyeri,
lakrimasi.
• OD Ulkus Kornea disingkirkan karena pada ulkus kornea bias ditemukan kerusakan
jaringan kornea, hipopion, tanda radang yang hebat dan edem kornea, tes fluoresenn
positif berwarna hijau. Sedangkan pada pasien ini tidak ditemukan nekrosis jaringan atau
hipopion.
• OD Uveitis disingkirkan karena pada uveitis bisa ditemukan keratic precipitat, hipopion
pada COA, terdapat sinekia posterior. Sedangkan pada pasien ini tidak ditemukan keratic
precipitat, hipopion pada COA, terdapat sinekia posterior.
• OD Glaukoma disingkirkan karena pada glukoma didapatkan keluhan tambahan nyeri
kepala atau pusing, mata cekot-cekot, melihat pelangi pada sumber cahaya, serta pada
pemeriksaan fisik ditemukan COA dangkal dan TIO meningkat. Sedangkan pada pasien
ini tidak ditemukan.
DIAGNOSA BANDING ODS PRESBIOPIA
• ODS Presbiopia Dipertahankan karena pasien berusia >40 tahun dan mengalami
kesulitan saat melihat jarak dekat seperti membaca dan lebih nyaman bila dijauhkan
• ODS Hipermetropi Disingkirkan karena pada pasien hipermetropi mengalami gejala
kabur bila melihat jauh dan lebih kabur lagi saat melihat dekat, sedangkan pada pasien ini
keluhan melihat kabur hanya pada jarak dekat.
ASSESMENT
OD KERATITIS
ODS PRESBIOPIA
PLANING OD KERATITIS
Medikamentosa
Oral
Vitamin E tab 1x1
Natrium diklofenak 2 x 50 mg
Ciprofloxacin 2 x 500 mg
Topikal : Levofloksasin ED 6x1 tetes OD
Parenteral : tidak diberikan
Operatif : keratoplasty
Non Medikamentosa : menggunakan kacamata gelap jika melakukan aktivitas di luar rumah
PLANING ODS PRESBIOPIA
Medikamentosa
Topikal : tidak diberikan
Oral : tidak diberikan
Parenteral :tidak diberikan
Operatif : tidak dilakukan
Sikatriks kornea
Peradangan yang berlangsung lama pada kornea, akan membentuk jaringan
sikatriks kornea (nebula, makula, leukoma tergantung seberapa dalam proses infeksi terjadi di
kornea).
PROGNOSIS OD KERATITIS
• Infiltrasi epitel stroma, sel epitel rusak, edema, nekrosis lokal. Hanya stadium 1
yang terjadi pada keratitis, sedangkan stadium 2 dan 3 terjadi pada keratitis
lanjut seperti pada ulkus kornea. Gejala objektif pada stadium ini selalu ada
dengan batas kabur, disertai tanda radang, warna keabu-abuan dan injeksi
perikorneal.
Stadium regresi
Stadium sikatriks
• Pada stadium ini terjadi epitelisasi, ulkus menutup, terdapat jaringan sikatrik
dengan warna kornea kabur. Tanpa disertai tanda keratitis, batas jelas, tanpa
tanda radang, warna keputihan dan tanpa injeksi perikorneal.
KLASIFIKASI
K. Superfisial
K. Pungtata
LAPISAN
K. Subepitel
K. Marginal
K. Interstisial
KERATITIS PUNGTATA
Keratitis pungtata superfisial
memberikan gambaran seperti infiltrat
halus bertitik-titik pada permukaan kornea,
dapat disebabkan karena sindrom dry
eyes, blefaritis, keratopati lagoftalmus,
pemakaian lensa kontak, trauma kimia
ringan, sinar ultraviolet.
Pasien akan mengeluh sakit,
silau, mata merah dan rasa kelilipan.
KERATITIS MARGINAL
Infiltrat yang tertimbun pada
tepi kornea sejajar dengan limbus.
Keratitis marginal kataral biasanya
terdapat pada pasien setengah umur
dengan adanya blefarokonjungtivitis
Penderita mengeluh sakit
seperti kelilipan, lakrimasi, fotofobia berat.
Pada mata akan terlihat blefarospasme
satu mata, injeksi konjungtiva, infiltrat atau
ulkus memanjang, dangkal unilateral dapat
tunggal atau multiple, sering disertai
neovaskularisasi dari arah limbus
KERATITIS INTERSTISIAL
Keratitis interstitial adalah
kondisi serius dimana masuknya pembuluh
darah ke dalam kornea dan dapat
menyebabkan hilangnya transparansi
kornea.
Sifilis adalah penyebab paling
sering dari keratitis interstitial.
Pasien mengeluh fotofobia,
lakrimasi dan menurunnya visus. Keluhan
akan bertahan seumur hidup. Seluruh
kornea keruh sehingga iris sukar dilihat.
