Anda di halaman 1dari 20

PLENO MODUL 2

“PILEK MENAHUN”
PENDAHULUAN

 Skenario
 Pertanyaan (LO)
 Pembahasan
 kesimpulan
A.Skenario :
Seorang Perempuan umur 16 tahun, datang ke puskesmas dengan riwayat pilek selama kira-kira 1
tahun. Kadang-kadang pilek ini disertai lendir pada tenggorokan yang dirasakan berasal dari belakang
hidung. Pada waktu kecil ia sering menderita sesak nafas.

B. Pertanyaan :
- Bagaimana terbentuknya lendir ( Anatomi,Fisilogi, & Histologi )
- Apakah pilek menahun merupakan hipersensitivitas tipe 1 ?
- Apakah ada hubungan pilek dan sesak nafas ?
- Diagnosis dan diagnosis banding ?
- Tatalaksana farmakologi dan non farmakologi ?
- Komplikasi dan prognosis penyakit ?
Bagaimana terbentuknya lendir ?
Fungsi hidung:
Jalan napas,Alat pengatur kondisi udara (mukus)Penyaring udara, mukus befungsi sebagai penyaring dan pelindung udara
inspirasi dari debu dan bakteri bersama silia dan rambut halus,Indra penghidu,Resonansi udara (sinus paranasal),Turut
membantu proses bicara,Refleksi nasal.
Fungsi tenggorokkan:
Respirasi, Membantu menelan, Artikulasi, dan Resonansi Suara
Pilek menahun = Hipersensitivitas tipe 1 ?
VIDEO M3
Diagnosa dan Diagnosa Banding :
1. Anamesis :
 Sejak kapan alergi tersebut ?
 Riwayat penyakit dahulu, riwayat sekarang,riwayat keluarga,riwayat pengobatan
 Bagaimana perjalanan penyakit(muncul pagi hari,siang hari,malam hari atau setiap hari)
 Lingkungan kerja dan tempat tinggal
 Faktor perberat dan peringan gejala tersebut

2. pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan pada bagian luar hidung
3. Pemeriksaan Penunjang

• Uji Kulit Cukit (Skin Prick Test)


• IgE Serum Total
• IgE serum spesifik
• Pemeriksaan sitologis atau histologis
• Tes provokasi hidung ( Nasal Challenge Test )
• Foto polos sinus paranasal / CT Scan / Mri
Different diagnosis/Diagnosis Banding :
• Rinitis Alergi
• Rinitis vasomotor
• Rinosinusitis
• Rinitis medikamentosa
Different diagnosis/Diagnosis Banding :
1. Rinitis alergi (diagnosis utama) :
Berdasarkan sifat berlangsungnya, rinitis alergi terbagi atas 2 jenis, yaitu rinitis alergi musiman dan rinitis alergi
sepanjang tahun (perenial). Alergen penyebab rinitis alergi musiman bersifat spesifik, yaitu tepung sari dan
spora jamur. Gejala keduanya hampir sama, hanya sifat berlangsungnya saja yang berbeda. Oleh karena gejala
di skenario cenderung mengarah ke rinitis alergi perenial maka pembahasan rinitis alergi difokuskan pada
rinitis alergi perenial.Rinitis alergi perenial adalah penyakit/kelainan yang merupakan manifestasi klinis reaksi
hipersensitivitas tipe I dengan mukosa hidung sebagai organ sasaran. Gejala rinitis alergi perenial timbul terus-
menerus atau intermiten. Gejala klinisnya antara lain: serangan bersin berulang lebih dari lima kali dalam satu
serangan, rinorea yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, kadang disertai lakrimasi,
tidak ada demam.
2. . Rinitis vasomotor :
Rinitis vasomotor adalah gangguan fisiologik mukosa hidung karena
adanya gangguan keseimbangan susunan saraf otonom sehingga terjadi
peningkatan aktifitas saraf parasimpatis.
Different diagnosis/Diagnosis Banding :
• 3.Rinosinusitis :
Rinosinusitis adalah suatu kondisi peradangan yang melibatkan hidung
dan sinus paranasal.secara klinik rinosinusitis adalah keadaan yang
terjadi karena adanya peradangan yang mengenai mukosa rongga
hidung dan sinus paranasal dengan terjadinya pembentukan cairan atau
adanya kerusakan pada tulang dibawahnya.Gejala utama yang sering
dijumpai adalah hidung buntu,sekret hidung purulen,rasa sakit dimuka
dan dipipi,pusing,hiposmia, dan batuk.
Different diagnosis/Diagnosis Banding :
• 4. Rinitis medikamentosa :
Rinitis medikamentosa adalah kelainan fungsi hidung yang disebabkan
oleh pemakaian obat-obatan dalam jangka waktu lama, sehingga
menimbulkan gangguan keseimbangan vasomotor
Tatalaksana farmakoterapi dan nonfarmakoterapi

