Anda di halaman 1dari 49

A.

RESEPSI
Stimulus termal, mekanik, kimiawi, listrik

Kerusakan sel/jaringan

Melepaskan histamin, bradikinin, kalium di nosiseptor

Impuls saraf (menyebar di sepanjang serabut saraf perifer aferen)

Serabut delta-A (Myelin Serabut C ( Myelin (-), kecil, lambat)


(+), cepat)

Sensasi tajam, t`lokalisasi, Impuls terlokalisasi buruk, viseral, &


melokalisasi sumber nyeri, terus-menerus
m`deteksi intensitas nyeri

Ditransmisikan sepanjang saraf aferen (prostaglandin, kalium)


Kornu dorsalis, medulla spinalis

Dilepaskan neurotransmitter : substansi P


ditransmisikan ke trac. Spinotalamus

SSP di otak (pembentukan retikuler, sist limbik,


talamus, korteks sensori, korteks asosiasi)

Kompensasi tbh (mengirim stimulus kembali ke bawah


kornu dorsalis di medulla spinalis/sist nyeri desenden)

Neuroregulator (endorfin) yg menghambat stimulus nyeri

Nyeri berkurang
Mekanisme REFLEKS PROTEKTIF
Serabut delta-A

Impuls sensori ke medulla spinalis


(tempat sinaps dengan neuron motorik)

Impuls motorik menyebar melalui sebuat lengkung refleks bersama serabut


saraf eferen (motorik) kembali ke suatu otot perifer dekat lokasi
stimulasi

Kontraksi otot

Respon refleks protektif


Jar.superfisial : menarik diri
Jar. Internal : memendek & menegang
Neuroregulator di bagi 2 :
1. Neurotransmitter :
a. Substansi P
b. Serotonin
c. Prostaglandin
2. Neuromodulator :
a. Endorfin & dinorfin
b. Bradikinin
TEORI GATE CONTROL
• Peneliti mengetahui bhw tidak ada pusat nyeri
tertentu di sist saraf
• Teori gate control (Melzack & Wall; 1965) :
“impuls nyeri dpt diatur atau bahkan dihambat
o/mekanisme pertahanan di sepanjang SSP, impuls
nyeri dibuka saat sebuah pertahanan dibuka”.
contohnya : menggosok punggung dgn lambat,
teknik distraksi, konseling, & pemberian plasebo

melepaskan endorfin & dinorfin


B. PERSEPSI
Persepsi mrp titik kesadaran seseorang terhadap
nyeri.
Stimulus nyeri ditransmisikan ke medulla spinalis,
talamus, & otak tengah. Dari talamus naik ke bbg
area otak, termasuk korteks sensori & korteks
asosiasi (di kedua lobus parietalis), lobus frontalis,
dan sistem limbik (Paice, 1991).
Saat individu sadar akan nyeri : terjadi reaksi
kompleks.
3 sistem interaksi persepsi nyeri (Meinhart &
McCaffery, 1983) :
1. Sensori-diskriminatif
2. Motivasi-afektif
3. Kognitif-evaluatif
1. Sensori-diskriminatif
• Transmisi nyeri tjd antara talamus & korteks sensori
• Seorang individu m`persepsikan lokasi, keparahan, &
karakter nyeri
• Faktor2 yg menurunkan tk.kesadaran
(ex : analgetik, anestetik, penyakit serebral)
menurunkan persepsi nyeri
• Faktor2 yg meningkatkan kesadaran thd stimulus (ex
: ansietas, ggn tidur) meningkatkan persepsi nyeri
2. Motivasi-afektif
• Interaksi antara p`bentukan sist retikular & sist
limbik m`hasilkan persepsi nyeri
• P`bentukan retikular m`hasilkan respons
pertahanan, menyebabkan individu
m`interupsi atau m`hindari stimulus nyeri
• Sistem limbik mengontrol respons emosi &
kemampuan yaitu koping nyeri
3. Kognitif-evaluatif
• Pusat kortikal yg lebih tinggi di otak
mempengaruhi persepsi
• Kebudayaan, pengalaman dgn nyeri, & emosi
mempengaruhi evaluasi thd pengalaman nyeri
• Sist ini membantu sso u/m`interpretasi
intensitas & kualitas nyeri, shg dpt melakukan
suatu tindakan
C. REAKSI

a. Respons Fisiologis
menstimulasi sistem saraf otonom (simpatis
& parasimpatis)
b. Respons Perilaku :
ada 3 fase pengalaman nyeri : antisipasi,
sensasi, & aftermath/akibat
1. Respon Sistem Saraf Simpatis
• Dilatasi bronchiolus & Pe RR
• Peningkatan denyut Jantung (N)
• Vasokonstriksi perifer (pucat,
Pe TD)
• Peningkatan kadar glukosa darah
• Diaforesis
• Peningkatan ketegangan otot
• Dilatasi pupil
• Penurunan motilitas sal cerna
2. Respon sist saraf parasimpatis

