Departemen Patologi Klinik Ka. Instalasi UTD-RS Sultan Sulaiman PENGERTIAN • Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/ DBD (dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopeniadan diathesis hemoragik. • Penyakit DHF adalah penyakit yang disebabkan ol eh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularka n melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ) nyamuk aedes aegepty. EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI
• Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan oleh nyamuk. • Vector utama penyakit DBD adalah nyamuk ae des aegypti (didaerah perkotaan) dan aedes alb opictus (didaerah pedesaan). • Virus dengue ini termasuk kelompok B Arthrop od Virus (Arbovirus) yang sekarang dikenal seb agai genus Flavivirus, famili Flaviviride, dan me mpunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Sifat Nyamuk Aedes Aegypti
• Senang tinggal pada air yang jernih dan tergen
ang, • Telurnya dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu 20-420C. Bila • Kelembaban terlalu rendah telur akan menetas dalam waktu 4 hari, • Menjadi nyamuk dewasa memerlukan waktu 9 hari. • Nyamuk dewasa yang sudah menghisap darah 3 hari dapat bertelur 100 butir MANIFESTASI KLINIS
a. Demam tinggi mendadak yang berlangsung sel
ama 2-7 hari b. Manifestasi perdarahan 1) Uji tourniquet positif 2) Perdarahan spontan berbentuk peteki, purpu ra, ekimosis, epitaksis, perdarahan gusi, hemat emesis, melena. c. Hepatomegali d. Renjatan, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (<20mmHg) atau nadi tak teraba, kuli t dingin, dan anak gelisah KLASIFIKASI DHF
a. Derajat I : Demam dengan uji torniquet positif.
b. Derajat II : Demam dan perdarahan spontan, p ada umumnya dikulit atau perdarahan lain. c. Derajat III : Demam, perdarahan spontan, diser tai atau tidak disertai hepatomegali dan ditemu kan gejala-gejala kegagalan sirkulasi meliputi nadi yang cepat dan lemah, tekanan nadi men run (<20mmHg)/ hipotensi disertai ekstremitas dingin, dan anak gelisah. d. Derajat IV : demam, perdarahan spontan disert ai atau tidak disertai hepatomegali dan ditemuk an gejala-gejala renjatan hebat (nadi tak terab a dan tekanan darah tak terukur). PATOFISIOLOGI DIAGNOSA
• WHO membuat kriteria diagnose DBD ditegakkan jika mem
enuhi 2 kriteria klinis ditambah dengan 2 kriteria laboratori um dibawah ini: • Kriteria Klinik 1. Demam tinggi mendadak, terus-menerus selama 2-7 hari 2. Terdapat manifestasi perdarahan seperti tourniquet positif, petechiae, echimosis, purpura, perdarahan mukosa, epista ksis, perdarahan gusi dan hematemesis dan atau melena. 3. Pembesaran hati 4. Syok yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat, tekanan nadi turun, tekananan darah turun, kulit dingin dan lemba b terutama ujung jari dan ujung hidung, sianosis sekitar m ulut, gelisah. Kriteria Laboratoris 1. Trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang) 2. Hemokonsentrasi, peningkatan hematokrit 20% atau lebih PEMERIKSAAN LABORATORIUM • Leukosit: dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat dit emui limfositosis relative (>45% dari total leukosit) disertai adany a limfosit plasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total leukosit yan g pada fase syok akan meningkat. • Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8. • Hematokrit: Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam. • Hemostasis: Dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Di mer, atau FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah. • Protein/albumin: Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma. • SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase): dapat meningkat. • Ureum, Kreatinin: bila didapatkan gangguan fungsi ginjal. • Elektrolit: sebagai parameter pemantauan pemberian cai ran. • Golongan darah: dan cross macth (uji cocok serasi): bila akan diberikan transfusi darah atau komponen darah. • Imuno serologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terha dap dengue. IgM: terdeksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai ming gu ke-3, menghilang setelah 60-90 hari. IgG: pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi hari k e-2. • Uji III: Dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta saat pulang dari perawatan, uji ini digunakan untu k kepentingan surveilans. PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENANGANAN GIZI PENANGANAN GIZI