1. Nonfarmakoterapi
• Menghindari pajanan alergen
• Kontrol lingkungan seperti: memperhatikan kondisi dan sanitasi
kamar dan lingkungan tempat tinggal
• Berolahraga secara teratu
2. Farmakoterapi
Obat – obat Rinitis Alergi
Nama dan juga dikenal Nama generik Mekanisme kerja Efek samping Keterangan
sebagai

Antihistamin H1 oral Generasi II  Menghambat reseptor H1 Generasi II  Antihistamin H1 oral generasi baru
Cetirizin  Beberapa aktivitas antialergi  Tidak terjadi sedasi pada lebih disukai karena rasio
Ebastin  Obat generasi baru dapat diberikan kebanyakan obat efikasi/keamanan dan sifat farmako-
Fexofenadin satu kali sehari  Tidak ada efek antikolinergik kinetikanya
Loratadin  Tidak menimbulkan takifilaksis  Tidak ada kardiotoksisitas  Mulai kerjanya cepat (kurang dari 1
Mizolastin  Akrivastin memiliki efek sedatif jam) pada gejala nasal dan mata
 Azelastin oral dapat  Efeknya buruk pada sumbatan nasal
Akrivastin
menyebabkan sedasi dan  Obat kardiotoksik sebaiknya
Azelastin
rasa pahit dihindarkan
Desloratadin
Levocetirizin Generasi I
Generasi I  Umumnya menyebabkan sedasi
Klorfeniramin  Dan/atau efek antikolinergik
Klemastin
Hidroksizin
Ketotifen
Mequitazin
Oxatomid
Lain-lainnya
Kardiotoksik
Astemizol
Terfenadin
Antihistamin H1 lokal Azelastin  Menghambat reseptor H1  Efek samping lokal ringan Mulai kerja cepat (<30 menit) pada gejala
(intranasal, intraokuler) Levocabastin  Azelastin memiliki aktivitas anti  Azelastin: rasa pahit pada hidung atau mata
alergi beberapa penderita
Kortikosteroid intranasal Beklometason  Mengurangi  Efek samping lokal ringan  Pengobatan farmakologis rinitis
Budesonid hiperreaktivitas hidung  Batas keamanan yang lebar alergi yang paling efektif
Flunisolid  Sangat poten mengurangi inflamasi terhadap efek samping sistemik  Efektif pada sumbatan nasal
Flutikason hidung  Gangguan pertumbuhan yang  Berdampak pada penghidu
Mometason diakibatkan beberapa molekul  Efeknya masih terlihat setelah 6-12
Triamcinolon tertentu jam tetapi efek maksimalnya terjadi
 Pada anak kecil pertimbangkan setelah beberapa hari
kombinasi obat intranasal dan
inhalasi