• Pucat
• Ketegangan otot
• Penurunan denyut jantung & TD
• Pernafasan cepat & tidak teratur
• Mual & muntah
• Kelemahan & kelelahan
3. Respon Perilaku
• Cemas, takut
• Ekspresi wajah : mengatupkan geraham,
menggigit bibir, meringis, menangis,dsb
• Fokus perhatian hanya kpd sensasi nyeri
• Afasia, bingung, atau disorientasi
• Depresi
TIPE NYERI :
a. Nyeri Akut :
• Terlokalisasi
• Tajam : seperti ditusuk, disayat, di cubit, dll
• Respon saraf simpatis
• Penampilan gelisah, cemas
• Pola serangan jelas
b. Nyeri Kronis
• Menyebar
• Tumpul : ngilu, linu, kemeng, nyeri, dsb
• Respon saraf parasimpatis
• Penampilannya depresi, menarik diri
• Pola serangannya tidak jelas
Klasifikasi Nyeri Menurut Lokasi
1. Superfisial/kutaneus : nyeri akibat stimulasi
kulit, b`langsung sebentar, terlokalisasi, &
tajam. Ex : jarum suntik, luka potong kecil
2. Viseral Dalam : nyeri akibat stimulasi organ2
internal, bersifat difus, durasi lbh lama, terasa
tajam, tumpul atau unik tergantung organ yg
terlibat. Ex : sensasi pukul/crushing (angina
pectoris), sensasi terbakar (ulkus lambung)
3. Nyeri alih (Referred) : mrp fenomena dlm nyeri viseral
krn banyak organ tdk memiliki reseptor nyeri. Nyeri
terasa di bagian tbh yg terpisah dr sumber nyeri & dpt
terasa dgn bbg karakteristik. Ex : infark miokard (nyeri
alih ke rahang, lengan kiri, bahu kiri), batu empedu (
selangkangan)
4. Radiasi : sensasi nyeri meluas dr tempat awal cedera ke
bagian tubuh yg lain. Nyeri terasa menyebar ke bag tbh
bawah atau sepanjang bag tbh, dpt menjadi
intermitten/konstan. Ex : nyeri punggung bag bawah
akibat diskus intravertebral yg ruptur disertai nyeri yg
meradiasi sepanjang tungkai dr iritasi saraf skiatik.
FAKTOR2 YG MEMPENGARUHI NYERI :

1. Usia : anak - lansia


2. Jenis kelamin : laki2 - perempuan
3. Kebudayaan : cara menebus dosa
4. Makna nyeri : ancaman, kehilangan, hukuman,
tantangan
5. Perhatian : relaksasi, massage, guided imagery
6. Ansietas : cemas
7. Keletihan : penyakit terminal
8. Pengalaman sebelumnya
9. Gaya koping : terapi musik
10. Dukungan keluarga & sosial
Tidak

Ya
• Harus ada guideline yang akan digunakan
dalam melakukan asesmen nyeri
• Guideline yang ada harus bisa diterapkan
dalam asesmen nyeri
• Perlu dipahami bahwa pasien
dengan “nyeri kanker” merasakan
nyeri hampir setiap saat dan nyeri
akan bertambah hebat pada stase
akhir penyakit
• Nyeri yang dirasakan seseorang akan berbeda-beda
• Perlu dibuat guideline secara spesifik untuk masing-
masing kelompok umur
• Pada pasien dewasa guideline bisa digunakan secara
umum pada pasien diatas usia 19 tahun
• Ada penyakit-penyakit tertentu yang memerlukan
guideline khusus
• Nyeri merupakan pengalaman sensoris dan
emosional biasanya berhubungan dengan
kerusakan jaringan atau potesial adanya
kerusakan jaringan
• Nyeri merupakan pengalaman subyektif
sehingga nyeri akan mempengaruhi kualitas
hidup seseorang yang mengalaminya.
• “Nyeri merupakan apa yang
dikatakan pasien tentang rasa
nyeri, dan nyeri muncul ketika
pasien mengeluh nyeri”
1.
Asesmen

2.
4. Edukasi
Klasifikasi

3.
Planning
• Asesmen secara komprehensif merupakan dasar
untuk keefektifan manajemen nyeri, termasuk
proses wawancara, pemeriksaan fisik, review
pengobatan, review pembedahan atau pengobatan,
review psikososial, review terhadap lingkungan fisik,
dan diagnosa yang sesuai.
• Asesmen yang baik harus bisa dipakai untuk
menentukan penyebab, efektivitas penatalaksanaan
dan pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
penderita
• Asesmen Nyeri menggunakan akronim O, P, Q, R, S,
T, U dan V
O P Q
(onset) (Provokes) (Quality)

