Anda di halaman 1dari 15

Konsep askep epilepsi &

status epileptikus

Kelompok 3
Definisi :
Epilepsi adalah gangguan kronik otak
dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang
datang dalam serangan-serangan,
berulang-ulang yang disebabkan lepas
muatan listrik abnormal sel-sel saraf
otak, yang bersifat reversibel dengan
berbagai etiologi.
Etiologi
– Tumor otak merupakan penyebab epilepsi yang tidak
umum terutama pada anak-anak.
– Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan
pembuluh darah otak
– Radang atau infeksi pada otak dan selaput otak
– Penyakit keturunan seperti fenilketonuria (fku),
sclerosis tuberose dan neurofibromatosis dapat
menyebabkan kejang-kejang yang berulang.
– Kecendrungan timbulnya epilepsi yang diturunkan.
Hal ini disebabkan karena ambang rangsang
serangan yang lebih rendah dari normal diturunkan
pada anak
Pathofisiologi
Bangkitan epilepsi dicetuskan oleh
suatu sumber gaya listrik di otak yang
dinamakan fokus epileptogen. Dari
fokus ini aktivitas listrik akan
menyebar melalui sinaps dan dendrit ke
neron-neron di sekitarnya dan demikian
seterusnya sehingga seluruh belahan
hemisfer otak dapat mengalami muatan
listrik berlebih (depolarisasi)
PATHWAY
Pengobatan

Pada epilepsi umum sekunder, obat-


obat yang menjadi lini pertama
pengobatan adalah karbamazepin dan
fenitoin. Gabapentin, lamotrigine,
fenobarbital, primidone, tiagabine,
topiramate, dan asam valproat
digunakan sebagai pengobatan kedua.
Status epileptikus
serangan kejang kontinu dan
berlangsung lebih dari 30 menit atau
serangkaian serangan epilepsi yang
menyebabkan anak yang tidak sadar
kembali.
Konsep askep pada klien dengan
epilepsi
• Pengkajian
Identitas pasien : Nama ,umur, jenis kelamin alamat,
pekerjaan dan penanggung jawabnya.
•Umur : Umur biasanya 6 bulan sampai 4 tahun,
• jenis kelamin : laki-laki perempuan 2 : 1,
• Pekerjaan : seseorang dengan pekerjaan yang
sering kali menimbulkan stress dapat memicu
terjadinya epilepsi.
• Riwayat kesehatan
• a. Keluhan utama : Kejang
Lanjutan,,,,
• Riwayat kesehatan sekarang
• Keluarga pasien mengatakan pasien tiba-tiba tidak
sadarkan diri kemudian kejang-kejang disertai mulut
berbuih.
• Riwayat kesehatan dahulu
• 1 tahun yang lalu pasien pernah mengalami
kecelakaan yang hebat dan mengalami cidera kepala
• Riwayat kesehatan keluarga.
• Keluaraga pasien mengatakan bahwa ada keluarga
yang pernah mengalami kejadian seperti pasien
pada saat ini.
Fungsional gordon
• Nutrisi
• Klien akan mengeluh sensitive dengan
makanan yang merangsang aktivitas kejang,
kerusakan gigi, adanya hiperplasi ginggiva
sebagai akibat efek samping Dilantin.
• Istirahat dan aktivitas
• Klien cepat lelah, letih dan perubahan tonus
otot.
Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan fisik
• TTV
• Penurunan kesadaran, peningkatan suhu tubuh, nadi, tensi dan
respirasi.
• Kepala
• * Mata : dilatasi pupil, kedipan kelopak mata, kepala dan mata
menyimpang ke satu sisi.
• * Wajah : sentakan wajah.
• * Mulut : produksi saliva berlebihan, bibir mengecap-ngecap.
• Thorak
• Penurunan gerakan pernafasan, apnea, tachipnea, kesulitan bernafas,
jalan nafas tersumbat.
• Ekstremitas
• Gerakan sentakan, tepukan, menggaruk, perubahan tonus otot
Pemeriksaan diagnostik
a. CT Scan dan Magnetik resonance imaging
(MRI) untuk mendeteksi lesi pada otak,
fokal abnormal, serebrovaskuler abnormal,
gangguan degeneratif serebral.
b. Elektroensefalogram (EEG) untuk
mengklasifikasi tipe kejang, waktu
serangan.
c. Kimia darah: hipoglikemia, meningkatnya
BUN, kadar alkohol darah.
Diagnosa keperawatan :
• Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d.
peningkatan sekresi saliva.
• Gangguan perfusi jaringan b.d. hipoksia
pada otak.
• Resiko cidera b.d. Gangguan
keseimbangan sekunder dengan kejang.
• Gangguan rasa nyaman nyeri ( Kepala )
b.d. respon fisik pasca bedah.
Perencanaan
Terima kasih.........

Anda mungkin juga menyukai