dr. Thomson
Pembimbing
dr. Letta S Lintang, M.Ked(OG), SpOG(K)
DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP Haji Adam Malik
MEDAN, 2018
>50% individu tersebut
mendapatkan infeksi virus
Hepatitis B selama masa
perinatal.4
Infeksi hepatitis B adalah infeksi yang terjadi oleh karena virus hepatitis B dengan
tempat infeksi adalah sel hepar
Diperkirakan 350-400 juta 600.000 individu di seluruh dunia meninggal tiap tahunnya
individu di seluruh dunia karena gangguan hati, sirosis dan hepatoseluler karsinoma
mengalami infeksi kronik akibat (HCC).
virus ini.
Definisi Hepatitis B adalah penyakit infeksi serius yang paling
sering terjadi di dunia yang disebabkan oleh virus
Hepatitis B (HBV) yang menyerang sel hepar
Permukaan paling
luar dari
membrannya
mengandung
Inti paling dalam dari antigen yang
virus - HBcAg disebut HBsAg
Epidemiologi (WHO, 2017)
tattooing
Barber
Patofisiologi
Penunjang
Anamnesa Pem.Fisik Darah Lengkap
(Faktor Risiko, (Jaundice, Viral Marker
Keluhan, Riwayat Hepatomegali, (HBsAg, HBcAb. HBsAb,
Penyakit) splenomegali) IgM anti HBV)
Hepatitis dengan Kehamilan
Efek Hepatitis Wanita hamil dengan Hepatitis B akut maupun kronis tidak memiliki
dalam gambaran klinis yang berbeda dengan populasi umum
Kehamilan
Goals
- ↓ morbiditas dan mortalitas Hepatitis B Kronik
- Fungsi hati dalam batas normal
- ↓HBV DNA predelivery
- Tidak terdeteksinya HbeAg
- Perbaikan pada jaringan hepar
Target ibu yang menderita Hepatitis B dengan kadar HBV DNA >200,000
IU/mL atau 6 log kopi/ml (>1 juta kopi/ml). Ibu dengan fungsi hati yang
meningkat, adanya inflamasi atau kerusakan jaringan hepar
1. Ott JJ, Stevens GA, Groeger J, Wiersma ST. Global epidemiology of hepatitis B virus infection: new estimates of age-specific HbsAg seroprevalence and endemicity. Vaccine
2012;30:2212e9. 2.Terrault et al.AASLD Guidelines for Treatment of Chronic Hepatitis B. HEPATOLOGY, 2016 ;63(1): 261-283 3.Gentile I, Borgia . Vertical transmission of hepatitis B virus:
challenges and solutions International Journal of Women’s Health 2014:6 605–611 4.Lok AS, McMahon BJ. Chronic hepatitis B: update 2009. HEPATOLOGY 2009;50:661-662.3. 5.WHO.
Guidelines for the prevention, care and treatment of persons with chronic hepatitis B infection. Geneva Switzerland: World Health Organization; May 12, 2015.
Penatalaksanaan
AASLD (American Association RANZOG(Royal Australian and New
for the Study of Liver Diseases) Zealand College of Obstetricians and
Kebanyakan studi yang ada Gynaecologists) pada trimester
pada usia kehamilan 28-32 ketiga (minggu ke 30-32 kehamilan)
minggu dan diberhentikan dan diteruskan selama 6 minggu
saat melahirkan sampai 3 paska melahirkan
bulan paska melahirkan Hepatitis B Foundation pemberian
ACOG (American congress of tenofovir dilakukan pada usia
Obstetric and Gynaecology) kehamilan 28-32 minggu dan
pemberian antiviral diberikan dilanjutkan hingga 3 bulan post
pada usia kehamilan 28-32 partum
minggu dengan viral load >1
juta copy (>200.000 IU/mL)
AASLD GUIDELINES FOR TREATMENT OF CHRONIC HEPATITIS B. HEPATOLOGY, 2016 ;63(1): 261-283
Peneliti studi Hasil
1. Ott JJ, Stevens GA, Groeger J, Wiersma ST. Global epidemiology of hepatitis B virus infection: new estimates of age-specific HbsAg seroprevalence and endemicity. Vaccine 2012;30:2212e9.
2.Gentile I, Borgia . Vertical transmission of hepatitis B virus: challenges and solutions International Journal of Women’s Health 2014:6 605–611 3.Lok AS, McMahon BJ. Chronic hepatitis B:
update 2009. HEPATOLOGY 2009;50:661-662.3. 4.WHO. Guidelines for the prevention, care and treatment of persons with chronic hepatitis B infection. Geneva Switzerland: World Health
Organization; May 12, 2015. 5.Dutta DC. Medical and Surgical Illness Complicating Pregnancy. In: DC Dutta’s Textbook of Obstetrics, Hiralal Konar Ed. 8th ed. 2015 Jaypee Brothers Medical
Publishers: India. 303-356
Penatalaksanaan Hep B pada Kehamiilan
Zou H, Chen Y, Duan Z, Zhang H, Pan C. Virologic factors associated with failure to passive-active immunoprophylaxis in
infants born to HBsAg-positive mothers. J Viral Hepat 2012;19:e18-25.