R S T
(Region/Radiation) (Severity) (Treatment)

U V
(Understanding/Impact of you) (Value)
• Untuk mendapatkan pengalaman individual
tentang nyeri dengan menggunakan cara yang
terstandar
• Untuk membantu menentukan tipe nyeri dan
kemungkinan penyebab
• Untuk membantu menentukan efek dan pengaruh
pengalaman nyeri terhadap individu dan
kemampuan uantuk beraktifitas
• Merupakan dasar untuk menyusun rencana
tatalaksana nyeri
• Menjadi standar komunikasi bagi multidisiplin
nyeri
• “Apa yang dikatakan pasien” merupakan
sumber data utama nyeri. Percayai apa
yang dikatakan pasien, ekspresi nyeri
yang berkurang tidak berarti bahwa
nyeri tidak ada.
• Kecuali untuk pasien mengalami kelainan
kognitif, maka laporan keluarga atau orang
terdekat menjadi sumber data utama
• Kelainan kognitif akan berpengaruh terhadap
peningkatan kecemasan, menghindari proses
perawatan, sikap agresive, gangguan nafsu
makan, gangguan tidur, imobilisasi atau
menarik diri
• Nociceptive pain - nyeri yang timbul akibat
stimulasi pada serabut syaraf dan
mentransmisikan signal nyeri secara normal
ke pusat syaraf.
• Somatic pain – Nyeri yang berasal dari otot,
jaringan tissue atau tulang. Biasanyanya
terlokalisasi dan keluhan yang muncul adalah
keluhan yang mendalam, sakit dan
membosankan. Sebagai contoh adalah nyeri
karena metastase kanker, osteoartritis, atau
kerusakan jaringan
• Visceral pain – Nyeri yang berasal dari organ
dalam dan sekitarnya
• Neuropathic pain – merupakan kondisi
abnormal pada serabut syaraf yang
ditransmisikan dari syaraf tepi ke pusat
syaraf.
• Penting untuk menjelaskan kepada pasien dan
keluarga nyeri bisa saja menjadi lebih buruk
sesuai dengan kondisi penyakit dan jelaskan juga
beberapa cara yang bisa dipilih untuk
mengatasinya
• Diskusikan tentang konsep pencegahan nyeri
dengan pasien dan keluarga dan upaya-upaya
yang bisa dilakukan sebelum nyeri menjadi lebih
buruk
• Ajarkan kepada pasien dan keluarga untuk
melaporkan perubahan-perubahan yang muncul,
jika muncul rasa nyeri baru atau jika nyeri tidak
membaik setelah dilakukan intervensi
Beberapa pasien terutama orang tua mungkin
tidak akan mengungkapkan rasa nyerinya karena
• Sebelumnya tidak ditangani secara serius
• Dianggap terlalu banyak keluhan
• Ingin dianggap kuat (tabah) (pada beberapa
suku bangsa)
• Nyeri timbul karena faktor usia, nyeri menjadi
keluhan umum pada orang tua
• Memilih untuk menghindari pengobatan dan
efek sampingnya
Edukasi harus dilakukan dengan beberapa
pertimbangan berikut:
• Untuk meyakinkan pasien melaporkan rasa
nyerinya dengan rasa percaya dan lingkungan
yang mendukung
• Libatkan pasien dan keluarga untuk
menentukan rencana penatalaksanaan nyeri
dengan mempertimbangkan nilai-nilai pasien,
dengan saling berdiskusi tentang tujuan
tatalaksana nyeri
Kategori Skor
Wajah Tidak ada ekspresi tertentu atau senyuman 0
Menyeringai sekali-kali atau mengerutkan dahi, muram ogah-ogahan 1
FACE Dagu gemetar dan rahang diketap berulang 2
Ekstrimitas Posisi normal atau santai 0
Gelisah, resah, tegang 1
LEG Menendang atau menarik kaki 2
Gerakan Rebahan dengan tenang, posisi normal, bergerak dengan mudah 0
Menggeliat , maju mundur, tegang 1
Activity Menekuk/posisi tubuh meringkuk, kaku atau menyentak 2
Tangisan Tidak ada tangisan ( terjaga atau tertidur ) 0
Mengerang/merengek, gerutuan sekali-kali 1
Cry Menangis tersedu-sedu, mejerit, terisak-isak, menggerutu berulang- 2
ulang
Kemampuan Senang, santai 0
Dapat ditenangkan dengan sentuhan, pelukan atau berbicara, dapat 1
ditenangkan dialihkan
Consolability Sulit/tidak dapat ditenangkan dengan pelukan, sentuhan atau
distraksi
2

Skor Total
 0 : tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan  4 – 6 : nyeri sedang  7-10 : nyeri berat
O P Q
(onset) (Provokes) (Quality)

