Anda di halaman 1dari 27

HIDROLIKA

KELOMPOK B
ALIRAN PIPA BERTEKANAN
OUTLINE

1. KLASIFIKASI ALIRAN
2. ALIRAN PIPA BERTEKANAN
3. KEHILANGAN TINGGI ENERGI ATAU HEADLOSS
4. GAYA BEKERJA DALAM ALIRAN
5. ALIRAN DALAM JARINGAN PIPA SEDERHANA
1. KLASIFIKASI ALIRAN

A. Aliran yang tak termampatkan dan termampatkan (incompressible and compressible flows)
Aliran tak termampatkan adalah kondisi aliran dimana rapat massa fluidanya tidak berubah.
B. Aliran tunak dan tak tunak (steady and unsteady flows )
Aliran tunak atau aliran permanen (permanent flow) adalah kondisi dimana komponen aliran tidak
berubah terhadap waktu.
Aliran tak tunak atau aliran tidak permanen (impermanent flow) adalah kondisi dimana komponen
aliran berubah terhadap waktu.
C. Aliran seragam dan tak seragam (uniform and non-uniform flows)
Aliran seragam adalah kondisi dimana komponen aliran tidak berubah terhadap jarak.
Aliran tidak seragam (non-uniform flow) adalah kondisi dimana komponen aliran berubah terhadap
jarak. Contoh aliran di saluran/sungai pada kondisi ada pengaruh pembendungan/terjunan, ada
penyempitan/pelebaran yang ekstrim.
D. Aliran laminer dan turbulen (laminar and turbulent flows)

E. Aliran yang dipengaruhi kekentalan dan tidak (viscous and inviscid flows)
Viskositas menyebabkan adanya tegangan geser dan kehilangan energy.

Aliran rotasi dan tak rotasi (rotational and irrotational flows)


Aliran irrotasional adalah aliran dimana nilai rotasinya atau setiap komponen
vektor rotasinya sama dengan nol. Contoh aliran irrotasional adalah medan aliran pada
aliran seragam.
7. Aliran subkritis dan superkritis (subcritical and supercritical flows)

Aliran Subkritis terjadi jika bilangan Froude lebih kecil dari 1 ( Fr<1). Aliran subkritis terjadi pada kedalaman yang
lebih besar dan kecepatan aliran rendah.

Aliran Superkritis terjadi jika bilangan Froude lebih besar dari 1 (Fr>1). Aliran superkritis terjadi pada kedalaman
yang relatif rendah dan kecepatan aliran yang tinggi,

8. Aliran yang terpisahkan/separasi dan tidak (separated and unseparated flows)

(a) (b)

(c)
2. KONSEP ALIRAN FLUIDA
B. ALIRAN DIDALAM PIPA BERTEKANAN
a. Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas menyatakan hubungan antara kecepatan
fluida yang masuk pada suatu pipa terhadap kecepatan fluida yang keluar.
Dengan persamaan :

Q = A. V = konstan
Q = A1. V1 = A2. V2

Keterangan :
A1,2 = Luas penampang pipa 1 dan 2 ( m2 )
V1,2 = Kecepatan aliran pada pipa 1 dan 2 ( m/s )
Q = Debit aliran Fluida ( m3/ s )
Debit adalah besaran yang menyatakan volumefluida mengalir tiap satuan waktu
:

Q = Volume / waktu

Keterangan :
Q = Debit aliran Fluida ( m3/ s )
V = Volume ( m3 )
t = Waktu ( s )
b. Persamaan Bernoulli
Hukum bernoulli menjelaskan tentang konsep dasar aliran fluida ( Zat
cair dan gas ) bahwa peningkatan kecepatan pada suatu aliran zat cair atau gas
akan meyebabkan penurunan tekanan pada zat cair atau gas tersebut. Artinya,
akan terdapat penurunan energi potensial pada aliran tersebut.
E = V2 / 2g + P / γ + Z sehingga
V12 / 2g + P1 / γ + Z1 = V22 / 2g + P2 / γ +
Z2 + H

Keterangan :
P1,2 = Tekanan di penampang 1 dan 2 ( N/m2 )
V1,2 = Kecpatan di penampang 1 dan 2 ( m/s )
Z1,2 = Tinggi pada permukaan 1 dan 2 (m )
γ 1,2 = Berat jenis 1 dan 2 ( N/m3 )
g = Kecepatan gravitasi bumi ( m/s2 )
H = Kerugian aliran ( m )
SOAL BERNOULI DAN KONTINUITAS