Pencegahan
Komplikasi
Ny. N, 23 thn, G1P0A0, Jawa, Islam, SMA, IRT, i/d Tn. M,
23 thn, Jawa, Islam, SMA, Wiraswasta, datang ke IGD
RSUP HAM Medan tanggal 20-10-2018 dengan:
Hal ini dialami pasien sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit
disertai dengan riwayat keluar lendir bercampur darah dari
kemaluan. Riwayat keluar air-air dari kemaluan tidak dijumpai.
Pasien sebelumnya merupakan pasien rawat jalan PIH RSUP
HAM, dengan hasil pemeriksaan HBsAg reaktif, HBeAg reaktif,
HBV DNA 6.99 log IU/ml dan telah direncanakan untuk seksio
sesaria elektif pada tanggal 25/10/18
RPT : Hepatitis B
RPO : Tidak ada
HPHT : 01-02-2018
TTP : 08-11-2018
ANC : SpOG 3x, Bidan 2x
Riwayat Persalinan:
1. Hamil ini
Berat Badan : 59 kg
Tinggi Badan : 150 cm
Status Presens: BMI : 24,4 kg/M2 (normal)
VT
Serviks Sacral Ø 2cm,Eff 60%,Kepala H I-II,Sel Ket (+) ,UUK?
Pada sarung tangan terdapat lendir darah (+), air ketuban (-)
Adekuasi Panggul : promontorium tidak teraba, Linea inominata
teraba 2/3 anterior, arkus pubis >90o, spina isciadica tidak menonjol,
sakrum cekung, koksigeius mobile.
USG TAS
USG TAS
USG TAS
USG TAS
USG TAS
USG TAS (20-10-2018)
Janin tunggal, presentasi kepala, anak hidup
Fetal movement (+), Fetal heart rate (+)
BPD : 88.6 mm
HC : 330.6 mm
FL : 70.3 mm
AC : 310.0 mm
Cereb : 47.9 mm
EFW : 2705 gr
MVP : 4.91 cm
Plasenta Fundal Grade II
Kesan : KDR (36 – 37) Minggu + Presentasi Kepala + Anak Hidup
Laboratorium (20-10-2018)
Terapi
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik
Di bawah anestesi spinal, dilakukan tindakan asepsis dengan larutan betadine dan alkohol
70% pada dinding abdomen dan ditutupi dengan doek steril kecuali lapangan pandang operasi
Dilakukan insisi pfannensteil mulai dari kutis, subkutis sepanjang 10cm, fascia digunting ke
kiri dan ke kanan. Otot dikuakkan secara tumpul.
Peritoneum dijepit dengan klem, diangkat lalu digunting ke atas ke bawah, dipasang hack blast
Tampak uterus sesuai gravidarum. Identifikasi segmen bawah rahim dan ligamentum
rotundum.
Lalu plica vesica uterina digunting secara konkaf ke kiri ke kanan. Dinding uterus diinsisi
sampai subendometrium
Kemudian endometrium dan selaput ketuban ditembus secara tumpul dan diperlebar sesuai
arah sayatan.
LAPORAN OPERASI
Dengan meluksir kepala maka lahir bayi laki-laki, BB 2740 gram, PB 48 cm, A/S 8/9, anus (+).
Tali pusat diklem di dua tempat dan digunting di antaranya
Dengan PTT Plasenta dilahirkan, kesan: lengkap. Kedua sudut kiri dan kanan tepi luka insisi
dijepit dengan oval klem kavum uteri dibersihkan dari sisa-sisa selaput ketuban dengan kasa
steril sampai tidak ada selaput atau bagian plasenta yang tertinggal. Kesan: bersih
Dilakukan penjahitan hemostatis figure eight pada ke 2 ujung robekan uterus dengan
benang chromic cat gut no 2 dinding uterus dijahit lapis demi lapis menggunakan Vicryl 2.0
Evaluasi tidak ada perdarahan. Reperitonealisasi dengan plain cat gut no 1.0.
Lalu peritoneum dijahit dengan plain cat gut no. 00, lalu dilakukan jahitan aproksimal otot
dinding abdomen dengan plain cat gut no. 00 secara simple hecting
Kedua ujung fascia dijepit dengan koher, lalu dijahit secara jelujur dengan vicryl no 2/0
Sub cutis dijahit secara simple suture dengan plain cat gut no. 00
LAPORAN OPERASI
RENCANA POST SC
Awasi vital sign, kontraksi dan perdarahan pervaginam
Cek darah rutin 2 jam post SC
Pemeriksaan Darah post SC 20 Oktober 2018
Kontrol ulang : Poliklinik PIH dan GEH RSUP HAM tanggal 26 Oktober 2018
T
Pada ibu hamil dengan HBsAg positif, direkomendasikan supaya diperiksa HBeAg dan
e HBV DNA maternal untuk mengidentifikasi kehamilan yang beresiko tinggi untuk
f
o terjadinya kegagalan profilaksis post-exposure, dan juga untuk mempertimbangkan
r terapi antenatal untuk mengurangkan viral load sebelum partus.
i
K
a Pada pasien ini sebelumnya telah diperiksakan untuk HBsAg (reaktif), HBeAg(Reaktif),
s
dan HBV DNA (6,99 log IU/ml) dan belum pernah diberikan terapi antiviral
u
s
Analisa kasus
Wanita hamil dengan Hepatitis B akut maupun kronis tidak memiliki gambaran klinis
yang berbeda dengan populasi umum yang sedang tidak hamil
Teo f
ri
Lima puluh persen orang dewasa menderita hepatitis akut tidak menunjukkan gejala
klinis yang berarti (asimptomatik).