R S T
(Region/Radiation) (Severity) (Treatment)

U V
(Understanding/Impact of you) (Value)
1. Skala Nyeri
2. Lokasi Nyeri

3. Onset
a. Mulai terjadi nyeri..................yang lalu.
b. Berapa Lama terjadinya nyeri : ....................
c. Kekerapan terjadinya nyeri :
 Sering, setiap ...........................................
 Kadang-kadang, setiap ............................
 Jarang , setiap ..........................................
4. Skala Nyeri selama 4 minggu terakhir
5. Skala rata-rata 4 minggu terakhir
6. Penyebab / provokasi rasa nyeri
a. ....................................................................................................
b. .................................................................................................
7. Deskripsi rasa nyeri Score
 Nyeri terus menerus tanpa peningkatan atau  0
penurunan rasa sakit  -1
 Nyeri hilang timbul, kadang-kadang bebas nyeri
 +1
 Nyeri terus menerus, dengan serangan hebat
 +2
mendadak
 Nyeri Ringan dengan muncul serangan nyeri
sedang
8. Apakah nyeri menjalar?  tidak  ya, dari..............ke arah ...........
Jika ya berikan skor : +2
9. Jawab pertanyaan berikut dengan memberi tanda
centang / Isi sesuai keluhan pasien

Tidak pernah (0)

Kadang-kadang

Sangat sering
Jarang Sekali
(1)

(2)

(4)

(5)
Jarang

Sering
(3)
Pertanyaan / Pernyataan

Adakah rasa terbakar di daerah nyeri


Adakah rasa geli atau seperti tertusuk
(kesemutan) di lokasi nyeri
Apakah tekanan ringan (baju, selimut)
bisa menimbulkan rasa nyeri
Adakah serangan nyeri mendadak
seperti tersengat listrik
Apakah sensasi dingin atau hangat
menimbulkan nyeri
Apakah tekanan ringan jari
menimbulkan nyeri
Total Skor
10. Penyakit Penyerta ?  tidak  ya, ....................................
11. Riwayat pengobatan nyeri: Jenis obat ......... Lamanya ......
12. Pengaruh pengobatan terhadap rasa nyeri
 tidak membantu  kadang membantu  cukup membantu
 sangat membantu

13. Nyeri memburuk pada saat:  pagi  siang  malam


14. Apakah Nyeri mengganggu tidur?  tidak  kadang-
kadang mengganggu  sangat mengganggu
15. Riwayat trauma sebelumnya ?  tidak  ya, ....................
16. Skala / tingkat kenyamanan nyeri yang diharapkan
Kesimpulan:
1. Skala Nyeri : .............
2. Derajat Nyeri :
 ringan (skala 1-3)  sedang (skala 4-6)  berat (skala 7-10)
3. Tipe Nyeri :
 nosiseptik  neuropatik  inflamatorik  campuran
4. Sifat nyeri :
 akut (kurang 6 bulan)  kronis (lebih dari 6 bulan)
Intensitas Monitoring
Waktu Evaluasi / Monitoring
Skala Nyeri 0-3 Tiap 24 jam
Skala Nyeri 4-6 Tiap shift
Skala Nyeri 7-9 Tiap 1 jam
Skala Nyeri 10 Tiap 15 menit

• Ada ketentuan kerangka waktu yang jelas


• Proses terlaksana dan terdokumentasi
dengan baik
Nyeri
Hilang
Nyeri
berkurang

Nyeri
II. DIAGNOSA KEP
a. Ansietas b.d nyeri yang tidak hilang
b. Ggn rasa nyaman : nyeri b.d. cedera fisik atau trauma,
penurunan suplai darah ke jaringan, proses melahirkan
normal
c. Nyeri kronik b.d. jaringan parut, kontrol nyeri yg tidak
adekuat
d. Ketidakberdayaan b.d. nyeri maligna kronik
e. Ketidakefektifan koping individu b.d. nyeri kronik
f. Hambatan mobilisasi fisik b.d. nyeri muskuloskeletal, nyeri
insisi
g. Resiko cedera b.d. penurunan resepsi nyeri
h. Defisit perawatan diri b.d. nyeri muskuloskeletal
i. Disfungsi seksual b.d. nyeri artritis panggul
j. Ggn pola tidur b.d. nyeri punggung bag bawah
III. MANAGEMEN NYERI
1. Intervensi farmakologis
2. Intervensi non-farmakologis
a. Distraksi : nonton TV, musik, nafas dalam
b. Relaksasi : meditasi, yoga
c. Progress relaksasi
d. Guided Imagery
e. Massage
f. Therapeutik touch
g. Aromatherapy
h. Acupunctur
I. TENS : stimulasi saraf elektrik transkutan
j. Hypnosis

Anda mungkin juga menyukai