• CoCr: terdiri dari Kobalt dan Cromium untuk pembuatan bahan untuk implan gigi. Untuk
menggantikan Ni-Cr karena sifat toksisitas dari Ni-Cr. Memiliki kekuatan tinggi dan tahan
panas, tahan abrasi dan korosi.
STEP 1 Clarifying Unfamiliar Terms
• Logam Ag: Perak. Di tabel periodik masuk dalam golongan transisi.
• Porous: terdapatnya gelembung udara di dalam alloy karena manipulasi yang tidak baik.
• Logam: ada yang murni dan campuran. Murni terdiri dari atom-atom yang sama. Bereaksi
dengan mendonasikan elektron ke atom yang lain. Sifatnya yg dipakai di KG keras (mampu
mempertahankan bentuknya) dan liat (mamopu dibentuk). Pada atom terakhir membentuk
ion positif tidak stabil dan berikatan dengan logam lain.
1) Apa saja komposisi alloy dalam KG?
7) Mengapa tiap kelompok bahan alloy memiliki suhu pembakaran yang berbeda?
A. Logam mulia :
• Au, resitensi terhadap terjadinya korosi dan mampu diebntuk secara mekanis
• Dapat digunakan silver, paladium atau Ni-Cr (Ni 75% Cr 25%), atau Ni-Cr dapat diganti dengan Co-Cr
• Platinum, lebih keras dari paladium, jarang diguanakan dari logam mulia yang lain karena lebih susah dicampur dengan
emas.
• Ag: kekuatan dan kekerasan yang tinggi dan menyerap O2, sehingga tahap manipulasi dapat menimbulkan porous
B. Logam dasar :
• Cobalt, meningkatkan Modulus Elastisitas, kekuatan dan kekerasan
• Silicon dan Mangan, meningkatkan fluiditas alloy sehingga mudah dituang kedalam cetakan
• Co-Cr, komponen utama kobalt 60% dan cromium 25%, nikel 1%,Moliybdenum 5% (untuk meningkatkan kekuatan alloy)
dan Carbon 0,3%, Nikel untuk menegraskan, Mb untuk menegraskan dan menguatkan alloy. Cr menyerap oksigen yang
cukup baik sehingga mengurangi angka korosi
Klasifikasi
Sifat
Manipulasi Tahapan
Instrumentasi
Uji
Biokompatibilitas Faktor yg
mempengaruhi
Aplikasi alloy
di KG
STEP 5 LEARNING OBJECTIVES
1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan definisi dan struktur padatan
logam dan alloy.
2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan sifat-sifat dan syarat dari
alloy
3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan klasifikasi alloy
4. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan instrument, tahapan-tahapan
dan faktor-faktor yang mempengaruhi manipulasi alloy
5. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang aplikasi alloy pada
bidang Kedokteran Gigi
6. Mahasiswa mampu memahami biokompatibilitas logam dan alloy
STEP 7 REPORTING
1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan definisi dan struktur padatan
logam dan alloy.
REFLEKTOR CAHAYA
SUBSTANSI KIMIA
KONDUKTOR YANG BAIK
OPAK MENGKILAP
SETELAH DIPOLES
PENGERTIAN ALLOY
Kegunaan unsur logam murni dalam KG jarang digunakan karena logam murni
cenderung lunak dan mudah terkorosi. Untuk mengoptimalkan sifat, kebanyakan
dari logam dicampur dari 2 atau lebih unsur logam atau pada beberapa keadaan,
logam dengan non – logam. Campuran tersebut disebut alloy. Umumnya
dihasilkan dari fusi unsur – unsur diatas titik cairnya. (Annusavice, 2003).
STEP 7 REPORTING
1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan definisi dan struktur padatan
logam dan alloy.
Silver
• Sedikit meningkatkan kekerasan dan kekuatan dengan adanya solution hardening.
• Dapat terjadi precipitasion hardening jika dalam alloy terdapat kuprum pada kondisi yang sesuai.
• Memungkinkan terjadinya tarnish.
• Silver (perak) cair dapat menyerap gas seperti oksigen sehingga cenderung sebagai penyebab
terjadinya porositas sewaktu penuangan.
• Cenderung memperputih warna alloy serta mengatasi pengaruh warna kemerh-merahan yang
ditimbulkan kuprum.
STEP 7 REPORTING
Pengaruh-pengaruh Elemen yang Membangun Alloy
Platinum
Meningkatkan titik cair alloy.
Memperbaiki daya tahan alloy terhadap korosi.
Palladium
Pengaruhnya terhadap alloy emas untuk KG sama dengan platinum tetapi harganya lebih murah.
Zinc
Zinc sebagai scavenger
Classification Requirement
INSTRUMEN
Pisau model
Pisau malam
Glass plate
Mangkok karet dan spatula Sikat kecil
Furnace Diamond disc
Kuas kecil Bumbung tuang/casting ring
Casting machine
Vibrator
Macam macam mata bur
Pisau model
Digunakan untuk
memotong sprue
Bumbung tuang/casting ring
• Bentuknya bersih seperti warna logam sebelum dicor. Hal ini terjadi
apabila logam yang dicor non precius, artinya logam tersebut tidak
mengandung logam mulia sebagai dasar dan logam campur / aloy.