K
a Masih terdapat kemungkinan adanya transmisi virus hepatitis B dari ibu dengan
s seropositif HBsAg terhadap bayi yang dikandungnya pada saat proses persalinan. Hal
u tersebut dapat dibuktikan dengan memeriksakan serologi Hepatitis B neonatus.
s
T Diagnosis infeksi hepatitis B membutuhkan pemeriksaan darah pasien untuk melihat HbsAg (Hepatitis B surface
e antigen), HBsAb (Hepatitis B Antibody), dan Hepatitis B core antibody (HbcAb). Jika adanya HBsAg
o mengindikasikan bahwa seseorang dalam keadaan infeksius, maka HBsAb mengindikasikan adanya proses
r penyembuhan dan imunitas dari infeksi HBV atau berhasilnya proses imunisasi melawan infeksi HBV. HbcAb muncul
i pada infeksi Hepatitis B akut pada onset awal penyakit, tetapi juga mengindikasikan infeksi HBV kronik
K Hasil pemeriksaan serologi ibu adalah HBsAg positif yang bermakna bahwa ibu dalam keadaan infeksius
a terhadap hepatitis B dan dapat menularkan kepada yang lain.
s
u
s
Bayi yang lahir dari ibu dengan infeksi HBV harus disuntikkan HBIG dan dosis
T monovalen vaksin Hepatitis B.
e
o
HBIG sebaiknya diberikan dalam 12 jam setelah lahir, paling lama dalam 48 jam.
r Pemberian di atas 48 jam menyebabkan peningkatan transmisi HBV ke bayi.
i Bayi yang berisiko infeksi HBV selama kelahiran sebaiknya diperiksakan untuk melihat
nilai HBsAg pada usia 9-12 bulan. Jika HBsAg positif, anak tersebut harus dirujuk ke
spesialis anak untuk diterapi lebih lanjut
K Pada neonatus diberikan suntikan vaksin hepatitis B dan HBIG segera setelah lahir.
a
Diperlukan pemantauan terhadap neonatus setelah pulang dari rumah sakit untuk
s
u diberikan vaksinasi dan pemeriksaan serologi untuk menentukan langkah
s penatalaksanaan berikutnya
Terdeteksinya HBsAg, HBeAg, dan HBV DNA dalam air susu ibu (ASI) memang
T sudah diteliti, namun sampai saat ini tidak ada perbedaan angka transmisi HBV pada
e bayi yang mendapat ASI maupun yang tidak mendapat ASI dari ibu yang terinfeksi.
o Oleh karena itu, ACOG dan WHO menyarankan agar ibu yang terinfeksi HBV tetap
r
i menyusui bayi minimal sampai usia 4 bulan. Namun ibu juga diharapkan untuk
menjaga puting susu, karena ibu yang memiliki perlukaan atau eksudat pada puting
susu sebaiknya tidak menyusui karena berpotensi untuk terjadinya transmisi HBV.
K
a Pada pasien tetap dianjurkan untuk menyusui bayinya minimal sampai usia 4 bulan
s namun harus tetap menjaga kesehatan dan kebersihan puting susu.
u
s
Infeksi hepatitis B masih menjadi masalah endemis termasuk di Indonesia dan
dapat juga ditemukan pada seorang wanita hamil walaupun angka kejadiannya
masih belum diketahui karena kurangnya data.
Transmisi perinatal menjadi metode transmisi hepatitis B yang paling banyak dari
seorang ibu dengan seropositif virus hepatitis B terhadap bayinya.
Pemeriksaan serologi menjadi alat diagnostik menentukan adanya infeksi hepatitis
B, menentukan akut maupun kronisitas dari hepatitis B, dan menentukan status
imunologi seseorang.
Pemberian vaksin dan imunoglobulin dapat menurunkan kemungkinan transmisi
dari ibu ke bayi dan pemberian terapi antivirus serta pemilihannya harus sesuai
dengan indikasi.
1. Apakah penentuan diagnosis pasien sudah tepat?
2. Apakah pilihan penatalaksanaan terhadap pasien sudah tepat?
3. Apakah tindakan penatalaksanaan terhadap neonatus sudah tepat?
Sebaiknya program skrining hepatitis B terhadap
ibu hamil semakin digalakkan agar penentuan
penatalaksanaan untuk mengurangi transmisi
intrapartum dan perinatal dapat semakin tepat
guna sehingga luaran yang diharapkan akan
semakin baik.
Terimakasih
Penatalaksanaan post partum