Pipa untuk menyalurkan air menempel pada sebuah dinding rumah seperti terlihat pada gambar berikut! Perbandingan luas
penampang pipa besar dan pipa kecil adalah 4 : 1.
Posisi pipa besar adalah 5 m diatas tanah dan pipa kecil 1 m diatas tanah. Kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 36
km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa. Tentukan :
a) Kecepatan air pada pipa kecil
b) Selisih tekanan pada kedua pipa
c) Tekanan pada pipa kecil
(ρair = 1000 kg/m3)
Pembahasan
Data :
h1 = 5 m
h2 = 1 m
v1 = 36 km/jam = 10 m/s
P1 = 9,1 x 105 Pa
A1 : A2 = 4 : 1
a) Kecepatan air pada pipa kecil
Persamaan Kontinuitas :
A1v1 = A2v2
(4)(10) = (1)(v2)
v2 = 40 m/s

b) Selisih tekanan pada kedua pipa


Dari Persamaan Bernoulli :
P1 + 1/2 ρv12 + ρgh1 = P2 + 1/2 ρv22 + ρgh2
P1 − P2 = 1/2 ρ(v22 − v12) + ρg(h2 − h1)
P1 − P2 = 1/2(1000)(402 − 102) + (1000)(10)(1 − 5)
P1 − P2 = (500)(1500) − 40000 = 750000 − 40000
P1 − P2 = 710000 Pa = 7,1 x 105 Pa

c) Tekanan pada pipa kecil


P1 − P2 = 7,1 x 105
9,1 x 105 − P2 = 7,1 x 105
P2 = 2,0 x 105 Pa
c. Persamaan Momentum
Hukum kedua newton menyatakan perubahan momentum suatu
benda itu sebanding dengan gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Dengan kata lain momentum aliran fluida terjadi karena adanya
perubahan kecepatan aliran :
F = ρ. Q . ( V2 – V1 ) .......................................................... (
1)
Karena laju aliran massa = ρ . A . V = ρ . Q maka ....... ( 2 )
Substitusikan
F = m ( V2 – V1 )
Keterangan :
F = Gaya ( N )
Q = Debit aliran ( m3/ s )
m = Laju aliran massa ( kg/s )
ρ = Massa Jenis larutan ( kg/m3 )
V1,2 = Kecepatan ( m/s )
A = Luas penampang ( m2 )
Sebuah curat memancarkan air yang menghantam plat vertikal. Debit aliran Q = 0,025 m3/d dan diameter ujung curat 3 cm. Hitung gaya
horisontal yang diperlukan untuk menahan plat. Apabila pancaran air menghantam plat dengan membentuk sudut 30° terhadap plat,
berapakah gaya penahan tegak lurus plat. Gaya yang bekerja pada air adalah sama dengan gaya horisontal yang diperlukan untuk menahan
plat.
Dianggap bahwa arah ke kanan adalah positif. Kecepatan aliran pada curat,

Q 0,025
V1    35,37 m/d
A1 0,25    0,03 2

Kecepatan aliran pada plat,


V2 = 0
Gaya penahan
F = ρ Q (V2 – V1)
F = 1000 x 0,025 (0 – 35,37) = -884,25 N (arah F adalah ke kiri)
Apabila pancaran membentuk sudut 30°, maka:
F = -884,25 sin 30° = -442,13 N
Hal-hal yang diperhatikan :
1. Sifat Fisis Fluida : tekanan, temperature, massa jenis dan viskositas.
2. Faktor Geometrik : diameter pipa dan kekasaran permukaan pipa.
3. Sifat Mekanis : aliran laminar dan aliran turbulen.
Bilangan Reynold
Bilangan Retnold merupakan besaran fisis yang tidak berdimensi. Bilangan ini dipergunakan
sebagai acuan dalam membedakan aliran laminer dan turbulen disatu pihak , dan dilain pihak dapat
dimanfaatkan sebagai acuan untuk mengetahui jenis-jenis aliran yang berlangsung dalam air.

Re = (p v D)/n

0 < Re <- 2000, aliran disebut laminier


2000 < Re <- 3000, aliran disebut transisi antara laminier dan aliran turbulen
Re > 3000, aliran turbulen
Contoh Soal

Tentukan jenis aliran yang terjadi dalam sebuah pipa 305 mm bila:
a. Air pada 15.6 0C mengalir pada suatu kecepatan sebesar 1.067 m/dtk dan
b. Minyak bakar berat pada 15.6 0C mengalir pada kecepatan yang sama.

Jawab :

a. >2000 aliran turbulen

b. Dari Tabel 2 dalam Apendiks

< 2000 aliran laminer


Aliran fluida didalam pipa pada kenyataanya mengalami punurunan tekanan seiring dengan panjang
pipa yang dilalui fluida tersebut macam-macam aliran fluida terbagi menjadi 4 yaitu steady flow, non steady
flow, uniform flow, non uniform flow.