Kortikosteroid oral/IM Deksametason  Mengurangi inflamasi nasal secara  Sering terjadi efek samping  Jika mungkin, sebaiknya diutamakan
Hidrokortison poten sistemik pada obat-obat IM kortikosteroid intranasal daripada
Metilprednisolon  Mengurangi  Suntikan depot dapat obat oral atau IM
Prednisolon hiperreaktivitas nasal menyebabkan atrofi jaringan  Namun kortikosteroid oral jangka
Prednison lokal pendek mungkin diperlukan pada
Triamsinolon gejala berat
Betametason Deflazacort
Kromolin local (intranasal, Kromoglikat Nedokromil Mekanisme kerja hanya diketahui sedikit Efek samping lokal ringan  Kromolin intraocular sangat efektif
intraokuler) sekali  Kromolin intranasal kurang efektif
dan hanya bekerja singkat
 Secara keseluruhan tingkat
keamanannya sangat baik

Dekongestan oral Efedrin  Obat golongan simpatomimetik  Hipertensi  Penggunaan dekongestan oral pada
Fenilefrin  Menghilangkan gejala sumbatan  Palpitasi penderita penyakit jantung harus
Pseudoefedrin nasal  Gelisah sangat hatihati
Lain-lain  Agitasi  Kombinasi dekongestan dengan
 Tremor anti-histamin H1 oral lebih efektif
 Insomnia dibanding sendiri-sendiri, namun
 Sakit kepala efek sampingnya menjadi kombinasi
 Membran mukosa kering
 Retensi urin
 Eksaserbasi glaucoma atau
tirotoksikosis
Dekongestan intranasal Epinefrin  Obat golongan simpatomimetik  Efek samping sama dengan  Bekerja lebih cepat dan efektif
Naftazolin  Menghilangkan gejala sumbatan dekongestan oral, hanya dibandingkan oral
Oximetazolin nasal intensitasnya kurang  Batasi pemakaian <10 hari untuk
Fenilefrin  Rinitis medikamentosa menghindari rinitis
Tetrahidrozolin (fenomena rebound yang terjadi medikamentosa
Xilometazolin akibat pemakaian lama lebih
Lain-lain dari 10 hari)

Antikolinergik intranasal ipratropium Antikolinergik memblok hanya rinore  Efek samping lokal ringan Efektif pada penderita alergi atau non-
 Hampir tidak ada efek anti- alergi dengan rinore
kolinergik sistemik

Anti-leukotrien Montelukast Pranlukast Menghambat reseptor CystL T Toleransi baik Obat baru yang diharapkan dapat diberikan
zafirlukast baik secara tunggal atau kombinasi dengan
antihistamin H1 oral, namun masih
dibutuhkan lebih banyak data untuk
menentukan tempat obat-obat ini
Prognosis :
• Rinitis alergi pada masa anak akan bertambah berat dengan
bertambahnya usia. Kadangkala rinitis alergi dapat merupakan
masalah pada usia tua. Dengan mengetahui faktor penyebab, dengan
penghindaran dapat mengurangi kekerapan timbulnya gejala.
Penggunaan beberapa jenis medikamentosa profilaksis juga dapat
mengurangi gejala yang timbul.
Kesimpulan :
Rinitis alergi secara klinis merupakan gangguan fungsi hidung yang terjadi
setelah pajanan alergen melalui inflamasi yang diperantarai oleh
Imunoglobulin E yang spesifik terhadap alergen tersebut pada mukosa
hidung. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan global yang
prevalensinya terus meningkat.
Seorang anak yang mempunyai salah satu gejala atopi (rinitis alergi, asma,
eksim) mempunyai risiko 3 kali lebih besar untuk menderita gejala atopi yang
berikutnya. Rinitis alergi dapat mempengaruhi kehidupan sosial penderita,
kinerja di sekolah serta produktivitas kerja, di. samping biaya yang
ditimbulkan oleh rinitis cukup besar.
Diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cukup teliti untuk
menegakkan diagnosis rinitis alergi. Pemeriksaan penunjang dan pencitraan
dilakukan bila diperlukan, antara lain dalam hal mencari komplikasi/penyakit
penyerta.

Anda mungkin juga menyukai