Permukaan kornea seperti permukaan
kaca. Terdapat injeksi siliar disertai
serbukan pembuluh ke dalam sehingga
memberi gambaran merah kusam yang
disebut “Salmon Patch”
BAKTERI
HSV
PENYEBAB
VIRUS
HZV
JAMUR
Keratokonjungtivitis
Keratokonjungtivitis
epidemi
ALERGI
Ulkus fliktenular
Keratokonjungtivitis
vernal
KERATITIS BAKTERI
Faktor Risiko
Manifestasi Klinis
• Mata merah, berair, nyeri, penglihatan silau, adanya sekret dan penglihatan menjadi kabur.
Pada pemeriksaan bola mata eksternal ditemukan hiperemis perikornea, blefarospasme,
edema kornea, infiltrasi kornea
Pemeriksaan Penunjang
• Kultur Bakteri
• Biopsi kornea
TERAPI
KERATITIS FUNGI
• Riwayat trauma terutama tumbuhan,
pemakaian steroid topikal lama
• Lesi satelit
• Tepi ulkus sedikit menonjol dan kering,
tepi yang ireguler dan tonjolan seperti
hifa di bawah endotel utuh
• Plak endotel & lesi kornea yang
endolen
• Hypopyon, kadang-kadang rekuren
• Formasi cincin sekeliling ulkus
Pemeriksaan Penunjang
Terapi
Primer Ganglion
Trigeminal Rekuren
Antiviral
Bedah
• Keratoplasty
Sklerokeratitis
KERATITIS VIRUS (HZV)
Keratouveitis
Primer N.
Nasosiliaris Rekuren
Varicella
Lesi cacar dipalpebra
Herpes Lesi
Zoster Zoster
Lesi amorf, bebercak, (+)
pseudodendritik linear
Terapi:
Asiklovir 800 mg 5x/hari (10-14 hari), Valasiklovir 1 g 3x/hari (7-10 hari),
Famsiklovir 500 mg/8 jam (7-10 hari)
KERATITIS ALERGI
Etiologi
• Reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua mata, biasanya penderita sering
menunjukkan gejala alergi.
Manifestasi Klinis
• Bentuk palpebra: cobble stone (pertumbuhan papil yang besar), diliputi sekret mukoid.
• Bentuk limbus: tantras dot (penonjolan berwarna abu-abu, seperti lilin)
• Gatal, fotofobia, sensasi benda asing, mata berair dan blefarospasme
Terapi
Keratitis flikten
Keratitis sika
• Mata terasa gatal, terasa seperti ada pasir, fotopobi,visus menurun, sekret lengket, mata
terasa kering.
• Sekret mukus dengan tanda-tanda konjungtivitis dengan xerosis konjungtiva, sehingga
konjungtiva bulbi edema, hiperemi, menebal, kering, tak mengkilat, warnanya mengkilat.
Terdapat infiltrat-infiltrat kecil,letak epiteleal,tes fluoresen (+). Terdapat juga benang-
benang (filamen) yang sebenarnya sekret yang menempel
Keratitis numularis
• tanda-tanda radang tidak jelas, terdapat infiltrat bulat-bulat subepitelial di kornea, dimana
tengahnya lebih jernih, disebut halo (diduga terjadi karena resorpsi dari infiltrat yang
dimulai di tengah). Tes fluoresen (-).
PRESBIOPIA
DEFINISI
Kelainan ini terjadi pada mata normal berupa gangguan perubahan kecembungan
lensa yang dapat berkurang akibat berkurangnya elastisitas lensa, sehingga terjadi gangguan
akomodasi.
Kelemahan otot
akomodasi
Lensa mata yang
tidak kenyal akibat
sklerosis lensa
DIAGNOSIS
Pasien berusia lebih dari 40 tahun, gangguan akomodasi akan memberikan
keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair, dan sering terasa perih. Karena
daya akomodasi berkurang maka titik dekat mata makin menjauh dan pada awalnya akan
kesulitan pada waktu membaca dekat huruf dengan cetakan kecil. Dalam upayanya untuk
membaca lebih jelas, maka penderita cenderung menegakkan punggungnya atau menjauhkan
obyek yang dibacanya sehingga mencapai titik dekatnya dengan demikian obyek dapat
dibaca lebih jelas.
Alat yang kita gunakan untuk melakukan pemeriksaan, yaitu:
• Kartu Snellen
• Kartu baca dekat
• Sebuah set lensa trial and error
• Bingkai percobaan
TATALAKSANA
Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur, contoh umur 40
tahun (umur rata-rata) diberikan tambahan sferis + 1.00 D dan setiap 5 tahun diatasnya
ditambahkan lagi sferis + 0.50D. Lensa sferis (+) yang ditambahkan dapat diberikan dalam
berbagai cara:
• Kacamata baca untuk melihat dekat saja
• Kacamata bifokal sekaligus mengoreksi kelainan yang lain
• Kacamata trifokus mengoreksi penglihatan jauh di segmen atas, penglihatan sedang di
segmen tengah, dan penglihatan dekat di segmen bawah
• Kacamata progresif mengoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh, tetapi dengan
perubahan daya lensa yang progresif dan bukan bertingkat.
TERIMAKASIH