Pada bentuk ini tidak perlu dilakukan pickling
Cara pickling:
Hasil casting logam aloy yang mengandung dasar logam mulia warnanya hitam diikat
dengan benang dan dipanasi dahulu. Sebelumnya sudah dipersiapkan dahulu salah satu
larutan pickling yang sudah diencerkan. Sesudah panas, hasil cor dimasukkan ke dalam
larutan pickling sebentar sarnpai warna hilang dan warna semula muncul. Oleh karena
larutan pickling ini sangat toksis, maka untuk menetralisir, hasil cor dimasukkan ke dalam
larutan sodium bicarbonate.
FINISHING DAN POLISHING
Finishing
Finishing adalah suatu cara untuk membentuk hasil casting menjadi
suatu bangunan yang diinginkan dengan jalan menghilangkan /
membuang ekses-ekses pada permukaan hasil casting dan logam
yang tidak berguna. Setelah dilakukan finishing maka bentuk,
misalnya yang berbentuk inlay, full crown atau bridge work,
menjadi baik tetapi masih kasar. Kemudian dilakukan polishing.
Polishing
Polishing adalah suatu cara untuk membuat suatu bentuk, setelah
dilakukan finishing, menjadi rata, halus dan mengkilap.
• video
Faktor yang Mempengaruhi Manipulasi
• Distorsion (distorsi atau pengoletan)
Dapat terjadi pada waktu pembuatan pola malam atau pada
waktu pengambilan hasil casting dan dalam invesmen
Penyebab terjadinya distorsi sebagai berikut :
1) Terjadinya perubahan temperatur yang besar.
2) Manipulasi bahan tidak benar.
3) Teknik pembuatan malam tidak benar.
Faktor yang Mempengaruhi Manipulasi
Surface Roughness (permukaan kasar)
• karena gelembung - gelembung udara).
• Too rapid heating (pemasanan yang terlalu cepat)
• W / p ratio (perbandingan antara air dan bahan invesmen yang terlalu kecil atau terlalu
besar)
• Prolonged healing (pemanasan yang terlalu lama)
• Casting pressure (tekanan pada waktu casting yang kurang benar)
• Composition of the invesment (komposisi bahan invesmen)
• Foreign body (benda-benda asing)
• Adanya benda- benda asing yang masuk ke dalam mould space
Faktor yang Mempengaruhi Manipulasi
Porosity (porus)
Ada 3 macam porositas, yaitu :
o Localized shrinkage porosity
Porositas ini akibat adanya pengerutan setempat / lokal.
o Sub surface porosity
Porositas yang terjadi pada permukaan dalam dari hasil casting.
o Micro-porosity. Penyebabnya antara lain :
1. Besar kecilnya sprue
2. Panjang pendeknya sprue
3. Temperature melting yang terlalu besar
Faktor yang Mempengaruhi Manipulasi
Incomplete Casting (hasil casting yang tidak lengkap)
Penyebabnya antara lain :
• Wax elimination yang tidak sempurna sehingga masih terdapat sisa malam di dalam
mould space.
• Benda asing yang menyumbat sprue
• Pemutaran casting machine yang lambat, sehingga gaya centri fugal kecil, lelehan
logam tidak dapat memasuki seluruh permukaan mould space.
STEP 7 REPORTING
5. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang aplikasi alloy pada
bidang Kedokteran Gigi
Alloy emas
Inlay dan onlay
Mahkota
Gigi tiruan sebagian permanen
Alloy kobalt-kromium
Kerangka gigi tiruan sebagian
Restorasi porselen-logam
STEP 7 REPORTING
5. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang aplikasi alloy pada
bidang Kedokteran Gigi
Alloy nikel-kromium
Kerangka gigi tiruan sebagian,
Mahkota,
Jembatan,
Restorasi porselen-logam
Alloy kobalt-kromium-nikel
dan alloy nikel-titanium
Wire ortodontik
File endodontik
STEP 7 REPORTING
5. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang aplikasi alloy pada
bidang Kedokteran Gigi
Mahkota
Dalam bidang kedokteran gigi, logam
dapat juga digunakan sebagaimahkota
tiruan. Dan logam yang sering
digunakan adalah logam jenis baja
atau stainless steel. Namun selain itu
alloy emas, alloy Ag – Pd, dan alloy Ni
– Cu juga digunakan untuk pembuatan
mahkota
STEP 7 REPORTING
5. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang aplikasi alloy pada
bidang Kedokteran Gigi
Reaksi alergi pada alloy KG adalah Tipe IV: Hipersensitivitas tipe lambat
(delayed-type hypersensitivity reaction) terjadi 24-72 jam sesudah kontak
dengan alergen
Banyak terjadi alergi terhadap kawat orto, amalgam, dan kerangka gigi tiruan
Disebabkan oleh pelepasan ion alloy yang dipengaruhi oleh: korosi, pH mulut
yang rendah, temperatur tingi, dan abrasi akibat pengunyahan
Manifestasi intraoral: blister, papula, eritematous, pendarahan gingiva, ulcer
Manifestasi ekstraoral: dermatitis, eczema, vertigo, urtikaria kronis, chronic
fatigue syndrome, sakit kepala
STEP 7 REPORTING
6. Mahasiswa Mampu Memahami biokompatibilitas logam dan alloy