Pada aliran mantap (steady flow) dari fluida terbagi menjadi 2 yaitu aliran laminar dan aliran turbulen. Dalam
aliran laminar , partikel –partikel fluida nya bergerak disepanjag lintasn- lintasan lurus , sejajar dalam lapisan-lapisan atau
laminer . besarnya kecepatan-kecepatan dari laminaer yang berdekatan tidak sama. Sedangkan dalam aliran turbulen
partikel-partikel bergerak secara serampangan ke semua arah. Tidaklah mungkin untuk menjejaki gerakan sebuah partikel
tersendiri,
3. HEAD LOSS
HEADLOSS adalah suatu nilai untuk mengetahui seberapa besarnya reduksi tekanan total (total head) yang
diakibatkan oleh fluida saat melewati sistem pengaliran. Head loss dapat terjadi karena:
1. Gesekan antara fluida dan dinding pipa
2. Friksi antara sesama partikel pembentuk fluida tersebut
3. dan turbulensi yang diakibatkan saat aliran di belokkan arahnya atau hal lain seperti misalnya perubahan akibat
komponen perpipaan (valve, flow reducer, atau kran)
Kehilangan karena friksi/gesekan adalah bagian dari total headloss yang terjadi saat aliran fluida melewati suatu pipa
lurus.
Head loss terbagi menjadi dua macam, yaitu head loss mayor dan head loss minor.
A. Head losses mayor
Head loss mayor dapat terjadi karena adanya gesekan antara aliran fluida yang mengalir dengan suatu dinding
permukaan dalam pipa

4ρQ
𝑅𝑒 = μ π D

Untuk menghitung kerugian gesek antara dinding pipa dengan aliran fluida tanpa adanya perubahan luas
penampang di dalam pipa dapat dipakai rumus Darcy yang secara matematis ditulis sebagai berikut:
B. Head losses minor
Head loss minor dapat terjadi karena adanya sambungan pipa (fitting) seperti katup (valve), belokan (elbow), saringan
(strainer), percabangan (tee), losses pada bagian entrance, losses pada bagian exit, pembesaran pipa (expansion),
pengecilan pipa (contraction), dan sebagainya.

Secara umum head losses minor dinyatakan secara umum dengan rumus:
CONTOH SOAL

Suatu fluida mengalir melalui sebuah pipa horizontal dengan diameter 0,1 inci. Ketika bilangan Reynoldsnya 1500, kerugian head sepanjang 20 ft pada pipa
yaitu sebesar 6,4 ft. Tentukan kecepatan fluida!

Diketahui: d = 0,1 inci

Re = 1500

hL = 6,4 ft

l = 20 ft

Ditanya: v = ….?

Jawab:

Karena Re = 1500 < 2000 maka aliran fluida tersebut bersifat laminar.

64 64
Dengan demikian, 𝑓 = = = 0,0427 jika kita masukkan nilai f ini ke rumus untuk mancari hL, maka:
𝑅𝑒 1500

20 𝑓𝑡 𝑉2
6,4 𝑓𝑡 = 0,0427 .
0,1 𝑓𝑡
𝑓𝑡 2(32,2 2 )
12 𝑠
Sehingga,

V = 2,01 ft / s
D. GAYA YANG BEKERJA DALAM ALIRAN DI DALAM PIPA

Gaya

• Hukum Pascal : “Jika tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang
tertutup diteruskan oleh zat cair itu ke segala arah dengan sama besar
(sama rata)“

• Hukum II Newton : "Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan


gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan
massanya".
Gaya Tekanan

Tekanan merupakan satuan ilmu fisika untuk menyatakan atau


menyebutkan hasil dari gaya dengan Luas satuan tekanan digunakan
dalam mengukur kekuatan dari suatu benda gas dan benda cair.
CONTOH SOAL

Jari-jari penampang kecil dongkrak hidrolik adalah 2 cm dan jari-jari penampang besar adalah 25 cm. Berapa gaya yang diberikan pada penampang kecil
untuk mengangkat sebuah mobil bermassa 2000 kg ?
Pembahasan :
Diketahui :
r1 = 2 cm = 0,02 m
r2 = 25 cm = 0,25 m
A1 = (3,14)(0,02)2 = 0,001256 m2
A2 = (3,14)(0,25)2 = 0,19625 m2
F2 = w = m g = (2000)(9,8 m/s2) = 19600 N
Ditanya : F1 ?
Jawab :
F1/A1 = F2/A2
F1/0,001256 = 19600/0,19625
F1/0,001256 = 99.872,6

F1 = 125,44 N
E. ALIRAN DALAM JARINGAN PIPA SEDERHANA

1. Aliran didalam pipa harus memenuhi hukum-hukum gesekan pipa untuk aliran
dalam pipa tunggal.
8𝐹𝐿
hf= Q2
𝑔𝜋2𝐷5
2. Aliran masuk ke dalam tiap-tiap simpul harus sama dengan aliran yang keluar.
෍ 𝑄𝑖 = 0

3. Jumlah aljabar dari kehilangan tenaga dalam satu jaringan tertutup harus sama
dengan nol.
෍ ℎ𝑓 = 0
DAFTAR PUSTAKA

Euler,Leonard. 1983. Mekanika Fluida. Jakarta : Erlangga.


Haliday, D. 1996. Fisika 2. Jakarta : Erlangga
Raswari. 1986. Teknologi Dan Perencanaan Sistem Perpipaan. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Raswari. 1987. Perencanaan Dan Penggambaran Sistem Perpipaan. Universitas
Indonesia : Jakarta
Resnick. Robert. 1985. Fisika Edisi Ke 3 Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai